Anda di halaman 1dari 23

MASA DEWASA AWAL

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah

Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu : Hera Septriana, M.Pd

Disusun oleh :

Azril Ikhsan Assafaat

1911020228

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN S1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Makalah ini dibuat atas tugas dari mata kuliah Bahasa Indonesia yang
mengharuskan kami membuat sebuah makalah yang berisikan tentang masa
dewasa awal.

Dalam makalah kami buat banyak sekali manfaat yang dapat diambil bagi
pembaca. Selain dapat memberikan wawasan yang lebih, kami juga berharap
pembaca dapat mengerti dan paham tentang perubahan-perubahan baik itu
perubahan fisik, psikologis maupun psikososialnya pada masa awal dewasa.
Selain itu juga, kami juga membahas masa dewasa awal menurut pandangan Islam
yakni dari pandangan Al-Qur’an dan hadist.

Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah


mendukung hingga terselesaikannya makalah ini, dan kami juga berharap adanya
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah selanjutnya.

Demikian yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini. Kami mohon
maaf apabila pembaca masih menemui kesalahan. Dan semoga makalah yang
telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Purwokerto, 7 Desember 2019

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian mengenai perkembangan dikemukakan oleh beberapa ahli. Defini


perkembngan menurut Santrock adalah pola perubahan yang dimulai sejak
pembuahan,yang berlamjung sepanjang rentang kehidupan manusia (W.
Santrock,7).
Desmita (2012) mendefinisikan bahwa perkembangan secara luas adalah
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah,
perkembangan juga mencakup konsep usia yang diwakili dari saat pembuahan dan
berakhir dengan kematian. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-
ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke
tahap yang lebih tinggi.
Masa dewasa menurut beberapa ahli psikologi perkembangan dibagi menjadi
tiga, yaitu (18-40), dewasa madya (40-60), dewasa akhir yang disebut lanjut usia
pada rentang usia di atas 60 tahun. Pada makalah ini, penulis hanya menyajikan
dua tahap pada masa dewasa yaitu awal dan madya. Mulai dari batasan usia, ciri
khas perkembangan dewasa, tugas perkembangan, dan perkembangan fisik,
kognitif, emosi,sosial dan moral.
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa dewasa.
Peralihan dari ketergantungang kemasa mandiri baik dari ekonomi, kebebasan
utuk menentukan diri, dan pandangan masa depan lebih realistis.
Para psikolog perkembangan umumnya sepakat bahwa di masyarakat
industry Barat anak-anak muda memasuki masa dewasa antara usia 18 dan 20
tahun. Selama bertahun-tahun literature menggambarkan bahwa masa dewasa
pertengahan dimulai pada usia 40 tahun, sehingga usia 40tahun menjadi titik
tengah kehidupan (Upton, 216).
Dewasa seringkali disebut dengan matang atau masak. Kedewasaan atau juga
kematangan merupakan titik puncak suatu proses perkembangan, sebab pada
hakekatnya perkembangan bertujuan untuk mencapai kedewasaan. Berikut ini
akan diuraikan beberapa aspek perkembangan yang terjadi selama masa dewasa
awal, yang meliputi perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
2. Untuk memberi tahu pada para pembaca mengenai proses perkembangan
dewasa awal baik secara umum, para ahli, dan secara pandangan menurut
agama Islam (Al-quran dan Hadist).
3. Memberikan gambaran bagi mahasiswa mengenai ciri dan perubahan
yang terjadi pada masa dewasa awal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Dewasa Awal


Masa dewasa dini juga bisa disebut pula dengan ialah “adult” yang berasal
dari kata kerja latin, seperti juga istilah “adolescence- adolescere” yang berarti
tumbuh menjadi kedewasaan. Akan tetapi kata adult berasal dari bentuk lampau
partisipel dari kata kerja adultus yang berarti “telah tumbuh menjadi kekuatan dan
ukuran yang sempurna.” Atau “telah menjadi dewasa” oleh karena itu, orang
dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan pertumbuhannya dan siap
menerima kedudukan dalam masyarakat bersama dengan orang dewasa lainnya.

Setiap kebudayaan membuat perbedaan usia kapan seseorang mencapai status


dewasa secara resmi. Pada sebagian besar kebudayaan kuno, kasus ini ercapai
apabila pertumbuan pubertas sudah selesai atau hampir selesai dan apabila organ
kelamin anak telah berkembang dan mampu berproduksi.belum lama ini dalam
kebudayaan amerika seorang anak belum resmi dianggap dewasa kalau ia belum
mencapai usia 21 tahun.

