Anda di halaman 1dari 11

A.

Pengertian Cuaca Dan Iklim


1.1. Cuaca

ivanprakasa.files.wordpress.com
Cuaca adalah suatu keadaan udara yang berlangsung pada suatu wilayah, daerah atau lokasi
tertentu dan hanya terjadi dalam waktu singkat yakni hanya beberapa jam saja serta
dibuktikan dengan adanya perbedaan pada pagi hari dan siang hari.
Apabila kita sering melihat suatu daerah turun hujan lebat sedangkan daerah lain tampak
cerah. Maka itulah contoh cuaca. Contoh lainnya, BMKG memprediksi cuaca di Medan
besok hari adalah cerah dengan suhu rata-rata maksimum dan minimum 34ºC dan 24ºC.
Ilmu yang memperlajari cuaca adalah meteorologi. Lembaga yang khusus mengamati cuaca
secara terus-menerus adalah Badan Meteorologi dan Geofisika. Lembaga ini berpusat di
Jakarta.
Badan Meteorologi dan Geofisika atau BMKG bertugas mencatat dan menyelidiki aktifitas
udara. Diantaranya suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin dan aktifitas awan. BMKG
juga memiliki stasiun-stasiun pemantau cuaca yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Cuaca bisa terjadi karena adanya perbedaan suhu dan kelembaan antara satu daerah dengan
daerah lain. Dan perbedaan ini dilatarbelakangi dengan sudut pemanasan matahari yang juga
berbeda antara satu daerah dengan daerah lain karena perbedaan lintang bumi.
Perbedaan udara yang tinggi antara daerah beriklim tropis dengan iklim kutub bisa
menimbulkan jet strem. Jadi jangan heran apabila kita menyaksikan adanya perbedaan iklim
antara wilayah kutub dengan wilayah yang dilewati khatulistiwa.
Selain perbedaan suhu dan kelembaban, cuaca di bumi juga dipengaruhi angin matahari atau
star’s corona yang terjadi di angkasa.

2.2. Iklim

berkahkhair.com
Iklim adalah suatu keadaan rata-rata cuaca pada suatu wilayah yang luas yang ditentukan
berdasarkan perhitungan waktu, umumnya selama 11-30 tahun. Ilmu yang mempelajari
tentang keadaan iklim adalah klimatologi.
Contohnya kajian iklim untuk wilayah Jepang, China, Indonesia, Amerika Utara dan lain-
lain. Wilayah Asia Tenggara beriklim tropis, Asia Utara berkiklmi sub tropis, Wilayah Kutub
beriklim dingin dan lain sebagainya.
Ikim suatu daerah dipengaruhi oleh letak geografis dan topografi suatu wilayah. Artinya
adanya perbedaan iklim di suatu daerah dipengaruhi oleh posisi relative matahri terhadap
daerah di bumi.
Berdasarkan posisi relative terhadap garis khatulistiwa maka dikenallah kawasan yang
memiliki kemiripan iklim yang diakibatkan oleh perbedaan suhu udara.
Diantaranya kawasan tropika dengan garis 23,5°LU-23,5°LS, kemudian subtropika dengan
garis lintang 23,5°LU-40°LU dan 23°LS-40°LS, sedang 40°LU-66,5°LU dan 40°LS-
66,5°LS, dan terakhir kawasan kutub 66,5°LU-90°LU dan 66,5°LS-90°LS.
Dan perlu diketahui bahwa matahari merupakan pengendali iklim sekaligus sebagai sumber
energy bagi bumi. Sehingga bisa menimbulkan gerak udara dan arus laut.
Kendali iklim tersebut ialah distribusi darat dan air, tekanan udara tinggi dan rendah, massa
udara dan pegunungan, arus dan ombak laut serta badai.

