Anda di halaman 1dari 18

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Administrasi dan Letak Geografis


Kabupaten Lebong merupakan daerah otonom yang baru terbentuk 7
Januari 2004 di Provinsi Bengkulu. Dasar hukum pembentukan Kabupaten
Lebong adalah UU No. 39 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Lebong
dan Kepahyang di Provinsi Bengkulu. Sebelum dimekarkan, Lebong merupakan
bagian dari Kabupaten Rejang Lebong. Untuk sementara, pusat pemerintahan
berada di Muara Aman, namun sesuai dengan UUNo. 39 Tahun 2003, Ibu Kota
Kabupaten Lebong barada di Tubei. Secara administratif, Kabupaten Lebong
terdiri atas 72 desa dan 5 Kelurahan, yang tersebar di lima kecamatan, yaitu
Kecamatan Rimbo Pengadang, Lebong Selatan, Lebong Tengah, Lebong Atas,
dan Lebong Utara (BPS Lebong 2007).
Kabupaten Lebong terletak di Sebelah Barat Pegunungan Bukit Barisan,
pada posisi 101o sampai dengan 102o Bujur Timur dan 02o,65 sampai dengan
03o,60 Lintang Selatan (Gambar 8). Kabupaten Lebong berada di bagian sebelah
utara Kota Bengkulu, dengan batas wilayah administratif sebagai berikut:
- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Sarolangun, Propinsi
Jambi
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Bermani Ulu,
Kabupaten Rejang Lebong dan Kecamatan Lubuk Durian, Kabupaten
Bengkulu Utara
- Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Sumatera
Selatan
- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Padang Jaya, Giri Mulya,
Ketahun, Napal Putih dan Putri Hijau Kabupaten Bengkulu Utara.
Jarak tempuh Kabupaten Lebong (Muara Aman) dari pusat Kota Bengkulu
adalah 160 km. Sedangkan dari Kota Argamakmur (Ibu Kota Kabupaten
Bengkulu Utara) adalah 235 km, dari Curup (Ibu Kota Kabupaten Rejang Lebong)
75 km dan dari Manna (Ibu Kota Kabupaten Bengkulu Selatan) 321 km.
Gambar 8. Peta administrasi Kabupaten Lebong
Berdasarkan data BPN yang diterbitkan oleh BPS, Kabupaten Lebong
memiliki total luas wilayah ±192.924 ha. Wilayah terluas adalah Kecamatan
Lebong Utara (90.580 ha) dan wilayah dengan luas terkecil adalah Kecamatan
Lebong Atas (8.696 ha). Data jumlah desa/kelurahan serta luas masing-masing
wilayah kecamatan di Kabupaten Lebong disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Luas Wilayah Kabupaten Lebong
Luas
No Kecamatan Ibu Kota Desa
(ha) (%)
1 Lebong Selatan Tes 16 29.856 15,48
2 Rimbo Pengadang Rimbo Pengadang 9 45.952 23,82
3 Lebong Tengah Embong Panjang 17 17.840 9,25
4 Lebong Atas Taba Baru 12 8.696 4,51
5 Lebong Utara Muara Aman 28 90.580 46,95
Total 77 192.924 100,00
Sumber: BPS Kabupaten Lebong 2007

