PENDAHULUAN
berkesinambungan.
1
mengembangkan program intervensi kesehatan masyarakat dan
disiplioniret.
2
1.2.2. Tujuan PBL III
a. Tujuan umum :
masyarakat.
b. Tujuan khusus :
dengan masyarakat.
pelaksanaan kegiatan.
3
BAB II
Bontoramba.
4
2.2. Keadaan Demografi.
seluruhnya berjumlah 918 jiwa, dengan kepala keluarga 190 KK. Khusus
Jumlah KK = 190 KK
kesehatan, yaitu :
1. Lingkungan.
2. Perilaku Masyarakat.
3. Pelayanan kesehatan.
2.3.1. Lingkungan
5
Keadaan lingkungan di Dusun Pampangan sudah cukup baik
udara relatif kecil karena kendaraan yang melewati jalan masih relative
di aspal.
masih sangat rendah. Hal ini dapat dilihat dari prilaku merokok dari
sejak dahulu terutama bagi kaum adam. Dan satu masalah yang paling
ada yang buang air besar di sawah. Dan juga menyangkut SPAL yang
6
2.4. Faktor Sosial Budaya
sama karena tidak ada perbedaan masyarakat dalam suatu wilayah, yang
diperoleh hasil yaitu jumlah penduduk rata-rata tidak tamat SD. Banyak
7
BAB III
PBL II.
Posko PBL III Dusun Pampangan. Dari hasil kegiatan yang dilaksanakan
diintervensi.
umum di Posko PBL III. Dan kami juga mengadakan malam ramah tamah
perpisahan Desa.
8
3.1.1 Intervensi POA I (Tempat Pembuangan Sampah)
Intervensi fisik dan non fisik. Intervensi fisik yang dilakukan yaitu membuat
TABEL 1
Distribusi Responden Berdasarkan Tempat Pembuangan Sampah
9
Pampangan yang juga sangat berdekatan dengan rumah-rumah
Pampangan.
TABEL 2
Distribusi Responden Berdasarkan Kepemilikan Jamban
10
yang memilki jamban atau sekitar (48,95%), dan yang tidak memiliki
2009, yang dihadiri oleh tokoh-tokoh agama dan tokoh masyarakat. Kami
tekhnik dan cara membuat jamban yang sehat dengan menawarkan jenis
11
3.2. Pembahasan
atas beberapa jenis yaitu mulai dari yang mudah membusuk sampai yang
tidak dapat membusuk. Yang dapat dibakar dan sulit dibakar. Sampah
12
Pada dasarnya sumber sampah dapat diklasifikasikan dalam beberapa
kategori.
lalat. Lalat dapat menularkan elentric disease (thypoid fever, bacillary dan
2. Melalui muntahan
4. Melalui kaki-kaki
5. Melalui fecesnya
tempurung kelapa dan lain sebagainya sangat cocok untuk bersarang dan
13
mempersukar penilaian peranan masing-masing komponen dalam
dipaparkan oleh H.L Blum, yaitu tentang status kesehatan pada faktor
contoh :
kesejahteraan masyarakat.
14
c. Tidak terkontaminasi air tanah.
pemakaiannya 2-15 tahun. Jenis kakus ini hanya dapat dibuat ditempat-
tempat dimana air tanah letaknya dalam. Adapun hal yang perlu
diperhatikan ;
Tidak dapat diterapkan pada permukaan air yang tinggi karena dapat
harus terletak minimal 15-30 meter dari sumur terdekat dan jika sumur
digunakan untuk umum maka jaraknya harus lebih jauh lagi, paling
15
Untuk mencegah bertelurnya nyamuk, harus diberi minyak tanah tiap
minggu.
Untuk mencegah bau yang menyengat pada cubluk, dapat diberi kapur
barus.
Jenis kakus ini hampir mirip dengan kakus lubang gali,hanya saja
pada lubang jenis kakus ini terbuat dari tangki yang kedap air dan berisi
Bentuk tangki dapat bulat, bujur sangkar atau empat persegi panjang dan
padat untuk mengendap dalam bentuk lumpur (sludge) dan terjadi proses
perembesan.
3. Angsa – Trine
modifikasi closetnya saja. Pada kakus ini closetnya berbentuk leher angsa
sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini sebagai sumbat sehingga bau
busuk dari cubluk tidak di ruangan rumah kakus. Bila closet dalam
16
keadaan terpakai maka feses tertampung sementara dan apabila telah
disiram air maka dengan sendirinya tinja akan turun menuju tempat
penampungannya.
Kita harus membuang tinja di kakus agar terbebas dari penyakit yang
dalam tinja.
Bila kita tidak mempunyai kakus, maka boleh saja kita membuang tinja
dari sumber air dan jauh dari pemukiman masyarakat serta harus
Kita harus mencuci tangan dengan air dan sabun setelah buang air
besar.
1. Faktor Pendukung
percontohan.
17
c. Adanya kesediaan masyarakat untuk turut membantu dalam
2. Faktor Penghambat
terhadap kesehatan.
disembarang tempat.
dengan optimal.
1. Faktor Pendukung
meningkat.
18
2. Faktor Penghambat
dengan optimal.
19
BAB IV
4.1.1Input
Tempat Sampah.
penyuluhan.
20
Budget/Sumber Daya Yang dibutuhkan untuk Intervensi non Fisik
21
4.1.2Proses
Keterlaksanaan
Program Terlaksana Tidak Terlaksana
Penyuluhan Tentang -
Tempat Sampah
Pembuatan Tempat -
Sampah Percontohan
4.1.3Out Put
22
50%. Dan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
Pre-Test Post-Test
(Pengetahuan Ttg Tempat (Pengetahuan Ttg Tempat
Program Sampah) Sampah)
Cukup % Kurang % Cukup % Kurang %
Penyuluhan 15 75% 5 25% 20 100% - -
Ttg Tempat org org Org
Sampah
23
4.2 Evaluasi POA II (Jamban)
4.2.1Input
pentingnya jamban.
penyuluhan.
24
4.2.2Proses
Keterlaksanaan
Program Terlaksana Tidak Terlaksana
Penyuluhan Tentang -
Jamban
4.2.3Out Put
sebesar 100%.
25
TABEL PRE-POST TEST
POA II (PENYULUHAN TTG JAMBAN)
Pre-Test Post-Test
(Pengetahuan Ttg Jamban) (Pengetahuan Ttg Jamban)
Program
Cukup % Kurang % Cukup % Kurang %
Penyuluhan 10 50 10 50 20 100 - -
Tentang Org % org % org %
Jamban
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten Maros
Maros
2007.
http://organisasi.org
28