B. Perbedaan Cuaca Dan Iklim


Dari pengertian dan penjelasan diatas bahwa perbedaan antara cuaca dan iklim terletak pada
2 hal yaitu luas daerah dan lamanya waktu pengamatan. Dari 2 hal ini bisa disimpulkan:
 Cuaca merupakan suatu keadaan yang memiliki daerah cakupan dan pengamatan yang
lebih sempit dibandingkan iklim yang cakupannya lebih luas.
 Pengamatan terhadap cuaca dilakuakn selama 24 jam sedangkan iklim pengamtan
dilakukan selam 11-30 tahun.
 Pada cuaca sifat cepat berubah sedangkan iklim sifat sangat sulit berubah.
 Dan prakiraan pada cuaca termasuk mudah sedangkan iklim termasuk sulit.

C. Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim


Cuaca dan iklim bisa terbentuk karena ada unsur penyusunnya. Ada 7 unsur penyususn cuaca
dan iklim diantaranya adalah sinar matahari, suhu, kelembaban udara, tekanan udara, angin,
curah hujan dan awan.

karangploso.jatim.bmkg.go.id
3.1. Sinar Matahari
Bumi sebagaimana diketahui beredar mengelilingi matahari pada porosnya. Dan dikenal
dengan istilah rotasi. Sedangkan bumi yang beredar mengelilingi matahari berdasarkan
lintasan orbitnya disebut revolusi.
Kedua hal ini sangat mempengaruhi perubahan cuaca dan iklim, termasuk juga unsur
penyusunnya.
Karena adanya proses rotasi dan revolusi ini maka maka matahari yang bersinar akan
memancarkan sinarnya ke segala arah dan bumi yang mengitarinya akan menerima sinar
tersebut.
Karena bumi berbentuk elips, jadi tidak seluruh permukaan bumi tersinari matahari, tentu ada
sisi yang tidak tersentuh sinar secara bersamaan.
Waktu penerimaan sinar matahari di suatu daerah dipengaruhi oleh garis lintang dan garis
bujur. Jadi makin tinggi letak lintang suatu daerah tersebut maka penyinaran matahari yang
sampai ke daerah tersebut akan makin berkurang.
Sehingga waktu siang hari di daerah tersebut semakin pendek dan begitu juga sebaliknya.
Contoh negara Chili dan Argentina waktu siangnya hanya 9 jam sedangkan negara
Skandinavia dan Rusia waktu siangnya 21 jam dan 19 jam.
Selain penyinaran matahari, pergerakan unsur di atmosfer juga bisa mempengaruhi unsur
pembentuk cuaca dan iklim.
Kita ambil contoh, awan yang terdapat pada lapisan troposfer akan menghalangi sinar
matahari yang masuk ke daerah tersebut, sehingga secara tidak langsung daerah tersebut tidak
mendapat penyinaran matahari.
Proses sinar matahari masuk ke permukaan bumi disebut insolasi. Sinar matahari yang masuk
akan mengakibat suhu permukaan bumi menjadi lebih panas. Proses ini dinamakan radiasi.
Dan radiasi inilah yang menajadi sumber utama bagi bumi.
Seperti yang disebut diatas bahwa matahari adalah sumber panas bagi bumi. Sumber panas
ini dapat berlangsung melalui 2 proses pemanasan yakni pemanasan secara langsung dan
pemanasan tidak langsung.

3.1.1. Pemanasan Secara Langsung


Pemanasan secara tidak langsung terbagi lagi menjadi 3 proses diantaranya:
#a. Proses Absorbsi
Proses absorbsi adalah proses penyerapan unsur-unsur radiasi matahari. Contoh: sinar
gamma, sinar X dan sinar ultraviolet. Adapun unsur yang menyerap radiasi matahari ini ada
Oksigen (O2), Nitrogen (N), Ozon (O3), Hidrogen (H2) dan partikel debu.

#b. Proses Refleksi


Proses Refleksi adalah proses pemanasan matahari terhadap udara yang kemudian
dipantulkan kembali ke angkasa oleh butiran air (H2O), awan dan partikel-partikel sejenis di
atmosfer

#c. Proses Difusi


Proses difusi yakni suatu proses pemanasan berupa sinar gelombang pendek berwarna biru
yang berhamburan ke segala arah. Proses ini yang akan menyebabkan langit berwarna biru.

