Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Dan Operasional Variabel

Variabel penelitian (Sugiyono, 2013) adalah suatu atribut atau sifat atau

nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, ada dua variabel yaitu variabel X dan variabel Y.

1. Identifikasi Variabel

a. Variabel independen/bebas (X).

Variabel independen/bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen. Pada penelitian ini sebagai variabel bebas adalah citra diri.

b. Variabel dependen/terikat (Y) .

Variabel dependen/terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini

yang menjadi variabel dependen/terikat adalah perilaku konsumtif.

2. Definisi Operasional

a. Citra Diri

Citra diri adalah gambaran diri responden yang bersifat subjektif

mengenai penampilan fisiknya khususnya pada bagian wajah.

b. Perilaku Konsumtif

Perilaku konsumtif merupakan perilaku konsumtif responden dalam

menggunakan produk skin care wajah.

20
21

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena di dalam penelitian

ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara citra diri

dengan perilaku konsumtif mahasiswa Psikologi Universitas Halu Oleo yang

menggunakan produk skin care wajah. penelitian korelasi adalah suatu

penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan,

apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.

X Y

Citra Diri Perilaku


Konsumtif

Gambar 1. kerangka pemikiran Citra Diri dengan perilaku konsumtif

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2013). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi aktif

jurusan psikologi UHO angkatan 2016 sampai angkatan 2019 yang

menggunakan produk skin care wajah berjumlah 40 orang.


22

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Teknik sampling yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Total Sampling. Total sampling

adalah pengambilan sampel yang sama dengan jumlah populasi yang ada

(Arikunto, 2006). Teknik total sampling digunakan karena jumlah

populasi yang kurang dari 100 orang, dimana sampel dalam penelitian ini

hanya berjumlah 40 orang.

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jurusan/Program Studi Psikologi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Kendari. Alasan

menjadikan Jurusan/Program Studi Psikologi sebagai lokasi penelitian karena

subjek yang diteliti adalah mahasiswi aktif Psikologi UHO yang masih dalam

kategori usia remaja dan menggunakan produk skin care wajah.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah penting dalam metode ilmiah

karena pada umumnya data yang dikumpulkan digunakan selain untuk

penelitian eksploratif, juga untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan.

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data tentang kelompok

rujukan dan perilaku konsumtif mahasiswa. Data ini diperoleh melalui skala

Citra Diri dan perilaku konsumtif.


23

Dalam penelitian ini yang digunakan adalah skala likert. Skala Likert

menurut Sugiyono (2013) adalah sebuah skala untuk mengukur suatu sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena

sosial. Skala Likert mempunyai gradasi jawaban dari sangat positif sampai

sangat negatif. Skala Likert terdiri dari 5 tingkat jawaban mengenai

kesetujuan subjek terhadap pernyataan yang dikemukakan mendahului opsi

jawaban yang disediakan. Dalam perkembangannya, banyak peneliti yang

memodifikasi skala ini dari lima menjadi empat opsi. Hal tersebut

dikarenakan untuk menghilangkan kelemahan yang ada pada skala lima

tingkat.

Pada skala Likert, subjek diminta untuk menjawab, suatu pernyataan

dengan alternatif pilihan jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), ragu-

ragu (N), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Masing-masing

jawaban dikaitkan dengan nilai berupa angka.

1. Skala Citra Diri

Skala citra diri disusun berdasarkan aspek-aspek yang dikemukakan oleh

Grad (1996) sebagai berikut :

a) Kesadaran (awareness) adanya kesadaran tentang citra diri

keseluruhan baik yang bersifat fisik maupun non fisik.

b) Tindakan (action) melakukan tindakan untuk mengembangkan potensi

diri yang dianggap lemah dan memanfaatkan potensi diri yang

menjadi kelebihannya.
24

c) Penerimaan (acceptance) menerima segala kelemahan dan kelebihan

dalam dirinya sebagai anugrah dari sang pencipta.

d) Sikap (attitude) bagaimana individu menghargai segala kelemahan

dan kelebihan yang dimilikinya.

