DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
KETUA :
ANGGOTA :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang bertemakan
“Demokrasi dan sistem kepartaian di Indonesia” dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Buzrizalti, DR., Sh., M.H selaku
dosen mata kuliah Sosiologi dan Politik yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Kami juga menyadari
bahwa sepenuhya dalam makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Sebelumnya kami mohon maaf apabila tedapat kata-kata yang kurang berkenan.
Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami
buat selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………......i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………...ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………….2
2.1
3.1 KESIMPULAN………………………………………………………………………………..8
3.2 SARAN………………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………….
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara yaitu
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Begitulah pemahaman yang paling
sederhana tentang demokrasi, yang diketahui oleh hampir semua orang.
Konsep demokrasi menjadi sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini
menjadi wajar, sebab demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan
politik suatu negara.
Demokrasi pada dasarnya adalah aturan orang (people rule), dan di dalam sistem politik yang
demokratis warga mempunyai hak, kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur
pemerintahan di dunia publik. Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan
pembentukan negara demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme,
dengan tujuan membentuk masyarakat sosialis. Maka dari itu dalam makalah ini penulis akan
memaparkan tentang perkembangan dan penerapan demokrasi di Indonesia.
Suatu sistem kepartaian di suatu negara disebut kokoh dan adaptabel, apabila sistem
kepartaian tersebut mampu menyatukan berbagai aspirasi menjadi satu kesepakatan bersama
yang mengutamakan kepentingan rakyat. Dari sudut pandang ini, jumlah partai sangat
menentukan keefektifan partai politik pada suatu negara dalam mengkoordinir berbagai
aspirasi yang mengutamakan kepentingan masyarakat banyak atau rakyat. Sistem kepartaian
yang kokoh, sekurang-kurangnya harus memiliki dua kapasitas. Pertama, melancarkan
partisipasi politik melalui jalur partai, sehingga dapat mengalihkan segala bentuk aktivitas
1
politik anomik dan kekerasan. Kedua, mengcakup dan menyalurkan partisipasi sejumlah
kelompok yang baru dimobilisasi, yang dimaksudkan untuk mengurangi kadar tekanan kuat
yang dihadapi oleh sistem politik. Dengan demikian, sistem kepartaian yang kuat
menyediakan organisasi-organisasi yang mengakar dan prosedur yang melembaga guna
mengasimilasikan kelompok-kelompok baru ke dalam sistem politik.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan masalah dalam
makalah ini seperti:
1.3 TUJUAN
.4. Mengetahui dan memahami kekurangan dan kelebihan dari sistem kepartaian.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dari sudut bahasa(etimologi) demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu “demos” yang
berarti rakyat dan “cratos” atau “ceratin” yang berarti pemerintahaan atau kekuasaan jai
secara bahasa, demos-cratein atau demos-cratos berarti pemerintahan rakyat atau kekuasaan
rakyat.
Konsep demokrasi lahir dari yunani kuno yang dipraktikan dalam hidup bernegara antara
abad ke 4 SM sampai abad ke 6 M. Demokrasi yang dipraktikan pada waktu itu adalah
demokrasi langsung, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik
dijalankan secara langsung oleh seluruh rakyat atau warga negara.
Jadi demokrasi atas dasar penyaluran kehendak rakyat ada 2 macam, yaitu:
a. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung adalah paham demokrasi yang mengikut sertakan setiap warga
negaranya dalam permusyarawatan untuk menentukan kebijaksanaan umum dan undang-
undang.
Demokrasi tidak langsung adalah paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem
perwakilan. Demokrasi ini dilaksanakan melalui pemilihan umum.
Dari sudut Terminologis, menurut Harris Soche Demokrasi adalah bentuk pemerintahan
rakyat, karena itu kekuasaan pemerintahan itu melekat pada diri rakyat, diri orang banyak
untuk mengatur, mempertahankan, dan melindungi dirinya dari paksaan atau badan yang
diserahi memerintah.
