LK SEMINAR KASUS Edit 17.12
LK SEMINAR KASUS Edit 17.12
LAPORAN KASUS
3.1 Pengkajian
TanggalMasuk RS : 12 Oktober 2019
Jam : 10.00
Tempat : Ruang Kebidanan (Ginekologi)
Tanggal Pengkajian : 13 Oktober 2019
1. Data Subyektif
A. Identitas Klien
Nama ibu :Ny.M Nama suami :Tn.Y
Umur :44 Tahun Umur :47 Tahun
Suku bangsa :Jawa/Indonesia Suku Bangsa :Jawa/Indonesia
Agama :Islam Agama :Islam
Pendidikan :SD Pendidikan :SD
Pekerjaan :IRT Pekerjaan :Petani
Alamat :Tanjung Jaya Tungkal Alamat :Tanjung Jaya Tungkal
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada luka bekas operasi.
b. Riwayat perjalanan penyakit
Klien mengatakan dahulu tidak pernah menderita sakit, dan ± 2 bulan yang lalu
mengalami perdarahan dan mengalami keputihan lalu melakukan pemeriksaan ke
puskesmas dan diberikan rujukan untuk pemeriksaan lebih lanjut ke RSUD dan
dilakukan pemeriksaan hasilnya menunjukkan kanker servik lalu di anjurkan untuk
dilakukan operasi untuk mengangkat Rahim, untuk saat ini klien mengatakan nyeri
pada daerah bekas luka dilakukan operasi, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
dengan skala nyeri 7 yang muncul saat bergerak hilang timbul 5-10 menit, klien
mengatakan lemas.
c. Riwayat penyakit sekarang
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan nyeri pada daerah bekas luka dilakukan
operasi, nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dengan skala nyeri 7 yang muncul
21
saat bergerak hilang timbul 5-10 menit, klien mengatakan lemas, tidak nafsu makan,
makanan yang diberikan dari rumah sakit tidak pernah habis, makanan yang dimakan
cuma ¼ dari porsi.
d. Riwayat penyakit dahulu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan kalau keluarga nya memiliki riwayat penyakit hipertensi.
C. Data Kebidanan
1. Haid
Menarche umur : 14tahun
Haid : Tidak teratur
Lama Haid : 7 hari
Siklus : 28 hari
Dismenorhea : Tidak
Warna : Merah tua
Bentuk Perdarahan/Haid : Encer
Bau Haid : Anyir
Flour albus :Banyak
Kapan :Sebelum haiddan sesudah haid
Lama : 3hari
Warna : Putih
Banyak : 10-20 cc
2. Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : Menikah
Jika Kawin : Berapa kali:1 kali, lamanya28 tahun, Usia menikah 18tahun
3. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Persalinan
Hamil Ket
ke Tgl Umur Jenis BB
Penolong Penyulit JK
lahir kehamilan Persln lahir
1 1992 Aterm Normal Dukun - P 3500 Hidup
2 1994 Aterm Normal Dukun - L 3000 -
3 1998 Aterm Normal Dukun - L 3500 Hidup
4 2002 Aterm Normal Dukun - L 3000 Hidup
5 2008 Aterm Normal Dukun - L 3000 Hidup
22
4. Riwayat KB
Pernah mendengar tentang KB : Pernah Tidak pernah
Pernah menjadi akseptor KB : Pernah Tidak pernah
Alat kontrasepsi yang pernah dipakai : Suntik Pil
Implan IUD
Tidak KB Lain-lain
Alasan berhenti menjadi akseptor : ........................................................
