Stroke (Nurul & Andesta)
Stroke (Nurul & Andesta)
Stroke (Nurul & Andesta)
“STROKE”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1.Nurul (172426021 SP)
2.Andesta putra (17242601 SP)
1
DAFTAR ISI
i
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP DASAR STROKE
A. DEFINISI
Stroke adalah keadaan darurat medis karena sel otak dapat mati hanya
dalam hitungan menit. Tindakan penanganan secara cepat dapat
meminimalkan tingkat kerusakan otak dan kemungkinan munculnya
komplikasi (Ginsberg,Lionel.2011)
1
2
dari Engram. 1998). Cedera cerebrovaskuler atau stroke adalah awitan deficit
neurologis yang berhubungan dengan penurunan aliran darah cerebral yang di
sebabkan oleh oklusi atau stenosis pembuluh darah embolisme atau
hemorargik, yang menyebabkan iskhemik otak (Harvey Simon, 2012).
B. INSIDEN
Berdasarkan laporan WHO pada tahun 1999 stroke merupakan
penyebab kematian nomor dua dan penyebab utama kecacatan dengan
angka sekitar 5,54 juta kematian. Jumlah ini merupakan 9,5% dari seluruh
kematian di dunia (Scribd 2015 dikutip dari Bahrudin, 2012).
Di Indonesia sendiri ada Lebih dari 150 ribu kasus terjadi di setiap
tahunnya. Stroke Nonhemoragik atau Stroke Iskemik menjadi kasus yang
paling banyak yakni 85% dan sisanya adalah Stroke Hemoragik
(Wikipedia, 2014).
C. ETIOLOGI
Menurut M.Wilson. 2015 berdasarkan penyebabnya, ada dua jenis stroke,
yaitu:
1. Stroke Iskemik/Nonhemoragik
3
2. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan
menyebabkan perdarahan. Pendarahan di otak dapat dipicu oleh beberapa
kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Kondisi tersebut meliputi
hipertensi yang tidak terkendali, melemahnya dinding pembuluh darah,
dan pengobatan dengan pengencer darah. Stroke hemoragik terdiri dari
dua jenis, yaitu perdarahan intraserebral dan subarachnoid.
D. FAKTOR RESIKO
Menurut M. Wilson. 2015 ada banyak faktor risiko penyebab stroke :
1. Faktor risiko gaya hidup:
a. Berat badan berlebihan atau obesitas
b. Tubuh yang tidak aktif bergerak
c. Sering dan banyak mengonsumsi alkohol
d. Pengguna obat-obatan terlarang seperti kokain dan metamfetamin.
E. ANATOMI FISIOLOGI
1. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum
(otak besar), serebelum (otak kecil), brainstem (batang otak), dan
diensefalon (M. Wilson. 2015)
a. Serebrum
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan
korteks serebri. Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari
lobusfrontalis yang merupakan area motorik primer yang
bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobus parietalis
yang berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi
informasi sensorik yang lebih tinggi tingkatnya, lobus temporalis
yangmerupakan area sensorik untuk impuls pendengaran dan lobus
oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer,
menerimainformasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
5
b. Serebelum
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi
oleh duramater yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang
memisahkannya dari bagian posterior serebrum. Fungsi utamanya
adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan
memperhalusgerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan
kontraksi untuk mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.
c. Batang Otak
Bagian-bagian batang otak dari bawah ke atas adalah medula
oblongata, pons dan mesensefalon (otak tengah). Medula
oblongatamerupakan pusat refleks yang penting untuk jantung,
vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air
liur danmuntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang
penting pada jaras kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer
serebri danserebelum. Mesensefalon merupakan bagian pendek dari
batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa traktus serabut
saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran
dan penglihatan.
d. Diensefalon
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus,
epitalamus dan hipotalamus. Talamus merupakan stasiun
penerimadan pengintegrasi subkortikal yang penting. Subtalamus
fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada
subtalamus akanmenimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan
gerakan kaki atau tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh.