Kondisi Sosial dan Ekonomi


Kependudukan
Jumlah penduduk Kabupaten Lebong per Juni 2007 adalah 89.690 jiwa,
terdiri dari 45.000 jiwa penduduk laki-laki dan 43.805 jiwa penduduk perempuan.
Dirinci per kecamatan, penduduk Kecamatan Lebong Selatan adalah 23.018 jiwa,
Rimbo Pengadang 10.352 jiwa, Lebong Tengah 17.369 jiwa, Lebong Utara
29.356 jiwa dan 9.595 jiwa untuk Lebong Atas. Rata-rata pertumbuhan penduduk
di Lebong adalah 1,55% (BPS Kabupaten Lebong 2007).
Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Lebong per Juni 2007
adalah 9.430 jiwa atau 10,5% untuk balita (0-4) tahun, 23.345 jiwa atau 26,03%
untuk remaja (5-15) tahun, 50.994 jiwa atau 56,8% untuk usia produktif (16-60)
tahun dan 5.921 jiwa atau 6,6% untuk penduduk usia di atas 60 tahun. Kepadatan
penduduk di Lebong adalah 46 jiwa per km2, dengan kepadatan penduduk per
kecamatan adalah 77 jiwa per km2 untuk Lebong Selatan, 23 jiwa per km2 untuk
Rimbo Pengadang, 97 jiwa per km2 untuk Lebong Tengah, 32 jiwa per km2 untuk
Lebong Utara dan 110 jiwa per km2 untuk Lebong Atas. Rata-rata jumlah anggota
keluarga 4 jiwa per rumah tangga.
Ekonomi dan Ketenagakerjaan
Secara umum penduduk Kabupaten Lebong bekerja di sektor pertanian,
yaitu sebesar 84%. Masyarakat yang bekerja di bidang pertambangan dan galian
sebesar 0,5%, industri 0,5%, PNS 1,5%, perdagangan 2% dan lain-lain 11,5%.
Ditinjau dari PDRB wilayah, PDRB Kabupaten Lebong atas dasar harga
berlaku tahun 2005 (Rp627.215.000.000,-) mengalami peningkatan sebesar 22%
dibandingkan dengan PDRB tahun 2004. Berdasarkan atas dasar harga konstan
2000, PDRB tahun 2005 mengalami peningkatan 5,74%.
Angka PDRB perkapita merupakan hasil bagi PDRB dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun sehingga diperoleh PDRB perkapita atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Berdasarkan harga berlaku, PDRB
perkapita tahun 2004 sebesar Rp6.060.870,- dan Rp7.305.941,- pada tahun 2005.
Komposisi PDRB perkapita Kabupaten Lebong tahun 2005 adalah 78% sektor
pertanian, 0,84% sektor pertambangan dan penggalian, 1,88% sektor industri
pengolahan, 0,51 sektor listrik, gas dan air bersih, 2,82% sektor bangunan, 4,92%
sektor perdagangan, hotel dan restoran, 1,36% sektor pengangkutan dan
komunikasi, 1,57% sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan 8,10%
sektor jasa-jasa (BPS Kabupaten Lebong 2007).

Kondisi Geobiofisik Wilayah Kabupaten Lebong

Fisiografi dan Bentuk Wilayah


Berdasarkan peta unit Satuan Lahan (SLH) dan Tanah Lembar Bengkulu
dan sekitarnya, diketahui bahwa fisiografi wilayah Kabupaten Lebong terdiri dari
5 kelompok, yaitu Kelompok Aluvial, Kelompok Perbukitan, Kelompok
Pegunungan, Kelompok Volkan, dan Kelompok Aneka Bentuk. Sebaran masing-
masing kelompok beserta luasnya disajikan pada Tabel 3 dan Gambar 9.
Grup Alluvial merupakan suatu daerah yang relatif datar sampai
berombak, lereng 0-8%, berasal dari endapan muda (resen/subresen) hasil dari
proses aktivitas air sungai (Fluvial) dan atau Koluvial. Unit ini terdiri dari Dataran
Aluvial, Kipas Alluvial/Koluvial, Lembah Aluvial Tertutup, Terbanan Luas
Terisi, Teras Sungai, Jalur Sungai dan Dataran Banjir. Fisiografi ini dominan
terdapat di Kecamatan Lebong Tengah dan Lebong Utara, yaitu di sebelah kiri
dan kanan Sungai Ketahun. Luas wilayah berfisiografi Aluvial di Kabupaten
Lebong adalah 12.468,21 ha ( 7,59%) (Tabel 3).
Grup perbukitan merupakan daerah angkatan, lipatan dan patahan yang
mengalami proses erosi/denudasi, lereng cukup curam, dengan beda tinggi 50-300
m. Grup ini terdiri dari perbukitan kecil dan perbukitan dengan pola random. Luas
Grup Perbukitan di Kabupaten Lebong mencapai 5.555,12 atau 3,96% dari total
luas wilayah.
Tabel 3. Luas wilayah Kabupaten Lebong berdasarkan fisiografi lahannya
Luas
No Fisiografi
(ha)* (%)
1 Grup Aluvial 12.468,21 7,49
2 Grup Aneka Bentuk 792,14 0,48
3 Grup Pegunungan 121.231,71 72,84
4 Grup Perbukitan 5.555,12 3,34
5 Grup Volkan 26.398,52 15,86
Total ** 166.445,71 100,00
* Hasil perhitungan dengan Arcview 3.3
** Total luas wilayah Lebong menurut BPS 192.924 ha
Grup Pegunungan merupakan daerah angkatan/lipatan dan patahan yang
mempunyai posisi lebih tinggi dari pada perbukitan, lereng >30% dengan beda
tinggi >300 m. Luas Grup Pegunungan di Kabupaten Lebong sekitar 72,09%
(121.231,71 ha) dari total luas wilayah. Wilayah berfisiografi pegunungan terluas
berada di Kecamatan Lebong Utara, yang sebagian besar merupakan kawasan
Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).
Grup Volkan merupakan daerah hasil dari proses aktivitas gunung berapi
(volkanik) baik endapan muda maupun endapan tua. Lereng datar sampai
melandai dan untuk beberapa unit lahan curam sampai sangat curam. Grup ini
terdiri Stratovolkan dan Pegunungan Volkan, lereng atas, lereng tengah, lereng
bawah dan kaki gunung berapi. Luas wilayah berfisiografi ini di Kabupaten
Lebong mencapai 26.398,52 ha (15,87%).
Grup Aneka Bentuk merupakan suatu daerah yang memiliki bentuk
khusus, di luar bentuk fisiografi yang lain. Daerah ini antara lain berupa tebing
sungai yang curam, bekas-bekas longsoran dan dasar sungai yang sempit dengan
kelerengan bervariasi dari 25% sampai 75%. Luas daerah berfisiografi ini sebesar
792,14 ha (0,49%).
Gambar 9. Peta fisiografi Kabupaten Lebong
Topografi Lahan dan Kemiringan Lereng
Secara umum, Kabupaten Lebong berada pada ketinggian lebih dari 1000
mdpl (54,65%). Wilayah dengan ketinggian kurang dari 300 mdpl hanya sebesar
0,2% dari luas wilayah Kabupaten Lebong dan luas total wilayah dengan
ketinggian kurang dari 500 mdpl sebesar 8,83%. Wilayah dengan ketinggian lebih
dari 2000 mdpl seluas 2.262,57 ha (1,37%). Luas wilayah berdasarkan
ketinggiannya disajikan pada Tabel 4 dan Gambar 10.
