Analisis Input-Output
Analisis Input-Output
ANALISIS INPUT-OUTPUT
DOSEN PENGAMPU
163410158
FAKULTAS TEKNIK
PEKANBARU
2018
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................................... i
BAB I ......................................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 7
i
BAB I
ANALISA INPUT-OUTPUT
Input output merupakan teknik baru yang diperkenalkan oleh Profesor Wassily W.
Leontief pada 1951. Teknik ini dipergunakan untuk menelaah hubungan antar industri dalam
rangka memahami saling ketergantungan dan kompleksitas perekenomian serta kondisi
untuk mempertahankan keseimbangan antara penawaran dan permintaan. Teknik ini juga
dikenal sebagai “analisa industri”.
Menurut Profesor J.R. Hicks input adalah “sesuatu yang dibeli untuk perusahaan”,
sedang output adalah “sesuatu yang dijual oleh perusahaan”. Input diperoleh tetapi output
diproduksi. Jadi input merupakan pengeluaran perusahaan, dan ouput merupakan
penerimaannya. Jumlah nilai uang dari input merupakan biaya total suatu perusahaan dan
jumlah nilai uang dari output merupakan total penerimaan.
1
5. Analisis model dilakukan pada kurun waktu tertentu (biasanya setahun)
dimana akan selalu didapat identitas bahwa total input sama dengan total
output.
6. Suatu sektor dianggap terdiri dari satu atau beberapa perusahaan dengan
ketentuan utama bahwa output yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan tersebut
diproduksi oleh satu tingkat teknologi yang sama.
1.4. Asumsi
1. Keseluruhan perekonomian dibagi kedalam dua sektor yaitu “sektor antar
industri” dan “sektor permintaan akhir”, yang masing-masing dapat dibagi-dibagi
ke dalam subsektor.
2. Output total tiap sektor antar industri pada umumnya dapat dipergunakan sebagai
input oleh sektor antar industri lain, oleh sektor intu sendiri dan oleh permintaan
akhir.
3. Masing-masing industri hanya memproduksi datu produksi homogen.
4. Harga permintaan konsumen dan persediaan faktor adalah tertentu (given).
5. Perbandingan antar hasil dan skala bersifat konstan.
6. Didalam produksi tidak terdapat ekonomi dan disekonomi eksternal.
7. Kombinasi input diterapkan dalam proporsi yang ditetapkan secara ketat.
Proporsi input terhadap output senantiasa konstan.
Dengan kata lain tidak ada substitusi diantara berbagai bahan dan tidak ada kemajuan
teknologi. Koefisien input produksi juga tetap.
Analisa input-output terdiri dari dua bagian yaitu penyusunan input-output dan
penggunaan model input-output.
1.5. Struktur Analisis Input-Output
1. Hubungan Langsung, adalah pengaruh yang secara langsung dirasakan oleh sektor
yang menggunakan input dari output sektor yang bersangkutan.
Misalnya, kalau industri konveksi menaikkan produksinya menjadi dua kali lipat
maka permintaan akan benang, tekstil, dan kancing juga akan naik lebih kurang dua
kali lipat. Kenaikan industri tekstil pasti akan berpengaruh terhadap industri lainnya,
seperti pengangkutan.
2. Hubungan tidak langsung, adalah pengaruh terhadap industri yang outputnya tidak
digunakan sebagai input bagi keluaran industri yang bersangkutan.
Misalnya, pengaruh industri konveksi terhadap industri jasa pengangkutan.
3. Hubungan Sampingan, adalah pengaruh tidak langsung yang lebih panjang lagi
jangkauannya daripada pengaruh langsung tersebut di atas.
Misalnya, peningkatan reproduksi sektor industri tertentu akan meningkatkan
pendapatanburuh industri, atau peningkatan jumlah buruh yang berarti pula
peningkatan sejumlah buruh tersebut. Dengan peningkatan pendapatan ini maka
permintaan atau kebutuhan beras dapat naik.
1. Transaksi barang dan jasa yang terjadi antar produsen dan supplier pada periode
waktu yang diamati.
2. Kebutuhan langsung input yang diperlukan satu produsen untuk menghasilkan
satu unit produk dari supplier langsungnya.
3. Kebutuhan keseluruhan menunjukkan input yang diperlukan baik langsung
maupun tidak langsung untuk menghasilkan produk.
3
1.6. Tabel Input-Output
Tabel I-0 adalah suatu sistem informasi statistik yang disusun dalam bentuk matriks
yang menggambarkan transaksi barang dan jasa antar sektor-sektor ekonomi. Aspek yang
ingin ditonjolkan oleh tabel I-0 adalah bahwa setiap sektor mempunyai keterkaitan atau
ketergantungan dengan sektor lain. Seberapa besar ketergantungan suatu sektor ditentukan
oleh besarnya input yang digunakan dalam proses produksinya. (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007).