3.1.2. Pemanasan Tidak Langsung


Pemanasan tidak langsung bisa berlangsung dengan 4 cara berikut:
#a. Konduksi
Konduksi adalah proses penyerapan panas dari matahari menuju lapisan udara bagian bawah
dan lapisan udara tersebut akan memberikan panas pada lapisan udara ditasnya
#b. Konveksi
Konveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang kemudian
bergerak ke atas akibat udara.

#c. Adveksi
Adveksi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari matahari yang bergerak
mendatar akibat udara.

#d. Turbulensi
Turbulensi adalah penyerapan panas atau pemberian panas dari pergerakan udara yang tidak
terarah dan berputar-putar ke atas. Namun sebagian panas yang dipantulkan akan kembali
lagi ke atmosfer.

3.2. Suhu
Perbedaan tingkat radiasi sinar matahri yang masuk ke permukaan bumi akan
menyebabkan daerah satu dengan lainya memiliki perbedaan suhu. Sederhananya radiasi
sinar yang sampai ke permukaan bumi akan diserap dan sebagian lagi dipantulkan.
Pantulan ini yang akan mempengaruhi suhu di daerah tersebut. Jadi daerah atau
kawasan atau bagian bumi yang berada pada posisi garis lintang 0o¬-23o akan mengalami
pemanasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah kutub.
Wilayah atau daerah yang tinggi bersuhu lebih sejuk dibanding daerah dataran rendah.
Hal ini karena sinar yang masuk ke permukaan bumi melalui gelombang pantul dari
permukaan.
Dataran tinggi seperti pegunungan tidak seperti dataran rendah yang membentang luas
sehingga proses pemantulan sinar matahari jadi gak maksimal.
Kemudian ditambah lagi dengan kerapatan udara di dataran tinggi lebih renggang
dibandingkan dengan di dataran rendah. Sehingga proses penyerapan udara di dataran tinggi
kurang menyerap panas yang berasal dari bumi.
Sama halnya dengan pemanasan di darat akan lebih cepat jika dibandingkan dengan
perairan karena keadaan daratan yang padat serta sulit dijangkau oleh sinar matahari.
Karena pemanasan di daerah perairan berlangsung sangat lambat disebabkan air yang
selalu bergerak dan dapat dijangkau dengan sinar atau cahaya matahari.
Dari keterangan yang diatas, proses penerimaan panas matahari agar sampai ke bumi
bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

 Sudut datang cahaya matahari yang masuk ke permukaan bumi berada pada posisi
tegak lurus atau miring.
 Semakin lama sinar matahari yang masuk ke permukaan bumi maka semakin panas
kawasan atau daerah tersebut.
 Keadaan relief atau garis kontur permukaan bumi meliputi gurun pasair, dataran hijau,
pegunungan dan laut.
 Banyak maupun sedikitnya awan atau uap air yang ada di udara.

3.3. Kelembaban Udara


Ketika sinar yang masuk ke permukaan bumi maka akan menimbulkan perbedaan suhu di
masing-masing wilayah.
Begitu juga dengan pemanasan yang terjadi akan menyebabkan penguapan baik di darat
maupun di laut. Yang mana akan membentuk suatu gumpalan yang termuat atau terkumpul di
udara.
Jadi kandungan uap yang terkumpul di udara ini disebut kelembaban udara. Kelembaban
udara tidak stabil namun berubah-ubah tergantung pada pemanasan yang terjadi.
Jadi apabila semakin tinggi suhu udara di daerah atau kawasan tersebut maka akan semakin
tinggi pula tingkat kelembaban udara di daerah atau kawasan tersebut.
Hal ini dikarenakan udara yang mengalami pemanasan akan merenggang dan kemudian diisi
dengan uap air.
Kelembaban uang air yang tekumpul dalam jumlah dan suhu tertentu dibandingkan dengan
kandungan uap yang terkumpul di dalam udara disebut kelembaban relative.
Kelembaban relative ini biasanya dinyatakan dalam persen. Seperti formula dibawah ini:
Kelembaban relatif = e/E x 100%
Dimana, e adalah jumlah uap air atau lembab absolut dan E adalah jumlah uap air yang
terkandung di dalam udara.
Contoh:
Berdasarkan data dari BMKG wilayah Sumatera Utara dinyatakan bahwa suhu udara di
kawasan Medan adalah 25oC, sedangkan setiap 1 m3 udara mampu memuat kandungan uap
air sebesar 45 g. Jika udara pada suhu tersebut mampu mengandung 67,5 g uap air, maka
tentukanlah kelembaban relatifnya!
Jawaban:
Kelembaban relatif = e/E x 100% = 45/67,5 x 100% = 66,6 %
Jadi kelembaban relative di kawasan tersebut adalah 66,6 %.
Selain kelembaban relatif ada juga jenis kelembaban lain yang disebut dengan kelembaban
absolut. Kelembaban absolut adalah jumlah uap air dalam satuan gram tiap 1 m³ udara.

