Makalah ISPA
Makalah ISPA
Tentang
Oleh :
Kelompok 1
Anggota :
1. Hesti Alvaenatun
2. Nurhayati
3. Widya Ginarti
4. Anju septianasari
5. Margareta koreani
ISPA adalah peyakit saluran pernapasan akut dengan perhatian khusu pada radang
paru (pneumonia), dan bukan penyakit telinga dan tenggorokan. (widoyono, 2008)
2. Etiologi
1
3. Manifetasi Klinis (Tanda dan gejala)
Tata laksana pasien batuk dan /atau kesukaran bernapas pada balita (widoyono, 2008)
a. Pemeriksaan
1) Tanyakan:
a) Berapakah umur anak?
b) Apakah anak batuk? Berapa lama?
c) Apakah anak dapat minum
d) Apakah anak demam?
e) Apakah anak kejang?
2) Lihat dan dengarkan : ( anak harus TENANG)
a) Apakah ada tarikan dinding dada kedalam?
b) Apakah terdengar stridor? (suara menarik napas)
c) Adakah terdengar wheezing? (suara mengeluarkan napas)
d) Lihat, apakah kesadaran anak menurun?
e) Periksa,apakah napas anak cepat?
f) Raba,apakah ada demam?
g) Apakah ada tanda-tanda gizi buruk? (kurus kering)
b. Klasifikasikan
Penentuan adanya tanda bahaya: bila terdapat satu atau lebih gejala di bawah ini
berarti ada tanda bahaya!
2
Klasifikasi penyakit:
Penularan penyakit ISPA dapat terjadi melalui udara yang telah tercemar, bibit
penyakit masuk kedalam tubuh melalui pernafasan, oleh karena itu maka penyakit
ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease. Penularan melalui udara
dimaksudkan adalah cara penularan yang terjadi tanpa kontak dengan penderita
maupun dengan benda terkontaminasi. Sebagian besar penularan melalui udara dapat
pula menular melalui kontak langsung, namun tidak jarang penyakit yang sebagian
besar penularannya adalah karena menghisap udara yang mengandung unsur
penyebab atau mikroorganisme penyebab.
Apabila dapat lolos dari mekanisme pertahanan tersebut dan mengkoloni saluran
napas atas, maka mikroorganisme akan dihadang oleh lapisan pertahanan yang ketiga
3
yang penting (system imum) untuk mencegah mikroorganisme tersebut sampai di
saluran napas bawah.
Respons ini diperantarai oleh limfosit, tetapi juga melibatkan sel-sel darah putih
lainnya misalnya makrofag, neutrofil, dan sel mast yang tertarik ke daerah tempat
proses peradangan berlangsung. Apabila terjadi gangguan mekanisme pertahanan di
bidang pernapasan, atau mikroorganismenya sangat virulen, maka dapat timbul
infeksi saluran pernapasan bawah.
Pathways
Invasi kuman
? kesehatan
anak kuman melepas endotoksin
zat-zat seperti mediator, melepas zat pirogen oleh leukosit orang tua
tentang penyakit
cemas
Korleks serebri
Perubahan
proses
4
Meningkatkan produksi mucus oleh sel-sel keluarga
Pola napas
tidak efektif
System imun meurun
Suplai O2 ke jaringan menurun penumpukan sekresi
Intoleransi
Bersihan jalan
aktivitas
napas tidak efektif
6. Penatalaksanaan Medis
a. Bukan pneumonia→ perawatan di rumah
b. pneumonia→ di obati+ di beri nasihat tentang perawatan di rumah
c. Pneumonia berat → di rujuk kerumah sakit (widoyono, 2008)
5
Tarikan dinding dada Tidak ada tarikan
bagian bawah ke arah dinding dada bagian
dalam yang kuat bawah kea rah dalam
6
<12 bln: - 2 bln - <
≥50x per 12 bln:
menit <50x per
- 1 thn - <5 menit
thn : ≥40x - 1 thn - <5
per menit thn: <40x
per menit
KLASIFIKASI PNEUMONIA PNEUMONIA BUKAN
BERAT PNEUMONIA
TINDAKAN Rujuk segera Nasehati ibu Jika batuk
ke sarana melakukan berlangsung
kesehatan perawatan di selama 30
Beri rumah hari, rujuk
antibiotik Beri antibiotik untuk
satu dosis selama 5 hari pemeriksaan
bila jarak Anjurkan ibu lanjutan
sarana untuk control Obati
kesehatan setelah 2 hari penyakit lai
jauh atau lebih bila ada
Obati bila cepat bila Nasehati ibu
demam keadaan anak untuk
Obati bila ada memburuk melakukan
wheezing Obati bila perawatan di
demam rumah
Obati bila ada Obati bila
wheezing demam
Obati bila ada
wheezing.