Epitalamus berperanan pada beberapa dorongan emosi dasar
seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan
6
b. Arteri Vertebralis
Arteri vertebralis memasuki tengkorak melaluiforamen
magnum, setinggi perbatasan pons dan medula oblongata. Kedua
arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri basilaristerus
berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi
dua membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang
sistem vertebrobasilaris ini memperdarahi medula oblongata, pons,
serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon. Arteriserebri
posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian
7
F. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi Stoke menurut dan Eros Siti Suryati. 2014, yaitu :
1. Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh
thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena
berkembangnya aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga
arteri menjadi tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi
berkurang, menyebabkan iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia
akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
2. Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan
komponen intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan
komponen intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan
8
G. WOC
H. MANIFESTASI KLINIS
Gejala stroke tergantung pada bagian mana dari otak yang rusak. Dalam
beberapa kasus, orang mungkin tidak tahu bahwa iatelah mengalami stroke.
Gejala biasanya berkembang secara tiba-tiba dan tanpa peringatan. Gejala
10
2. Gejala lainnya tergantung pada seberapa parah stroke dan bagian dari otak
dipengaruhi. Gejala mungkin termasuk:
a) Perubahan kewaspadaan (termasuk mengantuk, pingsan, dan
b) koma)
c) Perubahan pendengaran
d) Perubahan dalam rasa kecap
e) Perubahan yang mempengaruhi sentuhan dan kemampuan
f) untuk merasakan sakit. tekanan. atau temperatur yang
berbeda
g) Kecanggungan
h) Kebingungan atau hilangnya memori
i) Kesulitan menelan
j) Kesulitan menulis atau membaca
k) Pusing atau perasaan gerakan yang abnormal (vertigo)
l) Kurangnya kontrol atas kandung kemih atau usus
m) Kehilangan keseimbangan
n) Kehilangan koordinasi
o) Kelemahan otot di lengan, wajah, atau kaki (biasanya hanya
p) pada satu sisi)
q) Mati rasa atau kesemutan pada satu sisi tubuh
11
I. KLASIFIKASI
Strok di klasifikasikan menjadi dua, yaitu Stroke Hemoragik dan Stroke
Nonhemoragik.
1. Stroke Hemoragik adalah stroke yang disebabkan oleh adanya pembuluh
darah di otak yang pecah sehingga menyebabkan perdarahan.
J. TEST DIAGNOSTIK
1) Laboratorium: darah rutin, gula darah, urin rutin, cairan serebrospinal,
AGD, biokimia darah, elektrolit.
K. PENANGANAN
1. Pengobatan stroke iskemik/nonhemoragik
Penanganan awal stroke iskemik akan berfokus untuk menjaga jalan
napas, mengontrol tekanan darah, dan mengembalikan aliran darah.
Penanganan tersebut dapat dilakukan dengan cara:
a) Penyuntikkan rtPA
Penyuntikan rtPA (recombinant tissue plasminogen activato)
melalui infus dilakukan untuk mengembalikan aliran darah. Namun,
tidak semua pasien dapat menerima pengobatan ini. Dokter akan
menentukan apakah pasien merupakan kandidat yang tepat untuk
diberikan rtPA.
b) Obat antiplatelet
Untuk mencegah pembekuan darah, digunakan obat antiplatelet,
seperti aspirin.
c) Obat antikoagulan
Untuk mencegah pembekuan darah, pasien dapat diberikan obat-
obatan antikoagulan, seperti heparin, yang bekerja dengan cara
mengubah komposisi faktor pembekuan dalam darah. Obat
13
d) Obat antihipertensi
Pada penderita stroke baru, biasanya tekanan darah tidak
optimal. Obat hipertensi diturunkan terlalu rendah untuk menjaga
suplai darah ke otak. Namun, setelah keadaan stabil tekanan darah
akan diturunkan ke level juga digunakan untuk mencegah stroke
berulang, mengingat hipertensi merupakan faktor risiko terbanyak
penyebab stroke. Contoh obat hipertensi adalah obat penghambat
enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitor), obat penghambat alfa
dan beta (alpha- dan beta-blocker), diuretik thiazide, dan
obat antagonis kalsium(calcium channel blocker).