3.4. Tekanan Udara


Tekanan udara adalah unsur keempat penyusun cuaca dan iklim. Tekanan udara merupakan
suatu gaya yang muncul atau timbul akibat adanya berat atau massa dari lapisan udara. Jadi
udara yaitu sejumlah gas yang terkumpul yang memiliki massa dan menempati ruang.
Jadi dapat dipahami bahwa tekanan memiliki massa sedangkan udara memiliki tekanan. Suhu
seperti yang telah dijelaskan diatas sangat mempengaruhi tekanan udara di suatu kawasan.
Apabila suhu di suatu daerah atau kawasan semakin tinggi maka tekanan udara akan semakin
rendah.Sehingga bisa dipahami suhu dengan tekanan berbanding terbalik. Hal ini dikarenakan
sifat udara adalah merenggang.
Demikian juga halnya jika suhu semakin rendah maka tekanan udara akan makin panas.
Karena suhu sangat mempengaruhi tekanan di suatu daerah atau kawsan di permukaan bumi.
Alat yaag digunakan untuk mengukur tekanan udara adalah baromter raksa. Alat ini pertama
kali ditemukan oleh Torri Celli pada tahun 1943.
Satuan ukuran tekanan udara adalah milibar (mb). Seperti formula berikut ini:
1 mb = ¾ mm tekanan air raksa 9t.a.r) atau 1.013 mb = 76 cm t.a.r

3.5. Angin
Unsur kelima kali ini erat kaitannya dengan tekanan udara. Kenapa? Karena Angin
dipengaruhi oleh tekanan udara yang berlangsung suatu daerah.
Jadi apabila jika ada tekanan udara yang berbeda di antara 2 kawasan maka udara di salah
satu kawasan tersebut akan bergerak atau berpindah ke kawasan lain yang memiliki tekanan
udara yang rendah.
Analoginya begini, udara akan bergerak ke tekanan udara yang lebih tinggi menuju ke
tekanan udara yang lebih rendah.
Begitu juga halnya udara akan bergerak ke daerah yang lebih dingin menuju daerah yang
lebih panas. Udara yang bergerak maupun berpindah ini yang kemudian disebut dengan
angin.
Kita katakana bahwa angina adalah udara yang bergerak. Namun ada tiga hal penting yang
menyangkut sifat angin, diantaranya:

3.5.1. Sifat Angin


 Kekuatan Angin
 Arah Angin
 Kecepatan Angin
#a. Kekuatan Angin
Menurun hukum Stevenson bahwa kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient
barometric. Gradient barometric merupakan angka yang menunjukkan perbedaan tekanan
udara dari dua isobar pada setiap jarak 15 meridiam atau 111 km.

#b. Arah Angin


Satuan yang digunakan untuk menghitung besarnya arah angina adalah derajat.
1o untuk angina arah Utara.
90o untuk angina arah Timur.
180o untuk angina arah Selatan.
270o derajat untuk angina arah dari Barat.
Menurut imuwan bernama Buys Ballot, udara akan bergerak dari daerah yang bertekanan
tinggi menuju daerah yang bertekanan rendah. Pergerakan udara di belahan bumi utara akan
berbelok ke kanan, sedangkan di belahan bumi selatan bergerak ke kiri.
Pergerakan arah angina bisa dipengaruhi oleh tiga faktor diantaranya:
 Gradient Barometrik
 Rotasi atau perputaran bumi
 Kekuatan yang menahan atau rintangan.