Blue Print Skala Citra Diri (self image)

NO ASPEK INDIKATOR AITEM

1. Saya adalah orang yang


menarik
2. Saya yakin saya punya
Kesadaran (awareness) menunjukan kelebihan
adanya kesadaran potensi diri baik 3. Saya yakin saya bisa seperti
1 tentang citra diri fisik maupun orang lain
keseluruhan baik yang nonfisik 13. saya tidak menarik
bersifat fisik maupun 14. saya tidak punya kelebihan
non fisik 15. saya tidak bisa seperti mereka

4. Saya tidak mudah menyerah


bila mengalami kegagalan
2 Tindakan (action) Berusaha untuk 5. Saya melakukan apa yang
melakukan tindakan selalu menjadi hobi saya
untuk mengembangkan mengembangka 6. Saya mempelajari sesuatu yang
potensi diri yang n potensi diri menantang bagi saya
dianggap lemah dan 16. saya menyerah bila mengalami
memanfaatkan potensi kegagalan
diri yang menjadi 17. saya tidak melakukan apa-apa
kelebihannya dengan potensi yang saya miliki
18. saya mempelajari sesuatu yang
mudah saja
25

7. Saya dapat mengambil


pelajaran dari kesalahan yang
saya buat
8. Saya menyadari kelebihan saya
9. Kelemahan saya adalah bagian
dari diri saya
19. saya membutuhkan waktu yang
3 lama untuk menerima
Penerimaan (acceptanc menerima diri kesalahan yang saya buat
e) menerima segala apa adanya 20. saya tidak mengakui kelebihan
kelemahan dan saya
kelebihan dalam dirinya 21. kelemahan saya adalah karena
sebagai anugrah dari kesalahan saya
sang pencipta.

4 Sikap (attitude) perasaan puas 10.Saya percaya diri dengan


bagaimana individu akan apa yang kelemahan saya
menghargai segala dimiliki 11.Saya bersyukur dengan apa
kelemahan dan yang saya miliki
kelebihan yang 12.Saya merasa cukup dengan
dimilikinya. keadaan saya
22. saya tidak suka dengan
kelemahan saya
23. saya selalu ingin menutupi
kelemahan saya
24. saya merasa ada yang kurang
dari kelebihan saya

2. Skala Perilaku Konsumtif

Skala perilaku konsumtif disusun berdasarkan dari aspek-aspek

perilaku konsumitf yang dikemukakan oleh lina & rasyid (1997) aspek-

aspeknya antara lain yaitu pembelian impulsif, aspek pembelian tidak

rasional, dan aspek pembelian yang berlebihan. Aspek pembelian impulsif

yaitu aspek pembelian yang didasarkan pada dorongan dalam diri individu

yang muncul tiba-tiba. Aspek pembelian tidak rasional yaitu aspek


26

pembelian yang dilakukan bukan karena kebutuhan, tetapi karena gengsi

agar dapat dikesankan sebagai orang yang modern atau mengikutimode,

sedangkan aspek pembelian yang berlebihan yaitu aspek pembelian suatu

produk secara berlebihan yang dilakukan oleh konsumen.

NO ASPEK INDIKATOR AITEM

1. Saya membeli sebuah produk


tanpa alasan yang jelas
2. Saya membeli produk tanpa
Pembelian Impulsif 1. Keinginan ada rencana sebelumnya
pembelian yang sesaat 3. Saya membeli produk karena
1 didasarkan pada 2. Tanpa tiba-tiba ada didepan saya
dorongan dalam diri pertimbang 4. Saya langsung membeli produk
individu yang muncul an yang ditawarkan penjual
tiba-tiba kepada saya
13. saya membeli produk karena
saya sedang membutuhkannya
14. saya membeli produk yang
telah saya catat sebelumnya
15. saya tidak membeli produk
karena kebetulan melihatnya
16. saya tidak langsung membeli
produk yang ditawarkan
penjual kepada saya

