Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN KASUS

KISTOMA OVARII

DISUSUN OLEH :
Velisa Juliani
406182070

PEMBIMBING :
dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OG, M.Kes

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH K.R.M.T WONGSONEGORO
SEMARANG
PERIODE 14 OKTOBER 2019 – 22 DESEMBER 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
KISTOMA OVARII
Diajukan untuk
Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Obstetri dan
Gynekologi
di RSUD K.R.M.T. WONGSONEGORO

Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal : ........................

Disusun oleh :
Velisa Juliani 406182075

Semarang, .................................
Dosen Pembimbing

dr. Kartika Budi Peranawengrum, Sp.OG, M.Kes


LAPORAN KASUS GINEKOLOGI

I. IDENTITAS
Nama : Nn. F
Usia : 25 tahun
Pekerjaan : Mahasiswi
Agama : Islam
Pendidikan : D3
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku : Jawa
Alamat : Rowosari Krajan
RM : 466748
MRS : 18 November 2019

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 20 November 2019
pukul 12:00 WIB di bangsal Parikesit RSUD K.R.M.T Wongsonegoro,
Semarang.

Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri perut bagian kanan bawah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke IGD RSUD KRMT Wongsonegoro Semarang pada tanggal


18 November 2018 pukul 11.30 dengan keluhan nyeri perut bagian kanan
bawah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan hilang timbul dengan skala
nyeri 9. Nyeri dirasakan seperti mulas dan diremas-remas, dan menjalar ke
pinggang kanan. Pasien juga mengelu mual (+) sejak pagi, muntah (-). Saat
datang ke IGD, pasien sedang dalam hari pertama haid. Selain itu, pasien juga
mengeluh perut bagian kanan terasa membesar sejak 3 bulan terakhir.
Riwayat menstruasi :
Menarche usia 13 tahun. Siklus haid biasanya teratur 28-30 hari dengan
lamanya haid 5-7 hari dan menghabiskan hingga 2-3 pembalut sehari. Riwayat
nyeri berlebihan saat menstruasi disangkal. Haid terakhir tanggal 14 Oktober
2019.

Riwayat KB:
Pasien belum pernah berhubungan dan tidak pernah menggunakan KB.

Riwayat pernikahan :

Pasien belum menikah.

Riwayat Obstetri

Pasien belum pernah hamil dan melahirkan.

Riwayat Ginekologi

 Riwayat mioma uteri : disangkal

 Riwayat kista ovarii : disangkal

 Riwayat endometriosis : disangkal

 Riwayat IMS : disangkal

Riwayat Penyakit Dahulu :

 Riwayat keluhan serupa : diakui, nyeri serupa dirasakan 1 bulan lalu


terutama saat haid

 Riwayaat maag : diakui

 Riwayat hipertensi : disangkal

 Riwayat DM : disangkal

 Riwayat hepatitis : disangkal


 Riwayat penyakit jantung: disangkal

 Riwayat TBC : disangkal

 Riwayat asma : disangkal

 Riwayat alergi : disangkal

 Riwayat trauma : disangkal

 Riwayat operasi : disangkal

 Riwayat tumor : disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga :


 Riwayat keluhan serupa : disangkal

 Hipertensi : disangkal

 Diabetes Mellitus : disangkal

 Asma : disangkal

 Hepatitis : disangkal

 Penyakit Jantung : disangkal

 Alergi : disangkal

Riwayat pengobatan

Pasien belum pernah minum obat apapun untuk keluhannya. Saat ini
pasien tidak sedang mengkonsumsi obat rutin.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien masih sekolah dan biaya pengobatan ditanggung BPJS.
III. STATUS GENERALIS (20/11/2019)

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
- Tekanan darah : 116/71 mmHg
- Frekuensi nadi : 88 x/menit
- Frekuensi napas : 21 x/menit
- Suhu : 36,6oC

Antropometri

Tinggi badan : 165 cm

Berat badan : 55 kg

IMT : 20,2 (Normal)