Apabila gradient barometric semakin besar maka, maka semakin besar pula kekuatannya.
Atau bisa diistilahkan berbanding lurus. Akan tapi berbanding terbalik dengan arah.
Artinya apabila angin kekuatannya besar maka akan sulit berbelok arah. Coba perhatikan
bahwa bumi yang kita huni berbentuk bulat, sehingga akan menyebabkan pembelokan arah
angin.
Pembelokan arah angin di garis ekuator sama dengan nol (0). Artinya pergerakan angin
makin ke kutub akan semakin besar.
Pembelokan arah angin yang mencapai 90o sehingga sejajar dengan garis isobar dikenal
dengan angin geotropic. Dan hal ini biasanya terjadi di iklim sedang diatas samudra.
Angin dapat dibelokkan ke atas, kiri dan kanan apabila ada kekuatan yang mampu
menahannya. Contohnya di lereng gunung yang tinggi.

#c. Kecepatan Angin


Atmosfer yang tepat berada di lapisan bumi akan ikut berotasi dengan bumi. Jadi secara tidak
langsung molekul udara akan ikut bergerak ke arah timur seperti halnya dengan gerak rotasi
bumi.
Kecepatan gerak ini dikenal dengan kecepatan linier. Karena bentuk bumi bulat maka
kecepatan linier akan makin kecil apabila semakin dekat ke kutub..
Untuk mengukur kecepatan angin di udara bisa menggunakan alat anemometer.

3.5.2. Sistem Angin


Sistem angin terbagi menjadi 5 diantaranya:
#a. Angin Passat
Angin pasat adalah angin yang bertiup setiap tahun dari daerah subtropis ke daerah ekuator
atau khatulistiwa. Angin pasat terbagi lagi menjadi dua yaitu:
Angin passat timur laut bertiup ke belahan bumi utara dan angin passat tenggara bertiup ke
belahan bumi selatan.
Kedua angin ini sering bertemu di garis kahatulistiwa. Ini dikarenakan suhu di daerah tropis
tinggi sehingga memaksa massa udara untuk naik secara vertical atau konveksi.
Daerah tempat bertemunya kedua angin ini disebut dengan Daerah Konvergensi Antar
Tropik.

#b. Angin Anti Passat


Angin anti pasaat adalah angin atau udara yang berada di garis khatulistiwa yang mengalir ke
daerah kutub kemudian turun ke daerah maksimum subtropik.
Daerah yang dilalui garis lintang 20o – 30o LU dan LS. Angin anti passat akan turun secar
vertical sebagai angin kering. Dan angin kering ini akan menyerap air di udara dan
permukaan daratan.
Sehingga terbentuklah gurun di permukaan bumi. Contohnya Gurun Sahara, Gurun Arab
Saudi, Gurun Australia.

#c. Angin Barat


Angin barat adalah angin yang berasal dari daerah maksimum subtropis utara dan selatan
mengalir ke wilayah sedang utara dan sedang selatan.
Pergerakan angin barat di belahan bumi selatan sangat besar berbeda halnya di belahan bumi
utara tidak begitu terasa. Karena di belahan bumi selatan terletak pada garis lintang 60o LS.

#d. Angin Timur


Angin timur adalah angin yang mengalir ke daerah minimum pada derajat 60o LU/LS. Angin
timur bersifat dingin karena angin tersebut berasal dari daerah kutub.

#e. Angin Muson (Monsun)


Angin muson adalah angin yang pergerakannya selalu berganti arah setiap 6 bulan. Biasanya
pada 6 bulan pertama bertiup angin darat dan 6 bulan kedua bertiup angin laut yang basah.

3.6. Curah Hujan


Hujan merupakan jatuhnya air dari udara menuju ke permukaan bumi. Air yang jatuh ke
bumi bisa mengandung asam kuat atau asam lemah. Dan biasanya jatuhnya berbentuk cair
atau juga padatan. Misalnya salju.
Proses terjadinya hujan diakibatkan karena pemanasan dari sinar matahari. Gumpalan uap air
akibat kelembaban udara akan naik ke atmosfer. Yang selanjutnya akan mengalami proses
kondensasi sehingga membentuk awan atau padatan air.
Awan semakin lama akan main berat karena kandungan air yang naik ke atmosfer akan
makin banyak. Jika uap air di awan mencapai pada titik tertentu, maka angin akan membawa
awan tersebut hingga turunlah hujan dalam bentuk titik-titik air.

