TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kehamilan
a. Konsep Dasar Kehamilan
1) Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum kemudian dilanjutkan dengan implantasi atau nidasi.
kehamilan normal akan berlangsung selama 40 minggu atau 9
bulan terdapat dari kalender internasional jika dihitung dari
fertilisasi sampai bayi lahir. kehamilan dibagi menjadi 3 trimester
yaitu trimester 1 berlangsung dalam 12 minggu, trimester II
berlangsung minggu ke-13 hingga ke-27 dan trimester III
berlangsung dari minggu ke-28 hingga ke 40 (Saifuddin, 2013).
2) Proses Kehamilan
Firman Allah Swt yang menjelaskan asal-muasal terbentuknya
manusia yang dijelaskan dalam Al-Quran Surat. Al Mu’minuun,
ayat 12-14 sebagai berikut:
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati
(berasal) dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya air mani
8
9
dan akan menghasilkan badan polar yang kedua dan satu zigot
(persatuan ovum dan sperma) (Marmi, 2014).
b) Spermatozoa
Pertumbuhan sperma (spermatogenesis) dimulai dengan
spermatogonium menjadi spermatosit primer (kromosom-
kromosom dalam jumlah diploid/2 pasang), menjadi spermatosit
sekunder (membelah 2), menjadi spermatid dan tumbuh menjadi
spermatozoa (sperma) (Marmi, 2014).
Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap
hari. Siklus spermatogenesis berlangsung rata-rata 74 hari.
Sementara itu pemasakan spermatosit menjadi sperma
memerlukan waktu 2 hari (Marmi, 2014).
c) Fertilisasi atau konsepsi
Penyatuan antara sel mani/sperma dengan sel telur di tuba
fallopi. Peristiwa konsepsi atau fertilisasi terjadi di ampula tuba,
pada hari ke-11-14 terjadi ovulasi dari siklus menstruasi normal.
Ovulasi yang disebut juga dengan masa subur adalah peristiwa
matangnya sel telur sehingga siap dibuahi (Marmi, 2014).
Artinya:
Dan segala sesuatu yang dicptakan-Nya dibuat-Nya
dengan sebaik-baiknya, dan dimulainya menciptakan manusia
dari tanah. Kemudian Ia menjadikan keturunannya dari sari pati
air yang hina. Kemudian Ia membentuknya dan meniupkan
11
(3) Ngidam
Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu,
keinginannya yang demikian disebut ngidam. Keadaan ini
biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama (Marmi, 2014).
(4) Sinkope atau pingsan
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala
(sentral) menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan
menimbulkan pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia
kehamilan 16 minggu (Marmi, 2014).
(5) Payudara tegang
Pengaruh estrogen-progesteron dan juga
somatomammotrofin dapat menimbulkan deposit lemak, air,
dan garam pada payudara. Payudara membesar dan tegang,
nyeri serta kencang. Ujung saraf tertekan menyebabkan rasa
sakit terutama pada hamil pertama (Marmi, 2014).
(6) Weight gain
Pertambahan berat badan ibu tidak selalu berbanding
lurus dengan pertambahan berat janin. Umumnya
pertambahan berat badan normal selama kehamilan adalah
7-15 kg (Marmi, 2014).
b) Tanda tidak Pasti Kehamilan
Tanda tidak pasti kehamilan ditentukan oleh (Marmi, 2014) :
(1) Perut membesar
(2) Rahim membesar, sesuai dengan tuanya kehamilan
(3) Pada pemeriksaan dapat dijumpai
13
b) Sistem Urinaria
Pada trimester kedua aliran darah ginjal meningkat dan tetap
terjadi hingga usia kehamilan 30 minggu, setelah itu menurun
secara perlahan. Ginjal mengalami pembesaran dan filtrasi
glomerular. Perubahan dalam filtrasi glomerulus adalah
penyebab peningkatan urea, dan asam urat yang sangat
direabsobsi pada awal kehamilan. Protein dan asam amino
sangat sedikit direabsobsi, sementara asam amino dan vitamin
ditemukan dalam jumlah yang banyak di dalam urin wanita
hamil hanya protein yang tidak biasa ditemukan pada urin
wanita hamil (Jannah, 2012).
c) Sistem Gastrointestinal
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah, sehingga terjadi sembelit atau konstipasi.
