Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


MIKROBIOLOGI TANAH

Kelompok 7
Abid Naufal Khairan/104218044
Irma Juliana Samantha /104218025

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS PERENCANAAN INFRASTRUKTUR
UNIVERSITAS PERTAMINA
2019/2020
MIKROBIOLOGI TANAH
Abid Naufal Khairan1* , Irma Juliana Samantha1.
1
Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Perencanaan Infrasturktur,
Universitas Pertamina
*Corresponding author: abidnaufal.k@gmail.com

Abstrak : Siklus nitrogen merupakan siklus yang terjadi pada tanaman di tanah. Siklus ini
memiliki empat tahap (amonifikasi, nitrifikasi, denitrifikasi, dan fiksasi) dan tentu memiliki
mikroorganisme tanah yang berperan penting dalam proses pengangkutan nutrisi dari dalam tanah
menuju tanaman. Mikroorganisme tanah juga berperan dalam mendegradasi senyawa organik.
Pada praktikum mikrobiologi lingkungan ini, praktikan melakukan percobaan untuk memahami
peran mikroorganisme dalam siklus nitrogen. praktikan melakukan tiga tahap siklus nitrogen, yaitu
amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi. Hasil yang didapat menyimpulkan bahwa
mikroorganisme memang berperan dalam siklus ini. Pada tahap amonifikasi, nitrogen berubah
menjadi amonia. Pada nitrifikasi, amonia berubah menjadi nitrat dan nitrat berubah menjadi nitrit,
dan pada denitrifikasi, nitrat yang tidak digunakan akan kembali direduksi menjadi gas N 2.
Kata Kunci : Siklus, nitrogen, tanah, amonia, nitrifikasi

Abstract : The nitrogen cycle is a cycle that occurs in plants on the ground. This cycle has four
stages (amonification, nitrification, denitrification, and fixation) and certainly has soil
microorganisms that play an important role in the process of transporting nutrients from the soil
to the plant. Soil microorganisms also play a role in degrading organic compounds. In this
environmental microbiology practice, praktikan experiments to understand the role of
microorganisms in the nitrogen cycle. praktikan perform three stages of the nitrogen cycle, namely
amonification, nitrification and denitrification. The results concluded that microorganisms play a
role in this cycle. At the ammonification stage, nitrogen turns into ammonia. In nitrification,
ammonia turns to nitrate and nitrate turns to nitrite, and in denitrification, unused nitrate is again
reduced to N2 gas.
Keywords: Cycle, nitrogen, soil, ammonia, nitrification

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroorganisme merupakan semua makhluk yang berukuran
beberapa mikron atau lebih kecil lagi. Yang termasuk golongan ini adalah
bakteri, cendawan atau jamur tingkat rendah, ragi yang menurut sistematik
masuk golongan jamur, ganggang, hewan bersel satu atau protozoa, dan
virus yang hanya nampak dengan mikroskop elektron . Mikroorganisme
umumnya terdapat di mana-mana, seperti di dalam tanah, di lingkungan
akuatik, berkisar dari aliran air sampai lautan, dan atmosfer.
Mikroorganisme tersebut mempunyai beberapa peranan salah satunya
mikroorganisme yang hidup dalam tanah dapat membantu pembentukan
struktur tanah yang mantap, karena mikroorganisme tanah dapat
mengeluarkan (sekresi) zat perekat yang tidak mudah larut dalam air.
Tanah mempunyai fungsi sebagai media utama tempat tumbuh tanaman.
Ada bermacam-macam jenis tanah, dari tanah yang berpasir basah hingga
tanah liat dengan tingkat kesuburan yang berbeda, mulai dari tingkat
rendah sampai tingkat tergenang air. Tanaman yang tumbuh subur
didukung oleh tanah yang subur disebabkan karena adanya dekomposer di
dalamnya, seperti cacing tanah, dan jutaan mikrobia. Mikroorganisme
tanah berperan dalam siklus nitrogen adalah bakteri pengikat nikrogen
yang disebut dengan diazotrof. Diazotrof berperan dalam mengikat N2
terutama N2 bebas yang berada diudara dan mengubah menjadi ammonia
dan nitrat sehingga dapat digunakan oleh tumbuhan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus nitrogen ?
2. Bagaimana peran mikroorganisme terhadap siklus nitrogen ?
3. Bagaimana laruta asam sulfat berubah menjadi biru ketika bertemu
dengan reagen trommsdorf ?
C. Tujuan
1. Menentukan peran mikroorganisme dalam siklus nitrogen
2. Menentukan jenis mikroba yang dapat berperan dalam siklus
nitrogen
D. Dasar Teori
Pada tanah mikroorganisme memiliki peran tersendiri.
Mikroorganisme tanah mampu mendegradasi senyawa oganik tanah
seperti tanaman atau kewan yang mati. Selain itu, siklus nitrogen juga
membutuhkan mikroorganisme tanah. Mikroorganisme yang berperan
dalam siklus nitrogen adalah diazotrof. Siklus nitrogen sendiri memiliki 4
tahap, yaitu :
1. Amonifikasi
Pada tahap ini, mikroorganisme tanah mendegradasi komponen
yang mengandung nitrogen dan mengubahnya menjadi amonia.
Mikroorganisme tanah menghasilkan enzim proteolitik
ekstraseluler yang berperan dalam proses amonifikasi dengan cara
menghidrolisis protein tanaman dan hewan menjadi asam amino
yang nantinya akan didaminasi secara enzimatik dan menghasilkan
amoniak.
2. Nitrifikasi
Terdapat dua hal yang terjadi pada tahap ini. Yang pertama,
oksidasi amonia menjadi nitrit. Amonia yang dihasilkan pada tahap
amonifikasi akan dioksidasi dan menghasilkan nitrit. Tahap kedua
adalah oksidasi nitrit menjadi nitrat. Nitrat kemudian akan
diasimilasi oleh tanaman dan mikroorganisme tanah untuk sintesis
protein.
3. Denitrifikasi
Pada tahap ini, gas N2 dihasilkan dari proses reduksi nitrat. Bakteri
yang berperan dalam tahap ini adalah Pseudomonas, Bacilus,dan
Micrococcus. Bakteri-bakteri ini memiliki enzim yang dapat
mereduksi nitrat menjadi gas nitrogen sehingga dapat membantu
bakteri menggunakan nitrat dari pada oksigen sebagai akseptor
electron terakhir pada kondisi tidak ada oksigen.
4. Fiksasi Nitrogen
Pada tahap ini, nitrogen atmosfer dirubah menjadi komponen
nitrogen yang kemudian akan digunakan untuk proses amonifikasi.

