PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(Schilling, 2014). Di dunia, 17,5 juta jiwa (31%) dari 58 juta angka kematian di
dunia disebabkan oleh penyakit jantung (WHO, 2016). Dari seluruh angka
jantung dengan jumlah 712,1 ribu jiwa. Sedangkan di Asia Tenggara yaitu
dengan jumlah penderita 376,9 ribu jiwa (WHO, 2014). Berdasarkan seluruh
data yang telah dikumpulkan dari WHO, pada tahun 2015 diperkirakan
akan tetap meningkat sampai tahun 2030, diperkirakan 23,6 juta jiwa penduduk
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 29.696 orang,
Papua tahun 2013 sebesar 0,07% atau diperkirakan sekitar 1.504 orang,
1
2
pasien dengan tampilan seperti sesak nafas saat istirahat atau aktifitas,
2015).
sehari-hari. Peresepan obat tanpa indikasi yang jelas, penentuan dosis, cara,
dan lama pemberian yang keliru, serta peresepan obat yang mahal merupakan
dikatakan tidak rasional jika kemungkinan dampak negative yang diterima oleh
judul “Asuhan Keperawatan pada pasien Tn.S dengan CHF ( Congestive Heart
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Pengumpulan Data
cermat guna mendapatkan data-data yang objektif. Oleh karena itu, penulis
1. Wawancara
keluarga.
4
2. Observasi
3. Pemeriksaan Fisik
head to toe.
a. Inspeksi
b. Palpasi
c. Perkusi
2010)
d. Auskultasi
2010)
4. Studi literature
data pustaka. Karya Tulis Ilmiah ini dikumpulkan dari data tentang CHF.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat praktis
2. Manfaat Teoritis
CHF.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
metabolik dan kebutuhan oksigen pada jaringan meskipun aliran balik vena
2. Etiologi
Menurut Wijaya & Putri (2013), secara umum gagal jantung dapat disebabkan
a. Disfungsi Myocard
7
8
2) Infark Myocard
3) Myocarditis
4) Kardiomiopati
1) Stenosis aorta
aorta.
2) Hipertensi
3) Koartasio aorta
1) Anemia
2) Tirotoksikosis
keduanya.
3) Beri-beri
vitamin B (tiamin).
4) Penyakit paget
a) Pericarditis retriktif
semestinya.
b) Tamponade jantung
2) Sekunder
3. Klasifikasi
gejala berkaitan dengan kapasitas fungsional yang diterbitkan oleh New York
Stadium A Kelas I
Memiliki risiko tinggi untuk Pasien dengan penyakit jantung tetapi
berkembang menjadi gagal jantung. tidak ada pembatasan aktivitas fisik.
Tidak terdapat gangguan structural Aktivitas fisik biasa tidak
atau fungsional jantung. menyebabkan kelelahan berlebihan,
palpitasi, dyspnea atau nyeri angina.
Stadium B Kelas II
Telah terbentuk penyakit struktur Pasien dengan penyakit jantung
jantung yang berhubungan dengan dengan sedikit pembatasan aktivitas
perkembangan gagal jantung, tidak fisik. Merasa nyaman saat istirahat.
terdapat tanda dan gejala. Hasil aktivitas normal fisik kelelahan,
palpitasi, dyspnea atau nyeri angina.
Stadium D Kelas IV
Penyakit structural jantung yang Pasien dengan penyakit jantung yang
lanjut serta gejala gagal jantung yang mengakibatkan ketidakmampuan
sangat bermakna saat istirahat untuk melakukan aktivitas fisik
walaupun telah mendapat terapi. apapun tanpa ketidaknyamanan.
Gejala gagal jantung dapat muncul
bahkan pada saat istirahat. Keluhan
meningkat saat melakukan aktifitas.
melebihi batas atas normal, tetapi mungkin lebih dekat dengan batas
4. Patofisiologi
vasokontriksi arteri renal dan aktivasi system renin angiotensin serta respon
reabsorbsi cairan.
sisi kanan jantung. Kegagalan pada salah satu sisi jantung dapat berlanjut
dengan kegagalan pada sisi yang lain dan manifestasi klinis yang sering
5. Pathway
Peningkatan RA preload
Depan Belakang
Mendesak Edema
MK : Peningkatan
Penurunan TD lobus hepar ekstremitas
intoleransi preload
sistemik
aktivitas
Retensi Na
Aktivasi renin-
& Air
angiotensin- Peningkatan tek. Peningkatan tekanan
aldosteron Kapiler vena porta
pulmoner
Edema
Akumulasi cairan di
Edema sirkulasi mesenteriks
pulmoner
6. Manifestasi Klinis
Gagal jantung kiri memiliki manifestasi klinis yang berbeda dari gagal jantung
kanan. Pada gagal jantung kronik, pasien bisa menunjukkan tanda dan gejala
(PND).
c. Batuk kering dan tidak berdahak di awal, lama kelamaan dapat berubah
e. Krekels pada kedua basal paru dan dapat berkembang menjadi krekels di
cairan.
7. Komplikasi
Menurut Wijaya & Putri (2013), komplikasi dari gagal jantung antara lain :
b. Syok kardiogenik
Akibat penurunan dari curah jantung dan perfusi jaringan yang tidak
c. Episode trombolik
8. Pemeriksaan Penunjang
b. Ekokardiografi
c. Kateterisasi jantung
gagal jantung kanan, gagal jantung kiri dan stenosis katup atau
insufisiensi.
d. Radiografi dada
abnormal.
e. Elektrolit
f. Oksimetri nadi
9. Penatalaksanaan
Menurut Amin & Hardi (2015) penatalaksanaan gagal jantung dibagi atas :
Terapi non farmakologi antara lain perubahan gaya hidup, monitorin dan
b. Terapi farmakologi
bipiridin.
pasien dan dapat meliputi medikasi oral dan IV, perubahan besar pada
transplantasi).
b. Terapi farmakologi
(statins).
20
klien atau masyarakat tentang masalah kesehatan actual atau potensial sebagai
1. Pengkajian
Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza Putri (2014:162) pengkajian
a. Aktivitas/Istirahat
Gejala :
2) Insomnia
Tanda : Gelisah, perubahan status mental: letargi, TTV berubah pada saat
aktivitas.
b. Sirkulasi
Gejala :
syok septik, bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen, sabuk terlalu
Tanda :
mungkin lemah
insufisiensi
dapat terjadi, nadi sentral mungkin kuat, misal: nadi jugularis coatis
abdominal terlihat
10) Punggung kuku : pucat atau sianotik dengan pengisian kapiler lambat
ekstremitas
22
14) DVJ
c. Integritas ego
penyakit/finansial.
d. Eliminasi
e. Nutrisi
Gejala:
2) Mual/ muntah
3) Penambahan BB signifikan
6) Diet tinggi garam/ makanan yang telah di proses, lemak gula dan
kafein
7) Pengunaan diuretik.
f. Hygiene
g. Neurosensory
tersinggung.
h. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen kanan atas
melindungi diri.
i. Pernapasan
Gejala :
bantal
Tanda :
otot aksesori
pulmonal
mengi
pucat/ sianosis.
j. Pemeriksaan penunjang
gerakan dinding.
Menurut Andra Saferi Wijaya dan Yessie Mariza Putri (2014:165) diagnosa
listrik.
Tujuan :
Kriteria hasil:
5) Hemodinamik DBN
Intervensi :
Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan sebagai aliran darah ke
stenosis katup.
cepat hilang atau tidak teratur untuk dipalpasi dan pulsus alternan.
tekanan darah dapat meningkat. Pada CHF lanjut tubuh tidak mampu
kongesti vena.
jantung.
pembesaran jantung.
Tujuan :
Kriteria hasil :
2) HB meningkat
4) TTV DBN
Intervensi :
fungsi jantung.
membaik kembali.
Tujuan :
Kriteria hasil :
distress pernapasan
Intervensi :
oksigen
tinggi 20-30 derajat, posisi semi fowler, sokong tangan dengan bantal
kongesti paru.
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
1) Pantau haluaran urine, catat jumlah dan warna saat hari dimana
diuresis terjadi
jam
paru. Gejala edema paru dapat menunjukkan gagal jantung kiri akut.
gagal jantung
konstipasi
Tujuan :
Kriteria hasil :
Intervensi :
jaringan.
pasif/aktif
kelembaban/ekskresi
35
kerusakan
infeksi
sirkulasi
3. Implementasi
rencana. Hal ini terjadi karena perawat belum terbiasa menggunakan rencana
rencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan, dirasakan, itu yang
dilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat
4. Evaluasi
jenis yaitu :
perkembangan.
Hasil yang diharapkan untuk pasien dengan gagal jantung menurut Brunner
c. Kecemasan berkurang.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas klien
3) No. Reg : 00 23 63
5) Nama : Tn. S
7) Umur : 30 tahun
9) Agama : Islam
1) Nama : Ny. S
37
38
2) Umur : 72 tahun
4) Agama : Islam
5) Pendidikan : SMA
2. Keluhan utama
Klien mengatakan saat itu datang ke dokter praktek karena kedua kaki
parah, yang diderita selama ini hanya penyakit yang biasa seperti batuk, flu
dan demam.
6. Genogram
Ket :
: Garis perkawinan
fasilitas kesehatan?
Klien mengatakan waktu itu kedua kaki bengkak lalu klien pergi ke
RSUD.
Klien hanya pergi ke dokter praktek dan belum ada tindakan apapun.
Obat onoiwa.
membeli obat.
8) Riwayat merokok?
b. Pola nutrisi-metabolisme
c. Pola eliminasi
1) BAB
2) BAK
d. Pola aktivitas
3) Klien memiliki hubungan yang baik dengan orangtua dan anak tetapi
8. Pemeriksaan fisik
b. Kesadaran
1) Kualitatif : Compesmentis
c. Tanda-tanda vital
2) Nadi : 89 x/m
3) Respirasi : 26 x/m
d. Berat badan : 54 kg
f. Kepala
1) Inspeksi
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan, tidak ada massa.
g. Muka
1) Inspeksi
Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak adanya kemerahan, tidak adanya
2) Palpasi
h. Mata
1) Inspeksi
reflex pupil saat dirangsang cahaya miosis, gerakan bola mata dapat
mengikuti 6 arah.
2) Palpasi
Tidak adanya nyeri tekan pada kedua mata, tidak adanya tekanan
i. Hidung
1) Inspeksi
2) Palpasi
maksilaris.
j. Telinga
1) Inspeksi
Bentuk kedua telinga simetris, tidak ada kemerahan, tidak ada luka,
2) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada bagian tulang telinga, tidak ada nyeri
k. Mulut
1) Inspeksi
Bentuk simetris, warna bibir kecoklatan, tidak ada luka area bibir,
2) Palpasi
l. Leher
1) Inspeksi
2) Palpasi
1) Inspeksi
ekspansi simetris.
2) Auskultasi
Suara napas vesikuler dan tidak ada suara tambahan ronchi, rales dan
wheezing.
47
3) Perkusi
Suara sonor, sisi dada kiri dari atas ke bawah ditemukan resonan-
4) Palpasi
n. Jantung
1) Inspeksi
2) Auskultasi
3) Perkusi
4) Palpasi
o. Abdomen
1) Inspeksi
Bentuk simetris, warna simetris, tidak ada luka atau kemerahan, tidak
adanya pembengkakan.
48
2) Auskultasi
3) Perkusi
4) Palpasi
p. Ektremitas
1) Ekstremitas atas
a) Motorik
b) Reflex
c) Sensori
d) Oedema
2) Ekstremitas bawah
a) Motorik
b) Reflex
49
c) Sensori
d) Oedema
q. Status neurologi
1) Nervus I
Klien dapat menebak dengan baik aroma minyak kayu putih dan
perfume.
2) Nervus II
4) Nervus V
5) Nervus VII
6) Nervus VIII
pendengaran baik.
50
7) Nervus IX dan X
8) Nervus XI
9) Nervus XII
r. Kulit
1) Turgor : Baik
3) Akral : Hangat
a) Inspeksi
Tidak adanya luka pada genetalia serta anus, warna pada anus
b) Palpasi
9. Pemeriksaan diagnostic
sirkulasi mesenteriks
dengan anoreksia
53
Kelebihan volume
cairan
55
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh
14. Asuhan
Perencanaan keperawatan
No. Diagnosa keperawatan
Tujuan Intervensi Rasional
1. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji frekuensi dan 1. Biasanya terjadi takikardi
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 irama jantung untuk mengkompensasi
peningkatan kekuatan jam klien menunjukkan penurunan kontraktilitas
kontraksi ventrikel kiri peningkatan curah jantung ventrikel
ditandai dengan : dengan kriteria hasil : 2. S1 dan S2 mungkin lemah
DS : 1. TTV normal 2. Catat bunyi jantung karena menurun kerja
a. Klien mengatakan TD : 110-120/70-80 pompa
badan terasa lemas mmHg 3. Pantau TTV setiap 3. Mengetahui keadaan
b. Klien mengatakan saat ND : 60-110 x/m jam umum
itu datang ke dokter RR : 12-24 x/m 4. Kaji GCS 4. Mengetahui tingkat
praktek karena kedua SB : 36-37,5oC kesadaran
kaki bengkak lalu di 2. Tidak ada penurunan 5. Palpasi nadi perifer 5. Penurunan curah jantung
rujuk ke rumah sakit kesadaran dapat menurunnya nadi
DO : GCS : 15-13 radial, popliteal, dorsalis
a. Klien nampak lemas 3. Tidak ada oedema pedis dan postibial
b. TD : 126/80 mmHg paru, asites dan perifer 6. Meningkatkan sediaan
c. ND : 89 x/m 4. Tidak ada kelelahan 6. Kolaborasi oksigen oksigen untuk kebutuhan
d. SB : 36,7oC miokard untuk melawan
e. RR : 26 x/m efek hipoksia
f. GCS : 15 7. Mempercepat proses
(composmentis) 7. Kolaborasi obat penyempuhan
g. Bunyi BJ I lebih sesuai indikasi
terdengar dari BJ II
tetapi bunyi keduanya
sedikit lemah
h. CRT : < 3 detik
56
i. SpO2 : 97
j. Vent. Rate : 75 bpm
k. BUN : 21,3 mg/dL
2. Kelebihan volume cairan Setelah diberikan tindakan 1. Pantau pengeluaran 1. Pengeluaran urine sedikit
berhubungan dengan keperawatan selama 1x24 urine, catat jumlah dan pekat karena
akumulasi cairan di jam diharapkan tidak dan warna penurunan perfusi ginjal
sirkulasi mesenteriks terjadi kelebihan volume 2. Pantau 2. Terapi diuretik dapat
ditandai dengan : cairan dengan kriteria hasil keseimbangan disebabkan oleh
DS : : pemasukan dan kehilangan cairan tiba-tiba
a. Klien mengatakan saat 1. Tekanan darah normal pengeluaran selama atau berlebihan
itu datang ke dokter (110-120/70-80 24jam 3. Posisi tersebut
praktek karena kedua mmHg) 3. Beri posisi meningkatkan filtrasi
kaki bengkak lalu di 2. Tidak ada oedema ginjal dan menurunkan
rujuk ke rumah sakit 3. Volume cairan stabil ADH sehingga
DO : dengan keseimbangan meningkatkan diuresis
a. Ektremitas bawah masukan dan 4. Hipertensi menunjukkan
oedem pengeluaran kelebihan cairan dan dapat
b. TD : 126/80 mmHg menunjukkan terjadinya
c. Urine 400 cc 4. Pantau tekanan darah peningkatan kongesti
d. Albumin : 3,2 g/dL paru, gagal jantung
e. Protein total : 4,8 g/dL 5. Kongestti visceral dapat
f. Globulin : 1,6 g/dL mengganggu fungsi
gasterintestinal
57
7. Kolaborasi dengan
tim gizi
3. Ketidakseimbangan nutrisi Setelah diberikan tindakan 1. Kaji penurunan nafsu 1. Agar dapat dilakukan
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 1x24 makan intervensi dalam
tubuh berhubungan jam diharapkan kebutuhan pemberian makanan pada
dengan anoreksia ditandai nutrisi klien terpenuhi klien
dengan : secara adekuat dengan 2. Beri makanan selagi 2. Untuk meningkatkan
DS : - kriteria hasil : hangat nafsu makan
DO : 1. Mempertahankan berat 3. Beri makanan 3. Untuk memudahkan
a. Klien nampak lemas badan dalam batas dengan jumlah kecil proses makan
b. BB : 54 kg normal (BBI : 59) dan bertahap
c. TB : 165 cm 2. Klien mampu 4. Jelaskan pentingnya
d. Porsi makan ¼ atau 5- menghabiskan ½ porsi makanan bagi proses 4. Dengan pengerahan yang
6 sendok 3. Klien mengalami penyembuhan baik tentang nutrisi akan
e. SGPT : 41,8 u/L peningkatan nafsu memotivasi untuk
f. Albumin : 3,2 g/dL makan 5. Ukur berat badan meningkatkan pemenuhan
g. IMT : 16,3 (kurang) nutrisi
6. Dokumentasikan 5. Membantu dalam
masukan oral selama identifikasi malnutrisi
24 jam 6. Mengidentifikasi
7. Kolaborasi dengan ketidakseimbangan
ahli gizi kebutuhan nutrisi
7. Ahli gizi adalah
spesialisasi dalam ilmu
gizi
58
c. Implementasi dan evaluasi
59
12:10 - ND : 76 x/m
- Kecepatan normal
- Volume nadi kecil
- Irama reguler
6. Melanjutkan kolaborasi pemberian oksigen
Respon:
- Oksigen kanul nasal
- Konsentrasi 6L
- Klien mengatakan lebih rileks
- Tidak adanya retraksi dada
- Otot bantu pernapasan dada
- Klien mengatakn tidak terlalu sesak
- RR : 25 x/m
7. Melanjutkan kolaborasi pemberian obat
Respon:
12:22 - Dobutamin 3,2cc/jam
- Digoxin 75 mg
- Klien nampak lebih tenang
- TD 128/81 mmHg
- ND : 84 x/m
- Irama jantung regular
2. 09:00 1. Melakukan pembuangan urine S : - Klien mengatakan tidak terlalu sesak
Respon: O : - TD : 117/78 mmHg
- Jumlah urine 400cc - Urine 2600 cc
- Warna kuning jernih - Warna kuning bening
- Bau khas ammoniac - Bau khas amoniak
12:00 2. Menghitung keseimbangan urine intake dan - Posisi semifowler
output selama 24jam - RR 28x/m
Respon: - Klien nampak sesak
- Cairan : 1000ml - Masih terdapat oedema
- Cipro : 200 mg - Bising usus 6 x/m
60
- Dobutamin : 76 cc - Intake = 2.062
- Lasik : 6 cc - Output urine = 2.600 cc
- Minum : 350cc = 1.632 - IWL : 810 cc = 3.410
- Output : urine 1150cc - Balance cairan = 2.062 – 3.410
- IWL : 15 x 54 kg = 33,7 x 24 = 810 = -1.348 cc
24 A : Masalah belum teratasi
= 1150 + 810 = 1.960 P : Lanjutkan intervensi 1-7
= 1.632cc – 1960cc
= -328cc
- Masih terdapat oedema
12:58 3. Memberikan posisi
Respon:
- Posisi semifowler
- Klien mengatakan lebih enakan
- Klien mengatakan sesak sedikit berkurang
- RR : 24 x/m
- Suara nafas vesikuler
- Otot bantu pernapasan dada
- Pernapasan dada dan perut
- Klien nampak sedikit lebih nyaman
13:00 4. Mengobservasi tekanan darah
Respon:
- TD: 126/84 x/m
- Klien nampak tenang
13:29 5. Mengkaji bising usus, distensi abdomen dan
anoreksia
Respon:
- Perawat mengontrak waktu 2-4 menit
kepada klien
- Pasien menerima untuk dikaji
- Bising usus 5 x/m
61
- Klien mengatakan tidak pernah mual dan
muntah
- Perut teraba sedikit keras
13:00 6. Melanjutkan kolaborasi
Respon:
- Lasik : 10 mg
- Warna urine jernih
- Bau khas ammoniac
- Jumlah urine jam 13:00= 350cc
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
- Pemberian rendah natrium
3. 12 : 19 1. Mengkaji penurunan nafsu makan S : - Klien mengatakan tidak selera makan
Respon: - Ibu klien mengatakan saat menyuap klien
- Klien mengatakan kurang selera dengan lama mengunyah
makanan rumah sakit O : - Klien nampak lemas
- Klien mengatakan makanannya hambar - Klien nampak hanya menghabiskan ¼
12:19 2. Memberikan makanan porsi
Respon: - BB klien belum terkaji
- Memberikan makanan yang masih hangat - Klien nampak kurang nafsu makan
dan klien tidak ingin disuap perawat tetap A : Masalah belum teratasi
sama keluarga P : Lanjutkan intervensi 1-7
12:21 3. Memberikan makanan sedikit tapi sering dan
bertahap
Respon:
- Perawat memberitahu keluarga agar
memberikan makan sedikit tapi sering
- Perawat memberitahukan ke keluarga agar
Tn. S dapat menghabiskan ½ porsi jika
sanggup
12:21 4. Memberikan edukasi kepada keluarga dan
62
pasien
Respon:
- Perawat menjelaskan bahwa kebutuhan
nutrisi dalam tubuh sangatlah penting, agar
tenaga serta fisik klien semakin kuat dan
proses penyembuhan juga akan cepat
- Keluarga dan klien nampak mengerti
5. Mengukur berat badan
12:4
Respon:
- Klien nampak sedang beristirahat
- Perawat belum dapat mengkaji berat badan
klien
6. Mendokumentasikan masukan oral
12:21
Respon:
- Perawat melihat bakul nasi dan klien
menghabiskan ¼ nasi
- lauk hanya setengah habis
7. Melanjutkan kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
- rendah natrium
63
d. Catatan perkembangan
Tanggal/Ja No.
Implementasi Evaluasi
m diagnosa
14/03-19 1 1. Mengkaji frekuensi dan irama jantung S : - Klien mengatakan
14:40 Respon: sedikit lemas
- Vent.rent : 82 bpm - Klien mengatakan masih
- Normal sinus rhytm sulit beristirahat
- Irama reguler - Klien mengatakan masih
14:43 2. Mengkaji bunyi jantung sedikit sesak
Respon: O: - Klien nampak lemas
- Auskultasi BJ I “lub” lebih terdengar dari BJ II “dub” - TD : 105/73 mmHg
- BJ I dan BJ II terdengar lemah - ND : 78 x/m
15:00 3. Mengobservasi TTV - RR : 29 x/m
Respon: - SB : 37oC
- TD : 108/71 mmHg - GCS : E4 V5 M6 = 15
- ND : 88 x/m - Otot bantu pernapasan
o
- SB : 36,7 C dada
- RR : 31 x/m - Klien nampak masih
- Klien nampak sesak sesak
- Klien nampak lemas - Volume nadi kecil
- Klien mengatakan agak sesak - BJ I dan BJ II terdengar
64
15:35 4. Mengkaji GCS lemah
Respon: - Oksigen kanul 8L
- E4 : membuka mata spontan - Irama jantung regular
- V5 : klien berorientasi baik A : Masalah belum teratasi
- M6 : mengikuti sesuai perintah P : Lanjutkan intervensi 1-7
- Klien nampak kooperatif
15:03 5. Melakukan palpasi nadi perifer
Respon:
- Arteri radial sisi lateral
- ND : 88 x/m
- Kecepatan normal
- Volume nadi kecil
- Irama reguler
15:00 6. Melanjutkan kolaborasi pemberian oksigen
Respon:
- Oksigen kanul nasal
- Konsentrasi 8L
- Klien mengatakan sedikit lebih nyaman
- Tidak adanya retraksi dada
- Otot bantu pernapasan dada
- RR : 30 x/m
16:00 7. Melanjutkan kolaborasi pemberian obat
Respon:
65
- Dobutamin 3,2cc/jam
- Klien nampak rileks
- TD 112/79 mmHg
- Irama jantung regular
16:18 2 1. Melakukan pembuangan urine S : - Klien mengatakan tidak
Respon: terlalu sesak seperti
- Jumlah urine 280cc sebelumnya
- Warna kuning pekat O : - TD : 115/78 mmHg
- Bau khas ammoniac - Warna kuning
19:26 2. Menghitung keseimbangan urine intake dan output selama 24jam - Bau khas amoniak
Respon: - Posisi semifowler
- Cairan : 1000ml - RR 26x/m
- Cipro : 200 mg - Klien nampak tidak
- Dobutamin : 76 cc terlalu sesak
- Lasik : 6 cc - Masih terdapat oedema
- Minum : 470 cc - Bising usus 6 x/m
- Total intake = 1.752 - Intake = 2.092 cc
- Output : urine 320 cc - Output urine = 400 cc
- IWL : 810 cc - IWL : 810 cc
- Balance cairan = 1.752 + 1.950 = -198 - Balance cairan
- Masih terdapat oedema = 2.092 – 1.210
16:52 3. Memberikan posisi = +882 cc
Respon: A : Masalah belum teratasi
66
- Pertahankan posisi semifowler P : Lanjutkan intervensi 1-7
- Klien mengatakan agak enakan
- Otot bantu pernapasan dada
- RR : 27 x/m
- Suara nafas vesikuler
- Pernapasan dada dan perut
17:00 4. Mengobservasi tekanan darah
Respon:
- TD: 118/73 x/m
- Klien nampak sedikit tenang
17:08 5. Mengkaji bising usus, distensi abdomen dan anoreksia
Respon:
- Bising usus 6 x/m
- Klien mengatakan tidak pernah mual dan muntah
- Perut teraba masih sedikit keras
6. Melanjutkan kolaborasi
Respon:
- Lasik : 10 mg
- Warna urine jernih
- Bau khas ammoniac
- Jumlah urine jam 18:00= 850cc
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
67
- Pemberian rendah natrium
18:04 3 1. Mengkaji penurunan nafsu makan S : - Klien mengatakan nafsu
Respon: makan berkurang
- Klien mengatakan masih kurang selera dengan makanan dirumah - Ibu klien mengatakan
sakit klien menghabiskan
18:04 2. Memberikan makanan hanya 6-8 sendok
Respon: O : - Klien nampak sedikit
- Memberikan makanan yang masih hangat dan klien tidak ingin lemas
disuap perawat tetap sama keluarga - Klien nampak hanya
18:24 3. Memberikan makanan sedikit tapi sering dan bertahap menghabiskan 6-8
Respon: sendok
- Perawat memberitahu keluarga agar memberikan makan sedikit - BB klien belum terkaji
tapi sering - Lauk tidak habis
- Perawat memberitahukan ke keluarga agar Tn. S dapat A : Masalah belum teratasi
menghabiskan ½ porsi jika sanggup P : Lanjutkan intervensi 1-7
18:25 4. Memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien
Respon:
- Perawat menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi dalam tubuh
sangatlah penting, agar tenaga serta fisik klien semakin kuat dan
proses penyembuhan juga akan cepat
- Keluarga dan klien nampak mengerti
18:37 5. Mengukur berat badan
Respon:
68
- Klien belum dapat berdiri dari kasur
6. Mendokumentasikan masukan oral
19:00 Respon:
- Perawat menanyakan ibu klien berapa banyak dihabiskan
makanannya?
- Ibu klien menjawab Tn. S menghabiskan 6-8 sendok
- Lauknya tidak habis
7. Melanjutkan kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
- Rendah natrium
15/03-19 1 1. Mengkaji frekuensi dan irama jantung S : - Klien mengatakan tidak
08:11 Respon: terlalu lemas
- Normal sinus rhytm - Klien mengatakan masih
- Irama jantung reguler sedikit sesak
08:13 2. Mengkaji bunyi jantung O: - Klien nampak lemas
Respon: - TD : 109/67 mmHg
- Auskultasi BJ I “lub” lebih terdengar dari BJ II “dub” - ND : 82 x/m
- BJ I dan BJ II terdengar lemah - RR : 30 x/m
09:00 3. Mengobservasi TTV - SB : 36,2oC
Respon: - GCS : E4 V5 M6 = 15
- TD : 100/60 mmHg - Otot bantu pernapasan
- ND : 92 x/m dada
o
- SB : 37 C - Klien nampak masih
69
- RR : 28 x/m sesak
- Klien nampak tidak terlalu sesak - Volume nadi kecil
- Klien nampak lemas - BJ I dan BJ II terdengar
08:54 4. Mengkaji GCS lemah
Respon: - Oksigen kanul 8L
- E4 : membuka mata spontan - Irama jantung regular
- V5 : klien berorientasi baik A : Masalah belum teratasi
- M6 : mengikuti sesuai perintah P : Lanjutkan intervensi 1-7
- Klien nampak masih sangat kooperatif
09:01 5. Melakukan palpasi nadi perifer
Respon:
- Arteri radial sisi lateral
- ND : 92 x/m
- Kecepatan normal
- Volume nadi kecil
- Irama reguler
6. Melanjutkan kolaborasi pemberian oksigen
Respon:
- Oksigen kanul nasal
- Konsentrasi 8L
- Klien mengatakan sedikit lebih nyaman
- Tidak adanya retraksi dada
- Otot bantu pernapasan dada
70
- RR : 28 x/m
7. Melanjutkan kolaborasi pemberian obat
Respon:
- Dobutamin 3,2cc/jam
- Klien mengatakan perasaannya biasa saja
- TD 109/67 mmHg
- Irama jantung regular
10:00 2 1. Melakukan pembuangan urine S : - Klien mengatakan tidak
Respon: terlalu sesak
- Jumlah urine 300 cc O : - TD : 115/70 mmHg
- Warna kuning jernih - Warna urine kuning
- Bau khas ammoniac jernih
14:02 2. Menghitung keseimbangan urine intake dan output selama 24jam - Bau khas amoniak
Respon: - Posisi semifowler
- Cairan : 1000ml - RR 30x/m
- Cipro : 200 mg - Klien nampak sesak
- Dobutamin : 76 cc - Masih terdapat oedema
- Lasik : 6 cc - Bising usus 5 x/m
- Minum : 500 cc - Intake = 2.432 cc
- Total intake = 2.282 - Output urine = 420 cc
- Output : urine 370 cc - IWL : 810 cc
- IWL : 810 cc - Balance cairan
- Balance cairan = 2.282 - 1.180 = +1.102 cc = 2.432 – 1.230
71
- Masih terdapat oedema = +1.202 cc
08:02 3. Memberikan posisi A : Masalah belum teratasi
Respon: P : Lanjutkan intervensi 1-7
- Pertahankan posisi semifowler
- Klien mengatakan perasaannya biasa saja
- Otot bantu pernapasan dada
- RR : 29 x/m
- Suara nafas vesikuler
- Pernapasan dada dan perut
10:02 4. Mengobservasi tekanan darah
Respon:
- TD: 111/69 x/m
- Klien nampak sedikit tenang
10:06 5. Mengkaji bising usus, distensi abdomen dan anoreksia
Respon:
- Bising usus 5 x/m
- Klien mengatakan tidak pernah mual dan muntah
- Perut teraba masih sedikit keras
6. Melanjutkan kolaborasi
Respon:
- Lasik : 10 mg
- Warna urine jernih
- Bau khas ammoniac
72
- Jumlah urine jam 12:00 = 700cc
7. Kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
- Pemberian rendah natrium
11:56 3 1. Mengkaji penurunan nafsu makan S : - Klien mengatakan kurang
Respon: nafsu makan
- Klien mengatakan tidak nafsu makan - Ibu klien mengatakan
12:00 2. Memberikan makanan klien menghabiskan ¼
Respon: piring
- Memberikan makanan yang masih hangat O : - Klien nampak tidak
- Keluarga menyuap Tn. S terlalu lemas
12:02 3. Memberikan makanan sedikit tapi sering dan bertahap - Klien nampak
Respon: menghabiskan ¼ piring
- Perawat memberitahu keluarga agar memberikan makan sedikit - BB : 54
tapi sering - IMT : 16,3 (kurang)
- Perawat memberitahukan ke keluarga agar Tn. S dapat - Lauk tinggal sedikit
menghabiskan ½ porsi jika sanggup A : Masalah belum teratasi
12:18 4. Memberikan edukasi kepada keluarga dan pasien P : Lanjutkan intervensi 1-7
Respon:
- Perawat menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi dalam tubuh
sangatlah penting, agar tenaga serta fisik klien semakin kuat dan
proses penyembuhan juga akan cepat
- Keluarga dan klien nampak mengerti
73
13:25 5. Mengukur berat badan
Respon:
- Mobilitas dibantu
- BB : 54kg
- Klien menanyakan berat badannya
12:22 6. Mendokumentasikan masukan oral
Respon:
- Perawat menanyakan ibu klien berapa banyak dihabiskan
makanannya?
- Ibu klien menjawab Tn. S menghabiskan ¼ piring
- Lauknya tinggal sedikit
7. Melanjutkan kolaborasi dengan ahli gizi
Respon:
- Rendah natrium
74
BAB IV
PEMBAHASAN
medis CHF tanggal 13-15 maret 2019, bahwa terdapat keluhan utama saat masuk
rumah sakit yaitu kedua kaki bengkak dan saat dikaji klien mengatakan sesak serta
lemas. Hasil pengkajian telah didapatkan juga klien nampak gelisah, sesak, lemas,
adanya nilai respirasi 26x/m, terdapat oedem pada ekstremitas bawah, kulit terlihat
sedikit menguning dan pucat, suara BJ I dan BJ II lemah, belum BAB dari hari
pertama masuk ICU dan hilangnya nafsu makan. Dari terdapat persamaan pada teori
menurut Brunner dan Suddarth (2016:268) tanda dan gejala gagal jantung seperti
perfusi jaringan yang tidak memadai, gangguan pencernaan, gelisah, kulit pucat,
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Klien nampak lemas, klien nampak sesak, tekanan darah : 126/80 mmHg,
kg, tinggi badan : 165 cm, riwayat alergi obat : ampicillin, bensatin,
penicillin, aspilet, porsi makan ¼ atau 5-6 sendok, klien nampak gelisah,
tetapi bunyi keduanya lemah, suara peristaltic : 5 x/m, CRT : < 3 detik,
basophil : 0,0%, sel neutrophil : 0,1%, sel eosinophil : 90,1%, sel limfosit
bilirubin direk : 0,90 mg/dL, SPGT : 41,8 u/L, BUN : 21,3 u/L, protein
total : 4,8 g/dL, albumin : 3,2 g/dL, globulin : 1,6 g/dL, normal sinus
rhytm, vent. rate : 75 bpm, IMT : 16,3 (kurang) dan Urine : 400 cc.
76
Dari pathway CHF penulis tidak mendapatkan hasil diagnosa yaitu
bahwa hasil dari teori yang diperoleh dengan hasil yang langsung diperoleh di
keperawatan.
4. Implementasi dan evaluasi yang dilakukan pada Tn. S dengan ketiga diagnosa
respirasi yang tidak stabil dan diambang atas normal tiap harinya, nafsu
makan serta berat badan yang masih dibawah normal serta oedema yang
77
B. Saran
program studi keperawatan, menjadikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai acuan
3. Bagi pasien dan keluarga pasien, dapat mengetahu tentang penyakit CHF yang
78