Oleh :
CARAKA NUSANTARA
JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Landasan Teori
A. Kadar Air
Kadar air merupakan salah satu parameter penentu mutu bahan. Dalam
simplisia, menentukan tingkat keamanan untuk disimpan. Dalam bahan
makanan sangat mempengaruhi kualitas dan daya simpan. Selain itu juga
sebagai penentu dalam proses pengolahan maupun pendistribusian agar
ditangani secara tepat.
Kadar air merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan yang
dinyatakan dalam persen.Kadar air juga merupakan satu karakteristik yang
sangatpentingpadabahanpangan, karena air dapatmempengaruhipenampakan,
tekstur, dancita rasa pada bahan pangan.Kadar air dalam bahan pangan ikut
menentukan kesegaran dan daya awet bahan pangan tersebut.Penentuan kadar
air dapat dilakukan dengan beberapa cara,hal ini tergantung pada sifat
bahannya.
B. Air
Air merupakan salah satu unsur penting dalam bahan pangan, meskipun
bukan sumber nutrient namun keberadaannya sangat esensial dalam
kelangsungan proses biokimiawi organisme hidup. Air dalam bahan pangan
terdapat dalam berbagai bentuk, yaitu :
1. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antar sel dan inter-granular serta
pori-pori yang terdapat pada bahan. Air bebas dapat membantu terjadinya
proses kerusakan bahan pangan, seperti proses mikrobiologis, kimiawi,
enzimatik, bahkan oleh aktivitas serangga perusak. Sedangkan air dalam
bentuk lain tidak membantu terjadinya proses kerusakan pada bahan
pangan.
3. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu air yang membentuk hidrat. Ikatannya
bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan. Air jenis
ini tidak membeku meskipun didinginkan pada suhu 0o.
C. Karl Fischer
Pengukuran kadar air dengan metode Karl Fischer ini dalam bahasa Inggris lebih
dikenal sebagai water content. Cara ini mentitrasi sampel dengan larutan iodin dalam
metanol. Reagen lain yang digunakan dalam titrasi ini adalah sulfur dioksida dan
piridin.
Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan yudium dan sulfur dioksida agar
reaksi dengan air menjadi lebih baik. Selain itu piridin dan metanol akan mengikat
asam sulfat yang terbentuk sehingga akhir titrasi dapat lebih jelas dan tepat.
Titrasi karl fisher ini biasanya di industri farmasi untuk penentuan kadar air
dalam bahan baku. Penetuan kadar air ini sebagai uji kualitas bahan baku yang
telah ditentukan. Dalam titrasi karl fisher Hanya air yang akan diukur,
berbeda dengan LOD (loss of Drying) semua zat menguap termasuk
kandungan air dan semua pelarut.
BAB II
ISI
A. Sampel
Berikut merupakan sample yang biasa digunakan dalam metode Karl Fischer:
1. Pati
2. Tepung
3. Gula
4. Produk minyak/lemak
5. Madu dan bahan pangan yang memiliki kadar air yang rendah.
B. Prinsip
Karl Fischer adalah alat yang digunakan oleh beberapa industri. Karl
Fischer digunakan sebagai altrenatif uji kadar air. Alat ini sendiri
menggunakan metode volumetri berdasarkan prinsip titrasi.
Prinsip pokok tersebut didasarkan pada apa yang disebut dengan Reaksi
Bunsen antara dua hal, yakni iodium dan sulfurdioksida yang terdapat dalam
suatu medium yang mengandung air. Dari analisis kadar air dengan metode
Karl Fischer yaitu air dalam sampel kering dititrasi dengan pereaksi Karl
Fischer yang terdiri dari sulfur dioksida, piridin, iodium, dan metanol anhidrat.
Pereaksi distandarisasi dengan air kristal dan sodium asetat hidrat.
Pereaksi Karl Fischer pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap
uap air oleh karena itu sebelum digunakan pereaksi harus selalu
distandarisasi.Sehingga metode ini dapat diaplikasikan untuk analisis kadar air
bahan pangan yang mempunyai kandungan air sangat rendah (seperti
minyak/lemak, gula, madu, dan bahan kering). Metode Karl Fischer juga dapat
digunakan untuk mengukur kadar air konsentrasi 1 ppm.Titik akhir titrasi
ditentukan secara elektrometrik yang menggunakan teknik penghentian titik
akhir.
C. Peralatan yang digunakan dalam metode Karl Fischer antara lain:
3. Reagen Karl Fischer yang digunakan untuk menentukan kadar air pada suatu sample
yang akan diujikan.
D. Preparasi Serta Syarat Jenis Sample
E. ProsedurKerja
PEMBAHASAN
KFT dengan air murni dan Sodium Tartrat terbaca bahwa makin berat
sampel yang dianalisis ketepatannya makin baik, ini dapat terlihat dari faktor
koreksinya yang makin mendekati 1, dan berarti pula data makin dekat dengan
sasarannya. Juga dengan makin berat sampel yang dianalisis RSD semakin
kecil dengan ketelitian yang makin baik.
Hal ini berarti makin berat air yang dianalisis, maka kesalahan analisis
semakin berkurang. Metoda Karl Fischer Titration menggunakan one
component reagent Hydranal Composite 5 yang relatif lebih sederhana dalam
penggunaannya tetapi kurang ekonomis karena mahalnya harga reagent
tersebut.
Keterangan:
KESIMPULAN
1. Karl Fischer adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk mengukur
kandungan air di dalam berbagai macam produk contohnya makanan dan
minuman.
2. Pada metode ini sangat tidak stabil dan peka terhadap uap air oleh karena itu
sebelum digunakan pereaksi harus selalu distandarisasi.
3. Jika base terlalu rendah akan menyebabkan sluggish pada titrasi dan jika Base
terlalu tinggi maka larutan menjadi sangat alkalin dan akan menyebabkan titik
akhir tidak tercapai.
4. Air dalam keadaan terikat kuat yaitu air yang membentuk hidrat. Ikatannya
bersifat ionic sehingga relative sukar dihilangkan atau diuapkan