3.7. Awan
Awan merupakan kumpulan uap air atau kristial es dalam jumlah besar yang berada di
lapisan atmosfer. Mungkin sering kita menjumpai pada musim kemarau sangat sedikit awan
terbentuk di udara. Hal ini dikarenakan proses penguapan yang terjadi terlalu sedikit.
Namun beda halnya pada musim hujan. Maka akan didapati banyaknya awan yang terbentuk
dan bervariasi. Ini disebabkan uap air yang terkandung di awan berjumlah cukup banyak.
Awan dapat dibedakan menjadi 4 bentuk, yaitu:
 Awan Cumulus: adalah awan putih yang berkelompok-kelompok. Jenis awan ini
sering ditemui pada siang atau sore hari.
 Awan Sratus: adalah jenis awan yang berbentuk seperti kumpulan selimut yang
berlapis-lapis dan relative cukup luas dan lebar.
 Awan Cirrus: adalah jenis awan yang posisinya lebih tinggi sekaligus tipis ibarat tabir.
 Awan Nimbus: adalah jenis awan berwana gelap namun berbentuk yang tidak
menentu. Apabila melihat awan ini menandakan akan turun hujan.
Sebenarnya ada banyak jenis awan yang sering kita jumpai, seperti awan cumulonimbus.
Awan ini berbentuk gumpalan dengan warna gelap yang biasanya disertai dengan petir yang
bisa menyambar kapan saja dan juga hujan lebat.
Apabila awan ini kita jumpai, maka disarankan untuk tetap berada di dalam rumah atau
menghentikan aktifitas berkendara. Karena sangat berbahaya terutama lagi bagi penerbangan.

D. Macam-Macam Cuaca, Pengertian Dan Gambarnya


Berdasarkan unsur pembentuknya, maka macam-macam cuaca dan iklim yang berlangsung di
suatu wilayah tergantung dalam jangka waktu tertentu.
Perubahan udara ini dipengaruhi oleh musim yang berganti setiap bulannya. Dan cabagng
ilmu geografi yang mempelajari cuaca ini adalah meteorologi.
Ada beberapa cuaca yang terjadi di bumi dan Indonesia diantaranya:

4.1. Macam-Macam Cuaca

berkahkhair.com
4.1.1. Cuaca Cerah
Cuaca cerah adalah cuaca terjadi dengan ciri-ciri matahari bersinar terang dan udara terasa
hangat atau tidak begitu panas. Biasanya hujan tidak akan turun saat cuaca cerah. Tetapi pada
cuaca cerah angin akan berhembus semilir.
Kemudian pada siang harinya, akan terdapat awan yang berlapis-lapis tipis seperti
menyerupai kapas yang berwarna putih bersih.
Lalu pada saat matahari terbit maupun tenggelam maka tampak di langit berwana merah atau
kuning cerah. Sedangkan pada malam harinya banyak bintang bertaburan di langit.

4.1.2. Cuaca Panas


Timbulnya cuaca panas tidak terlepas dari meningkatnya suhu udara di permukaan bumi. Jadi
faktor utama yang menyebabkan cuaca panas adalah cahaya matahari.
Ketika tengah hari atau siang hari, matahari akan tegak lurus ke atas permukaan bumi
sehingga terasa sangat panas bahkan menyengat. Bisa mencapai 30oC.
Selain itu ketinggian juga faktor kedua yang menyebabkan udara terasa panas. Jadi semakin
tinggi suatu tempat atau wilayah, suhu udara akan semakin turun. Inilah alasan kenapa suhu
di dataran tinggi lebih sejuk dibandingkan dataran rendah.
4.1.3. Cuaca Berawan
Cuaca berawan adalah kondisi cuaca disaat terlihat banyak awan di langit. Cahaya matahari
akan ditutupi oleh awan sehingga membuat suhu permukaan bumi seketika tidak terasa
panas.
Beberapa awan akan ikut bergerombol dan membentuk awan yang besar. Awan besar ini bisa
berpotensi mendung sehingga sebagai tanda akan turunnya hujan.
4.1.4. Cuaca Dingin
Cuaca dingin adalah keadaan cuaca di suatu daerah yang ditandai dengan tingginya tingkat
kelembaban udara, ditambah dengan suhu udara yang rendah dan meningkatnya angin yang
bertiup kencang.

