Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

SISTEM PERIODIK UNSUR

Oleh:

MUTIARA
L 131 22 036

Kelas KHT A

Kelompok I

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022/2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Para ahli pertanian berpendapat bahwa unsur nitrogen, fosfor,kalium,

kalsium dan magnesium merupakan unsur hara utama yang di butuhkan oleh

tanaman untuk tumbuh. Dalam system periodic unsur-unsur, kalium terdapat pada

golongan I, unsur kalsium dan magnesium terdapat pada golongan ll, nitrogen dan

fosfor terdapat pada golongan V. kalium, kalsium dan magnesium termasuk

logam, sedangkan nitrogen dan fosfor termasuk unsur non logam.

Nitrogen sebagai unsur non logam berada dalam bentuk tersedia dan tidak

tersedia. Bentuk tersedia adalah bentuk yang dapat di serap oleh tanaman seperti

nitrogen dalam ion nitrat dan nitrogen dalam ion ammonium, sedangkan bentuk

yang tidak trersedia adalah bentuk yang tidak dapat di serap tanaman. Bentguk I

ni adalah nitrogen dalam persenyawaan organik seperti nitrogen dalam amina dan

protein.

2.1 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuannya adalah mempelajari cara mendeteksi adanya unsur hara

nitrogen, fosfor, dan kalium dalam tanah dan tanaman.

Adapun kegunaannya atau manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa

sudah mengetahui cara mendeteksi adanya unsur hara nitrogen, fosfor dan kalium

yang ada dalam tanah dan tanaman serta dapat memprakteknya.


II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Sejarah system periodik unsur

Pupuk organik cair berisi berbagai zat yang di butuhkan untuk

pertumbuhan tanaman. Pupuk organic cair mengandung unsur hara posfor,

nitrogen, dan kalium yang di butuhkan oleh tanaman serta dapat

memperbaiki unsur hara dalam tanah. Pupuk organik cair adalah pupuk

yang bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah

mengalami fermentasi dan bentulk produknya berupa cairan. Kandungan

bahan kimia di dalamnya maksimal 5%.

Pupuk organick cair merupakan salah satu bahan yang sangat penting

dalam upaya memperbaiki kesuburan tanah secara aman, dalam arti

produk pertanian yang di hasilkan terbebas dari bahan-bahan kimia yang

berbahaya bagi kesehatan manusia sehingga aman di komsumsi (Elma

sundari, 2012).

Pupuk organik bisa memacu dan meningkatkan populasi mikroba dalam

tanah, jauh lebih besar dari pada hanya memberikan pupuk kimia. Pupuk

organic juga mampu membenahi struktur dan kesuburan tanah. Tidak

heran jika pupuk organik mampu mencegah terjadinya erosi tanah. Pada

dasarnya pembuatan pupuk organic cair juga dimaksudkan unttuk

pengayaan unsur hara dalam produk tersebut. Dalam hal ini dapat di

gunakan urin kambing, atau bisa di sebut sebagai biourin.(Dudung, 2013).


II.2 Sifat-Sifat Pada Sistem Periodik Unsur

Dalam sistem periodik unsur terdapat bebrapa sifat di antaranya ialah

sifat logam, jari-jari atom dan juga energi ionisasi. Dan berikut

pemahaman mengenai sifat sistem periodik unsur yang telah di rangkum

dari berbagai sumber sebagai berikut.

1. Sifat Unsur

Berdasarkan sifat unsur-unsur bisa di bagi kedalam 3 jenis yaitu logam, non

logam dan juga metalloid. Pada logam memiliki sifat yang cenderung

melepaskan electron dari non logam untuk membentuk ion positif.

Sedangkan untuk non logam, mereka cenderung menerima elektron dari

logam. Lain halnya dengan unsur-unsur metalloid dimana unsur metalloid

memiliki kedua sifat seperti logam dan non logam.

2. Jari-jari Atom

Jari-jari atom ialah jarak dari inti atom ke orbital elektron terluar yang stabil

dalam suatu atom dalam keadaan setimbang. Jarak tersebut dapat diukur

dalam satuan pikometer atau angstrom.

Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom cenderung untuk

membesar setara dengan pertambahan dapa kulit elektron.


3. Energi Ionisasi

Energi ionisasi pertama ialah energi yang diserap untuk melepas satu elektron

dari sebuah atom. Sedangkan energi ionisasi atom kedua ialah energi yang

diserap untuk meleas elektron kedua dari sebuah atom, dan seterusnya.

4. Afinitas Elektron

Afinitas eletron ialah jumlah energi yang dilepaskan ketika sebuah elektron

ditambahkan ke dalam kolom atom netral untuk membentuk ion negative.

Sifat non logam memiliki nilai lebih tinggi pada afinitas elektron daripada

sifat logam. Dan afinitas elektron secara umum terus meningkat sepanjang

periode.

