Anda di halaman 1dari 7

Melanjutkan dunia pendidikan setingi-tingginya adalah impian setiap orang.

Namun,
setiap orang memilki kisah sendiri dalam menggapai cita-citanya. Ada yang mulus seperti
jalanan aspal dan ada juga yang penuh rintangan seperti jalan yang berkelok-kelok. Dan
rasanya saya adalah salah satu yang mendapatkan jalan yang berkelok-kelok untuk mencapai
impian saya. Sebelumnya, perkenalkan nama saya Selvira Purwati. Biasanya di panggil selvi.
Saya berasal dari kota Kuala Tungka. Salah satu kota di Tanjung Jabung Barat, Jambi. Saya
adalah anak pertama dari seorang ayah yang bernama purwanto dan seorang ibu yang bernama
sunarti . Kadang, aku bingung bagaimana cara untuk mendeskripsikan keluargaku. Singkatnya
begini, sejak umurku tiga tahun aku tinggal bersama nenek dan ibu ku, karena pada waktu itu
ayah dan ibuk ku memutuskan untuk berpisah. Dan mereka masing- masing mencari pekerjaan
di luar daerah. Tak lama kemudian, ibuku menikah lagi, dan memiliki seorang anak laki-laki,
begitu juga ayahku ia menikah dengan seorang perempuan yang telah memiliki dua orang anak.
Sekrang ibuku tinggal di Jawa dan ayahku di kuala tungkal, meski aku dan ayahku tinggal di
satu daerah kami tidak tinggal dalam satu rumah. Aku tetap tinggal bersama nenek dan bibiku.

Continuing the world of education as high as possible is everyone's dream. However,


everyone has their own story in reaching their dreams. There are smooth asphalt roads and
some are full of obstacles such as winding roads. And it feels like I am one of those who gets
a winding road to achieve my dreams. Previously, introduce my name is Selvira Purwati.
Usually called selvi. I come from the city of Kuala Tungka. One of the cities in West Tanjung
Jabung, Jambi. I was the first child of a father named Purwanto and a mother named Sunarti.
Sometimes, I'm confused about how to describe my family. In short, like this, since I was three
years old I lived with my grandmother and mother, because at that time my father and mother
decided to separate. And they each look for work outside the area. Shortly thereafter, my
mother remarried, and had a son, so my father married a woman who had two children. Now
my mother lives in Java and my father is in Kuala Tungkal, even though I and my father live
in one area we don't live in one house. I stayed with my grandmother and aunt.

Mengenai biaya pendidikanku hingga saat ini, bibi dan nenekulah yang membiayai
semua keperluanku, sejak aku TK hingga kini aku sudah kuliah. Kadang-kadang, ibuku juga
mengirim sedikit uang sebagai tambahan. Bibiku adalah seorang malaikat, ia bekerja sebagai
karyawan swasta dan nenekku ia menggoreng peyek dan menjualnya dibeberapa toko untuk
membantu uang pendidikanku. Aku sangat bersyukur mempunya bibi dan nenek yang sangat
menyayangiku.
Regarding the cost of my education to date, my aunt and grandmother have paid for all
my needs, since I was in kindergarten until now I have been in college. Sometimes, my mother
also sent a little money in addition. My aunt is an angel, she works as a private employee and
my grandmother she fry the project and sell it in some shops to help with my education money.
I am very grateful to have an aunt and grandmother who loves me very much.