Status generalis

 Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam, tidak mudah


dicabut, kulit kepala tidak ada kelainan

 Mata : konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-

 Telinga : bentuk normal, discharge -/-

 Hidung : bentuk normal, nafas cuping hidung -/-, deviasi (-),


discharge (-)

 Mulut : Lidah tidak ada kelainan, uvula di tengah, faring tidak


hiperemis, bibir sianosis (-), bibir kering (-)

 Leher : simetris, deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-)

 Thorax :

o Payudara : bentuk normal, inverted nipple -/-, fissura-/-


o Paru-paru
▪ Inspeksi : bentuk dada normal
▪ Palpasi : stem fremitus kanan kiri depan
belakang sama kuat
▪ Perkusi : sonor +/+
▪ Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -
/-
o Jantung
▪ Inspeksi : pulsasi iktus cordis tidak tampak
▪ Palpasi : pulsasi iktus cordis teraba pada ICS VI
midclavicula line sinistra
▪ Perkusi : redup
▪ Auskultasi : BJ1&2 reguler, murmur (-), gallop (-)

 Abdomen :

o Inspeksi : permukaan datar, supel, sikatriks (-)


o Auskultasi : BU (+) normal
o Palpasi : Nyeri tekan kuadran kanan bawah (+), Nyeri lepas
(-), massa (+) mobile
o Perkusi : timpani di seluruh kuadran

 Ekstremitas : Oedema (-/-) Akral dingin (-/-)

IV. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI

Pemeriksaan dalam vagina :

1. Fluksus (-), flour (-)

2. Vulva, Uretra, Vagina : dalam batas normal

3. Portio : Licin, ukuran sebesar jempol tangan

4. Korpus Uteri : Sebesar telur ayam (Normal)

5. OUE : Menutup

6. Adneksa Parametrium

• Dextra : ditemukan massa sebesar genggaman tangan orang dewasa, permukaan


licin, mobile, nyeri tekan (+) ringan

• Sinistra : dalam batas normal


• Cavum Douglassi : dalam batas normal

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Lab Hematologi

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal

Hematologi

Hemoglobin 11,5 g/dL 11.7 – 15.5

Hematokrit 34,10 % 35 – 47

Jumlah Leukosit 13,1 /uL 3,6 – 11,0

Jumlah Trombosit 292 /uL 150 – 400

Kimia Klinik

GDS 90 Mg/dL 70 - 110

Albumin 4,7 g/dL 3,4-4,8

INR 0,9

aPTT (Pasien/Kontrol) 29,1/26,8 26-34

PT (Pasien/Kontrol) 10,4/10,3 11,7-15,5

Natrium 136 mmol/L 135,0 – 147,0

Kalium 3.90 mmol/L 3,50 – 5,0


Kalsium 1.21 mmol/L 1,00 – 1,15

Imunologi

HBsAg Negatif Negatif

Pemeriksaan USG Abdomen

Kesan USG :
Ada kista besar uk 12x9,12 cm di adneksa dx DD Kistoma ovarii dekstra
Saat ini ovarium membesar dengan multipel lesi anechoic oval dan ada yang
memanjang letak di daerah adneksa dekstra DD polikistik ovarii dekstra/
hidrosalping dekstra
Ada ascites.
Saat ini tak ditemukan gamb. apendik di Mc Burney masih mungkin letak
retrocaecal.
Tak tampak kelainan pada sonografi organ-organ intraabdomen lainnya di
atas.

VI. RESUME

Telah diperiksa seorang pasien perempuan atas nama Ny. F berusia 25


tahun, P0A0, dengan keluhan utama nyeri perut bagian kanan bawah sejak 1
minggu yang lalu. Nyeri perut bagian bawah dirasakan hilang timbul dengan
skala nyeri 9. Nyeri dirasakan seperti mulas dan diremas-remas, dan menjalar
ke pinggang kanan. Pasien juga mengeluh mual (+) sejak pagi, muntah (-).
Selain itu, pasien juga mengeluh perut bagian kanan terasa membesar sejak 3
bulan terakhir. Saat datang ke IGD, pasien sedang dalam hari pertama haid.
Keluhan serupa dirasakan 1 bulan lalu terutama saat pasien sedang haid.