2. Data Obyektif
A. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Lemah Baik Cukup
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 70 x/menit
Temperatur : 36.1ºC
Pernafasan : 20 x/menit
Berat badan sebelumnya : 53 kg
Berat badan sekarang : 50kg
Tinggi badan : 153cm
Lingkaran lengan atas : 29 cm
4. Pemeriksaan fisik umum
a. Kepala
Wajah : Pucat Sianosis
Rambut : Bersih
Rontok : Ya Tidak
Cloasma gravidarum : Ada Tidak ada
Konjungtiva : Pucat Merah muda
Hiperemi
Sklera : Putih Ikterus
Pendarahan
Mulut dan gigi : Karies Stomatis
: Trismus Pendarahan gusi
Lidah : Bersih Kotor
23
Telinga : Serumen Pendarahan
Lain-lain jelaskan : Tidak ada
b. Leher
Pembesaran kelenjar tyroid : TAM
Pembesaran kelejar limfe : TAM
Pembesaran vena jugularis : TAM
Dada
Tarikan : Ada Tidak
Bentuk : Simetris Asimetris
Mammae : Radang Ada benjolan
Tidak ada benjolan
Puting susu : Menonjol Datar Masuk
: Bersih Kotor
Areola mammae : Hipopigmentasi aerola/papilla
Colostrum : Keluar Belum
Pembesaran mammae : Simetris Asimetris
c. Abdomen
Pembesaran perut : Simetris Asimetris
Linea : Alba Nigra
Striae : Albicans Livida
Bekas luka operasi : Ya Tidak
d. Genetalia Eksterna
Labia mayora/minora : Simetris Asimetris
Pembengkakkan kelenjar bartholini : Ada Tidak
Pengeluaran vagina
Jenis sekret : Lendir keputihan
Bau : khas
Jumlah :10-20 cc
e. Ekstremitas : Edema Varises Simetris
Asimetris
Kelainan jelaskan : TAM
24
5. Pemeriksaan Ginekologi
a. Pemeriksaan luar :
Bentuk labia mayora dan labia minora normal, tidak terdapat pengeluaran darah
dari jalan lahir, terdapat pengeluaran lendir keputihan.
Inspekulo :-
Portio :-
Fluksus :-
Fluor :-
Erosi :-
Laserasi :-
Polip :-
Cavum Douglas :-
b. Pemeriksaan bimanual :Tidak terkaji
6. Pengkajian Nyeri
P (Paliatif) : Nyeri disebabkan karena adanya luka post operasi HTSOB
(Histerektomi Totalis dengan Salpingo Oferektomi Bilateral )
Q (Quality) : Klien mengatakan nyeri seperti ditusuk-tusuk
R (Region) : Klien mengatakan nyeri dirasakan pada perut bagian bawah
S (Severity) : Klien mengatakan skala nyeri 7
T (Time) : Nyeri hilang timbul selama ±5-10 menit
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 10 Oktober 2019
Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi
25
Globulin 2,6 <40 Normal
Golongan Darah B - -
4. Terapi
A. Untuk hari ke- I dan II:
1. Inj Ceftriaxone 3x 2 gr
2. Inj OMZ 1x 40 mg
3. Inj Ketorolac 3x 30 mg
4. Metronidazole 3x500 mg (infus)
26
3.2 Analisa Data
Nama Klien : Ny.M
Umur : 44 Tahun
NO DATA PENYEBAB MASALAH
1. DS: Post operasi Nyeri Akut
Klien mengatakan nyeri pada
daerah luka bekas operasi. Luka insisi
P: nyeri akibat luka post op
HTSOB dan bertambah ketika Terputusnya kontinuitas
bergerak. jaringan
Q: Klien mengatakan rasa
nyeri seperti tertusuk-tusuk. Stimulus reseptor nyeri
nyeri 7.
T: klien mengatakan nyeri Merangsang ujung saraf
DO: Nyeri
27
Tidak nafsu makan, makanan Gangguan kondisi
yang diberikan dari rumah psikologis
sakit tidak pernah
habis,makanan yang dimakan Stress
cuma ¼ dari porsi.
Nafsu makan menurun
DO:
BB sebelumnya : 53 kg. Defisit Nutrisi
BB sekarang : 50 kg.
TB : 153 cm.
Penurunan nafsu makan
3 DS: Ca. Servik Defisit Perawatan
Klien mengatakan lemas. Diri
Klien mengatakan belum Tindakan pembedahan
dapat berdiridan berjalan.
Klien mengatakan aktivitas Histerektomi (HTSOB)
dibantu oleh keluarga.
Anastesi
DO:
Klien tampak lemah. Efek anastesi
28
Rubor (kemerahan) tidak ada perkembangan mikro
tanda kemerahan. organisme pathogen
Dolor (rasa sakit) nyeri pada
luka post operasi. Resiko tinggi terhadap
Kalor ( panas) suhu 36,10C. infeksi
29
3.3 Catatan Keperawatan
Nama Klien : Ny. M
Umur : 44 Tahun
No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI TTD
KEPERAWATAN HASIL
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluhan nyeri
trauma pembedahan keperawatan selama 3x24 jam, (skala,lokasi,durasi,
post op HTSOB. diharapkan nyeri berkurang kualitas).
atau hilang. 2. Monitor TTV.