Sembelit semakin berat karena gerakan otot di dalam usus di
perlambat oleh tingginya kadar progesteron. wanita hamil sering
mengalami rasa panas di dada dan sendawa, yang kemungkinan
terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan
karena relaksasi spinter dikerongkongan bagian bawah yang
memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.
Ulkus dastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika
sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membaik
17
e) Sistem Metabolisme
Janin membutuhkan 30-40 gram kalsium untuk pembentukan
tulangnya dan ini terjadi ketika trimester terakhir. Oleh karena
itu, peningkatan asupan kalsium sangat diperlukan untuk
menunjang kebutuhan (Jannah, 2012).
7) Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama Masa Kehamilan
Trimester I, II, dan III
a) Trimester I (Periode penyesuaian)
(1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
(2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan
kesedihan. Bahkan kadang ibu berharap dirinya tidak hamil
saja.
(3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda untuk lebih
meyakinkan bahwa dirinya memang hamil.
(4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu
diperhatikan dengan seksama.
(5) Oleh Karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan
rahasia seorang ibu yang mungkin diberitahukannya kepada
orang lain atau dirahasiakannya (Suryati, 2011).
b) Trimester II (Periode kesehatan yang baik)
18
(1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar
hormon yang lebih tinggi.
(2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya dan mulai dapat
menggunakan energi dan kontruktif.
(3) Pada trimester ini ibu mulai merasakan gerakan anak
(pengenalan pada fetus, pertumbuhan dan pembesaran
abdomen, serta gerakan bayi saat di USG).
(4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.
(5) Menuntut perhatian dan cinta.
(6) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan
bagian dari dirinya.
(7) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan,
kelahiran dan persiapan untuk peran baru (Suryati, 2011).
c) Trimester III (Periode penantian dengan penuh kewaspadaan)
(1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek,
aneh dan tidak menarik, Merasa tidak menyenangkan ketika
bayi tidak lahir tepat waktu.
(2) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul
pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.
(3) Khawatir bayi yang dilahirkannya tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.
(4) Merasa sedih kerena akan terpisah dari bayinya dan
perhatian khusus yang diterima selama hamil.
(5) Merasa kehilangan perhatian.
(6) Perasaan mudah terluka (sensitif).
(7) Trimester III saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua.
(8) Keluarga mulai menduga-duga tentang jenis kelamin dan
mirip siapa bahkan mereka mungkin sudah memilih sebuah
nama untuk bayinya (Suryati, 2011).
8) Kebutuhan Ibu Hamil
a) Kebutuhan Nutrisi
19
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai bulan ke-5 atau ke-6,
beberapa ibu dapat merasakan gerakan ini lebih awal, bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 3 jam. Ibu hamil
harus waspada terhadap jumlah gerakan janin (Dewi,dkk,
2015).
f) Keluarnya air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan mendadak disertai
bau yang khas. Adanya kemungkinan infeksi dalam rahim dan
persalinan prematuritas yang dapat meningkatkan morbiditas
dan mortalitas ibu dan bayi (Jannah, 2012).
b. Asuhan Antenatal
1) Pengertian Asuhan Antenatal
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan
memuaskan (Marmi, 2014).
2) Tujuan Asuhan Antenatal
a) Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu
dan bayi dengan pendidikan, nutrisi, kebersihan diri, serta
proses kelahiran bayi.
b) Mendeteksi dan menatalaksanakan komplikasi medis, beda,
atau obstetric selama kehamilan.
c) Memantau kemajuan kehamilan, memastikan kesejahteraan
ibu, dan tumbuh kembang janin.
d) Mengembangkan persiapan persalinan serta kesiapan
menghadapi komplikasi.
e) Memantau menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses,
menjalankan nifas, normal, serta merawat anak secara fisik,
psikologis, dan social
24
Leopold II
Kedua telapak tangan menekan uterus dengan meraba bagian
kanan dan kiri janin kearah kepala pasien, jika ingin meraba
sebelah kanan tangan kiri menekan dan jika ingin meraba
sebelah kiri tangan kanan menekan dan jika teraba keras
seperti papan (punggung Janin), dan jika teraba bagian kecil-
kecil (ektermitas) (Dewi,dkk, 2015).
Leopold III
Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak di bawah
(diatas simfisis) sementara tangan lainnya menahan fundus
jika teraba bulat, melenting (Kepala Janin) (Dewi,dkk, 2015).
26
Leopold IV
Untuk mengetahui sudah sejauh mana masuk pintu atas
panggul (Dewi,dkk, 2015).