Untuk memberikan gambaran Tabel Input-Output, berikut diberikan suatu ilustrasi
tabel dengan menyederhanakan suatu sistem ekonomi menjadi tiga sektor produksi. Pada
garis horizontal atau baris, isian-isian angka memperlihatkan bagaimana output suatu sektor
dialokasikan, sebagian untuk memenuhi permintaan antara (intermediate demand) dan
sebagian lagi dipakai untuk memenuhi permintaan akhir (final demand). (Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara, 2007).
Keterangan :
Permintaan antara : Permintaan antara adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang
digunakan untuk proses lebih lanjut pada sektor produksi.
Permintan akhir : Permintaan untuk konsumsi akhir yang terdiri dari konsumsi rumah
tangga, pemerintah, pembentukan modal dan ekspor. Isian angka menurut garis vertikal
atau kolom, menunjukkan pemakaian input antara
Input primer dalam istilah yang lebih populer disebut nilai tambah.
Setiap angka dalam sistem matriks tersebut mempunyai pengertian ganda. Misalnya di
kuadran pertama yaitu transaksi antara (permintaan antara dan input antara), tiap angka
dilihat secara horizontal merupakan alokasi output suatu sektor kepada sektor lainnya, dan
pada waktu yang bersamaan dilihat secara vertikal merupakan input dari suatu sektor yang
diperoleh dari sektor lainnya.
Keterangan :
aij = koefisien Input sektor ke i oleh sektor ke j
5
Xij = penggunaan input sektor ke i oleh sektor ke j
Xj = output sektor ke j.
c. Menghitung Matriks (I-A)
Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama
bernilai 1 dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input.
d. Menghitung matriks pengganda (B) dan total.
Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang
diperoleh pada tahap 2 diatas (B = (I-A)-1).
BAB II
LANGKAH-LANGKAH ANALISIS INPUT-OUTPUT
1. Matriks Pengganda.
Dampak Pengganda adalah suatu dampak yang terjadi baik secara langsung maupun
tidak langsung terhadap berbagai kegiatan ekonomi dalam negeri sebagai akibat adanya
perubahan pada variabel-variabel eksogen perekonomian nasional.
B. Menghitung Matriks(I-A)
Mengurangkan suatu matriks identitas (yaitu matriks dengan diagonal utama bernilai
1 dan unsur-unsur lainnya bernilai 0) terhadap matriks koefisien input.
Matriks pengganda (B) dihitung dengan cara menginverskan matriks yang diperoleh
7
2. Indeks Daya Penyebaran dan Indeks Derajat Kepekaan
- Hubungan antara output dan permintaan akhir dapat dijabarkan sebagai X = (I- A)-1
F, dimana X adalah vektor kolom dari output, F adalah vektor kolom dari permintaan
akhir.
- Dari persamaan tersebut dapat dilihat bahwa dampak akibat perubahan permintaan
akhir suatu sektor terhadap output seluruh sektor ekonomi (rj) dapat dirumuskan
sebagai:
- Jumlah dampak tersebut juga disebut sebagai jumlah daya penyebaran. Daya
penyebaran merupakan ukuran untuk melihat keterkaitan kebelakang
(backward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu wilayah. Selanjutnya, dengan
membagi jumlah dampak tersebut (rj) dengan banyaknya sektor (n), dapat dihitung
rata-rata dampak yang ditimbulkan terhadap output masing- masing sektor akibat
perubahan permintaan akhir.
- Namun demikian, karena sifat permintaan akhir masing-masing sektor saling
berbeda, maka baik jumlah maupun rata-rata dampak tersebut kurang tepat untuk
dijadikan sebagai ukuran pembanding dampak pada setiap sektor. Oleh karenanya,
ukuran tersebut perlu dinormalkan (normalized) dengan cara membagi rata-rata
dampak suatu sektor dengan rata-rata dampak seluruh sektor. Ukuran yang
dinormalkan ini dinamakan dengan indeks daya penyebaran (αj) atau tingkat dampak
keterkaitan kebelakang (backward linkages effect ratio), yang dapat dirumuskan:
Dimana:
αj> 1 daya penyebaran sektor j diatas rata-rata daya penyebaran seluruh sektor
ekonomi.
αj< 1 daya penyebaran sektor j dibawah rata-rata daya penyebaran seluruh
sektor ekonomi.
- Dari persamaan tadi juga dapat dilihat jumlah dampak output suatu sektor i sebagai
akibat perubahan permintaan akhir seluruh sektor, yang dapat dirumuskan sebagai:
sj=Σjbij
- Nilai sj disebut dengan jumlah derajat kepekaan, merupakan ukuran untuk
melihat keterkaitan kedepan (forward linkage) sektor-sektor ekonomi di suatu
wilayah.