Tentang aku yang hingga mencapai di titik ini, bagaimana sekarang aku bisa melanjutkan
perguruan tinggi. Flashback, masa sma adalah masa dimana semua orang sibuk membicarakan
hal-hal berkaitan tentang universitas, kemana mereka akan melanjutkan studinya. Semua
teman-temanku hampir setiap hari membicarakan hal itu, snmptn, sbmptn dan hal-hal yang
berkaitan dengan perguruan tinggi. Namun, pada sat itu aku tidak memiliki banyak pilihan,
bahkan satu pilihan saja sangat sulit untuk memilih salah satu dari sekian banyak Universitas
di Indonesia. Apalagi jika bukan karena kebutuhan finansial. Aku harus mengubur dalam-
dalam harapan tersebut. Tapi, di dalam hati aku sangat berharap dan selalu berdoa agar bisa
diberi kesempatan oleh Allah S.W.T untuk melanjutkan masa 17 tahun keatasku menjadi
seorang Mahasiswa dan kelak berkesempatan menjadi seorang Sarjanawan hingga aku bisa
menggapai cita-citaku dan membahagiakan keluargaku, terutama bibi dan neneku yang sudah
berusaha keras membiayai pendidikanku hingga saat ini.

About me who reached this point, how can I continue college now. Flashback, high
school is a time when everyone is busy talking about things related to the university, where
they will continue their studies. All my friends talk about it almost every day, snmptn,
SBMPTN and things related to higher education. However, at that time I did not have many
choices, even one choice was very difficult to choose one of the many Universities in Indonesia.
Especially if not for financial needs. I have to bury that hope. But, in my heart I really hope
and always pray that God can be given the opportunity to continue the past 17 years and become
a student and later have the opportunity to become a Sarjanawan until I can reach my dreams
and make my family happy, especially my aunt and nen trying hard to finance my education to
date.

Menjadi seorang guru adalah impianku sejak Sekolah Dasar. Dulu, ketika aku masih duduk di
bangku kelas satu sekolah dasar aku dipercaya mengawasi temanku kedepan untuk membaca
bacaan yang ada di papan tulis. Alhamdulillah sejak kelas satu hingga kelas enam sd aku tidak
pernah keluar dari 10 besar. Terutama ketika aku kelas empat hingga enam sd aku mampu
bertahan di juara umum 1. Selain itu aku juga ditunjuk mengikuti berbagai perlombaan oleh
guruku, mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Antara lain : Juara 3 Jagoan Bahasa
Indonesia tingkat kecamatan, Juara 3 Olimpade Matematika tingkat Kabupaten dan berlanjut
ke tingkat Provinsi, Juara 2 Lomba cerdas cermat tingkat kecamatan, Juara 1 Lomba cerdas
agama cermat tingkat kecamatan. Selain itu aku juga pernah mengikut lomba bercerita bahasa
Indonesia di kabupatenku. Tidak berhenti disitu saja, di Sekolah Menengah Atas aku berusaha
mempertahan prestasi- prestasi yang aku dapat seperti halnya ketika aku di Sekolah Dasar. Saat
SMP aku masih mendapat 10 besar, namun di satu semester aku keluar dari 10 besar. Kecewa,
tapi tidak membuatku patah semangat, karena perjalanan masih sangat-sangat panjang. Aku
juga mengikuti lomba-lomba ketika SMP dan mendapatkan nomor, antara lain Juara 2
Olimpiade Biologi tingkat Kabupaten semasa aku kelas satu SMP, Juara 1 Olimpiade Biologi
tingkat Kabupaten semasa aku kelas dua SMP, dan Juara 3 Olimpiade Biologi Se-Provinsi
Jambi dalam rangka Titian Teras Expo. Selain itu, aku juga bergabung dengan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolahku yaitu Palang Merah Remaja. Di sekolah dasar aku juga pernah
mendatkan beasiswa dari PLN. Aku bersyukur dengan hasil yang telah aku dapatkan