4.1.5. Cuaca Hujan


Cuaca hujan adalah kondisi cuaca disaat banyaknya uap air di lapisan atmosfer. Uap air
terjadi disebabkan adanya proses pemanasan matahari terhadap air di bumi meliputi air laut,
danau, sungai dan samudra.
Uap air tersebut akan membentuk gumpalan awan. Ketika sudah mencapai suhu pada titik
tertentu, uap air akan membentuk titik air. Lalu titik air akan berubah menjadi tetesan air.
Apabila tetesan air semakin banyak dan berat maka akan jatuh ke permukaan bumi dalam
bentuk hujan. Hujan yang turun ke bumi terkadang disertai dengan badai.
Badai tersebut bisa berupa angin kencang disertai guntur dan kilat. Dan badai ini bisa saja
menyebabkan kerusakan di permukaan bumi.

4.1.6. Cuaca Berangin


Cuaca berangin adalah kondisi cuaca yang ditandai dengan angin bertiup kencang sehingga
bisa menerbangkan benda-benda ringan yang disekeliling atau dilaluinya.
Saat daerah ditimpa cuaca berangin maka bisa berpotensi merobohkan bangunan. Kecepatan
angin sebenarnya bisa diukur dengan anenometer.
Sehingga kita bisa mengetahui dan mengantasipasi daerah yang berpotensi terkena angin
kencang. Umumnya cuaca berangin ditandai dengan langit agak berawan dan suhu menjadi
lebih dingin.

4.2. Macam-Macam Iklim


Iklim terjadi karena adanya gerak rotasi dan revolusi bumi serta adanya perbedaan garis
lintang dan bujur di masing-masing negara atau wilayah.
Sejauh ini ada 6 iklim yang terjadi di bumi, diantaranya adalah

4.2.1. Iklim Matahari


Iklim matahari digolongkan berdasarkan banyak atau tidaknya sinar matahri yang diterima
langusng oleh permukaan bumi. Iklim matahari dibagi menjadi beberapa daerah atau wilayah,
diantaranya:
 Wilayah iklim tropis: 0o – 23,5o LU/LS
 Wilayah iklim subtropis: 23,5o – 40o LU/LS
 Wilayah iklim sedang: 40o – 66,5o LU/LS
 Wilayah iklim dingin: 66,5o – 90o LU/LS

4.2.2. Iklim Kodrat


Iklim kodrat adalah iklim yang dibagi berdasarkan batas kehidupan tumbuh-tumbuhan dan
batas iklimnya berdasarkan garis isoterm di bulan terpanas dan terdingin.
4.2.3. Iklim Koppen
Iklim koppen adalah iklim yang digolongkan berdasarkan curah hujan dan temperatur.
Koppen membagi iklim menjadi 5 wilayah yang dinyatakan dengan berbagai simbol huruf,
seperti berikut ini:
 Iklim A: Iklim Hujan Tropis
Iklim A ditandai dengan suhu bulan sangat dingin yakni 18oC, Curah hujan tinggi
setiap tahun yakni rata-rata 70cm/tahun. Tumbuhan beraneka macam.
 Iklim B: Iklim Kering atau Gurun
Iklim B bisanya terjadi di daerah gurun atau semi arid atau steppa. Dan ditandai
dengan curah hujan terendah 25,5 mm/tahun serta penguapannya besar.
 Iklim C: Iklim Sedang
Iklim C ditandai dengan suhu bula sangat dingin yakni 18oC – -3oC.
 Iklim D: Iklim Salju atau Mikrothermal
Iklim D adalah iklim yang ditandai dengan suhu rata-rata bulan sangat panas yakni
10oC dan sangat dingin -3oC.
 Iklim E: Iklim Kutub
Iklim E bisanya terjadi di daerah Samudra Arktik dan Antartika. Dan suhu tidak lebih
dari 10oC. Tidak pernah panas.
Menurut analisa Koppen iklim di Indonesia terbagi menjadi 3 tipe iklim yaitu Iklim A
untuk sebagian besar wilayahnya, Iklim C untuk daerah pegunungan dan Iklim E
untuk puncak Jaya Wijaya.
Koppen membagi lagi iklim tipe A menjadi 3 sub tipe diantaranya:
 Iklim Af adalah iklim A dengan curah hujan rata-rata perbulan 60 mm. Dan terjadi
tiap tahun.
 Iklim Aw adalah tipe iklim A dengan musim kering yang cukup panjang (Savana).
 Iklim Am adalah iklim peralihan antara Af dan Aw. Karena ini iklim peralihan maka
persediaan tanah cukup air sehingga vegetasi dapat terus berlangsung.