Sekarang umur 18 tahun merupakan umur dimana seseorang dianggap


dewasa secaara syah. Dengan meningkatnya lamanya hidup atau panjangnya usia
rata-rata yang maka masa dewasa sekarang mencakup waktu yang paling lama
dalam rentang hidup. Selama masa dewasa yang panjang ini, perubahan-
perubahan fisik dan psikologi terjadi pada waktu- waktu yang dapat dimalkan
seperti masa kanak-kanak dan masa remaja, yang juga mencakup periode yang
cukup lama- saat terjadinya perubahan-perubahan fisik dan psikologis tertentu ,
masa dewasa biasanya dibagi berdasarkan periode yang menunjuk pada
perubahan-perubahan tersebut, bersama dengan penyesuaian diri dan tekanan-
tekanan berdaya serta harapan-harapan yang timbul akibat perubahan-perubahan
tersebut.

Berikut ini pembangian dari masa dewasa dini ialah;

1. Masa dewasa dini (awal)


Masa dewasa ini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira-kra umur 40
tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis yang menyertia
berkurangnya kemampuan reproduktif.
2. Masa dewasa madya
Masa dewasa madya, masa ini simulai pada umur 40 tahun sampai pasa
umur 60 tahun, yakni saat baik menurunnya kemampuan fisik dan
psikologis yang jelas Nampak pada setiaap orang.
3. Masa dewasa lanjut (usia lanjut)
Masa dewasa lanjut – senescence, atau usia lanjut dimulai pad umur 60
tahun samapai kematian. Pada waktu ini baik kemampuan fisik maupun
psikologsi cepaat menurun. Tetapi teknik pengobatan modern serta upaya
dalam hal berpakaian dan dandanan, memungkinkan pria dan wanita
berpenampilan, bertindak dan berperasaan seperti kala mereka masih
muda.

Perlu diingat bahwa pembagian ini tidak mutlak dan ketat. Pembagian ini
hanya menunjukkan umur rata-rata pria dan wanita mulai menunjukkan
perubahan-perubahan dalam penampilan, minat, sikap dan perilaku yang karena
tekanan-tekanan lingkungan tertentu dalam kebudayaan akan menimbulkan
masalah-masalah penyesuaian diri dan tidak dapat tidak harus dihadapi setiap
orang dewasa. Sebagaimana ditekankan oleh “gould” usia yang tepat saat
perubahan-perubahan itu terjadi adalah produk dari kepribadian gaya hidup dan
sub-budaya total seorang individu.
Bagi mayoritas orang, masadewasa awal menandai puncak dari kesehatan
fisik. Refleks mereka tercepat, dan kesempatan mereka untuk meninggal karena
penyakit cukup kecil. Terlebih lagi, kemampuan reproduksi mereka juga berada
pada tingkat tertinggi.Sementara perubahan fisik pada masa dewasa juga
mencerminkan orang biasanya membawa diri mereka kedunia karier, pernikahan,
dan keluarga.

Awal masa dewasa awal biasanya di tandai dengan meninggalkan rumah


masa kecil dan memasuki dunia kerja. Seseorang mengembangkan tujuan hidup
dan membuat pilihan karier. Kehidupan mereka seringkali berpusat pada karier
yang membentuk bagian penting dari identitas mereka (Vaillant & Vaillant,
1900; Levinson, 1990, 1992).

Pada masa ini terjadi pula pertumbuhan hebat pada jaringan seperti misalnya
otot dan tulang, dan ini secara langsung mempercepat kematangan system
reproduksi. Pertumbuhan fisik ini berbeda antara anak laki-laki dan anak
perempuan. Perempuan ternyata lebih cepat masak dan demikian anak perempuan
juga lebih matang dari pada anak laki-laki seusianya.Masa ini ditandai pula
dengan adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan
suara, menstruasi.