Being a teacher is my dream since elementary school. In the past, when I was still in the
first grade of elementary school, I was trusted to watch my friends come forward to read the
reading on the board. Alhamdulillah, from the first grade to the sixth grade I never left the top
10. Especially when I was in the fourth to sixth grade I was able to stay in the overall champion
1. Besides that I was also appointed to take part in various competitions by my teacher, starting
from the district to the provincial level. Among others: 3rd place at the sub-district level
Indonesian Language Champion, 3rd Place at the District Mathematics Olympiad and continue
to the Provincial level, 2nd Place at the sub-district quiz competition, 1st Winner at the sub-
district level intelligent religious contest. Besides that, I also participated in the Indonesian
storytelling competition in my district. It didn't stop there, in High School I tried to maintain
the achievements that I got as well as when I was in elementary school. When I was in junior
high I still got the top 10, but in one semester I left the top 10. Disappointed, but didn't
discourage me, because the trip was still very, very long. I also participated in competitions in
junior high school and got numbers, including 2nd place at the Biology Olympiad at the
Regency level during my first year in junior high school, 1st place at the Biology Olympiad at
the Regency level during my second year in junior high school, and 3rd place at the Jambi
Province Biology Olympiad in Titian Terrace Expo. In addition, I also joined extracurricular
activities at my school, the Youth Red Cross. In elementary school I also received a scholarship
from PLN. I am grateful for the results that I have got.

Lanjut, aku melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas N 1 Kuala Tungkal.


Disana tempat aku belajar dan berusaha untuk menggapai cita-citaku. Masa SMA, aku kembali
dipercaya untuk mengikuti ajang bergengsi itu, yaitu Olimpiade Sains Biologi. Disaat inilah
titik- titik keterpurukanku. Di masa sama, di semester akhir. Aku tak bisa berharap banyak
untuk bisa melanjutkan ke perguruan tinggi. Di saat semua orang sibuk membiacarakan
mengenai masa depannya, aku hanya bisa diam. Saat aku kelas tiga sma, bibiku menikah dan
otomatis keuangan bibiku adalah untuk kebutuhan keluarganya. Saat inilah aku sangat hancur,
putus harapan untuk melanjutkan ke perguan tinggi , karena ekonomiku yang tidak mendukung
dan hidupku berubah.. Tapi, aku berusaha bangkit, dan yakin akan ada jalan dari Allah terhadap
semua masalah- masalah ini. Aku tidak akan menyerah saja.. Akhirnya, dengan pemikiran yang
matang, meminta dan berdoa kepada Allah agar diberi petunjuk, kekhawatiran yang luar biasa
dan penuh kergauan aku memberanikan untuk mencoba mengikuti pendaftaran SNMPTN,
karena aku kebetulan berkesempatan untuk mengikuti jalur tersebut. Dengan berharap adanya
kemungkinan beasiswa-beasiswa yang ada nantinya setelah pendaftaran ini dan mampu aku
dapatkan salah satu dari mereka. Dan juga bibiku menyarakan untuk lanjut saya. Akhirnya aku
lanjut. Saat itu, aku mengambil Pendidikan Biologi di Universitas Negeri Padang dan
Pendidikan Biologi di Universitas Jambi sesuai dengan kemampuanku. Dan satunya lagi aku
memilih mengambil jurusan Pendidikan Biologi di Universitas Jambi. Meskipun yang terakhir
bukan bidangku, tapi setidaknya nanti aku bisa mendedikasikan diri menjadi salah satu tenaga
pengajar di Indonesia, sesuai dengan impianku dan mampu mengimplamentasikan tujuan dari
bangsa ini, yaitu mencerdaskan anak bangsa. Namun, disini aku sedikit sedih karena tidak bisa
mengambil universitas-universitas ternama dan jauh dari daerahku karena kebutuhan ekonomi
keluargaku, tapi aku harus tetap bersyukur dalam hal ini.