II. METODE PENELITIAN


1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi,
pipet tetes, kaca objek, erlenmeyer, inkubator, dan tabung durham
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah media pepton,
reagen Nessler, kultur bakteri, media ammonium sulfat dan nitrit, reagen
Trommsdorf, Difenilamin, Asam sulfat, media nitrat, dan sampel tanah.
2. Cara Kerja
1. Amonifikasi
Tabung reaksi berisi media pepton disiapkan dan ditandai dengan
nama organisme yang diinokulasi. Satu tabung terakhir disediakan
untuk kontrol. Sampel tanah diinokulasi sebanyak 0,1 gram pada
media pepton, lalu diinkubasi pada suhu 25⁰C selama 7 hari. Deteksi
amoniak diuji pada hari ke 3, 5 dan 7. Satu tetes reagen Nessler
ditambahkan sebanyak satu tetes pada media pepton, lalu dicampur
hingga merata. Deteksi amoniak diamati dengan melihat perubahan
warna.
Warna Jumlah Hasil
Tidak ada perubahan 0 Tidak ada amoniak
Kuning muda 1+ Amonia ada dalam jumlah
sedikit
Kuning tua 2+ Amonia ada dalam jumlah
sedang
Endapan Coklat 3+ Amonia ada dalam jumlah
banyak

2. Nitrifikasi
Dua erlenmeyer berisi 25 ml media ammonium sulfat dan dua
erlenmeyer berisi 25 ml media nitrit disiapkan. Kemudian 0,1 gram
sampel tanah diinokulasikan ke dalam erlenmeyer yang berisi media,
kemudian dilarutkan dengan cara digoyang perlahan. Lalu diinkubasi
pada suhu 25⁰C selama 2 minggu. Produksi nitrit dan nitrat diamati
pada hari ketujuh dan keempat belas. Nitrit dari kultur tanah
ammonium sulfat dideteksi. Amonia dideteksi dengan menggunakan
reagen Nessler. Warna yang dihasilkan kuning hingga coklat
mengindikasi adanya amoniak. Nitrit dideteksi dengan menggunakan
reagen Trommsdorf. Tiga tetes reagen Trommsdrof dicampur dengan
satu tetes asam sulfat. Kemudian satu tetes sampel yang telah
diinkubasi ditambahkan dan dicampur hingga merata. Perubahan
warna yang dihasilkan diamati. Lakukan pengamatan pada hari ke 7,
14, dan 21
Warna Jumlah Hasil
Tidak ada perubahan 0 Tidak ada amoniak
Kuning muda 1+ Amonia ada dalam jumlah sedikit
Kuning tua 2+ Amonia ada dalam jumlah sedang
Endapan Coklat 3+ Amonia ada dalam jumlah banyak

Kehadiran nitrat ditentukan dengan melakukan uji dimana satu tetes


difenilamin ditambahkan dengan dua tetes asam sulfat pekat , lalu
dicampurkan dengan kultur tanah yang telah diinkubasi. Perubahan
warna diamati.

