JURNAL
Korelasi Persepsi terhadap Kebutuhan Fisioterapi Antenatal untuk
Mengatasi Masalah Muskuloskeletal Ibu Hamil
Nama Dosen:
Feny Oktaviyani,S.St.Ft., Ftr
Disusun Oleh :
M. Jafar Asyidiq
terjadi pada masa kehamilan salah satunya menyimpulkan informasi dan kemudian
adalah perubahan fisiologis pada sistem ditafsirkan (Jalaludin, 2007 ; Suharman,
muskuloskeletal, sebagai dampak dari 2005). Persepsi setiap orang berbeda-beda,
hormon dan anatomi, di mana dalam konteks tergantung dari beberapa faktor yang
ini faktor biomekanik turut memiliki mempengaruhi individu yang melakukan
pengaruh dalam menimbulkan persepsi. Ada beberapa faktor yang
ketidaknyamanan, yaitu perubahan berat mempengaruhi persepsi yaitu karakteristik
badan sehingga merubah postur dan nyeri individu, pengalaman, pengetahuan, motivasi,
pada sistem musculoskeletal Yasobant, sikap serta usia, sosial ekonomi, tingkat
2014). Nyeri pinggang akut memiliki pendidikan, kepribadian dan pekerjaan
prevalensi terbesar yaitu 55.6% dan nyeri (Haposanita, 2014). Salah satu aspek yang
pinggang kronis 35.4%, diikuti nyeri berperan dalam mempersepsi sesuatu adalah
pergelangan kaki sebesar 24.9% dan nyeri pengetahuan, pengalaman yang dimiliki
lutut 16.6% (Liddle, 2015). Cochrane (Juwita, 2004). Kondisi ini adalah sebuah
Systematic Review mengatakan bahwa indikasi bahwa setiap ibu hamil
sebesar dua per tiga ibu hamil memiliki nyeri membutuhkan pengetahuan yang memadai
pinggang (60%) dan nyeri pelvic (20%). terkait dengan fisioterapi agar kebutuhan
Howell (2012) berpendapat, sebesar 31.7% terkait fisiopterapi dapat dianalisis dengan
ibu hamil memiliki disfungsi simpisis pubis sesuai.
(Howell, 2012)
Ibu hamil dengan atau tanpa keluhan
Ibu hamil mengatasi nyeri pada muskuloskeletal biasanya datang ke
musculoskeletal dengan mengonsumsi obat- Pelayanan Antenatal. Namun, di Indonesia
obatan dan datang ke layanan fisioterapi serta kecenderungan tersebut masih sangat kecil.
layanan alternatif pelayanan medis lainnya Ibu yang mengunjungi dan memanfaatkan
(Sinclair, 2014). Fisioterapi memegang pelayanan fisioterapi merupakan suatu
peranan yang penting pada masa antenatal fenomena yang unik sehingga perlu
maupun postnatal karena memberikan dilakukan penelitian terhadap factor-faktor
keuntungan jangka panjang bagi wanita. Hal yang memengaruhi persepsi ibu hamil dalam
ini bermanfaat untuk mengatasi gangguan mengunjungi fisioterapi. Penelitian ini
muskuloskeletal selama kehamilan, menjaga bertujuan untuk menemukan ada tidaknya
kebugaran dan ketahanan kardiovaskular, korelasi dari faktor tingkat pendidikan, faktor
menjaga berat badan dan menjaga kondisi penghasilan, faktor pengetahuan, dan faktor
psikologis melalui antenatal exercise (Nayak, pekerjaan terhadap perspesi ibu hamil
2015) Hal ini karena penggunaan layanan mengenai kebutuhan layanan fisioterapi.
fisioterapi dapat meningkatkan kemampuan
METODE
fungsional pada ibu hamil dengan keluhan
musculoskeletal (Richards, 2012) Penelitian ini deskriptif analitik
observasional dengan desain cross sectional.
Pada dasarnya ibu hamil Penelitian dilaksanakan di Puskesmas
membutuhkan fisioterapi. Hal itu tidak serta
Kecamatan Cipayung selama bulan April
merta secara otomatis menjadi suatu
hingga Juni 2018. Populasi penelitian
kebutuhan,kecuali muncul perasaan tidak merupakan seluruh ibu hamil di Puskesmas
nyaman atau kadar sakit tertentu. Faktor Kecamatan Cipayung. Sampel penelitian
perasaan tersebut akan menimbulkan persepsi
diambil dengan teknik random sampling,
(Jalaludin, 2007). Persepsi merupakan yaitu sebanyak 103 hamil dengan gangguan
pengalaman tentang objek, peristiwa atau muskuloskeletal. Variabel bebas adalah
hubungan yang diperoleh dengan
45 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)
Tabel 1.
Distribusi Karateristik responden (n=103)
Kategori Frekuensi %
Tingkat Pendidikan
SD 6 5,8
SMP/Sederajat 15 14,6
SMA/Sederajat 63 61,2
Diploma 7 6,8
Sarjana 10 9,7
Magister 2 1,9
103 100
Pekerjaan
Bekerja 18 17,5
Tidak bekerja 85 82,5
Total 103 100
Penghasilan Keluarga
<Rp1.500.000 (bawah) 10 9,7
Rp1.500.000-2.500.000 (menengah) 21 20,4
Rp2.500.000-3.500.000 (menengah atas) 39 37,9
>Rp3.500.000 (atas) 33 32
103 100
Tingkat Pengetahuan
Baik 7 6,8
Cukup 23 22,3
Kurang 73 70,9
103 100
Persepsi Kebutuhan
Butuh 49 47,6
Tidak Butuh 54 52,4
Total 103 100
Ibu hamil memiliki pendidikan akhir keluarga menengah atas (Rp2.500.000-
SMA/sederajat (61,2%) dan minoritas Rp3.500.000) (37,9%). Responden dengan
memiliki pendidikan akhir magister (1,9%), pengetahuan yang kurang mengenai layanan
tidak bekerja (82,5%), tingkat penghasilan fisioterapi (70,9%) dan responden yang
46 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)
faktor penghasilan, dan faktor pengetahuan. stimulus yang muncul dan kemudian menjadi
Tingkat pendidikan mempengaruhi pola pikir, persepsi (Trisnaniyanti et al, 2010). Pada
sudut pandang serta penerimaan responden penelitian lain disebutkan juga bahwa
terhadap informasi yang diterimanya, walaupun masyarakat memiliki asuransi atau
sehingga secara langsung maupun tidak kartu jaminan kesehatan, mereka lebih
langsung akan mempengaruhi pola pikir, memilih mengabaikan keluhan kesehatan
sudut pandang serta penerimaan responden dikarenakan kurangnya pengetahuan
terhadap informasi yang diterimanya masyarakat mengenai kegunaan pelayanan
(Listiani, 2017) Semakin tinggi tingkat kesehatan tersebut (Littik, 2008). Hal tersebut
pendidikan, semakin banyak pula terjadi karena kurangnya sosialisasi
pengetahuan yang dimiliki, sehingga individu pelayanan kesehatan ke masyarakat agar
tersebut akan lebih mudah meneriman serta masyarakat mengetahui tujuan dan manfaat
memahami objek yang akan dipersepsikan pelayanan kesehatan tersebut.
(Yustiani, 2013) Teori dari Jacobalis
Penelitian ini juga sesuai dengan
menyatakan bahwa tingkat pendidikan dapat
teori yang menyatakan bahwa persepsi
mempengaruhi seseorang dalam berfikir,
tentang sesuatu yang positif dapat mendorong
apakah individu tersebut berfikir rasional atau
seseorang untuk melakukan tindakan tersebut
irasional. Individu dengan tingkat pendidikan
(Bimo, 2010). Responden pada penelitian ini
rendah memiliki kecenderungan inkonsistensi
dilihat dari gangguan muskuloskeletal yang
persepsi yang sangat tinggi. Selain faktor
diderita seharusnya membutuhkan fisioterapi,
tingkat penghasilan, pada penelitian ini faktor
namun responden kurang memiliki
tingkat pengetahuan responden juga
pengetahuan mengenai layanan fisioterapi
berhubungan dengan persepsi kebutuhan
sehingga memiliki persepsi bahwa responden
layanan fisioterapi antenatal. Salah satu
tidak membutuhkan layanan fisioterapi
faktor yang mempengaruhi persepsi
antenatal. Mereka berfikir bahwa
seseorang adalah pengetahuan, dan
ketidaknyamanan yang mereka alami
pengetahuan ada ketika seseorang telah
merupakan suatu hal normal yang nantinya
melakukan penginderaan pada suatu objek
akan sembuh dengan sendirinya, sehingga
dan persepsinya (Bimo, 2010 ; Wardana,
diabaikan (Manarung, 2011). Pada penelitian
2016)
ini, ditemukan prevalensi nyeri pinggang
Semakin tinggi pengetahuan pada trimester 1 dan dua lebih rendah
seseorang, maka akan semakin positif dibandingkan trimester ketiga. Nyeri
persepsinya. Sesuai dengan pendapat pinggang selama kehamilan diperparah
Notoadmodjo dalam penelitiannya (Wardana, dengan adanya pelunakan ligament dan sendi
2016) yaitu setelah responden melakukan lumbosacrum karena adanya peningkatan
penginderaan maka kemudian akan level hormone progesterone dan relaxin.
membentuk keyakinan dan persepsi yang Nyeri pada region pinggang dan pelvic
positif, sehingga dapat bersikap dan merupakan masalah umum yang terjadi pada
berperilaku sesuai dengan keyakinan tersebut. masa kehamilan, dengan estimasi 4% hingga
Seseorang yang memiliki tingkat 76% (O.Ayamniyi et al , 2017). Selama
pengetahuan yang baik akan merasa kehamilan, nyeri pinggang bisa menjadi hasil
membutuhkan akses kesehatan yang lebih dari sekumpulan interaksi yang kompleks
banyak untuk upaya perawatan terhadap antara perubahan fisik, anatomi serta
gejala yang dirasakannya (Wibowo, 2017). fisiologis yang muncul selama periode
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian prenatal, dan dapat menyebabkan gangguan
terdahulu yang menyatakan bahwa aktivitas yang signifikan di seluruh area
pengetahuan membantu mengenali berbegai pinggang (Kanakaris, 2011)). Selain nyeri
48 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)
pinggang, sindrom pelvic girdle juga paling bekerja mempunyai 1.5 kali peluang untuk
tinggi pada trimester ketiga pada penelitian membutuhkan pelayanan kesehatan
ini. Faktor biomekanikal sangat dapat dikarenakan lebih memiliki banyak
menambah tekanan pada spine dikarenakan waktu(Field, 2001). Sedangkan penelitian ini
adanya penambahan beban pada perut, menyatakan bahwa seseorang yang tidak
penurunan stabilitas pada pelvic, laxity pada bekerja ternyata tidak memiliki urgensitas
sendi Sacrum Iliaka (SI) dan peningkatan terhadap pelayanan kesehatan. Literatur lain
mobilitas pada sendi selama kehamilan juga menyebutkan bahwa seseorang yang
(Ramachandra et al, 2014). Selanjutnya, tidak bekerja lebih sering mengalami
kram otot merupakan disfungsi gangguan kesehatan psikis atau depresi serta
musculoskeletal yang umum terjadi pada kurangnya pengetahuan mengenai pelayanan
wanita hamil dan pada penelitian ini, kesehatan mana yang dibutuhkannya (Yesil,
prevalensi tertinggi ada pada trimester ketiga 2015).
(62.7%). Kram merupakan kontraksi otot Hasil perhitungan hubungan antara
yang sangat menyakitkan dan biasanya terjadi tingkat penghasilan dengan persepsi ibu
pada otot-otot calf yang terjadi pada malam hamil terhadap kebutuhan layanan fisioterapi
hari (Jacobalis, 2000) antenatal sebagaimana yg dijelaskan pada
tabel 2 setelah menunjukkan bahwa ada
Hasil penelitian ini menunjukkan
hubungan yang signifikan antara tingkat
bahwa tidak adanya hubungan antara
penghasilan dengan persepsi ibu hamil
pekerjaan dengan persepsi kebutuhan layanan
terhadap kebutuhan layanan fisioterapi
fisioterapi antenatal. Berdasarkan hasil
antenatal. Berdasarkan uji tersebut dapat
penelitian terdahulu, salah satu faktor yang
dijelaskan bahwa semakin tinggi pendapatan,
dapat mempengaruhi persepsi ialah pekerjaan
maka persepsi seseorang terhadap kebutuhan
(Abs, 2012). Namun, penelitian ini tidak
layanan fisioterapi antenatal juga semakin
membuktikan adanya korelasi di antara kedua
tinggi.
hal tersebut. dalam penelitian ini tidak
Hasil ini sesuai dengan teori
terdapat hubungan antar keduanya. Pekerjaan
terdahulu yang mengemukakan bahwa
merupakan kegiatan-kegiatan yang dapat
penghasilan seseorang merupakan salah satu
menghasilkan uang. Aspek lain yang perlu
faktor yang dapat memengaruhi persepsi
diingat adalah ada beberapa jenis pekerjaan
dikarenakan semakin tinggi penghasilan,
yang tidak menghasilkan banyak uang, atau
seseorang akan memiliki tuntutan dan
dikenal dengan non-profit oriented. Hal ini
harapan yang lebih tinggi pada pelayanan
dapat menjadi indikasi tidak adanya
kesehatan yang dibutuhkannya karena
hubungan antar kedua variabel. Tingkat
mampu secara finansial. Hasil ini juga sejalan
ekonomi merupakan hal yang sangat
pada penelitian (Vuong et al, 2017),
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan. Jika
seseorang dengan pemasukan atau
tingkat ekonomi responden rendah, maka
penghasilan tinggi akan memiliki
mereka mengesampingkan kebutuhan yang
kebutuhannya dengan lebih baik
lebih tinggi demi memenuhi kebutuhan
dibandingkan pada seseorang dengan
pokok atau kebutuhan sehari-hari. Opini
penghasilan rendah karena seseorang dengan
lainnya adalah responden tidak memiliki
penghasilan tinggi akan rela untuk membayar
pengetahuan serta koneksi yang luas untuk
lebih untuk kebutuhannya dalam hal
mengetahui pelayanan kesehatan yang
kesehatan dan mendapatkan pelayanan yg
dibutuhkannya
lebih baik (Napirah, 2016). Tingkat
Hasil penelitian terdahulu
penghasilan yang rendah akan berkaitan erat
menjelaskan bahwa seseorang yang tidak
dengan ketidakmampuannya dalam biaya
49 Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No. 1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online)