5. Saya membeli produk lebih


dari jumlah yang saya
2 pembelian tidak 1. Boros butuhkan
rasional yaitu aspek 2. Mengikuti 6. Saya membeli banyak produk
pembelian yang trend seperti yang teman saya
dilakukan bukan karena lakukan
kebutuhan, tetapi 7. Saya membeli produk karena
karena gengsi agar produk itu sedang banyak yang
dapat dikesankan pakai
27

sebagai orang yang 8. Saya membeli sebuah produk


modern atau mengikuti yang terlihat keren hanya
mode untuk dikoleksi
17. saya membeli produk sesuai
yang saya butuhkan
18. saya tidak mengikuti teman
saya yang membeli banyak
produk dalam satu waktu
19. saya tidak membeli produk
yang sedang trend
20. saya tidak membeli produk
yang tidak saya pakai dengan
baik
9. Saya membeli produk karena
produk itu terlihat lucu
aspek pembelian yang 10. Saya membeli produk karena
produk itu berwarna kesukaan
berlebihan yaitu aspek saya
11. Saya membeli produk itu agar
pembelian suatu produk 1. Mencari saya merasa senang
3 kesenang 12. Saya membeli produk itu agar
secara berlebihan yang an saya terlihat mampu
2. Mencari 21. saya tidak membeli produk
dilakukan oleh kepuasan hanya karena terlihat lucu
22. saya tidak membeli produk
konsumen. hanya untuk membuat saya
senang
23. saya tidak membeli produk itu
hanya karena sama dengan
warna kesukaan saya
24. saya tidak membeli produk
hanya untuk terlihat mampu

F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur

1. Uji Validitas

Pada dasarnya, uji validitas data ditujukan untuk mengukur sejauh

mana ketepatan dan kecermatan sebuah alat ukur dalam melakukan fungsi

kerjanya sebagai bagian dari prosedur pengujian hipotesis yang diajukan

dalam setiap penelitian. Menurut Azwar (1997) suatu teks atau instrumen
28

memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi

ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud

dilakukannya alat ukur tersebut. Uji validitas digunakan untuk mengetahui

valid tidaknya instrumen pengukuran. Di mana instrumen dikatakan valid

apabila dapat mengukur apa yang semestinya diukur atau mampu

mengukur apa yang ingin dicari secara tepat. Valid tidaknya suatu

instrumen dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi antara skor item

dengan skor totalnya pada taraf signifikansi 5%, sedang item-item yang

tidak berkorelasi secara signifikan dinyatakan gugur. Dalam kaitannya

dengan besarnya angka korelasi ini.

Syaifuddin Azwar (2003) menyebutkan bahwa koefisien validitas yang

tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar 0,30 sudah dapat diterima

dan dianggap memuaskan. Namun apabila koefisien validitas ini kurang

dari 0,30, maka dianggap tidak memuaskan. Jadi dapat disimpulkan bahwa

aitem dari suatu variabel dikatakan valid jika mempunyai koefisien 0,30.

Suatu alat ukur dapat dikatakan valid apabila:

a. Alat ukur dapat mengungkapkan dengan jitu gejala atau bagian bagian

gejala yang hendak diukur.

b. Alat ukur dapat menunjukkan dengan sebenarnya status atau keadaan

gejala atau bagian gejala yang hendak diukur.


29

Menurut Saifuddin Azwar (1997) rumus uji validitas yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

Rxy = Korelasi Product Moment

x = Nilai Variabel X.

y = Nilai Variabel Y.

N = Jumlah Subyek.

2. Uji Reabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan seiauh mana suatu alat

ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk mengetahui apakah alat

ukur reliabel atau tidak, diuji dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Suatu alat ukur dikatakan reliabel, jika alat itu dalam mengukur

suatu gejala dalam waktu yang berlainan senantiasa menunjukkan hasil

yang sama. Dengan demikian sebuah instrumen dianggap telah memiliki

tingkat keandalan yang dapat diterima, jika nilai koefisien reliabilitas yang

terukur adalah lebih besar atau sama dengan 0,6. Saifuddin Azwar (1997)

menyatakan bahwa reliabilitas adalah keterpercayaan, keandalan,

keajegan, kestabilan, konsistensi, dan sebagainya. Reliabilitas adalah

sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Hasil pengukuran dapat

dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran

terhadap kelompok subyek yang sama diperoleh hasil yang relatif sarna,
30

selama aspek yang diukur dalam diri subyek memang belum berubah.