Kriteria Hasil: 3. Berikan/ aturposisi
Klien mengatakan nyeri yang nyaman untuk
berkurang atau nyeri hilang klien.
klien tampak tenang dan 4. Ajarkan klien teknik
dapat beristirahat. relaksasi nafas dalam.
TTV stabil: 5. Kolaborasi dengan
30
3 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor tanda-tanda
prosedur invasif. keperawatan selama 3x24 jam, infeksi (warna dan bau
diharapkan resiko infeksi dari luka post operasi).
terkontrol atau tidak ada tanda- 2. Rawat luka dengan
tanda infeksi. teknik aseptic dan
Kriteria Hasil: antiseptic.
Perbaikan luka tepat waktu. 3. Anjurkan klien
Tidak ada tanda-tanda menjaga kebersihan
infeksi. tubuh/ area operasi.
Menunjukkan prilaku hidup 4. Cuci tangan setiap
sehat sebelum dan sesudah
tindakan.
5. Berikan obat sesuai
orderan/jadwal
6. Pantau hasil
laboratorium
3 Defisit perawatan Setelah dilakukan tndakan 1. Identifikasi
diri b.d kelemahan keperawatan selama 3x24 jam, kemampuan aktifitas
fisik diharapkan klien mampu keperawatan diri.
memenuhi kebutuhan 2. Monitor tingkat
perawatan diri yang optimal. kemandirian
Kriteria Hasil: 3. Bantudalam
Keadaan umum baik. memenuhi kebutuhan
Klien dapat melakukan klien (misalnya
perawatan diri secara makan, minum,
mandiri eliminasi dan
Klien dapat beraktifitas kebersihan diri).
secara bertahap 4. Bantu mobilisasi
bertahap.
5. Edukasi pada klien
mengenai perawatan
diri secara konsisten
sesuai kemampuan.
31
32
3.4 Catatan Perkembangan
TGL/ DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM KEPERAWATAN
14-10- Nyeri akut b.d 1. Mengkaji nyeri S:
2019 trauma pembedahan (skala,lokasi,durasi). Klien mengatakan nyeri mulai
post op HTSOB. 2. Memonitor TTV. berkurang.
10.00 3. Memberikan/ mengatur posisi yang Klien mengatakan skala nyeri
WIB nyaman untuk klien. berkurang dari 7 menjadi 5.
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi Klien mengatakan rasa nyeri seperti
nafas dalam. berdenyut-denyut, hilang timbul ±5-8
5. Kolaborasi pemberian obat menit
analgetik: Injeksi Keterolac O:
3 x 30 mg Wajah klien tampak sedikit rilek
sedikit lebih rileks
TTV:
TD:110/70 mmHg
N :85x/mnt
RR:21x/mnt
S : 36,70c
33
A:
Masaalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Kaji nyeri (skala,lokasi,durasi).
2. Monitor TTV.
3. Memberikan/ mengatur posisi yang
nyaman untuk klien.
4. Ajarkan klien teknik relaksasi nafas
dalam.
5. Kolaborasi dengan pemberian obat
analgetik.
15-10- Nyeri akut b.d 1. Mengkaji nyeri (skala, lokasi, S:
2019 trauma pembedahan durasi). Klien mengatakan nyeri sudah mulai
post op HTSOB. 2. Memonitor TTV. berkurang dari yang kemarin.
10.00 3. Memberikan/ mengatur posisi yang Klien mengatakan skala nyeri menjadi
WIB nyaman untuk klien. 3.
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi Rasa pada luka seperti perih, hilang
nafas dalam. timbul ±5 menit
5. Kolaborasi pemberian obat O:
analgetik: Injeksi keterolac Wajah klien terlihat tenang
3x30 mg TD: 120/80 mmHg
34
N : 70x/mnt
RR: 20x/mnt
S : 36,50c
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Intervensi dialnjutkan
1. Mengkaji nyeri (skala, lokasi,
durasi).
2. Memonitor TTV.
3. Memberikan/ mengatur posisi yang
nyaman untuk klien.
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi
nafas dalam.
16-10- Nyeri akut b.d 1. Mengkaji nyeri (skala, lokasi, S:
2019 trauma pembedahan durasi). Klien mengatakan nyeri sudah
post op HTSOB. 2. Memonitor TTV. berkurang daripada yang kemarin.