Then, I continued my education at N 1 Kuala Tungkal High School. There is a place where I
study and try to reach my dreams. During high school, I was again trusted to take part in the
prestigious event, the Biology Science Olympiad. When this is my downfall. At the same time,
in the final semester. I can't expect much to be able to go to college. When everyone is busy
talking about their future, I can only be quiet. When I was in the third grade of high school, my
aunt married and my aunt's automatic finance was for her family's needs. At this time I was
very devastated, my hopes of continuing to go to college were high, because my economy was
not supportive and my life changed ... But I tried to get up and was sure there would be a way
from God to all these problems. I will not give up ... Finally, with mature thoughts, asking and
praying to God to be given instructions, extraordinary worries and full of enthusiasm I ventured
to try to join the SNMPTN registration, because I happened to have the opportunity to follow
the path. By hoping for the possibility of scholarships later after this registration and being able
to get one of them. And also my aunt suggested me to continue. Finally I continued. At that
time, I took Biology Education at Padang State University and Biology Education at Jambi
University according to my abilities. And the other one I chose to major in Biology Education
at Jambi University. Although the latter is not my hero, but at least later I can dedicate myself
to being one of the teaching staff in Indonesia, in accordance with my dreams and able to
implement the goals of this nation, namely to educate the nation's children. However, here I
am a little sad because I can't take top universities and away from my area because of my
family's economic needs, but I must remain grateful in this matter.

Akhirnya aku diterima di jurusan biologi Universitas Negeri Padang melalui jalur
SNMPTN. Aku bahagia dan bersyukur, namun disatu sisi aku sedih, berpikir bagaimana aku
bisa mendapatkan uang untuk membayar ukt sebesar 2.500.00, dan berbagai keperluan lain.
Namun, entah ada saja rezeki dari Allah, dengan usaha dan kerja keras dan doa semuanya,
akhirnya aku bisa membayar ukt untuk semseter pertama ini. Di padang aku tinggal di kost.
Uang kostku sekitar 5.800.000, namun karena satu kamar bisa dua orang, jadi biaya tersebut
dibagi dua.

Finally I was accepted into the Biology Department at Padang State University through
the SNMPTN pathway. I am happy and grateful, but on the one hand I am sad, thinking how I
can get money to pay the amount of 2,500.00, and various other needs. However, whether there
was any sustenance from God, with all the effort and hard work and prayer, I was finally able
to pay the money for the first half of this. In the field I lived in a boarding house. My boarding
money is around 5,800,000, but because one room can be two people, so the cost is divided
into two.

Semester satu selesai. Semester satu ip ku 3,55. Banyak hal- hal yang tak pernah aku
lupakan, salah satunya adalah saat Darling ( Sadar Lingkungan ) yang diadakan oleh jurusanku.
Disana kami mahasiswa baru melakukan pengabdian kepada masyarakat di daerah gunung
singgalang, seperti membersihkan kamar mandi mesjid, membersihkan sampah di di sepanjang
jalan serta selokan, membagikan bibit dan pupuk kepada masyarakat dan megajar anaks sd.
Selain itu, ada sebuah kegiatan yang di adakan kampusku yaitu gajah bersih yaitu kegiatan
membersihkan di sepanjang pinggir pantai gajah.

The first semester is complete. First semester my ip is 3.55. Many things I have never
forgotten, one of which is when Darling (Environmentally conscious) was held by my move.
There we new students did community service in the Gunung Singgalang area, such as cleaning
the mosque's bathroom, cleaning up trash along the roads and gutters, distributing seeds and
fertilizers to the community and the kids' school. In addition, there is an activity held by my
campus, which is clean elephant, which is cleaning up along the coast of the elephant.

Sekarang aku di semester dua. Di semester ini aku bergabung di salah satu klub di
jurusanku yaitu PNK ( Penalaran N Keilmuan ) Club. Saat ini aku berusaha untuk mencari
beasiswa-beasiswa untuk meringkankan orang tuaku membiayai uang perkuliahan. Dan
akhirnya setelah lama mencari, aku menemukan VDMI yaitu beasiswa yang diadakan oleh
Yayasan Van Deventer-Mas Indonesia. VDMI. Beasiswa ini memberi tunjangan kepada
penerima setiap bulannya. Dan bagiku, ini sangat membantu sekali. Selain itu memberikan
Bonus , TOEFL, bonus Lulus Tepat Waktu dan pelatihan pengembangan kapasitas pribadi
(Capacity Building) melalui proses seleksi – yang semua biaya pelatihan ditanggung oleh
Yayasan Van Deventer-Maas Indonesia. Aku sangat berharap bisa mendapatkan beasiswa ini
agar aku bisa meringkankan beban bibiku, ibu, dan nenekku. Dan jujur, aku sangat
membutuhkan beasiswa ini. Aku berharap bisa menjadi salah satu orang yang beruntung
karena mendapatkan beasiswa ini. Aku merasa pantas untuk mendapatkan beasiswa ini, karena
aku adalah seorang yang perkerja keras dan membutuhkan besiswa ini untuk membantuku
menggapai impianku, menjadi seorang guru. Aku selalu merasa bersalah pada diriku melihat
mereka terus mengeluarkan uang untuk pendidikanku, dan aku tidak bisa apa-apa. Aku
berharap bisa membantu meringkan semua itu dengan mendapatkan beasiswa ini. Mungkin,
jika nantinya aku tidak mendapatkan beasiswa ini, mungkin bukan ini jalan yang Allah berikan.
Aku akan berusaha mencari beasiswa- beasiswa lain untuk menggapai cita-citaku.

Now I'm in semester two. In this semester I joined one of the clubs in my department,
namely PNK (N Scientific Reasoning) Club. I am currently trying to find scholarships to reduce
my parents to finance tuition. And finally after a long search, I found VDMI, a scholarship held
by the Van Deventer-Mas Indonesia Foundation. VDMI. This scholarship provides benefits to
the recipient every month. And for me, this is very helpful. In addition to providing Bonuses,
TOEFL, Timely Graduated bonuses and Capacity Building training through a selection process
- all training costs are borne by the Van Deventer-Maas Indonesia Foundation. I really hope to
get this scholarship so that I can relieve the burden of my aunt, mother and grandmother. And
honestly, I really need this scholarship. I wish I could be one of the lucky ones to get this
scholarship. I feel worthy of getting this scholarship, because I am a hard worker and need this
student to help me reach my dream, become a teacher. I always feel guilty about myself seeing
them keep spending money on my education, and I can't do anything. I wish I could help
alleviate all that by getting this scholarship. Maybe, if I don't get this scholarship later, maybe
this isn't the way God gave it. I will try to find other scholarships to reach my goals

Jika aku mendapatkan beasiswa ini dan lulus menjadi seoroang guru aku sangat berharap
bisa mendedikasikan diri menjadi seorang guru yang berkualitas. Karena dengan menjadi
gurulah, aku mampu berkontribusi dengan negara untuk melahirkan dan menciptakan generasi-
generasi unggul yang berkarakter dan dapat memajukan bangsa ini , sesuai dengan tujuan
bangsa. Selain itu dengan menjadi guru, aku bisa megumpulkan pahala untuk akhiratku. Dan
ini adalah salah satu jalan agar aku mampu membalas dan membagiakan kerja keras orang-
orang yang telah membiayai pendidikanku hingga saat ini. Aku tidak ingin semuanya sia-sia.
Mereka harus bahagia. Karena semuanya telah mereka korbankan demiku. Aku yakin, tidak
ada yang sia-sia dari doa dan kerja keras.

If I get this scholarship and graduate to become a teacher I really hope to dedicate myself
to being a qualified teacher. Because by being a teacher, I am able to contribute with the country
to give birth and create superior generations with character and can advance this nation, in
accordance with the goals of the nation. Besides being a teacher, I can collect rewards for my
hereafter. And this is one way for me to be able to repay and share the hard work of people
who have funded my education to date. I don't want everything to be in vain. They must be
happy. Because they sacrificed everything for me. I'm sure there is nothing in vain from prayer
and hard work.

Anda mungkin juga menyukai