Relatif sama berarti tetap adanya toleransi terhadap perbedaan-perbedaan

kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Bila perbedaan itu sangat

besar dari waktu kewaktu, maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya

atau tidak reliabel. Dalam uji reliabilitas data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik Hoyt dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

𝑟𝜇 = Korelasi Reliabilitas Hoyt.

𝑀𝑘𝑒 = Mean Kuadrat Interaksi Subyek.

𝑀𝑘𝑠 = Mean Kuadrat Antar Subyek.

Untuk mengetahui keandalan suatu alat ukur tersebut, dalam hal ini

digunakan taraf signifikansi 5% (0,05). Artinya suatu alat ukur dinyatakan

andal apabila taraf signifikansi (p) korelasi (𝑟𝜇) yang diperoleh kurang dari

atau sama dengan 5% (0.05). Interpretasi semacam ini menurut Sutrisno

Hadi (1994) didasarkan pada beberapa alasan krusial yang perlu

dikedepankan dalam penggunaan teknik Hoyt ini, antara lain:

1. Jika digunakan untuk menguji keandalan butir dalam perangkat test,

tidak lagi menuntut tingkat kesulitan yang seimbang.

2. Dapat diterapkan pada sembarang tingkat jawaban baik yang dikotomi

maupun yang lebih luas klasifikasinya.


31

3. Semua butirnya mengukur hal yang sama. Ketepatan pengujian

hipotesis juga sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai

dalam pengujian tersebut. Kualitas data yang dikumpulkan sangat

tergantung pada alat ukur yang dapat dikatakan baik apabila alat ukur

tersebut benar-benar valid atau reliabel.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis Deskriftif adalah analisis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara menggambarkan atau menjelaskan data

yang telah terkumpul sebagaimana adanya, tanpa bermaksud membuat

kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini analisis deskriptif menjelaskan nilai rata-rata (mean).

Perhitungan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0

2. Analisis Inferensial

Analisis inferensial adalah analisis statistik yang digunakan untuk

menganalisis data sampel yang diambil dari populasi.

a. Uji Asumsi

Menurut (Sugiyono, 2013) uji asumsi dilakukan untuk mengetahui

kualitas data sehingga diketahui keabsahanya dan menghindari

terjadinya estimasi bias. Adapun uji asumsi yaitu uji normalitas dan

uji linearitas.
32

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menentukan data yang telah

dikumpulkan terdistribusi normal. Perhitunganya dilakukan

dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov pada program

SPSS 20.0 dengan membandingkan taraf signifikansi dengan

nilai probabilitas (0,05). Data dinyatakan terdistribusi normal

jika nilai signifikan 0,05, sebaliknya data dinyatakan tidak

terdistribusi normal jika nilai signifikansi 0,05.

2) Uji Linearitas

Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel

mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan.

Perhitungannya dilakukan dengan menggunakan test for

linearity pada program SPSS 20.0 dengan membandingkan

taraf signifikansi deviantion from linearity dengan nilai

probabilitas (0,05). Dua variabel dikatakan mempunyai

hubungan yang linear bila nilai signifikansi dari 0,05

sebaliknya jika nilai signifikansi 0,05 maka tidak ada

hubungan yang linear.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis bertujuan untuk mengkaji kebenaran pernyataan dan

menarik kesimpulan apakah menerima atau menolak pernyataan

tersebut.
33

1) Analisis Regresi Sederhana

Pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis regresi sederhana

dengan mengunakan program SPSS 20.0. Pengambilan

keputusan dalam analisis regresi sederhana yaitu

membandingkan nilai signifikansi dengan nilai probabilitas

(0,05). Jika nilai signifikansi maka variabel X

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Y, sebaliknya

jika nilai signifikansi maka variabel X tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap variabel Y.

2) Persamaan Regresi

Menururt (Sugiyono, 2017) model persamaan regresi dapat

ditulis sebagai berikut :

Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel Terikat a = Nilai Konstan

X = Variabel Bebas b = Nilai Koefisien Regresi

3) Koefisien Determinasi (R Square)

Menururt (Sugiyono, 2013) koefisisen determinasi digunakan

untuk mengetahui besar sumbangan efektif yang diberikan oleh

variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Koefisien

determinasinya disimbolkan dengan R Square. Perhitungannya

dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20.0.


30

Anda mungkin juga menyukai