3
2.2. DEMOKRASI DI INDONESIA
Menurut mohammad Hatta dalam Padmo Wahyono (1990), desa-desa di Indonesia sudah
menjalankan demokrasi, misalnya dengan pemilihan kepala desa dan adanya rembug desa.
Demokrasi desa memiliki 5 unsur atau anasir yaitu :
a. Rapat
b. Mufakat
c. Gotong-royong
d. Hak mengadakan protes bersama, dan
e. Hak menyingkir dari kekuasaan raja absolut
Demokrasi desa tidak dapat dijadikan pola demokrasi untuk Indonesia modern namun, dapat
dikembangkan menjadi konsep demokrasi Indonesia yang modern. Demokrasi Indonesia
modern menurut Moh Hatta :
Pancasila adalah ideologi nasional, yaitu seperangkat nilai yang dianggap baik, sesuai, adil,
dan menguntungkan bangsa. Nilai-nilai dari setiap sila pada pancasila, sesuai dengan ajaran
demokrasi bukan ajaran otoritarian. Demokrasi pancasila dapat diartikan :
a. secara luas demokrasi Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dalam bidang politik, ekonomi, sosial.
b. secara sempit Pancasila berarti kedaulatan rakyat yang dilaksanakan menurut hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan.
Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut dan setua dengan usia
RI itu sendiri. Membicarakan pelaksanaan demokrasi tidak lepas darI periodisasi demokrasi
4
yang pernah dan berlaku dan sejarah Indonesia. Menurut Mirriam Budiardjo (1997),
demokrasi Indonesia sampai masa orde baru dapat dibagi dalam 3 masa yaitu :
Setelah pelaksanaan pemilu legislative dan pemilu presiden 2004, bangsa Indonesia memulai
penyelenggaraan kehidupan ketatanegaraan. Diharapkan Penyelenggaraan bernegara secara
demokratis dapat dijalankan sebagai sarana mencapai kesejahteraan dan keadilan rakyat.
Berdasarkan pada pembagian sistem politik, ada dua pembedaan, yaitu sistem politik
demokrasi dan sistem politik nondemokrasi (SamuelHuntington, 2001). Sistem politik
demokrasi didasarkan pada nilai, prinsip, prosedur, dan kelembagaan yang demokratis.
Sistem politik demokrasi diyakini mampu menjamin hak kebebasan warga negara, membatasi
kekuasaan pemerintah dan memberikan keadilan. Landasan negara Indonesia sebagai negara
demokrasi terdapat dalam :
Dari pasal diatas jelas bahwa isi demokrasi Indonesia, baik itu demokrasi politik, ekonomi,
dan sosial dijabarkan pada ketentuan-ketentuan dalam UUD 1945.
5
b. Negara berdasar atas hukum
Negara demokrasi adalah juga negara hukum. Negara hukum Indonesia menganut
hukum dalam arti materiil (luas) untuk mencapai tujuan nasional. Tercermin pada
Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum.”
c. Bentuk republic
Negara dibentuk untuk memperjuangkan realisasi kepentingan umum (republika).
Negara Indonesia berbentuk republic yang memperjuangkan kepentingan umum.
Tercermin pada pasal 1 ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi “Negara Indonesia ialah
negara kesatuan, yang berbentuk republic.”
d. Pemerintahan berdasarkan konstitusi
Penyelenggaraan pemerintahan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan
dan berlandaskan konstitusi atau undang-undang dasar yang demokratis. Tercermin
pada pasal 4 ayat (1) UUD 1945, bahwa “presiden republic Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.”
e. Pemerintahan yang bertanggung jawab
pemerintahan selaku penyelenggara negara merupakan pemerintah yang bertanggung
jawab atas segala tindakannya. Berdasarkan demokrasi pancasila, pemerintah ke
bawah bertanggung jawab kepada rakyat dan ke atas bertanggung jawab secara moral
kepada Tuhan YME.
f. sistem perwakilan
pada dasarnya, pemerintah menjalankan amanat rakyat untuk menyelenggarakan
pemerintah. Demokrasi yang dijalankan adalah demokrasi perwakilan atau tidak
langsung. Para wakil rakyat dipilih melalui pemilu.
g. Sistem pemerintahan presidensiil
presiden adalah penyelenggara negara tertinggi. Presiden adalah kepala negara
sekaligus kepala pemerintahan.