- Dengan pola pikir yang sama seperti ketika menghitung indeks daya
penyebaran, kita juga bisa menghitung indeks derajat kepekaan (β i) dengan rumus
sebagai berikut:
Dimana :
βi> 1 derajat kepekaan sektor j diatas rata-rata derajat kepekaan seluruh sektor
ekonomi.
3. Analisis Dampak
A. Dampak permintaan akhir terhadap output.
9
B. Dampak permintaan akhir terhadap nilai tambah bruto (NTB).
- Membentuk matriks diagonal koefisien NTB dengan cara membagi nilai tambah
bruto (input primer) dengan total input.
- Mengalikan matriks diagonal koefisien NTB dengan matriks dampak permintaan
akhir terhadap output yang telah dihitung sebelumnya.
C. Dampak permintaan Akhir Terhadap kebutuhan Impor.
Untuk mudahnya, kita ambil perekonomian dengan tiga sektor: sektor antar industri,
sektor pertanian dan industri, dan satu sektor permintaan akhir.
Pada tabel ini, output total dari sektor industri, pertanian dan rumah tangga disusun
berbaris (baca horisontal) dan telah dibagi menjadi sektor pertanian, industri dan permintaan
akhir. Input sektor-sektor ini disusun dalam kolom-kolom. Jumlah total baris pertama
menunjukkan bahwa ouput pertanian semuanya dinilai sebesar Rp 300.- per tahun. Dari total
ini, Rp 100.- merupakan konsumsi akhir, yaitu konsumsi pemerintah dan rumah tangga,
sebagaimana ditunjukkan dalam kolom ketiga baris pertama. Sisa output pertanian
merupakan input, 50 untuk pertanian sendiri dan 150 input untuk industri. Begitu juga baris
kedua menunjukkan pendistribusian output total sektor industri yang dinilai sebesar Rp
500.- per tahun. Kolom 1, 2 dan 3 memperlihatkan bahwa 100 unit barang-barang
manufaktur merupakan input bagi pertanian, 250 bagi industri itu sendiri dan 150 untuk
konsumsi akhir sektor rumah tangga.
11
Selanjutnya kolom-kolomnya (baca vertikal), kolom pertama menggambarkan input
atau struktur biaya dari indsutri pertanian. Output yang dinilai sebesar Rp 300.- diproduksi
dengan menggunakan barang-barang pertanian seharga Rp 50.- barang manufaktur sebesar
Rp 100.- dan jasa buruh atau manajemen seharag Rp 150.-. Dengan kata lain, untuk
mendapatkan penerimaan sebesar Rp 300.- dari sektor pertanian diperlukan biaya sebesar Rp
300.-. Begitu juga, kolom kedua menjelaskan struktur input dari sekotr industri (yaitu
150+250+100=500). Jadi “satu kolom memberikan satu angka/titik pada fungsi produksi
masing-masing industri”. Kolom “permintaan akhir” menunjukkan apa yang tersedia untuk
konsumsi dan pengeluaran pemerintah. Baris ketiga pada masing-masing kolom terlihat
angka nol. Ini berarti bahwa sektor rumah tangga hanyalah merupakan sektor pengeluaran
(konsumsi) yang tidak menjual apa-apa kepada dirinya. Dengan kata lain, tenaga buruh tidak
secara langsung dikonsumsikan.
Ada dua jenis hubungan yang menandakan dan menentukan cara suatu
perekonomian bertingkah laku dan mengandung pola arus sumber tertentu. Keduanya ialah:
(a) stabilitas atau keseimbangan internal masing-masing sektor perekonomian, dan (b)
stabilitas eksternal masing-masing sektor atau hubungan antar sektoral, Profesor Leontief
menyebut keduanya sebagai “hubungan fundamental antar keseimbangan dan struktur”. Jika
dinyatakan secara matematik keduanya dikenal sebagai “persamaan keseimbangan” dan
“persamaan struktural”.
Jika misalnya output total XI dari industri ke-1 dibagi kedalam berbagai jumlah
industri 1, 2, 3, n, maka kita mendapatkan persamaan keseimbangan.
dan jika misalnya jumlah Yi yang diserap oleh “sektor luar” juga dipertimbangkan,
maka persamaan keseimbangan dari industri i tersebut menjadi:
Harus dicatat disini bahwa Yi berarti jumlah arus produk dari industri ke-i, ke konsumsi,
investasi dan ekspor, impr metto, dan sebagainya. Ini juga disebut “tagihan akhir barang”
yang merupakan fungsi output yang harus dipenuhi. Persamaan keseimbangan itu
menunujukkan kondisi ekilibrium antara permintaan dan penawaran. Ia memperlihatkan arus
output dan input ke dan dari satu industri lainnya dan sebaliknya.
13
DAFTAR PUSTAKA