Statin
Dokter akan memberikan obat kolesterol golongan statin,
seperti atorvastatin, untuk mengatasi kolesterol tinggi. Statin berguna
untuk menghambat enzim penghasil kolesterol di dalam organ hati.
Endarterektomi karotis
Terkadang operasi diperlukan untuk mencegah berulangnya
stroke iskemik, salah satunya adalah endarterektomi karotis. Melalui
prosedur ini, tumpukan lemak yang menghambat arteri karotis
dibuang oleh dokter dengan sebuah pembedahan di leher pasien.
Arteri katoris merupakan arteri yang terdapat di setiap sisi leher yang
menuju ke otak. Meski efektivitas operasi endarterektomi karotis
dalam mencegah stroke iskemik cukup tinggi, namun prosedur ini
tidak sepenuhnya aman dilakukan pada pasien yang juga menderita
kondisi lainnya, terutama penyakit jantung.
14
Angioplasti
Selain endarterektomi karotis, arteri karotis juga dapat
dilebarkan dengan teknik angioplasti. Angioplasti dilakukan melalui
kateter yang dimasukkan melalui pembuluh darah di pangkal paha
untuk selanjutnya diarahkan ke arteri karotis. Kateter ini membawa
sebuah balon khusus dan stent. Setelah berada dalam arteri karotis,
balon digelembungkan untuk memperluas arteri yang tersumbat lalu
disangga dengan ring atau stent.
L. PENCEGAHAN
Untuk mencegah agar terhindar dari stroke perhatikan faktor sebagai
berikut(dan Eros Siti Suryati. 2014):
a. Menjaga pola makan. Terlalu banyak mengonsumsi makanan asin
dan berlemak dapat meningkatkan jumlah kolesterol dalam darah
dan risiko menimbulkan hipertensi yang dapat memicu terjadinya
stroke. Jenis makanan yang rendah lemak dan tinggi serat sangat
disarankan untuk kesehatan. Hindari konsumsi garam yang
berlebihan. Konsumsi garam yang baik adalah sebanyak 6 gram
atau satu sendok teh per hari.
M. REHABILITASI
Peran rehabilitasi ini adalah meningkatkan kemandirian pasien, misalnya
latihan penguatan dan mengikuti rehabilitasi medik. Kesembuhan pasien
tergantung pada (Eros Siti Suryati. 2014):
1) Tingkat keparahan stroke.
2) Motivasi dan hasrat pasien untuk kembali normal.
3) Dukungan keluarga dan teman dalam berlatih dan memulai gaya hidup
sehat.
4) Semakin rutin pasien melakukan rehabilitasi medik, maka pasien akan
semakin cepat membaik.
N. KOMPLIKASI
Beberapakomplikasi yang sering terjadi akibat stroke, adalah
sebagai berikut ( Eros Siti Suryati. 2014):
1. Infark serebri.
2. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif.
3. Fistula caroticocavernosum.
4. Epistaksis.
5. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal.
16
17
18
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
No. Reg :
Dx. Medis :
Tanggal Masuk RS :
Tanggal pengkajian :
Identitas Penanggung jawab
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Pekerjaan :
Alamat :
Hub. Dengan Pasien :
b. Riwayat Keperawatan
1) Riwayat Penyakit Dahulu
Adanya riwayat hipertensi, DM, penyakit jantung, anemia,
riwayat trauma kepala, kotrasepsi oral yang lama, penggunan
obat-obat anti koagulasi, aspirin, vasodilator, obat-obat adiktif,
kegemukan.