Tabel 4. Luas wilayah berdasarkan ketinggian
No Tinggi (mdpl) Luas (ha)* Luas (%)
1 300 - 400 8.692,91 5,22
2 400-500 6.013,89 3,61
3 500 - 750 27.671,81 16,63
4 750 - 1000 33.100,93 19,89
5 1000 - 1250 31.997,52 19,22
6 1250 – 1500 32.164,76 19,32
7 1500 - 1750 16.274,07 9,78
8 1750 - 2000 8.267,24 4,97
9 > 2000 2.262,57 1,36
Total** 166.445,71 100,00
* Hasil perhitungan dengan Arcview 3.3
** Total luas wilayah Lebong menurut BPS 192.924 ha
Selain didominasi oleh fisiografi pegunungan dan ketinggian lebih dari
1.000 mdpl, Lebong juga didominasi oleh wilayah dengan kelerengan lebih dari
45% (sangat curam), yaitu 44,52% dari total luas wilayah. Luas wilayah dengan
kelerengan <8% (datar sampai bergelombang/berombak) hanya 33.362,70 ha atau
20,04%. Kondisi fisik wilayah Lebong berdasarkan kelerengannya disajikan pada
Tabel 5 dan Gambar 11.
Tabel 5. Luas wilayah berdasarkan lereng
KELERENGAN Luas (ha)* Luas (%)
0-8% 33.362,70 20,04
8-15% 5.888,69 3,54
15-25% 27.178,94 16,33
25-45% 25.915,39 15,57
>45% 74.100,00 44,52
Total** 166.445,71 100,00
* Hasil perhitungan dengan Arcview 3.3
** Total luas wilayah Lebong menurut BPS 192.924 ha
Gambar 10. Peta topografi Kabupaten Lebong
Gambar 11. Peta lereng Kabupaten Lebong
Kondisi Iklim dan Hidrologi
Keadaan iklim di Kabupaten Lebong termasuk iklim tropis yang
dipengaruhi oleh angin pasat, kecepatan angin rata-rata 10 km/jam, suhu
maksimum 30oC, suhu minimum 22oC, dengan suhu rata-rata 26oC. Kelembaban
udara rata-rata 75%, curah hujan tahunan 4.800 mm dengan jumlah hari hujan 220
(BPS Kabupaten Lebong, 2007). Iklim tropika basah dicirikan oleh kondisi hujan
yang terjadi hampir sepanjang tahun, tetapi bulan kering dapat terjadi, dengan
total curah hujan tahunan >1500 mm.
Terdapat tiga stasiun pencatat data iklim di Kabupaten Lebong yaitu
Stasiun Sukabumi, Tunggang dan Air Dingin. Rata-rata curah hujan pada tahun
2007 adalah 268 mm dengan rata-rata jumlah hari hujan 17,4 tiap bulan. Curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan Januari (401,7 mm) dan terendah pada bulan
Juli (126 mm) (Tabel 6).
Tabel 6. Rata-rata curah hujan pada tahun 2007 di Kabupaten Lebong
No Bulan Curah Hujan (mm) Jumlah Hari Hujan
1 Januari 401,7 23,7
2 Febuari 252,0 19,3
3 Maret 217,7 19,0
4 April 369,0 21,3
5 Mei 272,0 18,3
6 Juni 174,0 12,0
7 Juli 126,0 11,3
8 Agustus 161,3 10,0
9 September 314,7 15,0
10 Oktober 328,0 19,7
11 November 240,3 16,7
12 Desember 359,7 22,0
Jumlah 3.216,3 208,3
Rata-rata 268,0 17,4
Sumber: BMG Bengkulu 2008
Secara hidrologis, terdapat dua daerah aliran sungai (DAS) di Kabupaten
Lebong yaitu DAS Ketahun dan DAS Seblat. Kedua DAS bermuara ke Pantai
Barat Sumatera (Samudera Hindia) dalam wilayah Kabupaten Bengkulu Utara.
Hal ini menunjukkan keterkaitan fungsi ekologis yang sangat penting antara
Lebong dengan Bengkulu Utara. Luas wilayah masing-masing DAS dan jaringan
sungai yang ada di Lebong disajikan pada Tabel 7 dan Gambar 12 .
DAS Ketahun merupakan DAS yang cukup penting karena di sana
terdapat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yang dibangun sejak jaman
Kolonial Belanda (1800). PLTA tersebut hingga kini tetap berfungsi dengan baik.
Kerusakan kawasan DAS (catchment area) berpengaruh terhadap fungsi DAS,
yang selanjutnya mempengaruhi fungsi PLTA (Anonim 2007).
Tabel 7. Luas DAS Ketahun dan DAS Seblat di Kabupaten Lebong