Dari pemeriksaan fisik didapatkan:


 Abdomen : permukaan datar, super, nyeri tekan kuadran kanan
bawah (+), teraba massa pada kuadran kanan bawah (+), mobile
 Vaginal Toucher : fluor(-), fluxus (-), portio licin dengan ukuran
sebesar jempol tangan, korpus uteri sebesar telur ayam, pada adneksa
perimetrium dextra ditemukan benjolan sebesar genggaman tangan
orang dewasa dengan permukaan licin, mobile, dan terdapat nyeri tekan,
pada cavum douglasi masih dalam batas normal.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan:
 Leukosit : 13,1/uL (Leukositosis)
 Hemoglobin :11,5 g/dL (Anemia ringan)

Pemeriksaan USG :
• Ditemukan kista besar uk 12x9,12 cm di adneksa dekstra DD Kistoma ovarii
dekstra

• Saat ini ovarium membesar dengan multipel lesi anechoic oval dan ada yang
memanjang letak di daerah adneksa dekstra DD polikistik ovarii dekstra/
hidrosalping dekstra

• Ada ascites.
VII. DIAGNOSIS

P0A0 25 tahun dengan kolik abdomen ec kista ovarii dextra

VIII. TATA LAKSANA


Medikamentosa
- Infus RL 20 tpm
Injeksi
- OMZ 40 mg/12 jam
- Ketorolac 30 mg/8 jam
PO:
- PCT 500 mg/8 jam
- Etabion 1x1 tab
- Tablet tambah darah 1x1 tab

Non medikamentosa
Pro Laparotomi Eksplorasi Kamis 21/11/2019
TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Anatomi Ovarium

Wanita pada normalnya memiliki dua indung telur kanan dan kiri,
dengan penggantung mesovarium di bagian belakang ligamentum latum, kiri
dan kanan. Ovarium adalah kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan ukuran
panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm.1

Hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya


pembuluh-pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Pinggir
bawahnya bebas. Permukaan belakangnya pinggir keatas dan belakang ,
sedangkan permukaan depannya ke bawah dan depan. Ujung yang dekat
dengan tuba terletak lebih tinggi dari pada ujung yang dekat pada uterus, dan
tidak jarang diselubungi oleh beberapa fimbria dari infundibulum.1,4

Ujung ovarium yang lebih rendah berhubungan dengan uterus dengan


ligamentum ovarii proprium tempat ditemukannya jaringan otot yang menjadi
satu dengan yang ada di ligamentum rotundum. Embriologik kedua ligamentum
berasal dari gubernakulum1,2,4

II.2 Definisi

Kista adalah suatu jenis tumor, penyebab pastinya sendiri belum


diketahui. Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang berisi
cairan. Pada wanita organ yang paling sering terjadi adalah kista ovarium.1
II.3 Sifat kista

1. Kista Fisiologis

Sesuai siklus menstruasi, di ovarium timbul folikel dan folikelnya


berkembang, dan gambaranya seperti kista. Biasanya kista tersebut berukuran
dibawah 4 cm, dapat dideteksi dengan menggunakan pemeriksaan USG, dan
dalam 3 bulan akan hilang. Jadi, kista yang bersifat fisiologis tidak perlu
operasi, karena tidak berbahaya dan tidak menyebabkan keganasan, tetapi
perlu diamati apakah kista tersebut mengalami pembesaran atau tidak.1,4

Kista yang bersifat fisiologis ini dialami oleh orang di usia reproduksi
karena masih mengalami menstruasi. Biasanya kista fisiologis tidak
menimbulkan nyeri pada saat haid.4

