Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN SEMENTARA PRAKTIKUM KIMIA

STOIKIOMETRI

OLEH:

RANI

L13122148

KHT-D

KELOMPOK 6

FAKULTAS KEHUTANAN

JURUSAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2022
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kimia adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam pengetahuan

alam (IPA), karena pelajaran ini membuat siswa mampu memahami fenomena

yang terjadi di sekitarnya. Ilmu kimia mempelajari tentang komposisi materi,

perubahan komposisi materi, dan energi yang menyertai setiap perubahan

komposisi materi tersebut (Brady 1990).

Sastrawijaya (1998) juga berpendapat bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang

mempelajari teori, fakta, aturan, deskripsi, model dan peristilahan kimia. Dalam

hal ini pemahaman yang berhubungan dengan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip,

hukum, teori, deskripsi dan peristilahan kimia di kenal dengan istilah pemahaman

konseptual.

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari

reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009). Hal tersebut juga diperjelas

oleh (Winarni, dkk. 2013) yang menyatakan bahwa materi stoikiometri

merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.

Air yang terkandung dalam suatu bahan berupa air bebas dan air terikat.

Air bebas mudah menguap, sedang air terikat tidak mudah menguap. Fenomena

tersebut menjadi faktor penyebab bahan tidak dapat di bebaskan dari air melalui

cara pengeringan dengan sinar matahari. Demikian pula pengeringan dengan sinar

matahari tidak dapat digunakan untuk menetapkan kadar air bahan. Hal tersebut di

sebabkan karena energi sinar matahari tidak mampu melepaskan air terikat.
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuannya adalah untuk mempelajari cara penetapan kadar air

dalam sampel

Adapun kegunaannya atau manfaat dari praktikum ini adalah mahasiswa

bisa penetapan kadar air yang ada dalam suatu sampel yaitu tanah.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kimia

Kimia adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam pengetahuan

alam (IPA), karena pelajaran ini membuat siswa mampu memahami

fenomena yang terjadi di sekitarnya. Ilmu kimia mempelajari tentang


komposisi materi, perubahan komposisi materi, dan energi yang menyertai

setiap perubahan komposisi materi tersebut (Brady 1990).

Sastrawijaya (1998) juga berpendapat bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang

mempelajari teori, fakta, aturan, deskripsi, model dan peristilahan kimia.

Dalam hal ini pemahaman yang berhubungan dengan fakta-fakta, konsep-

konsep, prinsip, hukum, teori, deskripsi dan peristilahan kimia di kenal

dengan istilah pemahaman konseptual.

2.2 Stoikiometri

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari

reaktan dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009). Hal tersebut juga

diperjelas oleh (Winarni, dkk. 2013) yang menyatakan bahwa materi

stoikiometri merupakan kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif

dalam reaksi kimia.

Air yang terkandung dalam suatu bahan berupa air bebas dan air terikat.

Air bebas mudah menguap, sedang air terikat tidak mudah menguap.

Fenomena tersebut menjadi faktor penyebab bahan tidak dapat di

bebaskan dari air melalui cara pengeringan dengan sinar matahari.

Demikian pula pengeringan dengan sinar matahari tidak dapat digunakan

untuk menetapkan kadar air bahan. Hal tersebut di sebabkan karena

energi sinar matahari tidak mampu melepaskan air terikat.


III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun praktikum stoikiometri dilakukan pada:

Hari: Kamis, 06 Oktober 2022

Waktu: 08.00 s/d - selesai

Tempat: Gedung Serbaguna Fakultas Kehutanan

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan yaitu oven, neraca analitik, kaca arloji, gegep,

desikator.

Adapun bahan yang digunakan yaitu tanah dan air

3.3 Prosedur Kerja

Menetapkan kadar air dalam sampel

- Cuci dengan bersih kaca arloji yang hendak di gunakan kemudian

masukkan ke dalam oven bersuhu 100°C selama 20 menit.

- Gelas arloji yang telah dipanaskan keluarkan dari oven dengan gegep dan

masukkan ke dalam desikator sekitar 10 menit (agar dingin)

- Timbang gelas arloji yang telah dipanaskan tersebut dengan neraca

analitik dan nyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1),

kemudian isi dengan bahan yang hendak di tetapkan kadar airnya

- Kaca arloji yang telah terisi dengan bahan selanjutnya di timbang

kembali dengan neraca analitik dan catat beratnya (W2)

- Masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan ke dalam oven yang

bersuhu sama dengan kaca arloji kosong, kemudian panaskan hingga

beratnya costant (pemanasan berlangsung selama 10 menit) dan catat

beratnya (W3)
- Hitung kadar air bahan dengan menggunakan persamaan berikut

Kadar air bahan = W2 - W3/ W2 - W1 x 100%

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.2 Pembahasan

Kimia adalah salah satu cabang ilmu yang penting dalam pengetahuan

alam (IPA), karena pelajaran ini membuat siswa mampu memahami fenomena

yang terjadi di sekitarnya. Ilmu kimia mempelajari tentang komposisi materi,

perubahan komposisi materi, dan energi yang menyertai setiap perubahan

komposisi materi tersebut (Brady 1990).

Sastrawijaya (1998) juga berpendapat bahwa ilmu kimia adalah ilmu yang

mempelajari teori, fakta, aturan, deskripsi, model dan peristilahan kimia. Dalam

hal ini pemahaman yang berhubungan dengan fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip,


hukum, teori, deskripsi dan peristilahan kimia di kenal dengan istilah pemahaman

konseptual.

Stoikiometri merupakan ilmu yang menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan

dan produk dalam reaksi kimia (Alfian, 2009). Hal tersebut juga diperjelas oleh

(Winarni, dkk. 2013) yang menyatakan bahwa materi stoikiometri merupakan

kajian tentang hubungan-hubungan kuantitatif dalam reaksi kimia.

Air yang terkandung dalam suatu bahan berupa air bebas dan air terikat. Air bebas

mudah menguap, sedang air terikat tidak mudah menguap. Fenomena tersebut

menjadi faktor penyebab bahan tidak dapat di bebaskan dari air melalui cara

pengeringan dengan sinar matahari. Demikian pula pengeringan dengan sinar

matahari tidak dapat digunakan untuk menetapkan kadar air bahan. Hal tersebut di

sebabkan karena energi sinar matahari tidak mampu melepaskan air terikat.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:

Pengukuran kadar air dalam bahan pangan dapat ditentukan dengan

beberapa metode, yaitu: dengan metode pengeringan ( thermogravimeri ), metode

destilasi ( thermovolumetri ), metode fisis dan metode kimiawi ( Karl Fischer

Method ). Dan metode yang di gunakan ketika praktikum adalah metode

pengeringan (thermogravimeri).

5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Universitas Tadulako, Fakultas Kehutanan 2022

Anda mungkin juga menyukai