Berat badan janin secara sederhana dapat di ukur dengan
mempergunakan rumus diantaranya rumus Joshon Toschak.
Rumus Johson Toschok : BB=(TFU-N)×155
Keterangan : BB : Berat Badan Janin dalam gram
N : Hodge (garis Khayal dalam panggul untuk
mengetahui seberapa jauh penururan kepala
janin)
TFU :Tinggi Fundus Uteri
N : 13 bila kepala belum melewati PAP
N : 12 bila kepala berada diatas spina ischiadika
N : 11 bila kepala berada di bawah spina ischiadika
(Rukiah,dkk, 2013).
27
2. Hypnopregnancy
a. Definisi Hypnopregnancy
Hypnopregnancy adalah suatu metode relaksasi dikhususkan untuk
ibu hamil. Dengan metode ini ibu hamil bisa mendapatkan relaksasi yang
mendalam, baik secara fisik, nafas dan pikiran. Dalam keadaan relaksasi
yang dalam ini seorang ibu bisa mengaktifkan pikiran bawah sadar.
Dampaknya melalui pikiran bawah sadar yang aktif, ibu hamil dengan
mudah mendapatkan suasana rileks, emosi stabil, nyaman dan bahagia.
Inilah kondisi terbaik dalam persiapannya menghadapi persalinan dan ibu
hamil yang melatih diri melalui metode hypnopregnancy, ibu hamil bisa
dengan mudah meminimalkan rasa sakit tanpa penggunaan obat obatan.
Dengan kata lain, hypnopregnancy adalah penggunaaan hypnosis untuk
proses persalinan yang alami, lancar alami. Ibu hamil masuk dalam
relaksasi yang dalam dan dialakukan dalam keadaan sadar. Selain berguna
untuk mengurangi rasa sakit dan memperlancar proses persalinan.
Hypnopregnancy atau penggunaan hypnosis selama masa kehamilan bisa
mencegah gangguan emosional baik saat sebelum persalinan dan setelah
persalinan (Yuliardiani, 2015).
Sama halnya seperti hypno-birthing, hypnopregnancy dapat
dilakukan saat merencanakan kehamilan. Bahkan ada beberapa pasangan
yang melakukannya saat akan menikah. Hypnopregnancy bermanfaat
untuk ketenangan diri, menyeimbangkan tubuh dan pikiran demi
mempersiapkan kehamilan yang sehat dan bibit yang unggul. Karena hal
penting yang harus diingat bahwa kehamilan perlu persiapan fisik, mental,
dan spiritual (Aprillia, 2010).
Keseimbangan tubuh dan pikiran dibutuhkan untuk kondisi psikis
yang sehat. Jika kondisi psikis sehat, otomatis tubuh juga akan menjadi
lebih sehat dan kekebalan tubuh pun menjadi Iebih baik. Pada akhirnya
33
4. Setelah kondisi relaks, tanamkan sugesti dan niat positif ke alam bawah
sadar. Misalnya : "Aku bisa melahirkan secara alami,, lancar dan
normal" atau "Bayiku terlahir sehat."
5. Saat hendak selesai, biarkan otot-otot semakin relaks dengan menghirup
nafas panjang dan buang nafas perlahan lewat hidung. Kembali ke
kondisi normal dan siap melakukan kegiatan lain atau beristirahat.
6. Pada saat bersalin, tetaplah tenang, bernafaslah secara teratur,
selaraskan energi dengan datangnya kontraksi sehingga tenaga tidak
terbuang percuma (Yuliardiani, 2015).
Dengan metode Hypnopregnancy, rasa sakit yang dialami saat
persalinan akan berkurang atau bahkan tidak dirasakan sama sekali, Selain
itu, ibu akan mendapatkan ketenangan diri saat proses persalinan, dan
memungkinkan ibu untuk tidak berteriak/mengamuk/menjerit kala
menahan sakit akibat kontraksi (Yuliardiani, 2015).
Saat seorang ibu sedang melakukan set-up dan relaksasi terdapat
beberapa hal yang perlu menjadi perhatian antara lain :
1. Pastikan kondisi ruangan tidak terlalu panas maupun dingin. Jika
memakai AC maka pastikan temperatur ruangan benar-benar dalam
keadaan sejuk.