Menurut Santrock (1999) diketahui bahwa dewasa muda sedang mengalami


peralihan dari masa remaja untuk memasuki masa tua. Pada masa ini, seorang
individu tidak lagi disebut sebagai masa tanggung (akil balik), tetapi sudah
tergolong sebagai seorang pribadi yang benar-benar dewasa (maturity). la tidak
lagi diperlakukan sebagai seorang anak atau remaja, tetapi sebagaimana layaknya
seperti orang dewasa lainnya. Penampilan fisiknya benar-benar matang sehingga
siap melakukan tugas-tugas seperti orang dewasa lainnya, misalnya:
Tugas-tugas pada Tugas-tugas pada usia Tugas-tugas pada
kedewasaan awal pertengahan kematangan akhir
1. Memilih seorang Memperoleh tanggug Menyesuaikan terhadap
teman hidup jawab social sebagai penurunan kekuatan fisik
warga Negara yang dan kesehatan
sudah dewasa
2. Belajar hidup Memantapkan dan Penyesuaian terhadap
dengan pasangannya memelihara standart masa pension dan
hidup ekonomi penurunan pendapatan
3. Memulai suatu Mengembangkan kegiatan Menyesuaikan terhadap
keluarga waktu luang orang kematian pasangannya
dewasa
4. Memelihara anak- Membantu anak-anak Mengikuti kegiatan
anak muda menjadi orang kelompok sebaya
dewasa yang bahagia dan
bertanggung jawab
5. Mengatur rumah Berhubungan dengan Mengadakan pertemuan
pasangannya sebagai social dan jaminan social
seorang pribadi sebagai warga Negara
6. Memulai suatu Menerima dan Menentukan pengaturan
pekerjaan menyesuaikan perubahan hidup fisik yang
fisik pada usia memuaskan
peetengahan
7. Tanggung jawab Menyesuaikan terhadap
sebagai warga orang tua yang sudah
Negara berumur
8. Menemukan satu
kelompok social
yang simpatik

Desmita (2015:234) membagi 3 perubahan perkembangan fisik pada masa


dewasa awal, yaitu antara lain:
1. Kesehatan Badan
Bagi kebanyakan orang, masa dewasa ditandai dengan memuncaknya
kemampuan dan kesehatan fisik. Mulai dari sekitar usia 18 hingga 25 tahun,
individu memiliki kekuatan yang terbesar, gerak-gerak reflek mereka sangat
cepat. Lebih dari itu, kemampuan reproduktif mereka berada di tingkat yang
paling tinggi. Akan tetapi, pada usia mulai dari 40-50 wanita mengalami
perubahan kemampuan reproduktif, yakni mulai mengalami monopouse
atau berhentinya menstruasi dan hilangnya kesuburan.
Bagi laki-laki, proses penuaan selama masa pertengahan dewasa tidak
begitu kentara. Hanya beberapankemunduran fisik, seperti berkurangnya
produksi air mani, frekuensi orgasme yang cenderung merosot. Pada usia
30-an hingga 40-an umumnya pria menyadari bahwa dirinya tidak lagi
berada pada puncak kemudaannya. Tidak bisa lagi berlari cepat,
mengangkat benda yang berat, dan sedikit tidur. Penglihatan dan
pendengarannyapun mulai berkurang ketajamannya, daya ingatnya
melemah, sulit dalam hal belajar dan mengingat informasi teetentu. Dia
lebih gampang terkena penyakit parah.

2. Perkembangan Sensori
Pada awal masa dewasa, penurunan fungsi penglihatan dan pendengaran
mungkin belum begitu kentara. Akan tetapi, pada masa dewasa tengah
perubahan-perubahan dalam penglihatan dan pendemgaran merupakan dua
perubahan fisik yang paling menonjol.

3. Perkembangan otak
Mulai masa dewasa awal, sel-sel otak juga berangsur-angsur berkurang.
Tetapi perkembangbiakan koneksi neural (neural connection), khususnya
bagi orang-orang yang tetap aktif, mampu mengganti sel-sel yang hilang.

Masa dewasa muda (awal) juga segala tindakannya sudah dapat di-kenakan
aturan-aturan hukum yang berlaku, artinya bila terjadi pelanggaran, akibat dari
tindakannya akan memperoleh sanksi hukum. Masa ini ditandai pula dengan
adanya perubahan fisik, misalnya tumbuh bulu-bulu halus, perubahan suara,
menstruasi, dan kemampuan reproduksi. Dengan demikian aspek-aspek
perkembangan fisik meliputi beberapa hal yaitu:
1. Kekuatan dan energi
Selepas dari bangku pendidikan tinggi, seorang dewasa muda berusaha
menyalurkan seluruh potensinya untuk mengembangkan diri melalui jalur
karier.Kehidupan karier, sering kali me-nyita perhatian dan energi bagi
seorang individu.
2. Ketekunan
Untuk dapat mencapai kemapanan ekonomis (economically es-
tablished), seseorang harus memiliki kemauan kerja keras yang disertai
ketekunan.
3. Motivasi
Maksud dari motivasi di sini ialah dorongan yang berasal dari
kesadaran diri sendiri untuk dapat meraih keberhasilan dalam suatu
pekerjaan.