5. Kelektronegatifan

Kelektronegatifan merupakan kemampuan atau kecenderungan suatu atom

untuk menangkap ataupun menarik kembali elektron dari atom lainnya.


III. METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum sistem periodik unsur dilakukan pada hari Senin, 19

september 2022 pukul 13:00 sampai 16:30 wita bertempat di gedung serba guna

Fakultas kehutanan Universitas Tadulako, Palu.

2.2 Alat dan Bahan

Adapun alat yang di gunakan berupa lumpang dan alu, rak tabung, ayakan,

pemanas, pipa bengkok, gelas ukur 100 ml, pipet tetes, erlenmeyer, corong, dan

cawan penguap.

Adapun bahan yang di gunakan berupa tanah, kacang hijau, kacang

kedelai, indikator PP, kertas lakmus, reagen nesler, aquades, spirtus bakar, kapur

tohor, asam sulfat pekat, difenil amin, asam nitrat, amonium molibdat, asam

klorida, dan natrium kobalti nitrit.

2.3 Prosedur Kerja

2.3.1 Unsur Nitrogen


1. Nitrogen Organik

a. Siapkan tabung reaksi yang bersih, isi sesuai tabel berikut:


kode Tabung
Jenis
Bahan A B C D E F

Tanah 2g - - 2g - -

Kacang Kedelai - 2g - - 2g -

Kacang Hijau - - 2g - - 2g

Kapur Tohor 2g 2g 2g 2g 2g 2g

b. Tabung A, B dan C beri kertas lakmus merah pada permukaan tabung,

kemudian panaskan dan amati perubahan warna kertas lakmus.

c. Tabung D, E dan F sumbat dengan gabus yang dilengkapi dengan pipa

aquades bengkok dan hubungkan dengan tabung lain yang berisi aquades.

d. Panaskan tabung selama 30 menit dan keluarkan tabung berisi aquades,

kemudian tetesi dengan indikator PP, amati perubahan yang terjadi.

2. Nitrogen Nitrat-Amoniak

a. Masukan 20 g tanah halus kedalam erlenmeyer,kemudian tambahkan 100

ml aquades dan kocok selama 10 menit.


b. Saring campuran dan tampung filtranya dalam erlenmeyer.

c. sumbat dengan gabus yang dilengkapi pipa bengkok, pipa ini di

hubungkan dengan tabung reaksi berisi 5 ml aquades.

d. Panaskan selama 30 menit, pisahkan tabung berisi aquades, kemudian

tetesi dengan reagen nesler dan amati perubahan warna yangterjadi.

5.Cairan dalam erlenmeyer pada butir d dipindahkan ke dalam cawan

penguap, kemudian panaskan hingga hampir kering, dinginkan.

6.Tambahkan 5 tetes asam sulfat pekat, kemudian masukkan ke dalam

tabung reaksi yang berisi reagen difenil amin, amati dan catat

perubahanya.

Unsur fosfat

a. Siapkan 3 buah cawan forselin, kemudian ini masing-masing dengan 2 g

tanah, 2 g bubuk kacang kedelai dan 2 g bubuk kacang hijau. Bahan-bahan

dalam cawan bakar dengan api bunsen.

b. Dinginkan, kemudian tambahkan 10 ml, asam nitrat pekat dan panaskan

hingga mendidih.

c. Dinginkan,kemudian tambahkan aquades dengan volume yang sama.


d. Saring, tampung filtranya dalam tabung reaksi, kemudian tetesidengan

reagen ammonium molibdat dan amati perubahan warna larutan.

2.3.3 Kalium

a. Masukan 10 g tanah halus kedalam erlenmeyer, krmudian tambahkan 25

ml asam klorida 0,1 N dan didihkan selama 5 menit.

b. Saring kemudian uapkan filtranya hingga kering dan bakar residunya.

c. Dinginkan, kemudian tambahkan air panas sebanyak 25 ml, saring

kembali dan tampung filtranya dalam tabung reaksi

d. Tambahkan beberapa tetes larutan natrium kobalti nitrat dan amati

perubahan yang terjadi.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Nitrogen

Nitrogen sebagai unsur non logam berada dalam bentuk tersedia dan tidak

tersedia. Bentuk tersedia adalah bentuk yang dapat diserap oleh tanaman seperti

nitrogen dalam ion nitrat dan nitrogen dalam ion ammonium, sedangkan bentuk

yang tidak tersedia adalah bentuk yang tidak dapat diserap tanaman. Bentuk ini

adalah bentuk nitrogen dalam persenyawaan organik seperti nitrogen dalam amina

dan protein.

Nitrogen yang tidak tersedia dapat menjadi tersedia bila persenyawaan

nitrogen organik mengalami perombakan oleh jazak renik (mikroba) dalam tanah.