2. Jika terdapat bunyi-bunyian yang mengganggu ketenangan, maka
sebaiknya dapat anda sikapi seperti menggunakan headphone sambil
anda mendengarkan musik relaksasi.
3. Pastikan selama anda melakukan imajinasi nantinya, anda benar-benar
tidak diganggu oleh sapaan orang lain.
4. Pastikan segala macam aktivitas rumah tangga seperti memasak,
memompa air, menjemur pakaian dll. Telah anda bereskan terlebih
dahulu, hal ini sangat mempengaruhi kinerja bawah sadar dalam
melakukan proses aktivasinya (Nakita, 2013).
3. Persalinan
a. Konsep Dasar Persalinan
1) Pengertian Persalinan
36
3) Pengeluaran cairan
Pada beberapa kasus terjadi ketuban pecah yang menimbulkan
pengeluaran cairan. Sebagian besar ketuban baru pecah
menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban
diharapkan persalinan berlangsung dalam waktu 24 jam
(Manuaba, 2014).
6) Sebab-sebab Mulainya Persalinan
1) Penurunan kadar progesteron
42
5) Teori prostaglandin
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke-15 hingga
aterm terutama saat persalinan yang menyebabkan kontraksi
meometrium pada setiap umur kehamilan (Rukiah,dkk, 2014).
7) Tahapan persalinan (kala I, II, III dan IV)
43
Artinya: Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik
kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan
susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,
sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh
tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri
nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu
bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau
ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan)
kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau
dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri"
(QS. Al-Ahqaf/46:15).
a) Kala I (kala pembukaan)
Kala I adalah dimulai sejak adanya his yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatanya) yang menyebabkan
pembukaan, sampai serviks membuka lengkap 10 cm
(Nurasiah,dkk, 2012).
Proses pembukaan servik pada kala I dibagi menjadi dua fase
yaitu sebagai berikut:
(1) Fase laten, dimana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
44
Primipara Multipara
Jumlah (tanpa
8-10 jam
memasukkan kala
IV yang bersifat
observasi
(kering)
(Obstetric, 2014: Medical Mini Notes).
(c) Molase (penyusupan tulang kepala janin)
0 : Tulang-tulang kepala janin terpisah, sutura dengan
mudah dapat dipalpasi
1 : Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
3 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih tapi masih
dapat dipisahkan
4 : Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak
dapat dipisahkan
(Obstetric, 2014: Medical Mini Notes).
(d) Kemajuan persalinan
(1) Pembukaan serviks
Catat pembukaan serviks setiap 4 jam sekali dan diberi
tanda “X”
(2) Penurunan bagian terbawah janin
Nilai dan catat turunnya terbawah janin setiap kali
melakuan pemeriksaan dalam (setiap 4 jam) atau lebih
sering bila ada tanda-tanda penyulit. Pada persalinan
normal, kemajuan pembukaan serviks diikuti turunnya
bagian terbawah janin tapi kadang kala terjadi. Setelah
pembukaan serviks sebesar 7 cm. Beri tanda “O” pada
garis waktu yang sesuai
(3) Garis waspada dan harus bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm
dan berakhir pada titik dimana pembukaan lengkap,
diharapkan terjadi jika laju pembukaan 1 cm/jam. Jika
pembukaan serviks mengarah sebelah kanan waspada
(pembukaan kurang dari 1 cm/jam), maka harus
dipertimbangkan adanya penyulit, pertimbangkan juga
adanya tindakan intervensi yang diperlukan, misalnya
persiapan rujukan ke fasilitas rujukan yang mampu
50
Keuntungan :
(1) Memanfaatkan gaya gravitasi
(2) Memberi kesempatan untuk istirahat
(3) Memudahkan melahirkan kepala
(4) Memudahkan melahirkan kepala bayi
(5) Membuat ibu nyaman
(6) Jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan mudah
(Rohani,dkk, 2012).
b) Posisi jongkok/berdiri
54
Keuntungan:
(1) Memperluas rongga panggul
(2) Proses persalinan lebih mudah
(3) Menggunakan gaya gravitasi
(4) Mengurangi trauma pada perineum (Rohani, dkk, 2012).
c) Berbaring miring kekiri
Keuntungan:
(1) Peredaran darah balik ibu menjadi lancar
(2) Kontraksi uterus akan lebih lancar
(3) Memudahkan bidan dalam menolong persalinan
(4) Persalinan berlangsung lebih nyaman (Rohani, dkk, 2013).
55
d) Posisi merangkak
Keuntungan :
(1) Posisi yang paling baik bagi ibu yang mengalami nyeri
punggung
(2) Dapat mengurangi rasa sakit
(3) Mengurangi keluhan haemoroid (Rohani, dkk, 2012).
5) Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan
a) Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan merupakan proses pemecahan masalah
yang akan digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan
bayi baru lahir (Prawirohardjo, 2014).
Empat langkah proses pengambilan keputusan klinik:
(1) Pengumpulan data yaitu data subjektif dan data objektif
(2) Diagnosis
(3) Penatalaksanaan asuhan dan perawatan
(a) Membuat rencana
(b) Melaksanakan rencana
(4) Evaluasi (Prawirohardjo, 2014).
b) Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar
asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut sertakan suami dan
keluarga selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Banyak
56
g) Lahirnya Bahu
(22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar secara
spontan, pegang kepala bayi secara biparietal, anjurkan
ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut
gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu
depan muncul di bawah arkus pubis, dan kemudian
63
l) Pemijatan Uterus
(39) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus, letakan telapak tangan di fundus dan
masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
66
3. Nifas
a. Konsep Dasar Masa Nifas
1) Pengertian Masa Nifas
Asuhan masa Nifas adalah penatalaksanaan asuhan yang
diberikan pada pasien mulai dari saat setelah lahirnya bayi sampai
dengan kembalinya tubuh dalam keadaan seperti sebelum hamil
(Saleha, 2013).
Masa nifas adalah masa setelah partus selesai sampai pulihnya
kembali alat-alat kandungan seperti sebelum hamil.lamanya masa
nifas ini yaitu 6-8 minggu (Walyani,dkk, 2017).
Masa Nifas adalah masa setelah seorang ibu melahirkan bayi
yang dipergunakan untuk memulihkan kesehatannya kembali yang
umumnya memerlukan waktu 6-12 minggu (Nugroho,dkk, 2014).
Masa nifas (puerperium )adalah masa setelah plasenta lahir
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum
hamil, masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Saleha,
2013).
2) Tujuan Asuhan Masa Nifas
69
(1) Uterus
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus maka dimulailah masa nifas. Oksitosin yang dilepaskan
dari kelenjar hipofisis posterior menginduksi kontraksi
miometrium yang saling berkaitan dan kuat. Rongga uterus telah
70
Suhu tubuh wanita inpartu tidak lebih dari 37,2 ºC, sesudah
partus dapat naik kurang lebih 0,5 ºC dari keadaan normal,
sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu bada
akan kembali normal, bila suhu lebih dari 38 ºC mungkin
terjadi infeksi pada klien (Saleha, 2013).
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 x/menit. Pada
saat proses persalinan denyut nadi akan mengalami
peningkatan (Saleha, 2013).
c) Tekanan Darah
Tekanan darah normal untuk sistole berkisar 110-140 mmHg
dan untuk diastole 60-80 mmHg. Setelah persalinan, tekanan
darah dapat sedikit lebih rendah dibandingkan pada saat hamil
karena terjadinya perdarahan pada proses persalinan
(Marliandiani,dkk, 2015).
d) Pernapasan
Pada ibu postpartum pada umumnya pernapasan menjadi
lambat atau kembali normal seperti saat sebelum hamil pada
bulan keenam setelah persalinan. Nadi berkisar 60-80 x/menit.
Hal ini karena ibu dalam kondisi istirahat (Saleha, 2013).
g) Perubahan sistem kardiovaskular
Penarikan kembali estrogen menyebabkan diuresis yang terjadi
secara cepat sehingga mengurangi volume plasma kembali pada
proporsi normal. Aliran ini terjadi dalam 2-4 jam pertama setelah
kelahiran bayi. Hilangnya progesteron membantu mengurangi
retensi cairan yang melekat dengan meningkatnya vaskular pada
jaringan tersebut selama kehamilan bersama-sama dengan trauma
masa persalinan. Pada persalinan vagina kehilangan darah sekitar
200-500 ml, sedangkan pada persalinan dengan SC pengeluaran 2
kali lipatnya. Perubahan terdiri atas volume darah dan kadar Ht
(hematokrit) (Saleha, 2013).
h) Sistem Hematologi
74
c) Kunjungan ketiga
Kunjungan ini pada hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan.
(Kemenkes RI, 2017).