No Nama DAS Luas (ha) Luas (%)


1 Ketahun 126.301,01 75,88
2 Seblat 40.144,70 24,12
Total 166.445,71 100,00

Jenis Tanah
Berdasarkan Peta Jenis Tanah 1.250.000 sebagaimana terlihat pada
Gambar 13, tanah di Kabupaten Lebong di dominasi oleh tanah ordo Inceptisol
dan Ultisols. Terdapat juga ordo tanah Entisols, Oxisols, Alfisols, dan Histosols,
namun dalam jumlah yang sedikit. Inceptisols merupakan tanah dalam
perkembangan awal (immature), dicirikan dengan adanya perkembangan struktur
yang masih lemah. Tanah ini terbentuk pada daerah dengan landscape yang
ekstrim seperti pada daerah berlereng curam atau lembah. Hal ini sesuai dengan
kondisi fisiografi wilayah Lebong yang didominasi oleh bentuk pegunungan dan
perbukitan dengan dominasi lereng >45%. Sedangkan tanah Ultisols merupakan
jenis tanah yang telah berkembang, dicirikan dengan adanya perkembangan
struktur dan peningkatan liat. Tanah Ultisols mempunyai jeluk (kedalaman) tanah
yang relatif dalam. Tanah Ultisols memiliki tingkat ketersediaan hara dan KTK
rendah, pH sangat masam sampai agak masam, drainase baik dan kejenuhan basa
rendah (Puslitanak Bogor 1990; Amri 2005).
Pada tingkat great group, jenis tanah Inceptisols terdiri dari Dystrandepts,
Dystropepts, Eutrandepts, Eutropepts, Tropaquepts, dan Humitropepts. Sedangkan
untuk jenis tanah Ultisols, terdiri dari Hapludults, Haplohumults, dan
Kanhaplohumults. Entisols yang terdapat di Lebong terdiri dari Tropofluvents dan
Fluvaquents. Sedangkan great grup yang lain adalah Hapludoxs untuk Oxisols,
Hapludalfs untuk Alfisols, dan Troposaprists untuk jenis tanah Histosols. Luas
masing-masing jenis tanah disajikan pada Lampiran 4.
Gambar 12. Jaringan sungai dan kawasan DAS di Kabupaten Lebong
Gambar 13. Peta Jenis Tanah (great group) Kabupaten Lebong
Geologi dan Potensi Sumberdaya Mineral
Secara umum, litologi Kabupaten Lebong terdiri dari 6 formasi batuan
serta lima satuan batuan beku dalam (batuan terobosan). Urutan stratigrafi formasi
batuannya adalah sebagai berikut (dari yang tua ke muda):
- Formasi Hulusimpang (Tomh)
- Formasi Seblat (Toms)
- Formasi Bal (Tmba)
- Satuan Batuan Gunungapi Rio-Andesit (QTv)
- Formasi Maur (Qtm)
- Satuan Batuan Gunungapi (Qv)
Sedangkan lima satuan batuan beku dalam (batuan terobosan) adalah:
- Granodiorit (Kgd)
- Diorit (Tmdi)
- Granit (Tmgn)
- Granit (Tpgd)
- Granodiorit Langkup (Tpgdl)
Keberadaan tambang emas di Kabupaten Lebong diketahui sejak zaman
pemerintahan kolonial Belanda. Lebong Tambang dan Tambang Sawah
merupakan daerah tambang emas yang hingga saat ini masih diusahakan secara
tradisional oleh masyarakat. Secara spasial, sebaran potensi energi dan
sumberdaya mineral tersebut disajikan pada Gambar 14.
Sebagaimana terlihat pada Gambar 14, terlihat bahwa keberadaan sumber
energi dan mineral, dalam hal ini emas, perak dan mangan, berada di dalam atau
berbatasan/berdekatan dengan kawasan lindung. Karenanya, aktivitas
penambangan membutuhkan perhatian yang serius, sehingga aktivitas yang
mungkin dilakukan tidak mengganggu/membahayakan kelestarian sumberdaya
alam, terutama kawasan hutan. Pada saat ini, aktivitas pertambangan emas
dilakukan oleh masyarakat secara tradisional. Pertambangan emas di Kabupaten
Lebong terdapat di Kecamatan Lebong Utara seluas 248 ha dengan produksi 6,8
kg, di Kecamatan Lebong Atas seluas 10 ha, dan di Kecamatan Rimbo Pengadang
seluas 0,5 ha dengan produksi 200 kg (BAPPEDA Kabupaten Lebong 2006).
Gambar 14. Peta potensi energi dan sumberdaya mineral Kabupaten Lebong
Penggunaan Lahan
Kondisi geobiofisik wilayah mempengaruhi penggunaan lahan. Jenis