Adapun perubahan-perubahan fisik secara umum:


1. Orang dewasa muda secara umum berada dipuncak kebugaran
fisiknya.
2. Garis-garis dan kerutan-kerutan salah satu pertanda penuaan
3. Penuaan mengakibatkan penurunan efisiensi sebagian besar system
ragawi dimulai sejak 20-an dan seterusnya.
4. Meningkatnya dorongan untuk mempertahankan penampilan fisik
melalui bedah kosmetik.
5. Dimasa dewasa awal, individu sibuk mengembangkan kemampuan
dalam berbagai kedekaan, berusaha membangun hubungan dan
menemukan cinta yang mendalam.
6. Kecenderungan terhadap kedekatan yang lebih besar dengan lawan
jenis yang dimulai dimasa remaja berlanjut hingga ke masa dewasa
awal.

Tahapan Perkembangan dan Usia


Salah satu ahli teori pertama yang mengajukan pendekatan rentang
kehidupan terhadap psikologi perkembangan adalah ahli psikoanalisa bernama
Erik H. Erikson (1902-1994). Menurut Erikson, sebagaimana perkembangan anak
melalui beberapa tahapan, demikian juga perkembangan orang dewasa. Setiap
tahapan dicirikan oleh adanya tantangan tertentu, yang disebutnya sebagai
“kritis”, yang idealnya di selesaikan sebelum individu melangkah ke tahapan
selanjutnya.
1. Kepercayaan vs ketidak kepercayaan (trust versus mistrust) adalah
tantangan yang terjadi selama tahun pertama kehidupan bayi, saat ia
bergantung pada orang lain untk menyediakan makanan, kenyamanan,
kontak fisik, dan kehangatan. Jika kebutuhan-kebutuhan ini tidak terpenuhi,
anak mungkin tidak akan pernah mengembangkan kepercayaan mendasar
terhadap orang lain, yang dibutuhkan untuk bertahan di dalam dunia.
2. Otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu (autonomy [independence] vs shame
and doubt) adalah tantangan yang terjadi saat anak dalam masa toddler
(dibawah usia tiga tahun). Anak kecil belajar untuk menjadi dan harus
melakukan hal tersebut tanpa merasa terlalu malu atau tidak yakin dengan
perilakunya sendiri.
3. Inisiatif vs perasaan bersalah (initiative versus guilt) adalah tantangan yang
terjadi pada usia prasekolah. Anak mepelajari ketrampilan fisik dan mental
yang baru. Menetapkan tujuan.
B. Perkembangan Kognitif pada Masa Dewasa Awal

Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang padanannya knowing


yang berarti mengetahui. Dalam arti yang luas Neisser menjelaskan, cognition
(kognisi) ialah perolehan, penataan dan penggunaan pengetahuan. Dalam
perkembangan selanjutnya, istilah kognitif menjadi populer sebagai salah satu
domain atau wilayah/ranah psikologis manusia yang menurut Chaplin hal tersebut
meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman,
pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan dan
keyakinan.

Secara umum kognitif diartikan potensi intelektual yang terdiri dari tahapan:
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehention), penerapan (application),
analisa (analysis), sintesa (sinthesis), evaluasi (evaluation). Kognitif berarti
persoalan yang menyangkut kemampuan untuk mengembangkan kemampuan
rasional (akal)

Desmita (2015), menjelaskan perkembangan kognitif pada masa dewasa


awal, yaitu antara lain:

1. Perkembangan Pemikiran Postformal


Piaget percaya bahwa seorang remaja dan seorang dewasa memiliki
cara berpikir yang sama. Akan tetapi, para pengkritik piaget menunjukan
bahwa kesimpulan piaget tersebut tidak dapat diterapkan dalam
kebudayaan-kebudayaan lain, sebab ditemukan banyak anak remaja yang
ternyata tidak menggunakan pemikiran operasional formal. Bahkan para
sejimlah ahli perkembangan percaya bahwa pada masa dewaslah individu
menata pemikiran operasional formal mereka.
Sudut pandang lain mengenai perubahan kognitif pada orang dewasa
dikemukakan oleh K. Warner Schie (1977). Dalam hal ini, Schie percaya
bahwa tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget menggambarkan
peningkatan efisiensi dalam memperoleh informasi (information
processing) yang baru. Pada masa dewasa awal misalnya, orang biasanya
berubah dari mencari pengetahuan menuju menerapkan pengetahuan,
yakni menerapkan apa yang telah diketahuinya untuk mencapai jenjang
karir dan membentuk keluarga.
2. Perkembangan Memori
Salah satu karakteristik yang paling sering dihubungkan dengan orang
dewasa adalah penurunan dalam daya ingat.
3. Perkembangan Inteligensi
Bagi kebanyakan orang, Puncak kemampuan belajar seseorang ketika
pada saat usia 18-25 tahun. Akan tetapi, kebanyakan manusia juga secara
terus menerus mengalami kemunduran.
4. Penalaran moral
Menurut Lawrence Kohlberg, perkembangan moral pada masa dewasa
secara primer bergantung pada pengalaman, walaupun tidak bisa
melampaui batas yang telah di tentukan oleh perkembangan kognitif.
Pengalaman dapat diterjemahkan dalam berbagai konteks budaya.