7) Pemeriksaan Fisik
Tabel 2.8 Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Yang Keadaan Normal
Dilakukan
(Lanjutan)
78
Lihat dan raba perut dan lihat 1. Perut bayi datar dan
tali pusat teraba lemas. Tidak ada
perdarahan, pembengkakan,
nanah, bau yang tidak enak
pada tali pusat atau
kemerahan pada sekitar tali
Pusat
disusui secara eksklusif dan sering, dan bayi berumur kurang dari
6 bulan (Saifudin, 2013).
b) Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang dapat terbuat
dari berbagai bahan. Kondom tidak hanya mencegah kehamilan,
tetapi juga mencegah IMS termasuk HIV/AIDS. Kontrasepsi ini
efektif bila dipakai dengan benar (Saifudin, 2013).
c) Pil
Kontrasepsi ini dapat menekan ovulasi, mencegah implantasi,
lendir serviks mengental, pergerakan tuba terganggu sehingga
transport telur dengan sendirinya akan terganggu pula.
Kontrasepsi ini mengandung hormon estrogen dan progesterone.
Efektif dan reversible, harus diminum setuap hari. Efek samping
biasanya mual, perdarahan, bercak (Saifudin, 2013).
d) Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi suntik ada 2 jenis yaitu 3 bulan (Depo
Medroksiprogesteron) dan 1 bulan (Depo Noretisteron Asetat).
Cara kerja kontrasepsi ini untuk mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, selaput lendir rahim tipis dan menghambat transportasi
gamet oleh tuba. Kontasepsi suntik ini sangat efektif, aman dan
dapat dipakai oleh semua wanita dalam usia reproduktif
(Saifudin, 2013).
e) Implant
Cara kerja kontrasepsi implant dapat mengentalkan lendir serviks,
mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit
terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, dan menekan
ovulasi. Implant sangat efektif dengan jangka waktu 5 tahun,
nyaman tetapi pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, cocok
untuk semua wanita dalam usia reproduktif, kesuburan akan
segara kembali setelah implant dicabut. Efek samping berupa
perdarahan tidak teratur (Saifudin, 2013).
85
b) Fisiologi Laktasi
a) Produksi ASI (prolaktin)
Pada proses laktasi terdapat dua refleks yang berperan, yaitu refleks
prolaktin dan refleks aliran yang timbul akibat perangsangan puting
susu dikarenakan isapan bayi (Marliandiani,dkk, 2015).
(a) Repleks prolaktin
Refleks prolaktin merupakan stimulasi produksi ASI yang
membutuhkan impuls saraf dari puting susu, hipotalamus,
hipofise anterior, prolaktin, alveolus, dan ASI itu sendiri. Pada
akhir kehamilan hormon prolaktin memegang peran untuk
membuat kolostrum, tetapi jumlah kolostrum terbatas
dikarenakan aktivitas prolaktin dihambat oleh estrogen dan
progesteron yang masih tinggi (Marliandiani,dkk, 2015).
Pada ibu nifas yang tidak menyusui, kadar prolaktin akan menjadi
normal pada minggu 2-3. Sementara pada ibu menyusui, prolaktin
akan meningkat dalam keadaan seperti stres atau pengaruh psikis,
anestesi, operasi, dan rangsangan puting susu (Marliandiani,dkk,
2015).
87
(6) Setelah bayi mulai mengisap, ibu tidak memegang atau menyangga
payudara lagi.
(7) Ibu memperhatikan bayi selama menyusui.
(8) Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking dimasukkan ke mulut
bayi melalui sudut mulut atau dagu bayi ditekan ke bawah.
(9) Setelah menyusui, oleskan sedikit ASI pada puting susu dan areola.
Biarkan kering dengan sendirinya (Marliandiani,dkk, 2015).
b. Senam Nifas
1) Pengertian Senam Nifas
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat
mungkin setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami
peregangan selama kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada
kondisi normal seperti semula (Maryunani,dkk, 2011).
Senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan oleh ibu-ibu
setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk mengembalikan
kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan, mencegah
timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki regangan pada
otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot bagian punggung,
dasar panggul dan perut. Latihan ini dapat dimulai sejak hari 1 setelah
melahirkan hingga minggu ke enam setelah melahirkan (Walyani,
2015).
