Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

PROGRAM LANSIA

JANUARI - DESEMBER 2020

A. PENDAHULUAN
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat di
Indonesia tidak sampai 2 persen dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia
menderita penyakit sendi, hipertensi, katarak, stroke, jantung, gangguan mental
emosional, dan diabetes.
Dari 7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya adalah penduduk lanjut
usia (lansia). Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak
tersebar di 5 provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa timur, Jawa tengah, Bali, dan Jawa
barat.(Data Badan Pusat Statistik ),
Dari 4667 jiwa jumlah penduduk maesan, 14.231 diantaranya adalah
penduduk lanjut usia, yang terdiri dari 8779 pra lansia dan 5432 lansia. Dengan
banyaknya lansia di maesan maka perlu peningkatan kualitas pelayanan posyandu
lansia.
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus
terus digalakkan untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna
bagi kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu
upaya menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia
yang memberikan dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.
B. LATAR BELAKANG

Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses


perubahan menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena
berkurangnya sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya
kerentanan terhadap berbagai penyakit dan kematian (Setiati et al, 2009). Menurut
data dari Biro Pusat Statistik (2012), di Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke
atas (lanjut usia) menurut kabupaten/kota dan Keadaan Kesehatan sebesar
15.454.360 dengan keadaan kesehatan baik 39%, keadaan keadaan kesehatan
cukup sebesar 43% dan dengan keadaan kesehatan kurang sebesar 18%.
Keberadaan lansia seringkali dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai
beban keluarga dan masyarakat sekitarnya serta dianggap sebagai individu yang
tidak mandiri. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan
bahwa menjadi tua identik dengan semakin banyaknya masalah yang dialami oleh
lansia. Lansia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok

1
orang yang ketergantungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya (Huda,
2004). Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk melakukan
aktivitas sehari-hari (Maryam, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan 2
Suardana dan Ariesta pada tahun 2012 tentang karakteristik lansia dengan
kemandirian aktivitas sehari-hari didapatkan bahwa kemandirian aktivitas sehari-
hari dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, serta kondisi
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang masih dapat dimodifikasi atau
dikontrol adalah kondisi kesehatan. Secara umum, semakin menua seseorang,
kondisi kesehatan juga akan mengalami penurunan. Berdasarkan hasil Riskesdas
(2013) diketahui bahwa prevalensi penyakit yang sering diderita lansia adalah
hipertensi, penyakit radang sendi, PPOK, kanker, dan diabetes melitus.
Puskesmas Kecamatan Gambir mempunyai Visi yaitu : ‘Terwujudnya masyarakat
Gambir Sehat dan Mandiri’.

Dengan Misi Puskesmas Kecamatan Gambir yaitu :

a.Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

b.Meningkatkan profesionalisme SDM

c.Meningkatkan pemberdayaan masyarakat serta kemitraan dengan lintas sektor


dan swasta.

d.Menyediakan wahana pendidikan, pelatihan, dan penelitian tenaga kesehatan


yang berkualitas.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


1. Tujuan Umum
Meningkatkan status kesehatan dan kualitas kehidupan lansia agar dapat
menikmati masa tua yang sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi diri,
kehidupan keluarga dan masyarakat sesuai dengan lingkungannya.
2. Tujuan Khusus
a. Menjaga dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran lansia baik secara
psikis maupun fisik.
b. Menjalin tali silaturahmi para lansia di desa gunungsari dan Pakuniran
c. Menjaga kestabilan psikologi dan psikososial para lansia

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pelayanan kesehatan di kelompok usia lanjut meliputi pemeriksaan
kesehatan fisik dan mental emosional. Kartu Menuju Sehat (KMS) usia lanjut
sebagai alat pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang
diderita (deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan
mencatat perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemerilaharaan Kesehatan

2
(BPPK) usia lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
puskesmas. Jenis pelayanan kesehatan yang dapat diberikan kepada usia lanjut
di puskesmas atau di kelompok (Posyandu/karang lansia, dll) sebagai berikut :
1. Pemeriksaan aktifitas kegiatan sehari-hari (Activity of daily living)
meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,seperti makan/minum,
berjalan, mandi, berpakaian,naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental.
Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional, dengan
menggunakan metode 2 menit pada KMS usia lanjut.