3. Denitrifikasi
Tabung durham dan tabung reaksi yang berisi media nitrat disiapkan.
Organisme uji dan sampel tanah pada tabung reaksi diinokulasikan.
Tabung reaksi jangan dikocok. Kemudian diinkubasi pada suhu 20⁰C
selama 2 minggu. Diamati pada hari 7 dan 14 untuk melihat adanya
gelembung pada permukaan tabung durham.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
1. Amonifikasi

Tabel 3.1. Hasil pengamatan proses amonifikasi


DETEKSI AMONIAK HARI INTERPRETASI
ke-
3 5 7
Sampel + : Kuning muda
++ : Kuning
+++ : kuning tua

+ ++ +++

Kontrol - - -

2. Nitrifikasi
Tabel 3.2. Hasil pengamatan proses Nitrifikasi
Sampel DETEKSI INTER
NITRIT PRETASI
HARI ke-
7 14 21
Reagen + : Biru muda
nessleer ++ : Biru
+++ : Biru tua

+ ++ +++
kontrol
Reagen
Trommsdorf

Kontrol + + + + : Biru muda

Reagen
defenilamin

Kontrol

3. Denitrifikasi
Tabel 3.3. Hasil pengamatan proses Denitrifikasi
GELOMBANG GAS INTER
(+/-) PRETASI
Sample Hari ke-7 Hari ke-14 + : terdapat
+ + gelembung udara
pada tabung
durham
kontrol - -

B. Pembahasan
Pada percobaan amonifikasi, dilakukan pengamatan selama tiga
kali, yaitu pengamatan pada hari ke 3, 5 dan 7. Sampel tanah yang telah
dicampur dengan media pepton diambil sebanyak satu tetes dan
dicampur dengan satu tetes reagen Nessler untuk mendeteksi
keberadaan amoniak. Sesuai dengan visualisasi yang tertera pada hasil,
semakin lama, maka amonia yang terbentuk akan semakin banyak.
Dengan mengacu pada tabel interpretasi, jumlah amonia pada hari ke 7
lebih banyak daripada hari ke 5, dan begitu juga pada hari ke 5 lebih
banyak dari pada hari ke 3. Hal ini dibuktikan dengan kepekatan warna
kuning yang terbentuk pada campuran sampel dengan reagen Nessler.
Sementara itu, pada percobaan nitrifikasi, kami melakukan dua deteksi,
yaitu deteksi amonium sulfat menjadi nitrit, dan nitrit menjadi nitrat.
Deteksi amonium sulfat dilakukan sama dengan perlakuan amonifikasi,
sementara deteksi nitrit dilakukan dengan pemberian reagen
Trommsdorf sebanyak 3 tetes dengan satu tetes asam sulfat. Kami
melakukan kedua percobaan pada hari ke 7, 14 dan 21. Hasil
menunjukkan bahwa pada deteksi amonium sulfat menjadi nitrit,
jumlah amonium sulfat yang terbentuk semakin lama semakin sedikit.
Hal ini menunjukkan bahwa amonium sulfat banyak yang sudah
berubah menjadi nitrit. Sementara itu, pada deteksi nitrit menjadi nitrat,
jumlah nitrit pada hari ke 7 semakin sedikit dibandingkan hari ke 3. Hal
ini menunjukkan bahwa banyak nitrit yang sudah berubah menjadi
nitrat. Untuk mengetahui apakah komponen nitrat sudah terbentuk,
maka dilakukan satu percobaan lagi dengan pemberian satu tetes
difenilamin dan dua tetes asam sulfat pekat yang dicampur pada kultur
tanah yang telah diinkubasi. Dengan mengacu pada tabel interpretasi,
hasil menunjukkan bahwa nitrat yang terbentuk pada hari ke 7 sudah
banyak, karena warna larutan berwarna biru tua pekat. Sementara itu
pada percobaan terakhir yaitu denitrifikasi, kami melakukan
pengamatan ada tidaknya gelembung gas yang terbentuk pada tabung
reaksi yang berisi tabung durham dan media nitrat. Setelah diinkubasi
selama 7 hari, kami menemukan adanya gelembung gas yang
merupakan gas nitrogen.

IV. KESIMPULAN
Siklus nitrogen merupakan salah satu siklus yang terjadi di muka bumi ini.
Siklus nitrogen terjadi pada tanaman dan hewan yang mati. Untuk melakukan
siklus nitrogen, dibutuhkan mikroorganisme tanah yang dapat membantu jalannya
siklus. Pada praktikum ini, kami dapat melakukan percobaan yang sesuai dengan
teori dasar. Kami dapat mengetahui dan menganalisis setiap tahap yang terjadi
pada siklus nitrogen. Semakin hari, jumlah amonia yang terbentuk pada tahap
amonifikasi akan semakin banyak. Pada tahap nitrifikasi, jumlah amonia akan
semakin berkurang karena amonia telah berubah menjadi nitrit. Sementara itu,
jumlah nitrit juga berkurang pula, dikarenakan nitrit telah berubah menjadi nitrat.
Pada tahap denitrifikasi, terdapat gelembung gas yang menunjukkan bahwa nitrat
pada tanah telah tereduksi menjadi gas nitrogen kembali.

V. DAFTAR PUSTAKA

Sano S, J Yanai, T Kosaki. 2004. Evaluation of soil nitrogen status in


Japanese agricultural lands with reference to land use and soil
types. Soil Sci. Plant Nutr., 50: 501-510.

Anda mungkin juga menyukai