2. Kista Patologis (Kanker Ovarium)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium. Kanker
ovarium merupakan penyebab kematian terbanyak dari semua kanker
ginekologi. Angka kematian yang tinggi karena penyakit ini pada awalnya
bersifat tanpa gejala dan tanpa menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi
metastasis, sehingga 60-70% pasien datang pada stadium lanjut, penyakit ini
disebut juga sebagai silent killer. Angka kematian penyakit ini di Indonesia
belum diketahui dengan pasti.1

Pada kista patologis, pembesaran bisa terjadi relatif cepat, yang kadang
tidak disadari penderita. Karena, kista tersebut sering muncul tanpa gejala
seperti penyakit umumnya. Itu sebabnya diagnosa agak sulit dilakukan. Gejala
gejala seperti perut yang agak membuncit serta bagian bawah perut yang terasa
tidak enak biasanya baru dirasakan saat ukuranya sudah cukup besar. Jika
sudah demikian biasanya perlu dilakukan tindakan pengangkatan melalui
proses laparoskopi.1,2

Ada lagi jenis kista abnormal pada ovarium. Jenis ini ada yang bersifat
jinak dan ganas. Bersifat jinak jika bisa berupa spot dan benjolan yang tidak
menyebar. Meski jinak kista ini dapat berubah menjadi ganas. Tetapi sampai
saat ini, belum diketahui dengan pasti penyebab perubahan sifat tersebut.1,2

Kista ganas yang mengarah ke kanker biasanya bersekat sekat dan


dinding sel tebal dan tidak teratur. Tidak seperti kista fisiologis yang hanya
berisi cairan, kista abnormal memperlihatkan campuran cairan dan jaringan
solid dan dapat bersifat ganas. 1

II.4 Jenis kista

Berdasarkan tingkat keganasannya, kista dibedakan menjadi dua macam,


yaitu kista non-neoplastik dan kista neoplastik. 1

Kista ovarium non neoplastik

a. Kista folikel

Kista ini berasal dari folikel de graaf yang tidak sampai berovulasi,
namun tumbuh terus menjadi kista folikel. Bisa didapatkan satu kista atau
beberapa dan besarnya biasanya berdiameter 1-1 ½cm.1,3

Dalam menangani tumor ovarium, timbul persoalan apakah tumor yang


dihadapi itu neoplasma atau kista folikel. Umumnya jika diameter tumor tidak
lebih dari 5 cm, dapat di tunggu dahulu karena kista folikel dalam 2 bulan akan
hilang sendiri.1,3

Kista folikuler secara tipikal kecil dan timbul dari folikel yang tidak
sampai saat menopause, sekresinya akan terlalu banyak mengandung estrogen
sebagai respon terhadap hipersekresi FSH ( folikel stimulating hormone) dan
LH (luteinizing hormone) normalnya ditemui saat menopause berdiameter 1 -
10 cm (folikel normal berukuran limit 2,5 cm); berasal dari folikel ovarium
yang gagal mengalami involusi. Dapat multipel dan bilateral. Biasanya
asimtomatik.1

b. Kista korpus lutein


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan
menjadi korpus albikans. Kadang-kadang korpus luteum akan
mempertahankan diri (korpus luteum persisten); perdarahan yang terjadi di
dalamnya akan menyebabkan kista, berisi cairan berwarna merah coklat karena
darah tua.1,3

Pada pembelahan ovarium kista korpus luteum memberi gambaran yang


khas. Dinding kista terdiri atas lapisan berwarna kuning, terdiri atas sel-sel
luteum yang berasal dari sel-sel teka.1,3

Penanganan kista luteum ini menunggu sampai kista hilang sendiri.


Dalam hal ini dilakukan operasi atas dugaan kehamilan ektopik terganggu,
kista korpus luteum diangkat tanpa mengorbankan ovarium.1,3

c. Kista teka lutein

Kista biasanya bilateral dan sebesar tinju. Pada pemeriksaan


mikroskopik terlihat luteinisasi sel-sel teka. Tumbuhnya kista ini ialah akibat
pengaruh hormone koriogonadrotropin yang berlebihan.1,3

Kista granulosa lutein yang terjadi di dalam korpus luteum indung telur
yang fungsional dan membesar bukan karena tumor, disebabkan oleh
penimbunan darah yang berlebihan saat fase pendarahan dari siklus
menstruasi.