3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan


pengukuran tinggi badan dan dapat dicatat pada grafik Indeks Massa
Tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah dan penghitungan denyut nadi selama satu
menit.
5. Pemeriksaan haemoglobin darah dengan menggunakan Talquist, Sahli
atau Cuprisulfat.
6. Pemeriksaan kadar gula dalam urine sebagai deteksi awal adanya
penyakit diabetes mellitus (DM)
7. Pemeriksaan kadar protein dalam urine urine sebagai deteksi awal
adanya penyakit ginjal.
8. Pemeriksaan kolesterol, mata, telinga, tenggorokan, gigi dan mulut dll.
9. Melakukan rujukan bila mana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
dari semua pemeriksaan di atas.
10. Kunjungan rumah oleh kader disertai petugas bagi anggota Kelompok
Usia Lanjut yang tidak datang, dalam rangka kegiatan perawatan
kesehatan masyarakat (Public Health Nursing). Kegiatan lain yang
dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat antara lain :
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) penyuluhan sebagai contoh
menu makanan dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
usia lanjut serta menggunakan bahan makanan yang berasal dari
daerah tersebut.
2. Kegiatan olah raga antara lain senam usia lanjut, gerak jalan santai
dan lain sebagainya untuk meningkatkan kebugaran
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang prima terhadap usia lanjut di
kelompok, mekanisime pelaksanaan kegiatan yang sebaiknya digunakan
adalah sistem 5 tahapan (5 Meja) sebagai berikut :
1. Tahap pertama : pendaftaran usia lanjut sebelum pelaksanaan
pelayanan.
2. Tahap kedua : pencatatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan usia
lanjut, serta penimbangan badan dan pengukuran tinggi badan.
3. tahap ketiga : pengukuran tekanan darah, pemeriksaan kesehatan, dan
pemeriksaan status mental.
3
4. Tahap keempat : pemeriksaan haemoglobin, kadar gula dalam urine,
protein dalam urine dan pemeriksaan kadar kolesterol (laboratorium
sederhana).
5. Tahap kelima : pemberian penyuluhan dan konseling.
F. SASARAN
Sasaran dalam kegiatan ini adalah masyarakat, kader tokoh masyarakat, lintas
sektor terkait dan pengelola program Lansia Puskesmas Kecamatan Gambir.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

TAHUN 2020 KE
NO KEGIATAN
JAN FEB MRT APRL MEI JUNI JULI AGT SEP OKTNOV DES
Peningkatan wawasan x
kesehatan di posyandu
1
lansia kelurahan dan
Puskesmas Kecamatan
Pertemuan Lintas sektor x
2 program lansia di
puskesmas kecamatan
Peningkatan Wawasan x x
3
Kader Posyandu Lansia

* Kegiatan dapat dilaksanakan opsional sesuai kebutuhan atau instruksi pimpinan / UKPD

H. ANGGARAN
Anggaran program Lansia dibebankan kepada BLUD SKPD Puskesmas
Kecamatan Gambir tahun 2020.
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
a. Pencatatan :
Pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan dicatat ke dalam buku catatan
kegiatan program.

b. Pelaporan :
Dilakukan pelaporan Hasil capaian program setiap bulan ke Sudin Kesehatan
Jakarta Pusat.

c. Evaluasi kegiatan :
Evaluasi Kegiatan dilakukan setelah kegiatan selesai. Apabila ada hal-hal yang
perlu dirubah atau diperbaiki maka untuk tahun berikutnya diadakan revisi.

Anda mungkin juga menyukai