Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

CAPITAL ASET PRICING MODEL

DISUSUN OLEH:

JANSSEN REKSA RANTELANGI (A031171320)

MUH. SALSABIL KAUTSAR (A031171333)

RIA MELYANTI (A031171535)

AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN

1
BAB 1

PENDAHULUAN

Para pemodal individual (baik perorangan maupun lembaga keuangan) memilih


portofolio (atau berbagai portofolio) apabila mereka dihadapkan estimasi tentang berbagai
variable yang relevan. Apabila setiap pemodal individu bertindak seperti yang kita pikirkan,
maka kita akan berhasil merumuskan bagaimana seluruh pemodal akan berprilaku, dan
karenanya bagaimana harga dan tingkat keuntungan akan ditentukan oleh pasar. Pembentukan
model-model keseimbangan umum memungkinkan kita untuk menentukan pengukur resiko
yang relevan dan bagaimana hubungan antara risiko untuk setiap asset apabila pasar modal
berada dalam keadaan seimbang. Dalam bab ini akan membicarakan dua model
keseimbangan (equilibrium model) yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage
Pricing Theory (APT).

BAB 2
CAPM dan APT

2.1 CAPM

2
2.1.1 Pengertian Capital Asset Pricing Modal (CAPM)

Dalam bab ini, akan dijelaskan suatu bentuk hubungan yang dinamakan
dengan Capital Asset Pricing Modal (CAPM), yang didasarkan pada prinsip-prinsip
logika ekonomi yang sederhana. Dalil dasar yang mendasari teori keuangan ini
adalah asset-aset yang memiliki resiko sistematis yang sama, semestinya memiliki
tingkat expected return yang sama, yakni harga dari asset-aset di pasar modal akan
menyesuaikan diri hingga asset-aset yang memiliki risiko yang ekuivalen memiliki
expected return yang identik.

Model CAPM diperkenalkan oleh Treynor, Sharpe dan Litner. Model CAPM
merupakan pengembangan teori portofolio yang dikemukan oleh Markowitz
dengan memperkenalkan istilah baru yaitu risiko sistematik (systematic risk) dan
risiko spesifik/risiko tidak sistematik (spesific risk /unsystematic risk). Pada tahun
1990, William Sharpe memperoleh nobel ekonomi atas teori pembentukan harga
aset keuangan yang kemudian disebut Capital Asset Pricing Model (CAPM)

Bodie et al. (2005) menjelaskan bahwa Capital Asset Pricing Model (CAPM)
merupakan hasil utama dari ekonomi keuangan modern. Capital Asset Pricing
Model (CAPM) memberikan prediksi yang tepat antara hubungan risiko sebuah aset
dan tingkat harapan pengembalian (expected return). Walaupun Capital Asset
Pricing Model belum dapat dibuktikan secara empiris, Capital Asset Pricing Model
sudah luas digunakan karena Capital Asset Pricing Model memiliki akurasi yang
cukup pada aplikasi penting.

Capital Assets Pricing Model (CAMP) merupakan model untuk menentukan


harga suatu asset pada kondisi ekuilibrium. Tujuannya adalah untuk menentukan
tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return-RRR) minimum dari
investasi yang beresiko. Dalam keadaan ekuilibrium, RRR investor untuk suatu
saham akan dipengaruhi oleh risiko saham tersebut. Dalam hal ini risiko yang
diperhitungkan hanyalah risiko sistematis atau risiko pasar yang diukur dengan beta
(β). Sedangkan risiko yang tidak sistematis dianggap tidak relevan karena risiko ini
dapat dihilangkan melalui diversifikasi.

Dalam membahas CAMP, secara implisit harus dibuat sejumlah asumsi yang
diperlukan agar model ini memiliki pondasi yang kuat. Asumsi-asumsi ini meliputi
3
asumsi-asumsi mengenai perilaku investor dan kondisi-kondisi dalam pasar modal.
Asumsi-asumsi berikut dianggap memadai yang memungkinkan model yang
dimaksud dibentuk:

1. Pasar terdiri dari para investor yang bersikap menghindari risiko (risk-
averse), yang mengukur risiko melalui standar deviasi dari pengembalian
portofolio. Asumsi ini menyediakan basis bagi pemakai ukuran-ukuran
risiko semacam beta (β).
2. Semua investor memiliki periode waktu yang sama bagi pembuatan
keputusan investasi (misalnya: sebulan, setahun, dan sebagainya). Asumsi
ini memungkinkan kita untuk mengukur ekspektasi-ekspektasi investor
atas interval waktu yang sama, sehingga membuat perbandingan-
perbandingan memiliki arti.
3. Semua investor diasumsikan memiliki ekspektasi yang sama menyangkut
pengembalian dan risiko sekuritas di masa depan. Satu-satunya alasan
yang membuat mereka memilih portofolio-portofolio yang berbeda
adalah perbedaan-perbedaan dalam risiko sistematis dan dalam preferensi
risiko. Tanpa asumsi ini, analisis tersebut akan menjadi lebih rumit.
4. Pasar modal adalah sempurna dalam arti bahwa semua asset bisa
dipecahkan secara sempurna, tidak ada biaya-biaya transaksi atau tingkat
pajak yang berbeda-beda, dan suku bunga pinjaman dan memberi
pinjaman sama satu sama lain dan sama bagi semua investor. Tanpa
kondisi-kondisi ini, akan ada kendala-kendala friksional terhadap kondisi-
kondisi ekuilibrium yang mendasari model ini.

Walaupun asumsi-asumsi ini telah memadai untuk membentuk CAMP, tidak


jelas apakah semua asumsi tersebut diperlukan dalam bentuk kaku seperti itu.
Mungkin saja sejumlah asumsi bisa dilonggarkan secara substansial tanpa
menghasilkan perubahan yang signifikan dalam bentuk model. Sejumlah besar riset
telah dilakukan untuk meneliti hal ini.

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah


perencana pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai
keadaan pasar dan mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital
Asset Pricing Model juga mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah
pasar saham yang besar, dan para investor adalah para price-takers, tidak ada pajak

4
maupun biaya transaksi, semua aset dapat diperdagangkan secara umum, dan para
investor dapat meminjam maupun meminjamkan pada jumlah yang tidak terbatas
pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk free rate). Dengan
asumsi ini, semua investor memiliki portofolio yang risikonya identik.

2.1.2 Persamaan Risiko dan Perolehan (Equation Risk and Return)

Persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) adalah :

Rs = Rf + Rp

Rs = Expected Return on a given risky security

Rf = Risk-free rate

Rp = Risk premium

Bila nilai β = 1 artinya adanya hubungan yang sempurna dengan kinerja seluruh
pasar seperti yang diukur indek pasar (market index), contohnya nilai yang diukur
oleh Dow-Jones Industrials dan Standard and Poor’s 500-stock-index. β adalah
ukuran dari hubungan paralel dari sebuah saham biasa dengan seluruh tren dalam
pasar saham. Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi
daripada pasar. β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah
daripada indek pasar secara umum (general market index).

Perubahan persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan
memasukan faktor β dinyatakan sebagai:

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Rs = Expected Return on a given risky security

Rf = Risk-free rate

Rm = Expected return on the stock market as a whole

βs = Stock’s beta, yang dihitung berdasarkan waktu tertentu

CAPM bertahan bahwa harga saham tidak akan dipengaruhi oleh


unsystematic risk, dan saham yang menawarkan risiko yang relatif lebih tinggi
(higher βs) akan dihargai relatif lebih daripada saham yang menawarkan risiko lebih

5
rendah (lower βs). Riset empiris mendukung argumen mengenai βs sebagai
prediktor yang baik untuk memprediksi nilai saham di masa yang akan datang
(future stock prices).

CAPM dikritik sebagai penyebab masalah kompetisi di Amerika Serikat.


Manajer di sebuah perusahaan di Amerika Serikat yang menggunakan CAPM
terpaksa membuat investasi yang aman dalam jangka pendek dan perolehannya
dapat diprediksi dalam jangka pendek daripada investasi yang aman dan perolehan
dalam jangka panjang. Para peneliti telah menggunakan CAPM untuk menguji
hipotesa yang berhubungan dengan hipotesa pasar efisien.

2.1.3 Aplikasi CAPM

Model yang dikembangkan CAPM menjelaskan bahwa tingkat return yang


diharapkan adalah penjumlahan dari return bebas risiko dan premium risiko.
Premium risiko dihitung dari beta dikalikan dengan premium risiko pasar yang
diharapkan. Premium risiko pasar sendiri dihitung dari tingkat return pasar yang
diharapkan dikurangi dengan tingkat return bebas risiko. Bentuk matematika
CAPM :

Rs = Rf + βs (Rm – Rf)

Rf biasanya diukur dengan tingkat return suku bunga bank sentral, di Indonesia
umumnya risk free aset diukur dengan tingkat return suku bunga Bank Indonesia.

βs diukur dengan menghitung data time series saham dengan data return pasarnya.

Dari definisi CAPM bahwa Rm adalah tingkat return pasar yang diharapkan,
bukan tingkat return pasar yang periode yang lalu. Untuk mendapatkan nilai Rm
tentunya harus dapat memprediksi berapa tingkat return IHSG yang diharapkan.
Salah satu cara memprediksi IHSG adalah dengan cara analisis faktor. Di sini anda
harus melakukan studi empiris, anda harus menentukan faktor-faktor yang
mempengaruhi IHSG, kemudian membuat persamaan regresi dari IHSG dan faktor
yang mempengaruhinya. Dan terakhir anda harus memprediksi nilai dari faktor
yang mempengaruhi IHSG untuk x periode yang anda tentukan. Cara lainnya adalah
menggunakan nilai IHSG dari hasil penelitian empiris dari peneliti lain.

6
2.1.4 Capital Market Line

Capital Market Line adalah garis yang menunjukkan semua kemungkinan


kombinasi portofolio efisien yg terdiri dari aset berisiko dan aset bebas risiko.
Capital market line menggambarkan hubungan antara return ekspetasi dengan risiko
total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Risiko sekuritas individual
akan selalu diplot dibawah garis karena sekuritas tunggal beresiko yang tidak
dikombinasikan adalah portofolio yang tidak efisien. CAPM tidak menyimpulkan
hubungan khusus antara ekspektasi return dan standar diviasi (yaitu resiko total)
dari sekuritas individual. Untuk menyatakan pendapat tentang ekspektasi return dari
sekuritas individual, perlu dilakukan analisis yang lebih dalam.

Gambar 2.1

Hubungan antara return ekspetasi dengan risiko

C M L

E (R m ) A

P r e m i R is ik o P o r to fo lio
E (R m )-R f

R f
R is ik o P o r to fo lio P a s a r

SD m R is ik o

E ( RM )  R f
Kemiringan (Slope) CML =
M

Slope mengindikasikan tambahan return yang disyaratkan untuk setiap


kenaikan 1% risiko portofolio .

Dengan menggunakan CAPM, setiap investor memiliki portofolio pasar dan


memberikan perhatian terhadap standar deviasinya karena akan mempengaruhi
slope CML dan besarnya investasi di portofolio pasar. Sesuai dengan hal itu, tiap
investor akan mencatat bahwa ukuran yang relevan dari risiko sekuritas adalah

7
kovariannya dengan portofolio pasar, artinya sekuritas dengan nilai yang

lebih besar akan dipandang sebagai contributor risiko yang lebih besar ke portofolio
pasar. Juga berarti bahwa sekuritas dengan standar deviasi lebih besar seharusnya
tidak dipandang lebih menambahkan risiko ke portofolio pasar dibanding sekuritas
dengan standard deviasi yang lebih kecil.

Dari analisis ini, sekuritas dengan nilai yang lebih besar harus

memberikan ekspektasi return yang lebih besar secara proporsional agar investor
tertarik membelinya. Dalam situasi seperti ini, sekuritas akan memberikan
kontribusi risiko ke portofolio pasar tetapi tidak member kontribusi yang
proporsional terhadap ekspektasi return portofolio pasar. Artinya, penyingkiran
sekuritas semacam itu dari portofolio pasar akan meningkatkan ekspektasi return
portofolio pasar relatif terhadap standar deviasinya. Karena investor akan menyukai
perubahan ini, portofolio pasar tidak lagi menjadi portofolio beresiko optimal untuk
dipegang. Jadi harga sekuritas akan berada di luar keseimbangan.

Bentuk yang tepat dari keseimbangan hubungan antara risiko dan return dapat

ditulis sebagai berikut: = + .

Adapun pengertian lain yang menjelaskan bahwa SML merupakan garis yang
mneghubungkan β atau risiko pasar atau risiko sistematis dengan RRR untuk semua
saham, baik yang efisien maupun yang tidak efisien. Sedangkan garis pasar modal
(capital market line- CML) merupakan garis yang mengubungkan antara total risiko

yang diukur dengan standar deviasi ( dengan RRR portofolio yang efisien saja.

8
Hubungan total risiko dengan RRR portofolio yang efisien dinyatakan sebagai
CML dengan rumus sebagai berikut:

CML = Rf +

Keterangan symbol :

Rf = tingkat pengembalian ats investasi beban risiko

E (Rm)= tingkat pengembalian pasar yang diharapkan

SDm = standar deviasi (total risiko) pasar

SDp = standar deviasi (total risiko) portofolio

Rm – Rf = premi risiko pasar

Dari uraian di atas, beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari
penjelasan mengenai garis pasar modal( CML) adalah:
1. Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan
kombinasi dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko.
Portofolio M, merupakan portofolio yang terdiri dari aset yang berisiko,
atau disebut dengan portofolio pasar. Sedangkan titik RF, merupakan
pilihan aset yang bebas risiko. Kombinasi atau titik- titik portofolio di
sepanjang garis RF² M ini, selanjutnya merupakan portofolio yang efisien
bagi investor.
2. Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa
investor bersifat risk averse. Artinya, investor hanya akan mau
berinvestasi pada aset yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi
berupa return yang diharapkan yang lebih tinggi. Dengan demikian,
semakin besar risiko suatu investasi, semakin besar pula return yang
diharapkan.
3. Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan
return yang diharapkan, akan bisa menyebabkan slope CML yang
negatif. Slope negatif ini terjadi bila tingkat return aktual portofolio
pasar lebih kecil dari tingkat keuntungan bebas risiko.

9
4. Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang
diharapkan untuk setiap risio portofolio yang berbeda.

2.1.5 Security Market Line

Untuk menggambarkan hubungan risiko dan return dari aset-aset


individual ataupun portofolio yang tidak efisien, kita bisa menggunakan Garis
Pasar Sekuritas (Security Market Line).

Garis pasar sekuritas atau security market line (SML) adalah garis yang
menghubungkan tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan resiko
sistematis (beta). SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual
pada kondisi pasar yang seimbang. SML dapat digunakan untuk menilai
keuntungan suatu aset individual pada kondisi pasar yang seimbang.
Sedangkan CML, seperti telah dijelaskan di depan, bisa dipakai untuk menilai
tingkat return diharapkan dari suatu portofolio yang efisien, pada suatu tingkat
risiko tertentu(M).

Bila dalam portofolio, tambahan return ekspetasi terjadi karena tambahan


risiko dari portofolio yang bersangkutan, maka untuk sekuritas individual, tambahan
return ekspetasi terjadi karena tambahan risiko sekuritas individual yang diukur
dengan beta. Beta menentukan besarnya tambahan return ekspetasi dengan alasan
portofolio yang sudah di-diversifikasi dianggap tidak memiliki risiko tidak
sistematis, sehingga yang relevan diperhitungkan adalah risiko sistematis yang
diukur dengan beta tersebut. Beta untuk portofolio pasar adalah 1. Beta yang lebih
kecil (besar) dari 1 dikatakan berisiko lebih kecil (besar) dari risiko portofolio pasar.
Kemiringan (slope) GPS = [E(Rm) – Rf] / Bm. Persamaan GPS adalah : E(Ri) = Rf
+ [E(Rm) –Rf] Bi

10
Gambar 2.2

Return Ekspetasi
SM L
C

E (R m ) A

R f
A s e t y g r is ik o n y a < p a s a r A s e t y g r is ik o n y a > p a s a r

Bm <1 Bm =1 Bm >1 R is ik o

Dalam model keseirnbangan CAPM, nilai beta sangat rnempengaruhi tingkat


return yang diharapkan pada suatu sekuritas. Semakin tinggi nilai beta dan
return pasar maka akan semakin tinggi tingkat return yang disyaratkan oleh
investor.

Berdasarkan hubungan tingkat return dengan beta yang sudah dijelaskan


di atas, maka bisa disimpulkan bahwa return yang diharapkan dari sekuritas
terdiri dari dua komponen utama penyusun tingkat return yang disyaratkan
investor( required rate of return), yaitu: tingkat return bebas risiko dan premi
risiko. Tingkat return yang diharapkan adalah jumlah minimum return yang
disyaratkan investor untuk berinvestasi pada suatu sekuritas tertentu.

2.1.6 Beta Saham Dan Beta Portofolio


Beta (β) dari saham dan portofolio adalah ukuran seberapa besar perubahan
return saham sebagai akibat perubahan return pasar.
Suatu aset memiliki Beta dari nol jika pengembalian secara independen.
Sebuah beta positif berarti bahwa mengembalikan asset umumnya mengikuti pasar,
dalam arti bahwa keduanya cenderung berada di atas rata-rata masing-masing
bersama-sama, atau keduanya cenderung berada di bawah rata-rata masing-masing
bersama-sama. Sebuah beta negatif berarti bahwa asset mengembalikan umumnya

11
bergerak berlawanan pasar: akan cenderung berada di atas rata-rata pada saat yang
lain adalah di bawah.
Secara umum, jika kita memiliki beberapa asset dalam portfolio, kita akan
mengalikan beta setiap asset dengan bobotnya dalam portfolio, lalu menjumlahkan
hasilnya untuk memperoleh beta portofolio.
Rumus beta suatu aset dalam portofolio adalah

dimana r a mengukur tingkat pengembalian aset, r p mengukur tingkat pengembalian


portofolio, dan cov (r a, r p) adalah kovarians antara tingkat pengembalian. Portofolio
kepentingan dalam perumusan CAPM adalah portofolio pasar yang berisi semua
aset berisiko, sehingga istilah r p dalam formula diganti oleh r m, tingkat
pengembalian pasar.
Beta juga disebut sebagai ukuran sensitivitas dari aset untuk pengembalian
pasar, non-diversifiable risiko , risiko sistematis atau risiko pasar. Pada tingkat aset
individual, pengukuran beta dapat memberikan petunjuk untuk volatilitas dan
likuiditas di pasar.

2.2 APT

Capital asset pricing model (CAMP) bukanlah satu-satunya yang menjelaskan


bagaimana aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menentukan tingkat
keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu teori
yang disebut arbitrage pricing theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari
bagaimana pemodalan membentuk portofolio yang efisien (karena market portofolio yang
mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien) maka APT
mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price) yakni bahwa dua kesempatan
investasi yang mempunyai karakteristik yang identik sama tidaklah bisa dijual dengan harga
yang berbeda. Apabila aktiva yang berkarakteristik sama tersebut terjual dengan harga
berbeda maka akan terdapat kesempatan untuk melakukan arbitrage dengan membeli aktiva
yang berharga murah dan pada saat yang sama menjualnya dengan harga yang lebih tinggi
sehingga memperoleh laba tanpa resiko

12
Perbedaan atara kedua model terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antara
tingkat keuntungan sekuritas. APT mengasumsikan bahwa tingkat keuntungan tersebut
dipengaruhi oleh berbagai factor dalam perekonomian dan industri. Korelasi antara tingkat
keuntungan dua sekuritas terjadi karena sekuritas-sekuritas tersebut dipengaruhi oleh faktor
atau factor-faktor yang sama. Sebaliknya meskipun CAPM mengakui adanya korelasi antara
tingkat keuntungan, model tersebut tidak menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
korelasi tersebut. Baik CAPM maupun APT sama-sama berpendapat bahwa ada hubungan
yang positif antara tingkat keuntungan yang diharapkan dengan resiko.

2.2.1 Resiko sistematis dan tidak sistematis


Bagian keuntungan yang tidak terantisipasi merupakan resiko yang dihadapai
oleh para pemodal. Meskipun demikian sumber resiko tersebut dapat berasal dari
factor yang mempengaruhi semua atau banyak perusahaan. Dengan demikian
sumber resiko dapat dibagi dua kelompok yaitu :
1. Systematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi semua
(banyak) perusahaan.
2. Unsystematic risk, yang merupakan resiko yang mempengaruhi satu
(sekelompok kecil) perusahaan

Formulanya adalah :
R =E ( R ) +U
=E ( R ) +m+
Dimana : m = resiko sistematis
= resiko tidak sistematis
Resiko tidak sistematis dari perusahaan A tidak berkorelasi dengan resiko
tidak sistematis dari perusahaan B maka korelasi ( A , B )=0

2.6.2 Resiko Sistematis dan beta


Apabila resiko tidak sistematis tidak saling berkorelasi maka resiko sistematis
setiap perusahaan akan saling berkorelasi. Sebagai akibatnya maka tingkat
keuntungan antara saham juga saling berkorelasi, namun demikian intensitas
mungkin berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Tingakat
kepekaan ini diukur sebagai beta. Semakin peka perubahannya semakin tinggi beta

13
factor tersebut. Jika suatu factor mempengarruhi perubahan harga saham secara
negative maka betanya disebut negative beta dan sebaliknya.
Contohnya :
Misalkan dua factor yang kita anggap akan mempengaruhi tingkat keuntungan
saham adalah tingkat bunga (r) dan GNP. Dengan demikian kita dapat menuliskan
persamaan tingkat keuntungan sekuritas adalah
R =E ( R ) + U
=E ( R ) + m +
=E ( R ) + βrFr + βGNPFGNP +

F dalam hal ini adalah menunjukan selisih antara besaran actual dengan
besaran yang diharapkan.
Kemudian kita akan perkirakan keuntungan untuk periode satu tahun. Kita
perkirakan bahwa tingkat bunga akan mengalami penurunan sebesar 2% dan GNP
akan meningkat menjadi 6%. Beta untuk bunga dan GNP masing masing βr = -1,6,
dan βGNP = 0,80. Ternyata dalam tahun tersebut yang terjadi adalah tingkat bunga
tetap dan GNP naik menjadi 7%, disamping itu terbeti berita bahwa riset yang
dilakukan perusahaan berhasil dengan baik dan menyumbangkan 5% dari
keuntungan total. Apabila tingkat keuntungan yang diharapkan dari perusahaan
tersebut adalah 13%, maka tingkat keuntungan total saham tersebut adalah :

R =E(R) + βrFr + βGNPFGNP +

= 13% + [-1,60*(0-(-2%))] + [0,80+ (7%-6%)] + 5%


= 15,6 %

2.7 Perbandingan CAPM dan APT

CAPM APT
Periode Waktu / horizon Ada Tidak ada
Faktor Resiko Hanya satu Faktor makro

BAB 3
14
KESIMPULAN

Capital Asset Pricing Model mengasumsikan bahwa para investor adalah perencana
pada suatu periode tunggal yang memiliki persepsi yang sama mengenai keadaan pasar dan
mencari mean-variance dari portofolio yang optimal. Capital Asset Pricing Model juga
mengasumsikan bahwa pasar saham yang ideal adalah pasar saham yang besar, dan para
investor adalah para price-takers, tidak ada pajak maupun biaya transaksi, semua aset dapat
diperdagangkan secara umum, dan para investor dapat meminjam maupun meminjamkan
pada jumlah yang tidak terbatas pada tingkat suku bunga tetap yang tidak berisiko (fixed risk
free rate).

Capital asset pricing model (CAMP) bukanlah satu-satunya yang menjelaskan


bagaimana aktiva ditentukan harganya oleh pasar, atau bagaimana menentukan tingkat
keuntungan yang dipandang layak untuk suatu investasi. Ross (1976) merumuskan suatu teori
yang disebut arbitrage pricing theory (APT). Kalau pada CAPM analisis dimulai dari
bagaimana pemodalan membentuk portofolio yang efisien (karena market portofolio yang
mempunyai kedudukan sentral dalam CAPM merupakan portofolio yang efisien) maka APT
mendasarkan diri konsep satu harga (the law of one price).

Perbedaan atara kedua model terletak pada perlakuan APT terhadap hubungan antara
tingkat keuntungan sekuritas. Selain itu daya tarik APT adalah kita tidak perlu
mengidentifikasikan market folio yang harus efisiensi untuk menghitung beta dalam CAMP,
disamping itu APT memungkinkan pengguna lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat
keuntungan yang diharapkan. Sayangnya faktor yang kita identifikasikan dalam APT tidak
kita ketahui banyaknya dan atau bisa kita kenali, sebaliknya CAMP menyatukan faktor makro
kedalam satu faktor yaitu return market portofolio.

DAFTAR PUSTAKA
15
Husnan, Suad, 2002, Dasar-dasar Teori Portofolio dan analisis sekuritas, edisi ketiga,
UPP AMP YKPN.

http://www.scribd.com/doc/40232050/Model-Model-Keseimbangan

http://yohanli.wordpress.com/2007/11/02/capital-asset-pricing-model-capm
https://www.scribd.com/doc/59863706/Tugas-Makalah-Pa-Islah-Ppak-Repaired

16

Anda mungkin juga menyukai