Kista teka-lutein biasanya berisi cairan bening, berwarna seperti jerami;


biasanya berhubungan dengan tipe lain dari pertumbuhan indung telur, serta
terapi hormon.

d. Kista inklusi germinal

Terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian - bagian terkecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium. Biasanya terjadi pada wanita usia
lanjut dan besarnya jarang melebihi 1 cm. Kista terletak di bawah permukaan
ovarium dan isinya cairan jernih dan serous.1,3

e. Kista endometrium

Kista ini merupakan endometriosis yang berlokasi di ovarium.1


Neoplastik jinak

1. Kistik:

a. Kistoma ovari simpleks

Kista ini mempunyai permukaan yang rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan
cairan di dalam kista jernih, serous dan berwarna kuning.1,3

Terapinya terdiri atas pengangkatan kista dengan reseksi ovarium, akan tetapi
jarinngan yang dikeluarkan harus segera diperiksa secara histologik
untuk mengetahui apakah ada keganasan.1,3

b. Kistadenoma ovarii serosum

Berasal dari epitel permukaan ovarium, umumnya jenis ini tak mencapai
ukuran yang sangat besar, di bandingkan dengan kistadenoma
muscinosum. Pertumbuhan menjadi ganas apabila di temukan
pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi epitel, serta anaplasia
dan mitosis pada sel-sel. Secara mikroskopik di golongkan dalam
kelompok tumor ganas.1,3

c. Kistadenoma ovarii musinosum

Asal tumor belum diketahui dengan pasti. Menurut meyer, berasal dari
teratoma dimana di dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan
elemen-elemen lain.1,3
Umumnya berbentuk multilokuler, ukurannya dapat mencapai ukuran yang
amat besar1,3

d. Kista endometroid

Terjadi karena lapisan didalam rahim (yang biasanya terlepas sewaktu


haid dan terlihat keluar dari kemaluan seperti darah); tidak terletak
dalam rahim tetapi melekat pada dinding luar ovarium. Akibat
peristiwa ini setiap kali haid, lapisan tersebut menghasilkan darah haid
yang akan terus menerus tertimbun dan menjadi kista. Kista ini bisa 1
pada dua indung telur. Timbul gejala utama yaitu rasa sakit terutama
sewaktu haid/ sexual intercourse.1,3
e. Kista dermoid

Terjadi karena jaringan dalam telur yang tidak dibuahi kemudian tumbuh
menjadi beberapa jaringan seperti rambut, tulang, lemak. Kista dapat
terjadi pada kedua indung telur dan biasanya tanpa gejala. Timbul gejala
rasa sakit bila kista terpuntir/ pecah. 1,3

2. Solid:

Semua tumor ovarium yang padat adalah neoplasma. Akan tetapi, ini tidak berarti
bahwa termasuk suatu neoplasma yang ganas, meskipun semuanya
berpotensi maligna. Potensi menjadi ganas sangat berbeda pada berbagai
jenis.

a. Fibroma
b. Leiomioma
c. Fibroadenoma
d. Papiloma
e. Angioma
f. Limfangioma
g. Tumor brenner

II.5 Etiologi

Penyebab terjadinya kista ovarium yaitu terjadinya gangguan


pembentukan hormon pada hipotalamus, hipofise, atau ovarium itu sendiri.
Kista ovarium timbul dari folikel yang tidak berfungsi selama siklus
menstruasi.1