C. Tipe-tipe intelektual pada masa dewasa awal


Sementar itu, setelah melakukan beberapa penelitian jangka panjang, para
ahli (seperti Baltes dan Schaien, Willis dan Baltes), menyimpulkan ada beberapa
tipe intelektual, yaitu intelegensi kristal ( criztalized intelligence). Flesiksibilitas
kognitif (cognitve flexibility), fleksibilitas visio-motor (visuomotor flexibility), dan
visualisasi (visualazation), (Turner dan Helms, 1995).
1. Visualisasi, yaitu kemampuan individu untuk melakukan proses visual.
Misalnya, bagaimana memahami gambar-gambar yang sederhana sampai
yang lebih kompleks.
2. Fleksibilitas kognitif, adalah kemampuan individu memasuki dan
menyesuakan diri dari pemikiran yang satu kepemikiran yang lain.
3. Fleksibilitas visual motorik, adalah kemampuan untuk menghadapi
sesuatu masalah dari yang termudah kehal yang lebih sulit, yang
memerlukan aspek kemampuan visual/ motorik (penglihatan,
pengamatan, dan keterampilan tangan).
4. Intelegensi kristal, adalah fungsi keterampilan mental yang dapat
digunakan individu itu, yang dipengaruhi berbagai pengalaman yang
diperoleh melalui proses belajar dalam dunia pendidikan.

D. Perkembangan Psikososial pada masa dewasa awal


Sebagian besar golongan dewasa muda telah menyelesaikan pendidikan
sampai taraf universitas dan kemudian mereka segera memasuki jenjang karier
dalam pekerjaannya. Kehidupan psikososial dewasa muda makin kompleks
dibandingkan dengan masa remaja karena selain bekerja, mereka akan memasuki
kehidupan pernikahan, membentuk keluarga baru, memelihara anak-anak, dan
tetap harus memperhatikan orang tua yang semakin tua.

1. Mengubah jalur menuju kedewasaan


Beranjak dewasa. periode dari sekitar 18 tahun hingga pertengahan atau
bahkan akhir dua puluhan, seringkali merupakan waktu bereksperimen
sebelum mengemban peran-peran dan tanggungjawab dewasa yang stabil.
Tugas-tugas seperti mencari pekerjaan yag stabil dan menjalin hubungan
romantic sampai jangka panjang.
2. Menjadi orang tua
Pada Masa dewasa, juga masa dimana mengubah perilaku yang semula
sendiri dak akhirnya harus menjadi orangtua yang baik bagi anak-anaknya.
3. Masa keterasingan social
Dengan berakhirnya pendidikan formal dan terjunnya seseorang ke dalam
pola kehidupan orang dewasa, yaitu karir, perkawinan dan rumah tangga,
hubungan dengan teman-teman kelompok sebaya semakin menjadi renggang,
dan berbarengan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompok diluar
rumah akanterus berkurang. Sebai akibatnya, untuk pertama kali sejak bayi
semua orang muda, bahkan yang populerpun, akan mengalami keterpencilan
sosial atau apa yang disebut krisis ketersingan (Erikson:34).