2) Riwayat Penyakit Keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi, DM,
atau adanya riwayat stroke dari generasi terdahulu
c. Pemeriksaan fisik
20
1) Keadaan Umum
Mengalami penurunan kesadaran, suara bicara, kadnag mengalami
gangguan yaitu sukar dimengerti, kadang tidak bisa bicara/afasia,
TTV meningkat, nadi bervariasi.
d. Head to Toe
Kepala :
Inpeksi : kulit kepala tanpak kotor dan kusam,warna rambut
hitam
Palpasi :adanya nyeri tekan
Mata :
Infeksi : tidak bentuk simetris tampak sekret, pupil isokor
tidak ada midriasis, konjunctiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
Wajah
Mulut
Telinga
21
Leher
c. Dada
1) Paru-paru
Inspeksi : gerakan dada simetris, tidak tampak retraksi
dinding dada, tidak ada lesi.
Palpasi : tidak ada krepitasi, vokal fremitus sama kiri dan
kanan, tidak ada penurunan maupun peningkatan
getaran.
Perkusi : terdengar sonor pada seluruh lapang paru ICS 1-6
2) Jantung
Inspeksi : tidak tampak pulsasi aorta di ICS 2 kanan
Palpasi : tidak teraba nyeri
Perkusi : terdengar pekak pada ICS 2 kanan dan kiri
sampai dengan ICS 5 kiri.
Auskultasi : S1>S2, reguler, tidak terdengar murmur dan S3
atau bunyi gallop.
22
d. Abdomen
Inspeksi : umbilikus simestris, tidak terdapat luka
Auskultasi : Bising usus 8x/menit
Perkusi : Terdengar timpani, terdengar pekak dari ICS 6 ke
arah umbilikus
Palpasi : perut supel, tidak distensi, tidak terdapat nyeri
tekan, kandung kemih tidak teraba penuh.
f. Ekstremitas
1) Ekstremitas atas : terpasang infus Asering 20 tpm, tidak
dapat bergerak bebas.
2) Ekstremitas bawah : Tidak terdapat oedeme, tidak ada
varises, ekstermitas kiri tidak bisa digerakkan
3) Kekuatan otot :
e. Analisa Data
Problem Etiologi Symptom
Ketidakefektifan Penigaktan TIK DS :
perfusi jaringan - Klien mengeluh
Cerebral anggota kanan teraba
kebas
23
- Keluarga mengatakan
klien bicara pelo
sehari SMRSN
bukittinggi
- Klien mengeluh
pusing
- Klien mengatakan
lidah berat
- Klien mengatakan
kuku teraba keras,
tebal
- Klien mengatakan
kehilangan rambut
- Klien mengatakan ada
riwayat hipertensi
- Klien mengatakan ada
riwayat DM dan
obesitas
DO :
- Klien di diagnosa
menderita suspect
stroke iskemik
- Keadaan Umum klien
sedang
- Tingkat kesadaran
CM
- GCS : 15 (E4 M6 V5)
- TD : 170/100 mmHg
- N : 84 x/menit
- P : 20 x/menit
- Gula darah random
24
198 mg%
- Ureum 35 mg%
- Kreatinin 1,3 mg%
Hambatan b.d perubahan DS :
komunikasi verbal sistem - Klien mengatakan
syaraf klien bicara pelo
pusat sehari SMRSN
bukittinggi
DO :
- GCS : 15 (E4 M6 V5)
- TD : 170/100 mmHg
- Klien di diagnosa
menderita suspect
stroke iskemik
- Klien tampak tidak
jelas ketika berbicara
DO
- klien tampak
mengunakan alat
bantu
F.Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cebral b.d PeningkatTIK
2. Hambatan komunikasi verbal b.d perubahan sistem syaraf pusat
3. Gangguan menelan b.d kerusakan neuromuskuler/ perseptual
4. Resiko jatuh b.d keterbatasan mobilitas fisik
5. Kekurangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d menurunya
kemampuan otot mengunya menelan
26
F.Intervensi
No. Diagnosa Tujuan dan KH Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Ketidakefektifan Tujuan: Mandiri:
perfusi jaringan fungsi serebral Tentukan faktor- Mempengaruhi
Cebral b.d TIK membaik/meningkat, faktor yang penetapan
ditandai dengan penurunan fungsi berhubungan dengan intervensi.