Faktor resiko terjadinya kista ovarium.4

a. Riwayat kista ovarium sebelumnya

b. Siklus menstruasi yang tidak teratur

c. Meningkatnya distribusi lemak tubuh bagian atas

d. Menstruasi dini

e. Tingkat kesuburan

II.6 Patofisiologi

Setiap hari, ovarium normal akan membentuk beberapa kista kecil yang
disebut Folikel de Graaf. Pada pertengahan siklus, folikel dominan dengan
diameter lebih dari 2.8 cm akan melepaskan oosit mature. Folikel yang
ruptur akan menjadi korpus luteum, yang pada saat matang memiliki
struktur 1,5 – 2 cm dengan kista ditengah-tengah. Bila tidak terjadi
fertilisasi pada oosit, korpus luteum akan mengalami fibrosis dan
pengerutan secara progresif. Namun bila terjadi fertilisasi, korpus luteum
mula-mula akan membesar kemudian secara bertahap akan mengecil selama
kehamilan.
Kista ovari yang berasal dari proses ovulasi normal disebut kista fungsional
dan selalu jinak. Kista dapat berupa folikular dan luteal yang kadang-
kadang disebut kista theca-lutein. Kista tersebut dapat distimulasi oleh
gonadotropin, termasuk FSH dan HCG.1,2
Kista fungsional multiple dapat terbentuk karena stimulasi
gonadotropin atau sensitivitas terhadap gonadotropin yang berlebih. Pada
neoplasia tropoblastik gestasional (hydatidiform mole dan
choriocarcinoma) dan kadang-kadang pada kehamilan multiple dengan
diabetes, hcg menyebabkan kondisi yang disebut hiperreaktif lutein. Pasien
dalam terapi infertilitas, induksi ovulasi dengan menggunakan
gonadotropin (FSH dan LH) atau terkadang clomiphene citrate, dapat
menyebabkan sindrom hiperstimulasi ovari, terutama bila disertai dengan
pemberian HCG.1,2
Kista neoplastik dapat tumbuh dari proliferasi sel yang berlebih dan
tidak terkontrol dalam ovarium serta dapat bersifat ganas atau jinak.
Neoplasia yang ganas dapat berasal dari semua jenis sel dan jaringan
ovarium. Sejauh ini, keganasan paling sering berasal dari epitel permukaan
(mesotelium) dan sebagian besar lesi kistik parsial. Jenis kista jinak yang
serupa dengan keganasan ini adalah kistadenoma serosa dan mucinous.
Tumor ovari ganas yang lain dapat terdiri dari area kistik, termasuk jenis ini
adalah tumor sel granulosa dari sex cord sel dan germ cel tumor dari germ
sel primordial. Teratoma berasal dari tumor germ sel yang berisi elemen
dari 3 lapisan germinal embrional; ektodermal, endodermal, dan
mesodermal. Endometrioma adalah kista berisi darah dari endometrium
ektopik. Pada sindroma ovari pilokistik, ovarium biasanya terdiri folikel-
folikel dengan multipel kistik berdiameter 2-5 mm, seperti terlihat dalam
sonogram.1,2

II.7 Tanda dan gejala

Kebanyakan wanita dengan kanker ovarium tidak menimbulkan gejala


dalam waktu yang lama. Gejala umumnya sangat bervariasi dan tidak
spesifik.4

Pada stadium awal gejalanya dapat berupa;

a. Gangguan haid

b. Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin terjadi konstipasi atau


sering berkemih.
c. Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut.

d. Nyeri saat bersenggama.

Pada stadium lanjut.4;

a. Asites

b. Penyebaran ke omentum (lemak perut) serta organ di dalam rongga


perut

c. Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu makan

d. Gangguan buang air besar dan kecil.

e. Sesak nafas akibat penumpukan cairan di rongga dada.

II.8. Diagnosis
a. Anamnesa

Diagnosis dimulai dari anamnesis berdasarkan keluhan pasien.


Banyak tumor ovarium tidak menunjukkan gejala dan tanda, terutama tumor
ovarium yang kecil. Adanya tumor bisa menyebabkan pembenjolan perut.
Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa sakit tersebut
akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur. Terdapat
juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat
terjadi penekanan terhadapat kandung kemih sehingga menyebabkan
frekuensi berkemih menjadi sering.