Menurut Levinson (1986-1996), rentang hidup dapat dibagi menjadi empat


musim: pramasa dewasa, masa dewasa awal, masa dewasa pertengahan, dan masa
dewasa akhir. Adapun dukungan bagi gagasan Levinson psikososial pada masa
dewasa awal adalah masa ketika kita menggali berbagai kemungkinan vokasional.
Setelah perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial adapula Ciri-ciri
Perkembangan Dewasa Awal, yang perlu kita ketahui, Masa dewasa awal adalah
kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:
1. Usia reproduktif (Reproductive Age)
Masa dewasa adalah masa usia reproduktif. Masa ini ditandai
dengan membentuk rumah tangga.Tetapi masa ini bisa ditunda dengan
beberapa alasan. Ada beberapa orang dewasa belum membentuk keluarga
sampai mereka menyelesaikan dan memulai karir mereka dalam suatu
lapangan tertentu.
2. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age)
a. Dengan pemantapan kedudukan (settle down), seseorang
berkembangan pola hidupnya secara individual, yang mana dapat
menjadi ciri khas seseorang sampai akhir hayat. Situasi yang lain
membutuhkan perubahan-perubahan dalam pola hidup tersebut, dalam
masa setengah baya atau masa tua, yang dapat menimbulkan
kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi orang.
b. Ini adalah masa dimana seseorang mengatur hidup dan
bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai membentuk
bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya, sedangkan
wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu
dan pengurus rumah tangga.
3. Usia Banyak Masalah (Problem age)
Masa ini adalah masa yang penuh dengan masalah. Jika seseorang
tidak siap memasuki tahap ini, dia akan kesulitan dalam menyelesaikan
tahap perkembangannya. Persoalan yang dihadapi seperti persoalan
pekerjaan/jabatan, persoalan teman hidup maupun persoalan keuangan,
semuanya memerlukan penyesuaian di dalamnya.
4. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension)
Banyak orang dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang
berhubungan dengan persoalan-persoalan yang dialaminya seperti
persoalan jabatan, perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan
emosional seringkali dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau
kekhawatiran-kekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini
pada umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
persoalan-persoalan yang dihadapi pada suatu saat tertentu, atau sejauh
mana sukses atau kegagalan yang dialami dalam pergumulan persoalan.
5. Masa Kreatif

Bentuk kreativitas yang akan terlihat sesudah orang dewasa akan


tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk
mewujudkan keinginan dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan
sebesar-besarnya. Ada yang menyalurkan kreativitasnya ini melalui hobi,
ada yang menyalurkannya melalui pekerjaan yang memungkinkan
ekspresi kreativitas.

Selain itu didalam psikososial dipengaruhi oleh sikap


keberagamaan pada orang dewasa. Menurut Charlotte Buchler melukiskan
tiga masa perkembangan pada periode prapubertas, periode pubertas, dan
periode adolesan dengan semboyan yang merupakan ungkapan batin
mereka. Di periode prapubertas oleh Charlotte Buchler dengan kata-kata :
“Perasaan saya tidak enak, tetapi tidak tau apa sebabnya.” Untuk periode
pubertasdilukiskannya sebagai berikut: “Saya ingin sesuatu, tetapi tidak
tau ingin akan apa.” Adapun dalam periode adolesan, ia mengemukakan
dengan kata-kata: “Saya hidup da saya tahu untuk apa.” (Crijns dan
Reksosiswojo: 200).

Kata-kata yang digunakan Charlotte Buchler tersebut


mengungkapkan betapa masih labilnya kehidupan jiwa anak-anak ketika
menginjak usia menjelang remaja dan di usia remaja mereka. Sebaliknya,
saat telah menginjak usia menjelang dewasa terlihat adanya kemantepan
jiwa mereka: “Saya hidup dan saya tahu untuk apa,” menggambarkan
bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki tanggung jawab serta sudah
menyadari makna hidup. Dengan kata lain, orang dewasa sudah
memahami nilai-nilai yang dipilihnya dan berusaha untuk mepertahankan
nilai-nilai yang dipilihnya. Orang dewasa sudah memiliki identitas yang
jelas dan kepribadian yang mantap.

Menurut H. Carl Witherington, di periode adolesan ini pemilihan


terhadap kehidupan mendapat perhatian yang tegas. Sekarang mereka
mulai berfikir tentang tanggung jawab sosial moral, ekonomis, dan
keagamaan (M. Buchori, 1982:145). Pada masa adolesan anak-anak
berusaha untuk mencapai suatu cita-cita yang abstrak (Crijns dan
Reksosiswojo: 292). Di usia dewasa biasanya seseorang sudah memiliki
sifat kepribadian yang stabil. Stabilisasi sifat-sifat kepribadian ini antara
lain terlihat dari cara bertindak dan bertingkah laku yang agak bersifat
tetap (tidak mudah berubah-ubah) dan selalu berulang kembali
(M.Buchori, 1982:99). Adapun sikap keberagamaan pada orang dewasa
antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berkut:

a. Menerima kebenaran agama berdasarkan pertimbangan pemikiran yang


matang, bukan sekedar ikut-ikutan.
b. Cenderung bersifat realis, sehingga norma-norma agama lebih banyak
di aplikasikan dalam sikap dan tingkah laku.
c. Bersikap positif terhadap ajaran dan norma-norma agama, dan berusaha
untuk mempelajari dan memperdalam pemahaman keagamaan.
d. Bersikap lebih terbuka da wawasan yang lebih luas.

E. Perkembangan Masa Dewasa Awal Menurut Pandangan Islam


1. Menurut Pandangan Hadist
Menurut pandangan hadist kedewasaan awal disebut tahap Taklif
berkisar dari 15-40 tahun. Pada tahap ini manusia sudah dianggap dewasa, ia
sudah terkena kewajiban untuk menjadi ’abdullah (hamba allah) dan khalifah
(pemimpin) yang baik. Kemandirian yang disiapkan pada tahap amrad
diharapkan dapat menjadi bekal seseorang menjadi pemimpin yang
multisolusi, memahami berbagai masalah, dan memiliki kemampuan
bertindak dan pemimpin yang dapat diandalkan. Dan bekal yang telah
disipakan pada tahap tamyiz diharapkan menjadikan ia sebagai seseorang
yang taat pada Allah.
Menurut at-Taftazani adalah fase ini dimana seseorang telah dapat
menjalankan hukum, naik yang perintah atau larangan. Seluruh perilaku harus
dipertanggungjwabkan sebagai pahala dan dosa. Al ghazali menyebutnya
sebagai fase ’aqilfase dimana tingkat intelektual seseorang sudah mencapai
puncak, ia telah mampu membedakan yang baik dan buruk, benar dan salah.
Pada usia ini juga seseorang dapat menjalankan tugas menjalin relasi dengan
sesama, salah satu yang penting adalahmenikah. Persiapan yang telah
dilakukan pada tahap sebelumnya diharapkan mampu menjadikan seseorang
mampu menjalankan perintah menikah dan berkeluarga. Tugas
perkembangan manusia pada fase Taklif :
a. Memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjalin hubungan dengan
Allah.
b. Memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah ghairu mahdhah Iibadah
bebas).
c. Memiliki kesadaran tentang tanggung jawab terhadap semua makhluk.
d. Memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang makhluk
hidup.
e. Memiliki pengetahuan dan keterampilan bebas teknis dalam bidang
tertentu (bidang yang memiliki manfaat dalam kehidupan bersama
manusia).
f. Memiliki kemampuan memahami diri sendiri.
g. Memelihara dan mengembangkan kekuatan dan kesehatan fisik.
h. Memiliki kemampuan mengontrol dan mengembangkan diri sendiri.
i. Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan makhluk fisik lain
(tumbuhan, binatang, makhluk mati).
j. Membebaskan diri dari pengaruh makhluk gaib.

2. Menurut Pandangan Al-Qur’an


Kedewasaan masih belum tuntas diperbincangkan oleh para ulama maupun oleh
pemerintah Indonesia. Di kalangan ulama klasik dan kontemporer terjadi perbedaan
pendapat soal batasan kedewasan seseorang. Pemerintah Indonesia pun ternyata
mempunyai beberapa undang-undang mengenai batasan kedewasaan yang berbeda-
beda, misalnya di dalam UU Perkawinan 1974 terdapat ketentuan 16 tahun bagi
perempuan untuk menikah, sementara di dalam UU Ketenagakerjaan terdapat
ketentuan 18 tahun untuk menjadi tenaga kerja. Kedewasaan kembali diperdebatkan
manakala sebagian kalangan dan khususnya NGO melakukan Judicial Review UU
Perkawinan untuk menaikkan usia perkawinan dari 16 tahun menjadi 18 tahun.
“Bâligh” adalah kata yang dikenal di kalangan umat Muslim mengandung arti
“dewasa”. Seorang yang sudah dewasa disebut bâligh. Kata bâligh dalam
diskursus fikih kebanyakan mengandung arti kedewasaan secara fisik,
misalkan mimpi basah bagi laki-laki dan menstruasi bagi perempuan.
Namun, menarik untuk dikaji lebih lanjut kata bâligh dalam diskursus al-
Qur`an. Saya melacak dalam al-Qur`an terdapat tiga kata baligh. Ketiganya
disebutkan dalam konteks yang berbeda dan kalau dikolaborasikan maka akan
mendapatkan pengertian yang saling melengkapi.
Salah satu metode tafsir al-Qur`an yang disebut oleh para ahli tafsir, semisal
Syaikh Jalaluddin al-Suyuthi dalam kitab “al-Itqân fî ‘Ulûm al-Qur`ân”,
sebagai metode al-tafsîr bi al-ma`tsûr, yaitu sebuah metode menafsirkan al-
Qur`an dengan al-Qur`an, menafsirkan ayat dengan ayat lain yang berbicara
tentang tema yang sama dalam konteks yang berbeda, atau menafsirkan al-
Qur`an dengan hadits Nabi Saw.
Metode yang gunakan dalam mengkaji baligh adalah metode penafsiran satu
ayat dengan ayat yang lain yang berbicara tentang tema yang sama (yaitu soal
bâligh), tetapi dalam konteks yang berbeda. Dengan konteks yang berbeda-
beda itu, tema tersebut dapat didudukkan pada perbincangan yang lebih luas
sebagai upaya menghindari reduksi.

a. Pertama, bâligh yang disebutkan dalam kalimat “balagha al-hulum” [QS.


al-Nur: 59]. Kalimat ini mengandung kedewasaan seseorang dalam
konteks kedewasaan fisik yang ditandai dengan ‘mimpi basah’.
b. Kedua, bâligh yang disebutkan dalam kalimat “balaghû al-nikâh” [QS. al-
Nisa`: 6], yang berarti sudah cukup umur untuk menikah, yang ditandai
dengan al-rusyd (cakap dan pandai). Kata bâligh di sini memberi
pengertian tentang kedewasaan seseorang dalam konteks tanggungjawab,
khususnya tanggungjawab dan kecakapan dalam mengelola harta.
Tanggungjawab terkait erat dengan mental, pikiran dan psikologis
seseorang.
c. ketiga, bâligh yang disebutkan dalam kalimat “balagha asyuddah” [QS.
al-Ahqaf: 15, dan QS. al-Qashash: 14], yakni telah sempurna kekuatannya,
akalnya, dan pandangannya. Bâligh dalam ayat ini berbicara dalam
konteks kematangan seseorang. Dalam hal ini bâligh bisa diibaratkan
seperti buah yang secara alamiyah telah matang di pohonnya sehingga siap
untuk dipetik atau dipanen. Jika buah yang belum matang dipetik lalu
dimakan, kadang dapat membuat perut sakit atau seringkali tidak ada
manfaatnya.

Ketiga pengertian bâligh tersebut jika didekati dengan pendekatan tafsîr


al-âyât bi al-âyât, maka bisa saling melengkapi dalam memberikan gambaran
komprehensif tentang kedewasaan. Selama ini pengertian dewasa yang
dikenal adalah dewasa secara fisik saja, dan itu merupakan reduksi terhadap
makna kedewasaan menurut al-Qur`an: menggunakan satu ayat dan
mengabaikan ayat-ayat yang lain. Jika selama ini, misalnya, seorang anak
berusia 15 tahun sudah dianggap dewasa karena telah mengalami mimpi
basah, sejatinya pengertian tersebut telah mereduksi ayat-ayat lainnya yang
menegaskan tentang aspek kedewasaan yang lebih substansial dan esensial
yaitu al-rusyd (kecakapan dan kepandaian) dan asyuddah (telah sempurna
kekuatannya, akalnya, dan pandangannya). Bila ketiga pengertian tersebut
dipadukan, maka dewasa menurut al-Qur`an adalah dewasa secara fisik,
pikiran, mental, psikologis, sudah memiliki tanggungjawab, dan sudah matang
seperti buah yang matang di pohonnya dan siap untuk dipetik dan dimakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Masa dewasa dini juga bisa disebut pula dengan ialah “adult” yang
berasal dari kata kerja latin, seperti juga istilah “adolescence-
adolescere” yang berarti tumbuh menjadi kedewasaan.
2. Perkembangan masa Dewasa Awal (muda) di bagi menjadi 3
Perkembangannya, yaitu:
a. Perkembangan Fisik
b. Perkembangan Kognitif
c. Perkembangan Psikososial

B. Saran

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu penulis senantiasa dengan lapang dada menerima bimbingan dan arahan serta
saran dan kritik yang sifatnya membangun demi perbaikan karya-karya
berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kedewasaan menurut pandangan islam dari segi Al-Qur’an diakses pada link
https://rumahkitab.com/kedewasaan-menurut-al-quran/ pada Sabtu, 5
Oktober 2019 pukul 10.00 WIB

Kedewasaan menurut pandangan islam dari segi Hadist diakses pada link
https://www.kompasiana.com/navia/553a6a6f6ea834f21ada42ce/psikologi-
perkembangan-islami-fase-perkembangan-manusia-dalam-alquran-sejak-
dalam-rahim-hingga-hingga-pasca-kematian?page=all pada Sabtu, 5 Oktober
2019 pukul 10.15 WIB

Pengertian dan ciri fisik pada masa kedewasaan awal diakses pada link
https://www.academia.edu/29380930/psikologi_PERKEMBANGAN_PAD
A_MASA_DEWASA_AWAL.docx?show_app_store_popup=true pada
Jumat, 4 Oktober 2019 pukul 20.28 WIB

Soesiowindradini. 1998. Psikologi Perkembangan (Masa Remaja). Surabaya:


Usaha Nasional

Anda mungkin juga menyukai