10.00 3. Memberikan/ mengatur posisi yang Klein mengatakan skala nyeri menjadi
WIB nyaman untuk klien. skala 1.
4. Mengajarkan klien teknik relaksasi Rasa nyeri seperti digigit semut,
nafas dalam. muncul saat bergerak dan merubah
posisi nyeri muncul ± selama 5 menit
35
5. Memberikan obat sesuai orderan/ O:
jadwal : Asam Mefenamat Wajah klien terlihat tenang.
3x500 gr P.O TTV:
TD:130/70 mmHg
N :83x/mnt
RR:20x/mnt
S : 36,30c
A:
Masalah nyeri akut teratasi.
P:
Intervensi dihentikan
14-10- Resiko Nutrisi 1. Mengkaji status nutrisi. S:
2019 kurang dari 2. Mengidentifikasi alergi dan Klien mengatakan masih lemah.
kebutuhan individu intoleransi makanan. Klien mengatakan nafsu makan masih
10.00 b.d faktor psikologis: 3. Memonitor berat badan. menurun
WIB stress memikirkan 4. Memberikan makanan tinggi kalori O:
penyakit. dan tinggi protein. Klien tidak menghabiskan makanan
5. Memotivasi klien makan sedikit yang diberikan.
tapi sering. BB : 50 kg
A:
Masalah belum teratasi.
36
P:
Intervensi dilanjutkan
1. Mengidentifikasi status nutrisi.
2. Memonitor berat badan.
3. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein.
4. Menganjurkan klien makan sedikit
tapi sering.
15-10- Resiko Nutrisi 1. Mengidentifikasi status nutrisi. S:
2019 kurang dari 2. Memonitor berat badan. Klien mengatakan nafsu makan sedikit
kebutuhan individu 3. Memberikan makanan tinggi kalori bertambah
10.00 b.d faktor psikologis: dan tinggi protein. O:
WIB stress memikirkan 4. Memotivasi klien makan sedikit Klien tampak menghabiskan makanan
penyakit. tapi sering. ½ porsi.
BB : 50 kg
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Mengidentifikasi status nutrisi.
2. Memonitor berat badan.
37
3. Memberikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein.
4. Menganjurkan klien makan sedikit
tapi sering.
16-10- Resiko Nutrisi 1. Mengidentifikasi status nutrisi. S:
2019 kurang dari 2. Memonitor berat badan. Klien mengatakan nafsu makan sedikit
kebutuhan individu 3. Memberikan makanan tinggi kalori bertambah
10.00 b.d faktor psikologis: dan tinggi protein. O:
WIB stress memikirkan 4. Memotivasi klien makan sedikit Klien tampak menghabiskan makanan
penyakit. tapi sering. ½ porsi.
BB : 50 kg
A:
Masalahbelum teratasi
P:
Intervensidipertahankan
14-10- Resiko infeksi b.d 1. Memonitor TTV. S:
2019 prosedur invasive 2. Memonitor tanda-tanda infeksi Klien mengatakan tidak terasa panas
(warna dan bau dari luka post pada luka.
10.00 operasi). O:
WIB 3. Melakukan perawatan luka dengan Balutan luka tampak rapat.
teknik aseptic dan antiseptic. Tidak ada kemerahan.
Tidak ada pembengkakan.
38
4. Menganjurkan klien menjaga Post op hari ke 1.
kebersihan tubuh/ area operasi. Suhu tubuh 36,70C.
5. Mencuci tangan setiap sebelum dan Hasil lab
sesudah tindakan. WBC : 17,39 (meningkat)
6. Memberikan obat sesuai Neutrofil : 15,61 (meningkat)
orderan/jadwal : Ceftriaxone injeksi A:
3x2 gr Metronidazole 3x500 mg IV Masalah belum teratasi
7. Memantau hasil laboratorium P:
Intervensi dilanjutkan:
1. Memonitor tanda-tanda infeksi
(warna dan bau dari luka post
operasi).
2. Melakukan perawatan luka dengan
teknik aseptic dan antiseptic.
3. Menganjurkan klien menjaga
kebersihan tubuh/ area operasi.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan.
15-10- Resiko infeksi b.d 1. Memonitor tanda-tanda infeksi S:
2019 prosedur invasive (warna dan bau dari luka post Klien mengatakan tidak terasa panas
operasi). pada luka
O:
39
10.00 2. Melakukan perawatan luka dengan Balutan luka tampak rapat.