4.2.4. Iklim Schmidt – Ferguson


Iklim Schmidt – Ferguson adalah iklim yang disebut dengan Iklim model Q. Karena iklim ini
didasarkan dengan indeks nilai Q.
Untuk dapat menentukan nilai Iklim Schmidt – Ferguson maka bisa gunakan rumus berikut:
Q = (Rata-rata bulan kering : Rata-rata bulan basah) x 100%
Tipe iklim menurut Schmidt – Ferguson adalah
Tipe Q

A 0 – 14,3%

B 14,3 – 33,3 %

C 33,3 % – 60 %

D 60 % – 100 %

E 100 % – 167 %

F 167 % – 300 %

G 300 % – 700 %

H Lebih dari 700 %


4.2.5. Iklim Oldmen
Iklim Oldmen adalah iklim yang ditemukan oleh Oldmen pada tahun 1975. Iklim Oldmen
hampir sama dengan metode Schmidt – Ferguson hanya saja Oldmen memakai unsur hujan
curah hujan sebagai dasar klasifikasi iklim.
Iklim Oldmen selalu dikaitakn dengan pertanian sehingga sering disebut dengan zona
agroklimat. Iklim Oldmen ini sangat cocok di daerah pertanian yang datanya bisa sebagai
indikator dalam menanam berbagai jenis pertanian.
Oldmen membagi zona agroklimat menjadi 5 wilayah, diantaranya:
Zona A Analisa

A Jika terdapat lebih dari 9 bulan basah beurutan

B Jika terdapat 7 – 9 bulan basah berurutan

C Jika terdapat 5 – 6 bulan basah berurutan

D Jika terdapat 3 – 4 bulan basah berurutan

E Jika terdapat kurang dari 3 bulan basah beurutan


Metode Oldmen menggunakan istilah bulan basah dan bulan kering. Untuk bulan basah
Oldmen menggunakan metode berikut:
 Bulan basah apabila curah hijan lebih dari 200 mm
 Bulan lembab dengan indikator curah hujan 100 mm – 200 mm
 Dan bulan kering jika curah hujan kurang dari 100 mm.

4.2.6. Iklim F. Junghuhn


Iklim F. Junghuhn adalah menggolongkan atau mengjlasifikasikan iklim yang di Pulau Jawa
secara vertikal sesuai dengan ekosistem atau tumbuh-tumbuhan.
Iklim F. Junghuhn membaginya berdasarkan 4 daerah yakni:
Daerah Tinggi Tempat Suhu Tanaman

Palawija, kelapa,
karet, coklat,
Panas/Tropis 0 – 600 m dpl 26,3oC – 22oC tembakau.

Padi, the, tembakau,


kopi, coklat, kina dan
Sedang 600 m – 1500 dpl 22oC – 17,1oC sayur-sayuran.

Kopi, tehm kina dan


Sejuk 1500 m – 2500 m dpl 17,1oC – 11,1oC sayur-sayuran.

Tidak ada tanaman


yang bisa
Dingin Lebih dari 2500 dpl 11,1oC – 6,2oC dibudidaya.

Anda mungkin juga menyukai