KELOMPOK 7
Abstrak:
Mikroorganisme adalah organisme hidup yang sangat kecil, Praktikum pengamatan
mikroorganisme bertujuan agar praktikan dapat melakukan pewarnaan sederhana,diferensial dan
spora untuk mengetahui morfologi sel mikroorganisme yang akan diamati pada mikroskop,
Mikoorganisme diberi pewarna, dan morfologinya ditentukan berdasarkan hasil pengamatan
menggunakan mikroskop.Dari hasil praktikum pengamatan pada mikroskop menunjukkan
morfologi bakteri yang berbeda berdasarkan teknik pewarnaan, sifat bakteri, jenis bakteri, dan sifat
zat pewarna.
Kata kunci : mikroorganisme, , pewarnaan, media, morfologi.
Abstract:
Microorganism is a very small living organism. Microorganism observation
practicum aims to make the practitioner able to do simple, differential and spore
staining to determine the morphology of microorganism cells that will be
observed on a microscope, microorganisms are given a coloring, and the
morphology is determined based on observations using a microscope. the
microscope shows different bacterial morphology based on coloring techniques,
bacterial properties, types of bacteria, and coloring properties.
Keywords: microorganisms, staining, media, morphology.
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mikroorganisme yang ada di alam ini mempunyai morfologi,
struktur dan sifat-sifat yang khas, termasuk bakteri. Mikroorganisme di
samping mempunyai bentuk dan ukuran sel yang kecil, juga ada
diantaranya yang mempunyai sel tembus cahaya. Bakteri merupakan
organisme mikroskopis yang mempunyai ciri-ciri : tubuh uniseluler, tidak
berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-mana
(tanah, air, udara, dan makhluk hidup), dan aktif bergerak pada kondisi
lembab. Beberapa bentuk bakteri yaitu basil, kokus, dan spirilum. Bakteri
yang hidup hampir tidak berwarna dan kontras dengan air, dimana sel-sel
bakteri tersebut disuspensikan. Salah satu cara untuk melihat dan
mengamati bentuk sel bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit, sehingga
untuk diidentifikasi ialah dengan metode pengecatan atau pewarnaan sel
bekteri, sehingga sel dapat terlihat jelas dan mudah diamati. Melihat dan
mengamati bakteri dalam kedaan hidup sangat sulit, karena selain bakteri
itu tidak berwarna juga transparan dan sangat kecil. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkan suatu teknik pewarnaan sel bakteri ini
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi (Dwidjoseputro.1998)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengamati morfologi bakteri ?
2. Bagaimana cara melakukan pewarnaan pada sporan dan bakteri ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengamati morfologi bakteri
2. Mengamati dan membedakan strukture yang terdapat dalam bakteri
3. Untuk mempelajari perwarnaan spora bakteri
D. Dasar Teori
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen seluler dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarnaan yang
disebut kromogen. Terjadi ikatan ion karena adanya muatan listrik baik
pada komponen seluler maupun pada pewarnaan. Berdasarkan adanya
muatan ini maka dapat dibedakan pewarna asam dan pewarna basa.
Teknik pewarnaan warna pada bakteri dapat dibedakan menjadi tiga
macam yaitu pengecatan sederhana, pengecatan diferensial dan pengecatan
struktural. Pemberian warna pada bakteri atau jasad- jasad renik lain
dengan menggunakan larutan tunggal suatu pewarna pada lapisan tipis,
atau olesan, yang sudah difiksasi, dinamakan pewarnaan sederhana
(Pelczar & Chan, 1986).
A. Pewarnaan Sederhana
Pewarnaan sederhana adalah pewrnaan yang menggunakan zat
warna yang tunggal bertujuan untuk mengindentifikasi morfologi sel
bakteri. Berbagai macam tipe morfologi bakteri (kokus, basil, spirilum,
dan sebagainya) dapat dibedakan dengan menggunakan pewarna
sederhana, yaitu mewarnai sel-sel bakteri hanya digunakan satu
macam zat warna saja.Pewarnaan sederhana merupakan teknik
pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena
hanya menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme
tersebut. Kebanyakan bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-
pewarnaan sederhana karena sitoplasamanya bersifat basofilik (suka
dengan basa) (Lestari, 2013).
1. Pewarnaan Asam
Merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat
warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun
zat warna yang dipakai dalam pewarnaan positif adalah
metilen biru dan air furksin.
2. Pewarnaan Basa
Pewarnaan basa atau negatif merupakan metode pewarnaan
untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar belakangnya
menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme
kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna
untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Metode ini
menggunakan cat nigrosin atau tinta.
C. Pengecatan Negatif
Pada pewarnaan ini merupakan pewarnaan tidak langsung karena
yang di warnai adalah latar belakangnya, sedangkan bakerinya sendiri
tidak mengalami pewarnaan. Zat warna yang di gunakan adalah
nigrosin. metode ini bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai
latar belakangnya menjadi hitam gelap, Pada pewarnaan ini
mikroorganisme kelihatan transparan (tembus pandang). Teknik ini
berguna untuk menentukan morfologi dan ukuran sel. Pada pewarnaan
ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan yang keras
dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu
bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan
lebih tepat. Metode ini menggunakan cat nigrosin atau tinta cina
(Wheeler, 1998).
METODE PENELITIAN
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada saat praktikum meliputi aca objek,
penutup kaca, mikroskop, erlenmeyer, hot plate, gelas ukur, , dan
inkubator.