Masa depan demokrasi bergantung pada persyaratan-persyaratan atau demokrasi perlu syarat
hidupnya. Masa depan demokrasi di Indonesia sesungguhnya telah mendapat pijakan kuat
atas keberhasilan orde baru memajukan pendidikan dan kesehatan warga negara.
Aspek perilaku politik masyarakat dan institusi politik (kultur dan struktur) harus bisa
berjalan beriringan. Perilaku politik yang demokratis, namun tanpa disertai berfungsinya
6
institusi politik, tidak akan pernah mewujudkan sistem politik demokratis. Sebaliknya pula,
berjalannya institusi politik tanpa didukung kultur politik demokratis akan menimbulkan dua
kemungkinan : demokrasi jatuh pada anarki atau demokrasi mengundang lawannya sendiri,
yaitu kediktatoran.
Konsititusi kita (UUD 1945) tidak mengamanatkan secara jelas sistem kepartaian apa
yang harus diimplementasikan. Meskipun demikian konstitusi mengisyaratkan bahwa bangsa
Indonesia menerapkan sistem multi partai. Pasal tersebut adalah pasal 6A (2) UUD 1945
yang menyatakan bahwa Pasangan Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik. Dari pasal tersebut tersirat bahwa Indonesia menganut sistem
multi partai karena yang berhak mencalonkan pasangan calon presiden dan wakil presiden
adalah partai politik atau gabungan partai politik. Kata “gabungan partai poltitik” artinya
paling sedikit dua partai politik yang menggabungkan diri untuk mencalonkan presiden untuk
bersaing dengan calon lainnya yang diusung oleh partai politik lain. Dengan demikian dari
pasal tersebut di dalam pemilu presiden dan wakil presiden paling sedikit terdapat tiga partai
politik.
Kenyataanya, Indonesia telah menjalankan sistem multi partai sejak Indonesia
mencapai kemerdekaan. Surat Keputusan Wakil Presiden M. Hatta No X/1949 merupakan
tonggak dilaksanakannya sistem multi partai di Indonesia. Keputusan Wapres ini juga
ditujukan untuk mempersiapkan penyelenggaraan pemilu yang pertama pada tahun 1955.
Pada pemilu tersebut diikuti oleh 29 partai politik dan juga peserta independen
(perseorangan). Beberapa partai politik yang mendapatkan suara signifikan pada pemilu
pertama antara lain PNI (22,32%), Masyumi (20,92%), NU (18,41%), PKI (16,36%), PSII
(2,89%), Parkindo (2,66%), PSI (1,99%), Partai Katolik (2,04%), dan IPKI (1,43%).
Sejak Suharto menjadi presiden pada tahun 1967 partai politik dianggap sebagai
penyebab dari ketidakstabilan politik yang terjadi pada tahun 1950an - 1960an. Oleh karena
itu agenda yang penting untuk menciptakan pemerintahan yang stabil adalah melakukan
penyederhanaan partai politik. Pada pemilu pertama di masa Orde Baru, tahun 1971, terdapat
10 partai politik, termasuk partai pemerintah (Golkar) ikut berkompetisi memperebutkan
kekuasaan. Pada tahun 1974 Presiden Suharto melakukan restrukturisasi partai politik, yaitu
melakukan penyederhanaan partai melalui penggabungan partai-partai politik. Hasil dari
7
restrukturisasi partai politik tersebut adalah munculnya tiga partai politik (Golkar, PPP, dan
PDI). PPP merupakan hasil fusi dari beberapa partai politik yang berasaskan Islam (NU,
Parmusi, PSII dan Perti). PDI merupakan hasil penggabungan dari partai-partai nasionalis
dan agama non-Islam (PNI, IPKI, Parkindo, Katolik). Sedangkan Golkar adalah partai politik
bentukan pemerintah Orde Baru.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
3.2. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
10