Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karet merupakan salah satu bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan
dari kehidupan manusia, sebagai material yang sangat mudah didapat, ringan,
praktis dan tentu saja modern. Hampir di segala sektor atau bidang kehidupan
manusia selalu dijumpai barang-baang yang terbuat dari bahan karet, misalnya ban
mobil, engine mounting, rubber buhsing pada mesin mobil dan pelengkap pada
mobil lainnya.

Karet juga merupakan salah satu komoditi hasil perkebunan yang


mempunyai peran penting dalam perekonomian Indonesia karena merupakan salah
satu komoditi ekspor Indonesia yang cukup besar sebagai penghasil devisa negara
di luar minyak dan gas. Dengan melihat kondisi, potensi lahan, industri karet, pasar
karet baik dalam negeri maupun dunia, maka sebenarnya Indonesia mempunyai
peluang yang sangat besar. Dengan jumlah lahan yang luas tersebut, pasti akan
membutuhkan banyak tenaga kerja.

Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama karet alam terbesar
di dunia yang dapat mengekspor hasil komoditas perkebunan karet ke beberapa
negara. Pada tahun 2014, Indonesia memiliki luas area perkebunan karet yakni
sekitar 3,6 juta hektar, di mana sebagian besar terdapat di Sumatera dan
Kalimantan. Dengan luas lahan tersebut, Indonesia mampu memproduksi karet
sebanyak 3,15 juta ton dan 2,6 juta ton diantaranya dieskpor keluar negeri.
Dalam kehidupan manusia modern saat ini, banyak peralatan-peralatan
yang menggunakan bahan yang sifatnya elastis dan tidak mudah pecah bila terjatuh
dari suatu tempat. Dengan demikian meningkatnya kebutuhan tersebut, maka secara
langsung kebutuhan karet juga meningkat dengans sendirinya sesuai kebutuhan
manusia. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan pertumbuhan industri otomotif,
kebutuhan rumah sakit, alat kesehatan, keperluan rumah tangga dan lainnya.
Diperkirakan untuk masa yang akan datang kebutuhan akan karet akan terus
meningkat. Oleh karena itu, diperlukan optimalisasi dalam bidang pemanfaatan
produksi karet di Indonesia, supaya terjadi kesetimbangan antara jumlah produksi
karet dengan produk hasil olahan karet.

Anda mungkin juga menyukai