Anda di halaman 1dari 8

Nama kelompok

Bizry Cahya Divia (1613022004)


Didik Rahmadi (16130220
Seira Nadylle (16130220
Resti Novika (1613022020)
Yoana Kristiani (1653022002)

A. KONVERENSI ENERGI PANAS MENJADI ENERGI LISTRIK MENGGUNAKAN


PANAS API LILIN MENGGUNAKAN RANGKAIAN LAMPU LED

B. RASIONAL DAN KAJIAN TEORITIK

1. Rasional

Pengubahan energi panas menjadi listrikatau dengan nama lain Termoelektikmerupakan


salah satu upaya pemanfaatan energi panas yang akan dikembangkan menjadi sebuah
energi listrik yang dapat dimanfaatkan selanjutnya. Penggunaan efek mekanik kuantum
ini memang masih sangat sedikit digunakan, namun meskipun begitu potensi yang
tersimpan di dalam sumber energi panas yang melimpah membuat para perusahaan besar
yang bekerja sama dengan para peneliti dunia terus berupaya dalam menciptakan
cadangan energi baru yang akan diubah ke dalam bentuk listrik berskala besar.

Teknologi pembangkit listrik dunia yang mayoritas didukung dengan penggunaan tenaga
air, angin dan juga matahari kini juga semakin dikembangkan dengan penemuan baru
yang mana mulai memanfaatkan hasil limbah yang terus terbuang tanpa manfaat yang
pasti. Salah satu contoh pemanfaatan energi panas yang berasal dari bahan bakar limbah
adalah pembangkit listrik energi karbondioksida (CO2). Pemanfaatan magnet pada
komposit bahan platinum dan nikel kini dapat dimanfatkan sebagai pembangkit listrik
terbaru yang mana akan mengubah energi panas menjadi listrik yang memiliki hasil
tegangan sebesar 10 kali lipat. Hal ini selain dapat bermanfaat, pembuangan limbah
(CO2) juga dapat semakin diminimalisir dengan pemanfaatan terhadap suatu yang dapat
berguna untuk ke depannya.
Sumber energi panas merupakan salah satu diantara beberapa energi terbarukan yang
bisa dimanfaatkan dalam kehidupan manusia. Ada banyak sumber energi panas yang
tidak dikonversi oleh manusia, padahal energi panas bumi merupakan energi yang
polusinya lebih sedikit dibandingkan dengan sumber energi lainya. Oleh karena itu,
konversi energi panas menjadi energi listrik dapat digunakan sebagai upaya yang
dilakukan dalam menyediakan energi listrik yang lebih optimal untuk mengurangi
polutan dan menjaga kelestarian lingkungan.

2. Kajian Teoritik

Dengan semakin majunya perkembangan zaman membuat kebutuhan akan energi listrik
kian meningkat. Berbagai usaha dilakukan untuk mencari sumber energi listrik baru, salah
satunya dengan pembangkit energi listrik dengan kapasitas mikro yang memamfaatkan
energi panas. Pemamfaatan energi panas sebagai pembangkit energi listrik dengan
kapasitas mikro dapat dilakukan dengan menggunakan elemen termoelektrik. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik serta unjuk kerja dari termoelektrik sebagai
pembangkit energi listrik. Penelitian ini menggunakan termoelektrik tipe tec1-12706
dengan aluminium sebagai penerima panas dan heatsink sebagai media pendingin.

Variasi penelitian meliputi antara lain rangkaian termoelektrik tanpa beban dan berbeban
yang dirangkai seri. Sumber panas yang dipilih yaitu sinar matahari dan api. Hasil
penelitian menunjukkan panas dari matahari dan api dapat menjadi sumber energi listrik
dengan kapasitas mikro yang cukup potensial. 4 buah modul termoelektrik yang dirangkai
secara seri menghasilkan tegangan sebesar 1.4 v ketika plat aluminium menyerap sinar
matahari dengan beda temperatur antara sisi panas dan sisi dingin sebesar 31 k. Pada
pengujian 4 buah modul termoelektrik yang dirangkai seri dengan beban 10 ohm, didapat
efisiensi maksimal dari pembangkit yaitu 0.314% pada menit ke 60 sejak pemaparan sinar
matahari dengan ∆t sebesar 30 k. Pada pengujian dengan beban panas api, didapat efisiensi
maksimal dari pembangkit yaitu 1% pada menit ke 6 sejak pemanasan dengan ∆t sebesar
63.5 k. Dari hasil ini dapat disimpulkan, termoelektrik dapat menghasilkan listrik dengan
memamfaatkan energi panas.

Efek termoelektrik adalah peristiwa pengkonversian secara langsung dari energi panas
menjadi energi listrik atau sebaliknya karena beda suhu suatu material. Material
generator termoelektrik terbuat dari bahan semikonduktor yang terdiri dari tipe p dan tipe
n. Material tipe p adalah material yang kekurangan elektron (hole) dan material tipe n
kelebihan elektron. Ketika material tersebut diberikan beda suhu, maka elektron akan
bergerak dari sisi bersuhu panas ke sisi yang bersuhu lebih dingin.

Pengkonversian energi karena beda suhu menjadi energi listrik disebut sebagai efek
seebeck. Konduktor pada termokopel yang merupakan dua logam yang berbeda dan
dinotasikan sebagai material x dan y. Apabila pada termokopel b diberikan panas sebesar
th dan termokopel a lebih dingin pada suhu tc, maka akan timbul tegangan (vo) pada
terminal t1 dan t2. Tegangan itu disebut sebagai emf (electromotive force) dan
ditunjukkan sebagai berikut

.................................................................. (1)

Dengan: v : tegangan (volt) αxy : koefisien seebeck material x dan y (volt/°k) th : suhu
termokopel yang panas (°k) tc : suhutermokopel yang dingin (°k) koefisien seebeck
(vk-1 ) besarnya diukur dari pengaruh tegangan termoelektrik akibat beda suhu yang
melewatinya. Koefisien ini dinotasikan dengan s atau α yang nilainya tergantung pada
suhu material dan struktur kristalnya. Sifat material yang yang digunakan untuk
mengukur seluruh performa termoelektrik disebut dengan figure of merit (z). Figure of
merit pada material termoelektrik ditunjukkan dengan: α :koefisien seebeck material (v.k
-1 ) σ :konduktifitas listrik material (a.v -1m 1 ) λ :konduktifitas panas material (w.m-1 .k
-1
C. MASALAH

Adapun rumusan masalah pada proposal proyek ini adalah :


1. Bagaimana langkah pembuatan alat konversi energi panas menjadi energi listrik
dengan panas lilis dan rangkaian lampu LED?
2. Bagaimana efisiensi alat konversi energi panas menjadi energi listrik dengan
peralatan alat ini?
3. Berapakah tegangan, arus, dan daya yang mampu dihasilkan oleh alat konversi panas
dengan panas api lilin ini?

D. DESAIN HIPOTETIK
1. Deskripsi desain dan Spesifikasi Produk
Pada desain produk sederhana ini tentunya menggunakan konsep koversi energi panas
menjadi energi listik. Desain produk dibuat sederhana agar mudah untuk dapat
diproduksi oleh semua kalangan namun cukup memerlukan ruang yang cukup besar
untuk penempatannya. Bahan-bahan produk sederhana ini bisa didapatkan di lingkungan
ataupun dalam keseharian karena sebagian bahan menggunakan bahan-bahan bekas.

Gambar D.1 Desain Alat

E. ALAT DAN BAHAN

Adapun alat dan bahan yang digunakan adalah sebagai berikut:

No Alat dan Bahan Keterangan

1. Alumunium 1

2. Heatsink 1
3. Kabel 2

4. Termoelektrik 1

5. Lampu LED 3

6. Korek Api 1

7. Lilin 2

8. Meteran 1

9. Bor 1

10. Lem tembak 1

F.RANCANGAN LANGKAH PRODUKSI (sesuai gambar desain)

Adapun langkah percobaan yang dilakukan adalah :


1. Menyiapkan alat dan bahan,
2. Potong alumunium
3. Tempelkan heatsink dengan termoelektrik
4. Pasang alimunium dengan heatsink yang sudah menempel dengan termoelektrik
5. Sambungkan kanel dengan heatsink
6. Rangkai lampu LED
7. Sambungkan kabel pada rangkaian heatsink dan lampu LED
8. Hidupkan lilin
9. Panaskan pada daerah Termoelektrik dengan lilin
10. Amati hasil percobaan dan catat

G. GAMBAR RANCANGAN PENGUKURAN NILAI SETIAP ITEM SPESIFIKASI


PRODUK

Adapun prosedur uji coba yang dilakukan pada produk ini adalah:

1. Menyalahkan lilin selama 1 menit lalu arahkan api lilin tersebut ke termoelektrik,
semakin panas kalor yang mengalir maka lampu akan hidup lebih terang
2. Lalu selama produk beroperasi, ukur arus dan tegangan operasionalnya untuk mencari
Daya dengan mengalikan arus (I) dengan tegangan (V) operasionalnya

H. RANCANGAN TABEL DATA HASIL PENGUKURAN SPESIFIKASI PRODUK

No Perbedaan suhu Arus yang Tegangan yang Daya listrik


dihasilkan dihasilkan
Percobaan 1
Percobaan 2
Percobaan 3
Percobaan 4
Percobaan 5

I. TEKNIK ANALISIS DATA UNTUK MENILAI CAPAIAN SPESIFIKASI PRODUK

Teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan pengukuran menggunakan alat ukur atau uji spesifikasi

produk. uji spesifikasi produk digunakan untuk menguji apakah spesifikasi produk alat konversi energi

panas menjadi energi listrik telah terpenuhi sesuai dengan telah diidentifikasi sebelumnya. Uji yang

kenakan yaitu untuk mengetahui informasi detail mengenai alat konversi energi panas menjadi energi

listrik. Sensitivitas alat konversi dihitung berdasarkan data pengukuran yang dihasilkan saat proses

pengembangan alat dilakukan. Uji sensitivitas untuk mengetahui perbandingan hasil keluaran/instrumen

pengukuran terhadap perubahan variabel masukan yaitu daya listrik (tegangan dan arus listrik)

J.RANCANGAN SIMPULAN (berdasar capaian spesifikasi produk)

Pengubahan energi panas menjadi listrik atau dengan nama lain Termoelektik merupakan
salah satu upaya pemanfaatan energi panas yang akan dikembangkan menjadi sebuah energi
listrik yang dapat dimanfaatkan selanjutnya. Termoelektrik yang mengubah energi panas menjadi
tenaga listrik adalah salah satu proses penggunaan elektron yang mana berperan sebagai fluida yang

memiliki fungsi sebagai kuanta magnetisasi atau yang dinamakan sebagai magnon.

K. DAFTAR PUSTAKA
Geotermal. 2016. Pengubah energinpanas menjadi energi listrik. Diunduh dari.
https://www.google.co.id/amp/s/geothermalindonesia.com/2017/02/25/pengubahan-
energi-panas-menjadi-listrik/amp/. Diakses pada 11 September 2018 Pukul 21.40

Syahruji. 2016. Pengembangan Perangkat Konversi energi Panas menjadi energi listrik. Diunduh dari.

https://divpenhmtmulm.files.wordpress.com/2016/12/pengembangan-perangkat-kon
ersi-energi-panas-menjadi-energi-listrik.docx. Diakses pada 11 September 2018 Pukul
20.34

L. DAFTAR LINK JURNAL YANG DISITASI


https://journal.unhas.ac.id/index.php/jrtk/article/download/
https://media.neliti.com/media/publications/
https://digilib.unila.ac.id/21277/3/
.

Anda mungkin juga menyukai