27
penanganan
- pelunak feses yang berlebihan
meningkatkan
resiko terjadi
perluasan
kerusakan
jaringan.
Memperbaiki
sirkulasi
pantau pemeriksaan kolateral atau
laboratorium kenurunkan
indikasi seperti vasospasme
masa Dapat
protrombin,kadar digunakan
dilantin untuk
mengontrol
kejang atau
untuk kegiatan
sedatif
Mencegah
proses
mengejan
selama defekasi
dan yang
berhubungan
dengan
peningkatan
TIK.
30
Memberikan
informasi
tentang
keefektifan
pengobatan
2. Hambatan Tujuan: Mandiri:
komunikasi Setelah dilakukan Kaji tipe/drajat Membantu
verbal b.d asuhan keperawatan disfungi,seperti menentukan
perubahan
3x24 komunikasi pasien tidak tampak daerah dan
sistem syaraf
verbal dapat di latih memahami kata atau drajat
pusat
Kriteria Hasil: mengalami kesulitan kerusakan
ditandai
Membuat metode dalam berbicara atau serebral yang
dengan :
komunikasi dimana membuat pengertian terjadi dan
DS :
kebutuhan dapat sendiri kesulitan
- Klien
diekspresikan pasien dalam
mengatakan
menggunakan Peerhatikan beberapa/selur
klien bicara
sumber-sumber kesalahan dalam uh tahap
pelo sehari
dengan tepat berkomunikasi dan proses
SMRSN
berikan umpan balik komunikasi
bukittinggi
Umpan balik
DO :
membantu
- GCS : 15 (E4
perawat
M6 V5)
berespon pada
- TD : 170/100
Mintalah pasien kata yang sulit
mmHg
untuk mengikuti dimengerti dan
- Klien di
perintah sederhana. kalrifikasi
diagnosa
Ulangi dengan makna/isi pada
menderita
kalimat sederhana ucapannya
suspect stroke
iskemik
Tunjukan objek dan
31
Melakukan
penilaian
terhadap
adanya
kerusakan
Anjurkan
motoik
pengunjung/orang
terdekat untuk
mempertahankan
usahanya dalam
Bermanfaat
berkomunikasi
dalam
dengan pasien.
menurunkan
frustasi bila
Kolaborasi :
tergantung
Konsultasikan
pada orang lain
dengan ahli terapi
dan tidak dapat
wicara
berkomunikasi
secara berarti.
Mengurangi
isolasi sosial
pasien dan
meningkatkan
penciptaan
32
komunikasi
yang efektif
Pengkajian
secara individu
kemampuan
bicara dan
sensorik,motor
ik dan kognitif
berfungsi
untuk
mengidentifika
si kekurangan
terapi
3. Ganguan Tujuan: Mandiri:
menelanb.d Setelah dilakukan Tinjau ulang Intervensi
kerusakan asuhan keperawatan patologi/kemampuan nutrisi/pilihan
neuromuskule 3x24 , kerusakan menelan pasien rute makan
r/ menelan tidak sewcara individual. ditentukan oleh
perseptualdita terjadi Catat luas paralisis faktor-faktor ini
ndai dengan : fasial,gangguan
DS : Kriteria Hasil: lidah, kemampua
- Klien Mampu melindungi jalan
mengataka mendemonstrasikan napas. Timbang
n nafsu metode makan tepat berat badan seccara
makan untuk situasi teratur
turun individual dengan
- Klien aspirasi tercegah Tingkatkan upaya Menetralkan
mengataka dan mampu untuk melakukan hiperekstensi,
33
memberikan
cairan
pengganti dan
juga makanan
34
dan pasif
mengalih
pengetahuangan
kluaraga dan
diskusikan
mengenai upaya
pencegahan agar
klien tidak jatuh