Kista ovarium dapat menyebabkan obstipasi karena pergerakan usus


terganggu atau dapat juga terjadi penekanan dan menyebabkan defekasi
yang sering. Pasien juga mengeluhkan ketidaknyamanan dalam coitus, yaitu
pada penetrasi yang dalam. Pada tumor yang besar dapat terjadi tidak
adanya nafsu makan dan rasa enak dan rasa sesak. Pada umumnya tumor
ovarium tidak mengubah pola haid, kecuali jika tumor tersebut
mengeluarkan hormon. Ireguleritas siklus menstruasi dan pendarahan
vagina yang abnormal dapat terjadi. Pada anak muda, dapat menimbulkan
menarche lebih awal.

Polikistik ovari menimbulkan sindroma polistik ovari, terdiri dari hirsutism,


inferilitas, aligomenorrhea, obesitas dan acne. Pada keganasan, dapat
ditemukan penurunan berat badan yang drastis.

b. Pemeriksaan Fisik

Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadi sulit
pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umummnya rata. Serviks dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul pada ligamentum uterosakral,
ini merupakan keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin
didapatkan ascites yang pasif.

c. Pemeriksaan Penunjang

a. Laboratorium

Tidak ada tes laboratorium diagnostik untuk kista ovarium. Cancer antigen 125
(CA 125) adalah protein yang dihasilkan oleh membran sel ovarium
normal dan karsinoma ovarium. Level serum kurang dari 35 U/ml adalah
kadar CA 125 ditemukan meningkat pada 85% pasien dengan karsinoma
epitel ovarium. Terkadang CA 125 ditemukan meningkat pada kasus jinak
dan pada 6% pasien sehat.

b. Laparoskopi

Mengetahui asal tumor dari ovarium atau tidak, dan menentukan sifat- sifat tumor.

c. Ultrasonografi

Menentukan letak dan batas tumor kistik atau solid, cairan dalam rongga perut
yang bebas dan tidak. USG adalah alat diagnostik imaging yang utama
untuk kista ovarium. Kista simpleks bentuknya unilokular, dindingnya
tipis, satu cavitas yang didalamnya tidak terdapat internal echo. Biasanya
jenis kista seperti ini tidak ganas, dan merupakan kista fungsioal, kista
luteal atau mungkln juga kistadenoma serosa atau kista inklusi.

Kista kompleks multilokular, dindingnya menebal terdapat papul ke dalam lumen.


Kista seperti ini biasanya maligna atau mungkin juga kista neoplasma
benigna. USG sulit membedakan kista ovarium dengan hidrosalfing,
paraovarian dan kista tuba. USG endovaginal dapat memberikan
pemeriksaan morfologi yang jelas dari struktur pelvis. Pemeriksaana ini
tidak memerlukan kandung kemih yang penuh. USG transabdominal lebih
baik dari endovaginal untuk mengevaluasi massa yang besar dan organ
intrabdomen lain, seperti ginjal, hati dan ascites. Ini memerlukan kandung
kemih yang penuh.

d. MRI

MRI memberikan gambaran jaringan lunak lebih baik dari CT scan, dapat
memberikan gambaran massa ginekologik yang lebih baik. MRI ini
biasanya tidak diperlukan

e. CT Scan

Untuk mengidentifikasi kista ovarium dan massa pelvik, CT Scan kurang baik bila
dibanding dengan MRI. CT Scan dapat dipakai untuk mengidentifikasi
organ intra abdomen dan retroperitoneum dalam kasus keganasan
ovarium.

f. Parasentesis

Pungsi pada asites berguna untuk menentukan sebab asites.

g. Tes kehamilan

Dan HCG negatif, kecuali bila terjadi kehamilan.