Bahan yang digunakan pada praktikum akuades, nigrosin/
eosin, karbol fuschin/ kristal violet/ metilen blue, safranin, Iodine,
alkohol 96%, agar, dan pewarna malachite green
B. Cara Kerja
Pewaranaan sederhana
1. Pewarnaan Sederhana Positif
1. Bersihkan object glass dengan kapas
2. Jika perlu tulislah kode atau nama bakteri pada sudut object
glass
3. Bila menggunakan cairan maka pindahkan setetes biakan
dengan pipet tetes atau dapat juga dipindahkan dengan jarum
inokulum. Jangan lupa biakan dikocok terlebih dahulu. Jika
digunakan biakan padat, maka biakan dipindahkan dengan
jarum inokulum, satu ulasan saja kemudian diberi akuades dan
disebarkan agar sel merata.
4. Keringkan ulasan tersebut sambil memfiksasinya dengan api
bunsen (lewatkan diatas api 2-3 kali).
5. Setelah benar-benar kering dan tersebar selanjutnya tetesi
dengan pewarnaan Methylen blue, Safranin, Crystal
Violet) dan tunggu kurang lebih 30detik.
6. Cuci dengan akuades kemudian keringkan dengan kertas tissue
7. Periksalah dengan mikroskop (perbesaran 100×10).
2. Pewarnaan Sederhana Negatif
Beberapa bakteri sulit diwarnai dengan zat warna basa. Tapi
mudah dilihat dengan pewarnaan negatif. Zat warna tidak akan
mewarnai sel melainkan mewarnai lingkungan sekitarnya,
sehingga sel tampak transparan dengan latar belakang hitam.
Prosedur :
Pewarnaan Spora
1. Sediakan objeck glass yang bersih, lalu fiksasi.
2. Teteskan setetes aquades steril diatas kaca objek tersebut.
3. Ambil bakteri yang akan diuji dengan menggunakan jarum ose
(inokulasi), lalu letakkan diatas tetesan aquades itu, ratakan
pelan-pelan.
4. Ambil object glass lainnya yang bersih, lalu letakkan di
atas object glass sediaan tersebut sehingga membentuk sudut
45o.
5. Geser object glass, sehingga sediaan menjadi tipis dan merata,
biarkan hingga kering.
6. Fiksasi dengan cara melewatkan sediaan diatas nyala apibunsen
dengan cepat.
7. Teteskan larutan hijau metalik diatas apusan bakteri, lalu
panaskan diatas uap air mendidih selama 5 menit. Jagalah
jangan sampai apusan mengering, jika mengering tambah
kembali larutan hijau metalik.
8. Cuci dengan air mengalir
9. Teteskan larutan safranin pada apusan sehingga seluruh apusan
tertutup. Biarkan selama 1-2 menit.
10. Cuci dengan air mengalir, lalu keringkan dengan kertas tisu
atau hisap.
11. Amati dengan menggunakan mikroskop dengan menggunakan
minyak imersi. Sel vegetative akan berwarna muda dan spora
akan berwarna hijau.
Bakteri
S. Aeurus
Pewarnaan Asam
Bakteri
S. Aerus
Bakteri
S. Aeurus
Bakteri
E. colli
Pewarnaan Spora
Pengamatan Jamur
Mikroskopis
Nama Spesies : Rhizopus sp.
Pengamatn Struktur Jamur Mikroskopis
1. Spora
2. Sporangium
3. Sporangiofor
4. Hifa/Stolon
5. Rhizhoid
B. Pembahasan
Pada praktikum ini kelompok saya mendapatkan hasil sebagai berikut.
Pewarnaan asam adalah pewarnaan latar belakang bakteri sehingga bakteri
akan terlihat warna putih dan warna belakangnya berwarna biru. Hal
tersebut di sebabkan oleh pewarnaan metilen blue, Pewarnaan basa adalah
pewarnaan sel bakteri sehingga bakteri akan terlihat berwarna dan latar
belakanya berwarna putih. Hal tersebut di sebabkan oleh pewarnaan
bakteri dengan metilen blue, Pada pewarnaan gram bakteri yang akan
terlihat berwarna, hal tersebut disebabkan dari dinding sel yang memiliki
kandungan petidoglikan, semakin tebal peptdoglikan yang dimiliki maka
akan berwarna ungu dan di sebut sebagai gram positif, sedangkan gram
negatif memiliki peptidoglikan yang tipis menyebabkan perubahan warna
menjadi warna merah. Dalam pewarnaan spora di lakukan pemanasan
untuk mengembangkan lapisan luar spora sehingga zat warna malachite
green dapat masuk masuk ke dalam spora dan berubah warna menjadi
hijau. Di keringkan untuk memperangkap warna hijau di dalam lapisan
spora.Pembilasan di lakukan untuk memasukan warna kedua yang
berfungsi untuk mengetahui sel vegetatifnya. Pengamatan Jamur
Mikroskopis di dapatkan bentuk bakteri yang berkoloni, berbentuk coccus
dan memiliki hifa.
KESIMPULAN
Prinsip dasar dari pewarnaan ini adalah adanya ikatan ion antara
komponen selular dari bakteri dengan senyawa aktif dari pewarna yang
disebut kromogen. Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain
fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan
penggunaan zat warna penutup. Macam-macam pewarnaan anatara lain :
pewarnaan sederhana, pewarnaan differensial dan perwarnaan negatif.
Bakteri dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik
pewarnaantersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri
gram negatif ditandai dengan pewarnaan merah, sedangkan yang positif
berwarna ungu. untuk pratikum selanjutnya pratikan dapat lebih fokus dan
berhati hati dalam melakukan percobaan agar pratikan mendapatkan hasil
yang bagus dan data data yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dwidjoseputro, D. 1998. Dasar-Dasar Mikrobiologi . Malang :
Djambatan
2. Hadioetomo. 1998. R. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek .
Jakarta : Gramedia.
3. Lestari. 2013. http//:goole.com/mikrobiologi-perwarnaan.pdf /
diakses pada senin pada tanggal 09 Desember 2013