WIB teknik aseptic dan antiseptic. Tidak ada kemerahan.
3. Menganjurkan klien menjaga Tidak ada pembengkakan.
kebersihan tubuh/ area operasi. Post op hari ke 2.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan Kateter dilepas.
sesudah tindakan. Suhu tubuh 36,50C.
5. Memberikan obat sesuai A:
orderan/jadwal : Ceftriaxone Masalah belum teratasi
3x2grIV, Metronidazole 3x500 mg
P:
IV
Intervensi dilanjutkan:
1. Memonitor tanda-tanda infeksi (warna
dan bau dari luka post operasi).
2. Melakukan perawatan luka dengan
teknik aseptic dan antiseptic.
3. Menganjurkan klien menjaga
kebersihan tubuh/ area operasi.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan
sesudah tindakan.
40
16-10- Resiko infeksi b.d 1. Memonitor tanda-tanda infeksi S:
2019 prosedur invasive (warna dan bau dari luka post Klien mengatakan tidak terasa panas
operasi). pada luka
10.00 2. Melakukan perawatan luka dengan O:
WIB teknik aseptic dan antiseptic. Balutan luka tampak rapat.
3. Menganjurkan klien menjaga Tidak ada kemerahan.
kebersihan tubuh/ area operasi. Luka kering.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan Tidak ada pembengkakan.
sesudah tindakan. Post op hari ke 3.
5. Memberikan obat sesuai Suhu tubuh 36,30C.
orderan/jadwal : Clindamycin
A:
3x300 mg P.O, Metronidazole
Masalah teratasi.
3x500 mg
P:
6. Memantau hasil laboratorium
Intervensi dihentikan
14-10- Defisit Perawatan 1. Mengidentifikasi kemampuan S:
2019 Diri berhubungan aktivitas keperawatan diri Klien mengatakan masih lemas.
dengan kelemahan 2. Memonitor tingkat kemandirian O:
10.00 fisik 3. Membantu klien dalam memenuhi Wajah klien terlihat lemas.
WIB kebutuhannya (misal makan, ADL dibantu oleh keluarga.
minum, eliminasi, dan kebersihan Klien belum bisa bergerak.
diri) A:
4. Membantu mobilisasi bertahap Masalah belum teratasi.
41
5. Mengedukasi pada pasien mengenai P:
perawatan diri secara konsisten Intervensi dilanjutkan:
sesuai kemampuan. 1. Identifikasi kemampuan aktifitas
keperawatan diri.
2. Monitor tingkat kemandirian
3. Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya
4. Bantu mobilisasi bertahap.
5. Edukasi mengenai perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan.
15-10- Defisit perawatan 1. Mengidentifikasi kemampuan S:
2019 diri berhubungan aktivitas keperawatan diri Klien mengatakan masih terasa sedikit
dengan kelemahan 2. Memonitor tingkat kemandirian lemas.
10.00 fisik 3. Membantu klien dalam memenuhi O:
WIB kebutuhannya (misal makan, Klien terlihat lemas.
minum, eliminasi, dan kebersihan ADL dibantu oleh keluarga.
diri) Klien belum bisa bergerak.
4. Membantu mobilisasi bertahap A:
5. Mengedukasi pada pasien Masalah teratasi sebagian.
mengenai perawatan diri secara P:
konsisten sesuai kemampuan. Intervensi dilanjutkan:
42
1. Identifikasi kemampuan aktifitas
keperawatan diri.
2. Bantu klien dalam memenuhi
kebutuhannya
3. Bantu mobilisasi bertahap
4. Edukasi mengenai perawatan diri
secara konsisten sesuai kemampuan
16-10- Defisit perawatan 1. Mengidentifikasi kemampuan S:
2019 diri berhubungan aktivitas keperawatan diri Klien mengatakan sudah bertenaga
dengan kelemahan 2. Membantu klien dalam memenuhi untuk bergerak.
10.00 fisik kebutuhannya (misal makan, O:
WIB minum, eliminasi, dan kebersihan Klien terlihat tenang dan rileks.
diri) ADL sudah bisa dilakukan sendiri.
3. Membantu mobilisasi bertahap Klien sudah bisa berjalan dan
4. Mengedukasi pada pasien melakukan aktivitas ringan secara
mengenai perawatan diri secara perlahan.
konsisten sesuai kemampuan. A:
Masalah intoleransi aktivitas teratasi
P:
Intervensi dihentikan
43