Diagnosis kista ovarium dapat ditegakkan bila ditemukan hal-hal


berikut yaitu pada anamnesa menunjukkan gejala seperti yang disebutkan
diatas disertai pada pemeriksaan fisik:

1. Ditemukan tumor di rongga perut bagian depan dengan ukuran >5cm


2. Pada pemeriksaan dalam, letak tumor di parametrium kiri atau kanan atau
mengisi kavum douglasi

3. Konsistensi kistik, mobile, permukaan tumor umumnya rata.

II.9. Komplikasi
Perdarahan ke dalam kista, biasanya terjadi sedikit-sedikit,
berangsur - angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya
menimbulkan gejala klinik yang minimal. Tetapi bila dalam jumlah banyak
akan terjadi distensi cepat dan nyeri perut mendadak.

Putaran tangkai menimbulkan rasa sakit yang berat akibat tarikan


melalui ligamentum infundibulopelvikum terhadap peritoneum parietale.
Robekan dinding kista terjadi pada torsi tangkai, tetapi dapat pula akibat
trauma yaitu jatuh, pukulan pada perut dan coitus. Bila kista hanya
mengandung cairan serosa, rasa nyeri akbat robekan akan segera berkurang.
Namun bila terjadi hemoragi yang timbul secara akut, perdarahan bebas
dapat berlangsung terus menerus dalam rongga peritoneum dan
menimbulkan rasa nyeri terus menerus disertai tanda-tanda abdomen akut.

Infeksi dapat terjadi, jika dekat tumor terdapat sumber kuman


patogen, seperti appendisitis, divertikulitis, atau salpingitis akut. Perubahan
keganasan dapat terjadi pada kista jinak, misalnya pada kista denoma ovarii
derosum, kistadenoma ovarii musinosum dan kista dermoid. Sindroma
Meigs ditemukan pada 40% dari kasus fibroma ovarii yaitu tumor ovarium
disertai asites dan hidrotoraks.

II.10. Penatalaksanaan
Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan
operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya
besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut
mengalami pengecilan secara spontan dan menghilang.

Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas


adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada
komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan
pengangkatan tuba. Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke
bagian patologi anatomi untuk diperiksa.

Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak membutuhkan


terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita postmenopause, kista
yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal,
aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan
pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista
berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.

Terapi bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang


lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunanan
pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau simpleks yang
memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien dengan
resiko keganasan dan panda pasien dengan kista benigna yang tidak dapat
diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista dengan konservasi ovarium
dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk
fertilitas di masa mendatang.

Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada


wanita postmenopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang
lebih tua dari 35 tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang
beresiko menyebabkan karsinoma ovarium. Diperlukan konsultasi dengan
ahli endokrin reproduksi dan infertilitas untuk endometrioma dan sindrom
ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi ginekologi diperlukan
untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA 125 lebih dari 35 U/ml
dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.

Radioterapi hanya efektif untuk jenis tumor yang peka terhadap


radiasi, disgerminoma dan tumor sel granulosa. Kemoterapi menggunakan
obat sitostatika seperti agents alkylating (cyclophosphamide,
chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up tumor ganas
sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan selama
3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.

II.11 Prognosis

Prognosis dari kista jinak sangat baik. Kista jinak tersebut dapat
tumbuh di jaringan sisa ovarium atau di ovarium kontralateral. Kematian
disebabkan karena karsinoma ovari ganas berhubungan dengan stadium saat
terdiagnosis pertama kali dan pasien dengan keganasan ini sering ditemukan
sudah dalam stadium akhir.2

Angka harapan hidup dalam 5 tahun rata-rata 41.6%. Tumor sel


granuloma memiliki angka bertahan hidup 82% sedangkan karsinoma sel
skuamosa yang berasal dari kista dermoid berkaitan dengan prognosis yang
buruk.

DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro H. Buku Ilmu Kandungan Edisi 3., editor: Saifuddin
A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.2011

2.

3. DeChemey AH, Pernoll ML. Current Obstetric and Gynecologic


Diagnosis and Treatment 8th edition. Norwalk : Appleton & Lange;
1994. p. 744-51.

4. Helm, CW. Medscape: Ovarian Cyst. 19 maret 2008. Available at :


http://.emedicine.com/med/topic1699.htm, accessed on 5 November
2015.

Anda mungkin juga menyukai