Perombakan tersebut mengikuti reaksi berikut:

Mikroba

N-organik NH4+

Nitrogen organik yang tercampur dengan batu kapur (CaO) dalam keadaan

kering akan melepaskan gas amonia (NH3) bila campuran tersebut mengalami

pemanasan. Amoniak yang terlepas akan mengubah warna kertas lakmus merah

menjadi biru dan mengubah sifat air dari netral menjadi basa. Perubahan

perubahan ini mengikuti reaksi berikut:


CaO

N-Organik NH3

NH3 + H2O NH4OH NH4+

Nitrogen dalam ion nitrat dan ammonia yang berada dalam tanah dapat

tertarik masuk kedalam air bila tanah tersebut tercampur dengan air. Ion

ammonium (NH4+) dalam air dapat bereaksi dengan reagen nasler membentuk

senyawa yang bernyawa jingga kecoklatan, sedangkan ion nitrat dapat

mengoksidasi senyawa difenil amin dalam lingkungan asam kuat(H2SO4).

4.1.2 Fosfor

Fosfor dalam tanah bentuknya sama dengan nitrogen,yakni dalam bentuk

tersedia dan tidak tersedia. Fosfor tersedia dalam bentuk tersedia berada dalam

persenyawaan anorganik dengan bentuk ion H2PO4-, HPO4-2 dan PO4-3; sedangkan

yang tidak tersedia berada dalam bentuk persenyawaan organik seperti misalnya

fosfolipid.

Pembakaran

P-organik P2O5

P2O5 + 3 H2O 2 H3PO4 H2PO4- + H+

Unsur kalium dalam tanah umumnya larut dalam tanah masuk ke dalam

tanah masuk ke dalam air. Kalium dalam air dapat bereaksi dengan reagen
natrium kobalti nitril membentuk endapan berwarna kuning. Sifat kalaium ini

menjadi dasar untuk mengenali keberadaannya dalam tanah.

4.2 Pembahasan

Nitrogen ( N) diserap tanaman dalam bentuk nitrat ( N0 3 –


) amonium

( NH4 + ) , dan bahan lebih komplek seperti asam amino larut air dan asam nukleik.

umumnya tanaman mampu menyerap dan menggunakan nitrat dan amonium,

tanaman darat lebih banyak menyerap N dalam bentuk anion nitrat karena

perubahan bentuk N-NH4 menjadi N-NO3 telah terjadi dalam tanah, sedangkan

tanaman padi sawah lebih banyak menyerap N-NH4.

Fosfor dalam tanah bentuknya sama dengan nitrogen, yakni dalam bentuk

tersedia dan tidak tersedia. Forfor tersedia berada dalam persenyawaan anorganik

dengan bentuk ion.

Unsur kalium dalam tanah umum nya larut dalam air, sehingga muda

ditarik dari dalam tanah masuk ke dalam air. Kalium dalam air dapat bereaksi

dengan reagen natrium kobalti nitril membentuk endapan berwarna kuning. Sifat

kalium ini menjadi dasar untuk mengenali keberadaannya dalam tanah.


V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:

1. Interaksi pemberian pupuk fosfor dan jarak tanam tidak memberikan

pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

2. Pengaruh utama pemberian pupuk fosfor nyata terhadap semua parameter

pengamatan, dimana perlakuan terbaik parameter kadar air kecepatan

pengisian bahan kering, waktu pengisian efektif,terdapat pada perlakuann

15 gram/plot.

3. Pengaruh utama jarak tanam tidak nyata terhadap pertumbuhan dan

perkembangan biji kacang hijau.

5.2 Saran

` Laboratorium harus selalu dalam keadaan bersih dan rapi agar praktikan

nyaman saat melakukan praktikum. Alat-alat lab juga harus selalu tersedia,

agar praktikan tidak kesusahan harus keliling mencari alat-alat lab, karena

hal ini juga dapat membuang waktu dalam melakukan praktikum.


DAFTAR PUSTAKA

Elma sundari 2012. Pengaruh Interaksi Hara Nitrogen dan Fosfor Terhadap
Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea Mays L) pada Tanah Regosol dan
Latosol. Vol 1 No.hal: 297-298.
Dudung2013. Kandungan Unsur Hara Tanah dan Tanaman Selada pada Tanah Bekas
Tsunami Akibat Pemberian Pupuk Organik dan Anorganik. Vol 1 No. 5, hal: 74-
85
Damanhuri, E. 2010. Municipal Solid Waste Management in Indonesia. In
Municipal Solid Waste Management in Asia and the Pacific Islands.
Editors: Agamuthu P, Masaru Tanaka. Penerbit ITB. 2010.

Bundela, P.S., et al. 2010. Municipal Solid Waste Management in India Cities.
Vol 1 No. 4, p: 591-592

Tria, Septiani. 2015. Analisis Kandungan Unsur Hara Mikro (Cr dan Ni) Serta
Unsur Lainnya (Mn Dan Fe) pada Proses Landfill Mining di Zona 1 TPA
Piyungan, Bantul. Tugas Akhir. Universitas Islam Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai