Anda di halaman 1dari 3

Beda dengan bisnis sahabat Zubair bin al-Awwam ra yang lebih suka menerima pinjaman.

Produk
layanan Zubair ini menimbulkan implikasi yang berbeda. Pertama, dengan mengambil uang itu sebagai
pinjaman, ia memiliki hak untuk memanfaatkannya.

Kedua, karena bentuknya pinjaman, ia berkewajiban untuk mengembalikan secara utuh. Contoh yang
dilakukan Zubair bin al-Awwam ra adalah produk tabungan dengan akad mudharabah yang juga hanya
ada di bank syariah.

Dalam hal ini bank syariah wajib memberikan imbal hasil pada nasabah sesuai dengan hasil yang
didapatkan dari pengelolaan dana simpanannya. Besarnya bisa berbeda setiap bulan sesuai dengan
kinerja bank syariah itu.

Jadi jelas ya Guys, menabung saja di bank syariah itu bisa beda loh. Lain hal yang kita dapati di bank
konvensional. Begitu kita menabung sudah langsung dijanjikan mendapatkan bunga sekian persen setiap
bulan.

Dalam keuangan Islam, bunga uang secara fiqih dikategorikan sebagai riba. Haram, Bro.]umhur ulama
seperti Abu Zahrah,Abu A’la al-Maududi,Abdullah al-’Arabi, dan Yusuf Qardhawi mengatakan bunga bank
itu riba nasiah yang dilarang oleh Islam.

Pendapat para ahli itu adalah juga berdasarkan penggalan firman Allah dalam Surat Al Baqarah ayat 275
yang berbunyi

Karena itu, di sejumlah negara Islam dan berpenduduk mayoritas muslim mulai timbul usaha-usaha
untuk mendirikan lembaga bank alternatif non-ribawi. Melihat gagasannya yang ingin membebaskan diri
dari mekanisme bunga,pembentukan bank Islam mula-mula menimbulkan keraguan.

Hal itu muncul karena anggapan sistem perbankan bebas bunga sebagai sesuatu yang mustahil. Tidak
lazim. Sehingga timbul pula pertanyaan bagaimana nanti bank Islam membiayai operasionalnya.

Konsep teoritis mengenai bank Islam muncul pertama kali pada tahun 1940-an. Dengan gagasan
mengenai perbankan berdasarkan bagi hasil. Usaha modern pertama untuk mendirikan bank tanpa
bunga dimulai di Pakistan untuk mengelola dana haji pada pertengahan tahun 1940-an.
Tetapi usaha ini tidak sukses. Perkembangan berikutnya usaha pendirian bank syariah yang paling sukses
dan inovatif di masa modern dilakukan di Mesir pada tahun

1965. Berdirinya MitGhamr Local Saving Bank. Bank ini diterima dengan baik oleh kalangan petani dan
masyarakat pedesaan. Kesuksesan MitGhamr ini memberikan inspirasi bagi umat muslim di seluruh
penjuru dunia. Timbullah kesadaran bahwa prinsip-prinsip Islam ternyata masih dapat diaplikasikan
dalam bisnis modern.

Ketika Organisasi Konferensi Islam (OKI) akhirnya terbentuk, serangkaian konferensi internasional mulai
dilangsungkan. Salah satu agenda ekonominya adalah pendirian bank Islam.

Bank Islam swasta pertama adalah Dubai islamic Bank. Didirikan tahun 1975 oleh sekelompok pengusaha
muslim dari berbagai negara. Tahun 1977 berdiri dua bank Islam dengan nama Faysal Islamic Bank di
Mesir dan Sudan.

Pada tahun itu pula pemerintah Kuwait mendirikan Kuwait Finance House.

Perkembangan selanjutnya di era 1970-an,usaha-usaha mendirikan bank Islam mulai menyebar ke


banyak negara. Negara seperti Pakistan, lran, dan Sudan bahkan mengubah seluruh sistem keuangan
menjadi sistem nir-bunga.Walhasil semua lembaga keuangan di negara itu beroperasi tanpa
menggunakan bunga.

Di negara seperti Malaysia dan Indonesia, bank nir-bunga beroperasi berdampingan dengan bank-bank
konvensional.

Perbankan syariah di Indonesia

lnisiatif pendirian bank Islam di Indonesia dimulai tahun 1980 melalui diskusi-diskusi bertemakan bank
Islam Sebagai pilar ekonomi. Uji coba gagasan perbankan Islam dipraktikkan dalam skala terbatas dengan
pendirian Bait

At-Tamwil Salman ITB Bandung dan Koperasi Ridho Gusti Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai