Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEMINAR AKUNTANSI KEUANGAN


(Individu)

IFRS 1
FIRST TIME ADOPTION OF IINTERNATIONAL
FINANCIAL REPORTING STANDART

Disusun oleh :
Ressa Veranti
1811070005

Dosen : Dr. Reschiwati, S.E., Ak., M.M.

JAKARTA
2019
IFRS 1

FIRST TIME ADOPTION OF INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING


STANDART

A. Pendahuluan

International Accounting Standards, yang lebih dikenal sebagai International


Financial Reporting Standards (IFRS), merupakan standar tunggal pelaporan
akuntansi yang memberikan penekanan pada penilaian (revaluation) profesional
dengan disclosures yang jelas dan transparan mengenai substansi ekonomis transaksi,
penjelasan hingga mencapai kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat tuntutan
globalisasi yang mengharuskan para pelaku bisnis di suatu Negara ikut serta dalam
bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan suatu standar internasional yang berlaku
sama di semua Negara untuk memudahkan proses rekonsiliasi bisnis. Perbedaan
utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di Indonesia terletak pada
penerapan revaluation model, yaitu kemungkinkan penilaian aktiva menggunakan
nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis ‘true and fair‘ (IFRS
framework paragraph 46).
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan saat pertama kali
memakai IFRS adalah kesiapan dari akunting perusahaan agar segera mengupdate
pengetahuannya tentang IFRS sehubungan dengan perubahan SAK. Akuntan
Manajemen/ Perusahaan dapat mengatisipasi dengan segera membentuk tim sukses
konvergensi IFRS yang bertugas mengupdate pengetahuan Akuntan Manajemen/
Perusahaan, melakukan gap analysis, dan menyusun road map konvergensi IFRS serta
berkoordinasi dengan proyek lainnya untuk optimalisasi sumber daya, dikarenakan
dalam IFRS terdapat beberapa hal besar perbedaan dibandingkan dengan prinsip yang
saat ini berlaku, antara lain :
Penggunaan Fair-value Basis dalam penilaian aktiva, baik aktiva tetap, saham,
obligasi dan lain-lain, sementara sampai dengan saat ini penggunaan harga perolehan
masih menjadi basic mind akuntansi Indonesia. Sayangnya IFRS sendiri belum
memiliki definisi dan petunjuk yang jelas dan seragam tentang pengukuran
berdasarkan nilai wajar ini
Jenis laporan keuangan berdasarkan PSAK terdiri dari 4 elemen (Neraca,
Rugi-Laba dan Perubahan Ekuitas, Cashflow, dan Catatan atas Laporan keuangan).
Dalam draft usulan IFRS menjadi 6 elemen (Neraca, Rugi-Laba Komprehensif,
Perubahan Ekuitas, Cashflow, Catatan atas Laporan keuangan, dan Neraca
Komparatif). Penyajian Neraca dalam IFRS tidak lagi didasarkan pada susunan
Aktiva, Kewajiban dan Ekuitas, tapi dengan urutan Aktiva dan Kewajiban usaha,
Investasi, Pendanaan, Perpajakan dan Ekuitas. Laporan Cashflow tidak disajikan
berdasarkan kegiatan Operasional, Investasi dan Pendanaan, melainkan berdasarkan
Cashflow Usaha (Operasional dan investasi), Cashflow perpajakan dan Cashflow
penghentian usaha.
Tujuan diterapkannya IFRS merupakan suatu pengupayaan untuk memperkuat
arsitektur keungan global dan mencari solusi jangka panjang terhadap kurangnya
transparansi informasi keuangan. Selain itu IFRS juga memastikan bahwa laporan
keungan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksukan dalam laporan
keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang :
1. Transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang peiode
yang disajikan
2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada
IFRS
3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para
pengguna

Laporan keuangan IFRS terdiri dari :


 Pernyataan Posisi Keuangan
Pernyataan-pernyataan terpisah Pendapatan Komprehensif
yang terdiri dari Laporan Laba Rugi dan secara terpisah Pernyataan
Pendapatan Komprehensif, pernyataan yang membandingkan Laba atau Rugi
Penghasilan terhadap total pendapatan komprehensif
 Pernyataan Perubahan Ekuitas (SOCE)
 Pernyataan Arus Kas atau Laporan Arus Kas
catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan

IFRS 01 – First Time Adoption of International Financial Reporting Standards


menerapkan prosedur bahwa entitas harus mengikuti ketika mengadopsi IFRS untuk
pertama kalinya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan yang bertujuan umum.
IFRS memberikan pengecualian terbatas dari persyaratan umum untuk mematuhi
setiap aturan. IFRS efektif pada akhir periode IFRS pertama kali dilaporkan.

Tujuan IFRS 01 ini adalah untuk memastikan bahwa Laporan IFRS pertama
suatu entitas dan Laporan Keuangan Sementara (Interim Financial Reports) untuk
suatu bagian periode yang dicakup laporan keuangan, berisi informasi berkualitas
tinggi yang:

a. transparan bagi pengguna dan sebanding atas seluruh periode yang disajikan
b. menyediakan titik awal yang cocok untuk akuntansi yang sesuai dengan IFRS
c. dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat bagi pengguna.

Berikut adalah struktur dari IFRS:

Sumber: bapaknaga.com
B. Ruang Lingkup

1. Laporan Posisi Keuangan Awal Menurut Standar Pelaporan Keuangan


Internasional
Neraca secara umum, menyajikan informasi mengenai kekayaan perusahaan
dan klaim – klaim sehubungan dengan kekayaan tersebut. Klaim dalam hal ini, bisa
berupa utang atau kepemilikan saham oleh pihak luar (kreditur dan pemegang saham).
Penyajian laporan posisi keuangan menurut IFRS, yaitu :
- Laporan posisi keuanganan (Neraca)
- Laporan Laba Rugi Komprehensif
- Laporan Perubahan Ekuitas
- Laporan Arus Kas
- Catatan atas Laporan Keuangan

2. Penyesuaian Yang Diperlukan Dalam Menyusun Laporan Posisi Keuangan


Awal Menurut Standar Pelaporan Keuangan Internasional
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan posisi
keuangan menurut IFRS 1 antara lain :
1. Pengungkapan dan Penyajian Laporan Keuangan
a. Komponen laporan keuangan lengkap terdiri atas :
- Laporan posisi keuangan (neraca)
- Laporan laba rugi komprehensif
- Laporan peruabahan ekuitas
- Laporan arus kas
- Catatan atas laporan keuangan
- Laporan posisi keuangan komparatif awal periode dan penyajian
retrospektif terhadap penerapan kebijakan akuntansi.
b. Berdasarkan ilustrasi IFRS :
Asset : Asset Tidak Lancar
Asset Lancar
Ekuitas : Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk
Hak nonpengendali
Liabilitas : Liabilitas jangka panjang
Liabilitas jangka pendek
c. Istilah minority interest (hak minoritas) diganti menjadi non controlling
interest (hak non pengendali) dan disajikan dalam Laporan perubahan
ekuitas.
d. Tidak mengenal istilah pos luar biasa (extraordinary item)
e. Liabilitas jangka panjang disajikan sebagai liabilitas jangka pendek jika
akan jatuh tempo dalam12 bulan meskipun penjanjian pembiayaan
kembali sudah selesai periode pelaporan dan sebelum penerbitan laporan
keuangan.

3. Pengecualian Terhadap Aturan Adopsi Pertama Kali

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pengecualian untuk penerapan retrospektif
IFRS adalah :

1. Penggabungan usaha sebelum tanggal transisi


2. Nilai wajar jumlah penilaian kembali yang dapat dianggap sebagai nilai terpilih
3. Employee benefits
4. Perbedaan kumulatif atas translasi (penjabaran) mata uasng asing, muhibah
(goodwill), dan penyesuain nilai wajar
5. Instrument keuangan termasuk akuntansi lindung nilai (hedging)\

4. Pengecualian untuk Penerapan Retrospektif


Secara umum penerapan transisi dari GAAP saat ini ke IFRS mengharuskan
bahwa saldo awal harus retrospektif dalam laporan keuangan. Namun, karena biaya
retrospektif tinggi untuk beberapa area. Oleh karena itu, IFRS 1 memberikan panduan
tentang bidang apa yang harus retrospektif dan bidang apa yang dapat entitas
putuskan untuk diterapkan atau tidak pengecualin dikasifikasikan ke dalam dua
klasifikasi berdasarkan kepekaan mereka yaitu pengecualian mandatori dan
pengecualian opsional.
1. Pengecualian mandatori saat ini memiliki empat area :
- Accounting Estimate (Estimasti Akuntansi)
- The De-recognition of Financial Asset and Financial Liabilities
(Penghentian Pengakuan Aset dan Liabilitas)
- Hedge Accounting (Akuntansi Lindung Nilai)
- Non-controlling Interests (Kepentingan non pengendali)
2. Pengecualian Opsional
- Exception for Business Combination (Pengecualian untuk kombinasi
Bisnis)
- Share-based payment transcation (Transaksi pembayaran berbasis saham)
- Insurance contract (Kontrak asuransi)
- Deemed Cost (Biaya dianggap)
- Lease (Sewa)
- Cumulative translation difference (Perbedaan translasi kumulatif)
- Investment in subsidiaries, jointly controlled entities and associate
(Investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas dan entitas
asosiasi)
- Assets and liabilittesof subsidiaries, associate and joint venture (Aset dan
liabilitas entitas anak, entitas asosiasi dan joint venture)
- Compound Financial Instrumental (Instrumen keuangan majemuk)
- Designation of previously recognized financial statement (Penunjukan
instrumen keuangan yang diakui sebelumnya)
- Fair value measurement of financial assets/liabilittes at intial recognition
(pengukuran nilai wajar atas aset/kewajiban pada pengakuan awal)
- Decommissioning liabilities included in the cost of property, plant and
equipment (Liabilitas dekomisioning termasuk dalam biaya properti,
pabrik dan peralatan)
- Financial assets or intangible assets accounted for in accordance with
IFRIC 12 Service Concession Arrangements (Aset keuangan atau aset
tidak berwujud dicatat sesuai dengan IFRIC 12 Service Concession
Arrangements)
- Borrowing Costs (Biaya Pinjaman)
- Transfers of assets from customers accuanted for in accordance with IFRC
18 Transfers of assets from customers (Transfer aset dari pelanggan
dicatat sesuai dengan IFRIC 18 Transfer Aset dari Pelanggaan)
- Extinguishing financial liabilities with equity instruments (Memadamkan
liabilitas keuangan dengan instrumen ekuitas)
- Severe Hyperinflation (Hiperinflasi berat)
- Stripping Costs in the Production phase of Surface Mine (Biaya
Pengupasan di Tahap Produksi Tambang Permukaan)

5. Penyajian dan Pengungkapan IFRS

Basis penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial


statements) diatur dalam IAS 1 yang sebagian besar ketentuannya diadopsi di
Indonesia menjadi PSAK 1. Laporan keuangan bertujuan umum, selanjutnya disebut
laporan keuangan, adalah laporan keuangan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang tidak berada dalam posisi untuk meminta entitas
menyiapkan laporan untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Semua laporan
keuangan harus disajikan dan dipandang sama pentingnya.
Penerapan IFRS/SAK dengan pengungkapan tambahan yang diperlukan
seharusnya akan menghasilkan laporan keuangan yang menyajikan secara wajar
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian wajar berarti
menggambarkan secara apa adanya (jujur) dampak transaksi, kejadian, serta kondisi
lainnya sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban yang dinyatakan dalam Kerangka Konseptual.

6. Periode Pelaporan

Tanggal pelaporan (reporting date) adalah tanggal neraca untuk


laporan keuangan pertama yang secara eksplisit menyatakan bahwa laporan tersebut
sesuaidengan IFRS. Laporan keuangan disusun sekurang-kurangnya sekali dalam satu
tahun.Jika entitas mengubah periode pelaporan dan menyusun laporan keuangan
untukperiode yang bukan satu tahun, entitas harus mengungkapkan alasan perubahan
itudan menegaskan bahwa jumlah yang disajikan tidak sepenuhnya dapat
dibandingkan

7. Laporan Posisi Keuangan Samsung Electronics Co., Ltd


Dalam makalah kali ini saya akan memberikan contoh perusahaan
International yang menerapkan IFRS pada laporan keuangannya yaitu Samsung
Electronics Co., Ltd.

Perusahaan menyusun laporan keuangannya sesuai dengan Pelaporan Keuangan


Internasional Standar yang diadopsi oleh Korea ("IFRS Korea"). Ini adalah standar
tersebut, amandemen berikutnya dan interpretasi terkait yang dikeluarkan oleh IASB
yang telah diadopsi oleh Korea. Penerapan IFRS Korea pertama kali ditetapkan dalam
IFRS Korea 1101, Penerapan Internasional pertama kali Laporan keuangan. IFRS
Korea 1101 mensyaratkan penerapan kebijakan akuntansi yang sama untuk
pembukaan laporan posisi keuangan dan untuk periode ketika laporan keuangan
komparatif pertama adalah diungkapkan. Selain itu, pengecualian wajib dan
pengecualian opsional yang telah diterapkan oleh Perusahaan dijelaskan dalam
Catatan 3. Ada sejumlah standar, amandemen dan interpretasi, yang telah dikeluarkan
tetapi belum datang berlaku. Perusahaan tidak berharap bahwa penerapan standar baru
ini, interpretasi dan amandemen akan berdampak material pada kondisi keuangan dan
hasil operasi.

Anda mungkin juga menyukai

  • Ias 8 Fix
    Ias 8 Fix
    Dokumen28 halaman
    Ias 8 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ias 8 Fix
    Ias 8 Fix
    Dokumen28 halaman
    Ias 8 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ias 36
    Ias 36
    Dokumen28 halaman
    Ias 36
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ifrs 3 Fix
    Ifrs 3 Fix
    Dokumen30 halaman
    Ifrs 3 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ifrs 3 Fix
    Ifrs 3 Fix
    Dokumen30 halaman
    Ifrs 3 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ifrs2 Fix
    Ifrs2 Fix
    Dokumen22 halaman
    Ifrs2 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ias 38 Fix
    Ias 38 Fix
    Dokumen20 halaman
    Ias 38 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ias 38 Fix
    Ias 38 Fix
    Dokumen20 halaman
    Ias 38 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ias 2 Fix
    Ias 2 Fix
    Dokumen33 halaman
    Ias 2 Fix
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat
  • Ifrs 1
    Ifrs 1
    Dokumen14 halaman
    Ifrs 1
    Ressa Setiadi
    Belum ada peringkat