7
Menemukan dan mengobati ISPA secara dini dengan melibatkan lintas program
dan lintas sektor.
c. Strategi
1) Menemukan dan mengobati ISPA sedini mungkin secara tepat .
2) Kerjasama lintas program dan lintas sektor yang melibatkan peran serta
masyarakat terutama kader.
3) Dukungan pelayanan kesehatan yang memadai.
d. Langkah-langkah
1) Menemukan penderita ISPA secara lintas program dengan:
a) Program gizi saat:
Mendata balita untuk diberi vitamin A
Memberi pelayanan tablet Fe (tablet besi) untuk ibu hamil
Memberi vitamin A (pada bulan Februari dan Agustus)
Menanggulangi kekurangan kalori protein (KKP).
b) Program kesehatan ibu dan anak (KIA) saat:
Melacak kesehetan neonatal
Membina bidan/ dukun bayi
Memberi pelayanan imunisasi bagi ibu hamil.
c) Pemberantasan penyakit menular (P2M) lainnya:
Malaria saat PCD
Kusta saat chase dan kontak survey
TBC paru saat pelacakan
Rabies saat registrasi dan vaksinasi vector
DBD saat penyuluhan epidemiologis.
d) Imunisasidi posyandu.
2) Merujuk kesarana kesehatan yang lebih lengkap.
3) Memberi penyuluhan kesehatan (health promotion).
e. Kegiatan
1) Perencanaan
a) Setiap balita menderita ISPA 3-6 kali setahun.
b) Populasi balita adalah 13% dari jumlah penduduk.
c) Perkiraan morbiditas pneumonia adalah 10% (pneumonia 7%,
pneumonia berat 3%).
8
d) Menghitung kebutuhan kotrimoksazol (480 mg):
10 × 4 × 10% × 13% × jumlah penduduk.
e) Menghitung kebutuhan parasetamol:
4 × 4 × 10% × 13% × jumlah penduduk.
2) Pelaksanaan
a) Menemukan dan mengobati pasien.
b) Menerapkan sistem rujukan kasus.
f. Pencatatan dan pelaporan
Semua penemuan, pengobatan, dan rujukan dicatat pada laporan dan LB3.
(widoyono, 2008)
Riwayat kesehatan:
Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
9
1) Membran mukosa hidung-faring tampak kemerahan
2) Tonsil tampak kemerahan dan edema
3) Tampak batuk tidak produktif
4) Tidak ada jaringan parut pada leher
5) Tidak tampak penggunaan otot-otot pernafasan tambahan, pernafasan cuping
hidung.
b. Palpasi
1) Adanya demam
2) Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher/nyeri tekan
pada nodus limfe servikalis
3) Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
c. Perkusi
1) Suara paru normal (resonance)
d. Auskultasi
1) Suara nafas vesikuler/tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
Pemeriksaan Persistem
B1 (Breath) :
1) Inspeksi:
Membran mucosa hidung faring tampak kemerahan
Tonsil tanpak kemerahan dan edema
Tampak batuk tidak produktif
Tidak ada jaringna parut pada leher
Tidak tampak penggunaan otot- otot pernapasan tambahan,pernapasan cuping
hidung, tachypnea, dan hiperventilasi
2) Palpasi
Adanya demam
Teraba adanya pembesaran kelenjar limfe pada daerah leher / nyeri tekan pada
nodus limfe servikalis
Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tyroid
3) Perkusi
Suara paru normal (resonance)
10
4) Auskultasi
Suara napas vesikuler / tidak terdengar ronchi pada kedua sisi paru
B5 (Bowel) : pencernaan Nafsu makan menurun, porsi makan tidak habis Minum
sedikit, nyeri telan pada tenggorokan
2. Diagnosa Keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intervensi keperawatan
a. Bersihan jalan napas tidak efektif
Rencana Intervensi :
11
1) Diskusikan dengan dokter kebutuhan stimulasi nafsu makan, makanan pelengkap,
pemberian makan melalui slang atau nutrisi parenteral total agar asupan kaloori
yang adekuat dapat dipertahankan
2) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
3) Suapi pasien, jika perlu
12
DAFTAR PUSTAKA
Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit tropis . Jakarta timur: cv. trans info
media.
13