2) Tujuan Senam Nifas
Tujuan dilakukannya senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:
a) Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu
b) Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi
kandungan membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-
otot panggul, perut dan perineum terutama otot yang berkaitan
selama kehamilan dan persalinan
c) Memperlancar pengeluaran lochea
d) Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan
e) Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan
90
Yang paling penting dalam perawatan tali pusat ialah: menjaga agar tali
pusat tetap kering dan bersih, cuci tangan dengan sabun dan air bersih
sebelum marawat tali pusat. Bersihkan dengan lembut disekitar tali
pusat dengan kapas basah, kemudian bungkus dengan longgar atau
tidak terlalu rapat dengan kasa bersih dan steril tanpa membubuhkan
apapun pada daerah sekitar tali pusar. Popok atau celana bayi diikat
dibawah tali pusat, tidak menutupi tali pusat untuk menghindari kontak
dengan feses dan urin. Hindari penggunaan kancing, koin dan uang
logam untuk membalut tekan tali pusat (Prawirohardjo, 2014).
Lama lepasnya tali pusat dikatakan cepat jika kurang dari 5 hari,
normal jika antara 5-7 hari, dan lambat jika lebih dari 7 hari (Dewi,
2013).
e) Profilaksis mata
Konjungtivitis pada bayi baru lahir sering terjadi terutama pada
bayi dengan ibu yang menderita penyakit menular seksual seperti
gonore dan klamidiasis. Sebagian besar konjungtivitis muncul pada dua
minggu pertama setelah kelahiran. Pemberian antibiotic profilaksis pada
mata terbukti dapat mencegah terjadinya konjungtivitis. Profilaksis
mata yang sering digunakan yaitu tetes mata silver nitrat 1%, salep mata
eritromisin, dan salep mata tetrasiklin. Ketiga preparat ini efektif untuk
mencegah konjungtivitis gonore. Saat ini silver nitrat tetes mata tidak
dianjurkan lagi karna sering terjadi efek samping berupa iritasi dan
kerusakan mata (Prawirohardjo, 2014).
f) Pemberian Vitamin K
(1) Jenis vitamin K yang digunakan adalah vitamin K1.
(2) Dosisi untuk semua bayi baru lahir.
(a) Intramuscular, 1 mg dosis tunggal
(b) Oral, 3 kali 2 mg, diberikan pada bayi baru lahir, umur 3-7
hari, dan pada saat bayi berumur 1-2 bulan
(3) Bayi ditolong oleh dukun wajib diberikan vitamin K1 secara oral.
97
maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur tubuh yang
mencegah atau meminimalkan infeksi (Saleha, 2013).
6) Pemeriksaan Fisik Bayi
a) Telinga, periksalah dalam hubungan letak dengan mata dan kepala
b) Mata, periksa tanda-tanda infeksi yakni pus
c) Hidung dan mulut, bibir dan langitan, periksa adanya sumbing atau
tidak, refleks hisap, dinilai dengan mengamati bayi saat menyusu badan
d) Leher, periksa adakah pembengkakan
e) Dada, bunyi nafas, bunyi jantung, dan puting
f) Bahu, lengan, dan tangan, periksa apakah gerakan normal, jumlah jari
g) Sistem saraf, adanya refleks morro, lakukan rangsangan dengan suara
keras, yaitu pemeriksa bertepuk tangan
h) Perut, bentuk, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis, perdarahan
tali pusat
i) Kelamin laki-laki, periksa apakah testis berada pada skrotum, penis
berlubang atau tidak
j) Kelamin perempuan, periksa vagina berlubang atau tidak, uretra, labia
minor dan labia mayor
k) Tungkai dan kaki, periksa apakah gerakan normal atau tidak, dan
jumlah jari
l) Punggung dan anus, adakah pembengkakan atau cekungan, apakah anus
berlubang atau tidak. Kulit adakah verniks jika ada tidak perlu
dibersihkan, warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam atau tanda
lahir (Saleha, 2013).
7) Tanda-Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir harus diwaspadai, dideteksi
lebih dini untuk segera dilakukan penangan agar tidak mengancam nyawa
bayi. Beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir tersebut, antara lain :
a) Pernafasan sulit atau > 60 x/menit
b) Suhu terlalu panas > 38oC atau terlalu dingin < 36oC
c) Warna abnormal, yaitu kulit atau bibir biru atau pucat, memar
atausangat kuning (terutama pada 24 jam pertama)
101
dengan benar
4. Gunakan tempat yang hangat dan
bersih
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah
melakukan pemeriksaan
6. Memberikan Imunisasi HB-0
(Lanjutan)