Disusun oleh :
Harry Alamsyah
Kelas : XIII.1
1
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
CARAKA NUSANTARA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. pH Meter
Sejarah pH meter
2
pH adalah suatu satuan ukur yang menguraikan derajat tingkat kadar
keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH diukur pada skala 0
sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambing matematika dari negative
logaritma, dan “H” lambing kimia untuk unsure Hidrogen. Definisi yang
formal tentang pH adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen.
pH dibentuk dari informasi kuantitatif yang dinyatakan oleh tingkat
keasaman atau basa yang berkaitan dengan aktivitas ion Hidrogen. Jika
konsentrasi [H+] lebih besar dari pada [OH-], maka material tersebut bersifat
asam, yaitu nilai pH kurang dari 7. Jika konsentrasi [OH-] lebih besar dari pada
[H+], maka material tersebut bersifat basa, yaitu dengan nilai pH lebih dari 7.
B. Konduktometer
Sejarah Konduktometer
3
setiap jenis ion bermigrasi memiliki spesifik hambatan listrik tidak peduli apa
kombinasi asli molekul mungkin telah, dan karena itu hambatan listrik solusi
itu hanya disebabkan migrasi ion dari zat tertentu. Kohlrausch menunjukkan
untuk yang lemah (tidak lengkap terdisosiasi) elektrolit bahwa lebih encer
solusi, semakin besar yang konduktivitas molar karena ionik meningkat
disosiasi.
Konduktometri merupakan metode untuk menganalisa larutan
berdasarkan kemampuanion dalam mengantarkan muatan listrik di antara dua
elektroda. Ini berarti konduktometriadalah salah satu metode analisa
elektrokimia di samping potenmtiometri, amperometri dansebagainya. Teori
tentang konduktometri merupakan kebalikan dari teori hokum ohm
tentanghambatan listrik.Berdasarkan dan berangkat dari hokum ohm tersebut,
maka disusunlah teoritentang konduktovitas yang merupakan kebalikan dari
resistivitas
4
akan semakin besar karena tidak ada nya hambatan antar ion pada larutan
encer.
Karena konsentrasi larutan pada umumnya dinyatakan dalam satuan molar
(mol/liter), maka pada konduktometri terdapat istilah konduktivitas molar (Λ),
yang mempunyai hubungan dengan konsentrasi secara:
Λ=1000K/C
Dimana: Λ=konduktivitas molar(Scm2 mol-1)
C=konsentrasi (mol.dm-3)
K=Konduktivitas(Scm-1)
Konduktivitas di tentukan oleh jenis ion. Sehingga untuk mengetahui
kemampuan tiap jenis ion, maka perlu dilakukan percobaan dengan larutan
yang sangat encer, sehingga tidak di pengaruhi oleh ion lain. Pada kondisi
seperti ini, maka konduktivitas larutan merupakan jumlah konduktivitas ion
positif (kation) dan ion negatif (anion).
Λo= ΛoKation+ Λoanion
Λo adalah konduktivitas molar ion pada larutan sangat encer (konsentrasi
mendekati nol).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
kedalam larutan tersebut. Untuk meminimalisir pengaruh electric yang gak
diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh suatu lapisan kertas pelindung yang
biasanya terdapat dibagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor
temperature yaitu suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperature. Antara
elektroda pembanding dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
1. pH meter digital
7
2. pH meter analog
3. Konduktometer Digital
8
APLIKASI KONDUKTOMETRI
9
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN TITRASI KONDUKTOMETRI
a. Kelebihan titrasi konduktometer
1) Titrasi tidak menggunakan indikator, karena pada titik keivalen sudah
dapat ditentukan dengan daya hantar dari larutan tersebut.
2) Dapat digunkan untuk titrasi yang berwarna
3) Dapat digunakan untuk titrasi yang dapat menimbulkan pengendapatan
4) Lebih praktis
5) Lebih cepat atau waktu yang diperlukan lebih sedikit
6) Untuk persen kesalahanya lebih kecil jika dibandingkan dengan titrasi
volumetri
10
BAB III
CARA KERJA
11
sistem bersifat basa, digunakan 2 buffer standar berupa pH 7,00
dan 10,01.
c. Teknik multi titik. Kalibrasi dilakukan dengan menggunakan 3
buffer standar. Untuk sistem dengan pH < 2,00 atau > 12,00, sering
terjadi ketidaknormalan elektroda, kelemahan ini dipengaruhi oleh
jenis alat yang digunakan. Untuk pengukuran yang dilakukan
dalam waktu yang lama, maka diperlukan proses kalibrasi secara
periodik selang 1,5 – 2 jam. Hal ini untuk menjaga kestabilan dari
alat pHmeter yang digunakan, sehingga tetap dapat diperoleh hasil
pengukuran yang bagus.
Kemudian setelah di kalibrasi, lakukan pengukuran pH pada
sampel yang akan diuji pH nya dengan cara mencelupkan elektroda ke
dalam sampel yang akan diuji.
1) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan pH Meter
a. Pemeliharaan pH Meter
pH meter harus dilakukan perawatan berkala untuk menjaga umur pakai
dari alat tersebut. Pemeliharaannya meliputi:
7) Batere, penggantian batere dilakukan jika pada layar muncul
tulisan low batere.
8) Elektroda, pembersihan elektroda bisa dilakukan berkala setiap
minimal satu minggu satu kali. Pembersihannya menggunakan
larutan HCL 0.1N (encer) dengan cara direndam selama 30 menit,
kemudian dibersihkan dengan aquades.
9) Penyimpanan, ketika tidak dipakai, elektroda terutama bagian
gelembung gelasnya harus selalu berada pada keadaan lembab.
Oleh karena itu penyimpanan elektroda disarankan selalu direndam
dengan menggunkan aquades. Penyimpanan pada posisi kering
akan menyebabkan membran gelas yang terdapat pada gelembung
elektroda akan mudah rusak dan pembacaannya tidak akurat.
12
10) Suhu penyimpan. Ketika disimpan, pH meter tidak boleh berada
pada suhu ruangan yang panas karena akan menyebabkan sensor
suhu pada alat cepat rusak.
b. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan elektroda-elektroda pada
pH meter adalah cairan dalam elektroda harus selalau dijaga lebih tinggi
dari larutan yang diukur.
13
B. Cara Penggunaan Konduktometer
1. Kalibrasi.
Sebelum pH meter digunakan, pH meter harus dikalibrasi
terlebih dahulu dengan menggunkan standar pH atau sering disebut
buffer pH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah
diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan
buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relative konstan dan tidak
mudah berubah.
Urutan kerja kalibrasi konduktometer adalah :
a. Siapkan larutan elektrolit sesuai dengan kebutuhan
b. Bilas elektroda dengan air DI (De Ionisasi/ air bebas ion) dan
keringkan dengan menggunakan kertas tisu.
c. Nyalakan konduktometer dengan menekan tombol ON/OFF.
d. Masukan elektroda kedalam larutan elektrolit.
e. Tekan tombol CAL, putar elektroda agar larutan elektrolit homogen.
f. Biarkan beberapa saat sampai nilai yang tertera di layar tidak
berubah.
g. Angkat elektroda dari larutan elektrolit, kemudian bilas dengan air
DI beberapa kali dan keringkan dengan kertas tisu.
h. Konduktometer telah siap digunakan.
14
2. Pengukuran Konduktivitas.
Setelah konduktometer dikalibrasi maka konduktometer tersebut
sudah siap digunakan. Biasanya kalibrasi disarankan dilakukan setiap 1
kali sehari sebelum digunakan.
Cara pengukurannya adalah sebagai berikut :
a. Siapkan sampel larutan yang akan di check konduktivitasnya-nya.
b. Jika larutan panas, biarkan larutan mendingin sampai dengan
suhunya sama dengan suhu ketika kalibrasi. Contohnya jika
kalibrasi dilakukan pada suhu 20°C maka pengukuran pun
dilakukan pada suhu 20°C.
c. Bilas elektroda dengan air DI dan keringkan dengan menggunakan
kertas tisu.
d. Nyalakan konduktometer dengan menekan tombol ON/OFF.
e. Masukan elektroda kedalam sampel, kumudian putar agar larutan
homogen.
f. Tekan tombol READ untuk memulai pengukuran, pada layar akan
muncul tulisan HOLD yang berkedip.
g. Biarkan sampai tulisan HOLD pada layar berhenti berkedip.
h. Nilai koncuktivitas yang ditunjukan pada layar adalah nilai
konduktivitas larutan yang diukur.
i. Matikan konduktometer dengan menekan kembali tombol ON/OFF.
15
penyimpanan elektroda konduktometer tidak samadengan pH meter. Jika elektroda
pH meter disimpan dalam keadaan basah (selalu direndam dengan menggunkan air
DI) lain halnya dengan elektrodakonduktometer yang harus disimpan dalam keadaan
kering sempurna.
16
BAB IV
KESIMPULAN
Mengenai pH Meter
A . Semakin kuat suatu asam , maka smakin besar kosentrasi ion H+
dalam larutan itu berartisemakin kecil harga pH nya . Jadi semakin kuat suatu
asam , maka semakin kecil pH nya .
B . Makin besar suatu kosentrasi , akan makin besar pula laju reaksinya yang
mengakibatkansemakin besar pula temperaturnya .
C . Semakin lemah suatu basa , maka akan semakin kecil harga pH nya .
D . Semakin lemah suatu asam , maka semakin besar harga pH nya .
Mengenai Konduktometer
Semakin banyak konsentrasi dalam larutan maka semakin besar nilai daya
hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor
dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya,
hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin
bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan
energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel
semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu
konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan.
17