Anda di halaman 1dari 4

GAYA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Manajer dalam pengambilan keputusan dapat berperan dalam berbagai gaya. Pada beberapa
organisasi seringkali terdapat variasi gaya pengambilan keputusan manajemen, antara manajer pada
suatu organisasi dengan organisasi lainnya. Gaya manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak
diwarnai oleh beberapa hal seperti latar belakang pengetahuan, perilaku, pengalaman, dan sejenisnya.

Para manajer memiliki berbagai gaya dalam pengambilan keputusan dan penyelesaian berbagai
persoalan. Ada tiga cara berbeda dimana para manajer mendekati masalah di tempat kerja antara lain:
1. Penghindar masalah Seorang penghindar masalah mengabaikan informasi yang menunjuk
ke sebuah masalah. Mereka tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah
2. Penyelesai masalah Seorang penyelesai masalah akan mencoba menyelesaikan masalah
yang muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah yang timbul
3. Pencari masalah Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah guna diselesaikan
atau mencari peluang baru untuk dikejar. Supaya menjadi organisasi – organisasi yang sukses,
inovatif, kreatif, organisasi itu membutuhkan manajer yang secara produktif mencari peluang dan
cara untuk melakukan segala sesuatu dengan baik.
S.P.Robins dan DA.DeCenzo membagi gaya pengambilan keputusan manajemen dalam lima gaya, yaitu:
1. Gaya Direktif (pengarahan)
Oang yang menggunakan gaya direktif memiliki toleransi rendah terhadap ambikuitas dan
bersikap rasional dalam cara berpikirnya. Mereka itu efisien dan logis. Tipe direktif membuat
keputusan secara cepat dan memusatkan perhatian pada jangka pendek. Kecepatan dan efisiensi
mereka dalam membuat keputusan seringkali mengakibatkan mereka mengambil keputusan
dengan informasi minimum dan dengan sedikit alternatif saja.
2. Gaya Analitis
Pembuat keputusan bergaya analitis mempunyai jauh lebih banyak toleransi bagi ketidakjelasan
dari pada jenis direktif. Mereka menginginkan lebih banyak informasi sebelum mengambil
keputusan dan merenungkan lebih banyak alternatif dari pada pengambil keputusan yang bersifat
direktif. Para pengambil keputusan analitis paling baik dicirikan sebagai pengambil keputusan
yang hati-hati dengan kemampuan untuk beradaptasi atau menghadapi situasi-situasi yang
khusus.
3. Gaya Konseptual
Pribadi-pribadi dengan gaya konseptual cenderung amat luas dalam pandangan mereka dan akan
melihat banyak alternatif. Mereka memusatkan perhatian dalam jangka panjang dan sangat baik
dalam menemukan pemecahan masalah kreatif atas masalah-masalah.
4. Gaya Perilaku
Para pengambil keputusan bergaya perilaku bekerja sama dengan orang lain. Mereka menaruh
perhatian terhadap prestasi anak buah dan rela menerima saran dari orang-orang lain. Seringkali
mereka menggunakan rapat untuk berkomunikasi meskipun mereka mencoba menghindari
konflik. Penerimaan oleh orang lain itu penting bagi pengambilan keputusan yang bergaya
perilaku.
Meskipun keempat gaya pengambilan keputusan tersebut berbeda, kebanyakan manajer mempunyai ciri
lebih dari satu gaya. Mungkin lebih realitas berpikir tentang gaya yang dominan seorang manajer dan
gaya alternatifnya. Meskipun beberapa manajer akan mengandalkan pada gaya dominannya, para
manajer lebih fleksibel dan dapat berpindah gaya bergantung pada situasinya.
Tinggi
Analitis Konseptual
Toleransi
Direktif Perilaku
Rendah
Rasional Cara berpikir Intuitif
BATASAN MANAJEMEN

Manajemen lahir sebagai akibat dari ketidak seimbangan pengembangan teknis dengan
kemampuan soisal, perkembangan teknis sangat pesat sementara kemampuan manusia untuk
mengelola/memanaj tertinggal, barulah pada abad 20 para teoritis maupun praktisi mulai memperlihatkan
perkembangan.
Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda, misalnya
pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, pemimpin, ketatapengurusan,
administrasi, dan sebagainya.
John D.Millet membatasi manajemen is the process of directing and facilitating the work of people
organized in formal groups to achieve a desired goal (suatu proses pengarahan dan pemberian fasilitas
kerja kepada orang yang di organisasikan dalam kelompok formal untuk mencapai tujuan Siswanto,
2008;4)
Dari pengertian diatas titik tekan manajeman menurut milet adalah:
1. Proses pengarahan (proses of directing)
2. Pembagian kerja
Manajemen adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan.
(siswanto,2008;2) definisi tersebut mengandung unsur-unsur,
1. Elemen sifat
2. Elemen fungsi
3. Elemen sasaran/objek
4. Elemen tujuan

1. Elemen Sifat
Manajemen dikatakan sebagai elemen sifat dikarnakan manajemen ditinjau sebagai seni dan ilmu,
manajemen sebagai suatu seni merupakan suatu keahlian, kemahiran, kecakapan, dalam mengolah
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi, seni merupakan perwujudan keindahan, keluwesan dan
keterampilan individu dalam mengalokasikan dan mengatur sumber daya. Sementara manajemen
sebagai suatu ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang telah tersistematisasi yang diorganisasikan
untuk mencapai kebenaran mutlak.

2. Elemen Fungsi
Manajemen sebagai fungsi merupakan perwujudan dari apa yang telah dikenal dengan istilah POAC
a) Perencanaan (Planing)
Merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujuan telebih dahulu sebelum
kegiatan tersebut dimulai sehingga perencanaan merupakan tahapan-tahapan/lngkah-langkah yang harus
ditempuh dalam hal mencapai tujuan.
b) Pengorganisasian (organizing)
Merupakan proses dan rangkaian dalam pembagian tugas yang telah direncanakan dan untuk diselesaikan
bagi setiap individu yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mnecapai tujuan
c) Pengarahan
Merupakan rangkaian kegiatan yang memberikan langkah-langkah/tahapan-tahapan instruksi atasan
kepada bawahan dalam hal menyelesaikan tugas-tugas yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan.
d) Pemotivasian
Merupakan kegiatan yang diarahkan oleh atasan dalam hal memberikan semangat, dorongan dan insfirasi
kepada bawahan dalam hal memberikan gairah kerja dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
sesuai dengan apa yang telah direncanakan, dalam mencapai tujuan.
e) Pengendalian/pengawasan
Pengendalian merupakan proses agar tugas dan tanggungjawab yang telah tersusun dalam perencanaan
dapat berjalan sesuai dengan rencana.

3. Elemen sasaran
a) Orang (manusia)
Manusia sebagai pemegang dan pelaksana dari tugas dan tanggungjawab organisasi atau badan tem pat
ia bekerja yang membutuhkan pengaturan, penataan, ketatapengurusan dan kepemimpinan.
b) Mekanisme kerja
Merupakan tatacara dan tahapan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi

4. Elemen Tujuan
Tujuan merupakan hasil akhir yang diinginkan atas suatu tahapan pelaksanaan kegiatan, dalam arti luas
tujuan mengandung hal seperti objective,purpose, mission,deadline,standard, target,dan
quota. (siswant0,2008;4) tujuan merupakan rangkaian dalam proses perencanaan dan merupakan elemen
penting dalam proses pengendalian.

http://asep919.blogspot.com/2012/07/konsep-dasar-manajemen.html

Anda mungkin juga menyukai