tanah, topografi, kemiringan lahan, kedalaman tanah, iklim/curah hujan, sangat
berpengaruh terhadap penggunaan lahan, terutama terhadap pertumbuhan
tanaman. Hal ini dikarenakan terdapat spesifikasi dari setiap jenis penggunaan
lahan yang memerlukan kriteria tertentu sehingga penggunaan lahan optimal.
Wilayah Lebong didominasi oleh lahan berbukit dan bergunung, dengan
ketinggian dominan lebih dari 1.000 mdpl, lereng >45% serta curah hujan tinggi.
Daerah yang relatif datar seperti daerah Aluvial yang ada di sebelah kiri dan
kanan di Sungai Ketahun, digunakan sebagai pertanian tanaman pangan, yaitu
padi sawah. Air yang tersedia sepanjang tahun memungkinkan untuk
dikembangkannya budidaya ikan air tawar, yaitu ikan mas dan nila, baik pada
masa jeda tanam padi, maupun secara bersamaan (mina padi). Sistim budidaya
padi sawah dilakukan sekali tanam dalam satu tahun, dengan rata-rata produksi 4
ton per ha.
Pada lahan berlereng, berombak atau bergelombang, dimana tidak
mungkin dikembangkan padi sawah, masyarakat menanaminya dengan kopi,
karet, kayu manis dan/atau nilam. Tanaman enau sebagai penghasil aren tumbuh
dengan baik dan tersebar cukup banyak di Lebong, namun tidak dibudidayakan
secara intensif. Aren tumbuh di sekitar pekarangan rumah, kebun atau tumbuh liar
(Amri 2005; Darmaga 2005).
Input teknologi berupa penggunaan pupuk dan pestisida dalam sistim
budidaya pertanian masih sangat minim. Penggunaan pupuk dan pestisida hanya
dilakukan oleh sebagian kecil masyarakat, terutama pada sistim budidaya tanaman
semusim seperti padi sawah, palawija dan lain sebagainya. Sedangkan pada sistim
budidaya tanaman kopi, tidak ada input apa-apa. Perawatan tanaman hanya
dilakukan dengan melakukan weeding pada saat tanaman masih belum
menghasilkan. Pada sistim budidaya tanaman nilam, masyarakat menanam nilam
sebagai tanaman awal ketika lahan hutan baru dibuka. Nilam ditanam dan
dibiarkan saja hingga tanaman siap untuk dipanen, tidak ada pemupukan, weeding
dan juga pengendalian hama.
Pada lahan yang bertopografi curam atau sangat curam, dibiarkan menjadi
hutan. Sebagian besar wilayah Lebong merupakan kawasan lindung berpenutupan
hutan lebat. Secara umum, penggunaan lahan di Kabupaten Lebong disajikan pada
Tabel 8.
Tabel 8. Luas wilayah berdasarkan penggunaan lahan
No Jenis Luas (ha) Luas (%)
1 Hutan suaka alam 3.022,15 1,57
2 Hutan lindung 21.325,00 11,05
3 Taman Nasional Kerinci Seblat 113.512,00 58,84
4 Padi sawah 12.856,00 6,66
5 Padi ladang 169,00 0,09
6 Palawija 238,00 0,12
7 Perkebunan rakyat 11.469,00 5,94
8 Perkebunan swasta 515,98 0,27
9 Perikanan darat 6.272,00 3,25
10 Permukiman 4.268,00 2,21
11 Lain-lain 19.276,87 9,99
Total 192.924,00 100,00
Sumber: BAPPEDA LEBONG 2006
Berdasarkan citra landsat tahun 2005, penggunaan lahan di Kabupaten
Lebong terdiri dari Kebun Campuran, Hutan Lebat, Hutan Sekunder, Ladang,
Lahan Terbuka, Sawah, Semak Belukar dan Tubuh Air. Luas lahan berpenutupan
hutan lebat mencapai 70,2% dan luas lahan berpenutupan hutan sekunder
mencapai 9,90%. Luas penutupan lahan berdasarkan citra landsat tahun 2005
disajikan pada Tabel 9 dan Gambar15.
Tabel 9. Kondisi penutupan lahan berdasarkan citra lansad tahun 2005

No Penggunaan Lahan Luas (ha)** Luas (%)


1 Campuran 16.119,92 9,68
2 Hutan Lebat 117.546,31 70,62
3 Hutan sekunder 16.478,25 9,90
4 Ladang 5.769,58 3,47
5 Lahan terbuka 25,60 0,02
6 Sawah 9.865,17 5,93
7 Semak rendah 407,06 0,24
8 Tubuh Air 233,81 0,14
Total ** 166.445,71 100,00
* Hasil perhitungan dengan Arcview 3.3
** Total luas wilayah Lebong menurut BPS 192.924 ha
Gambar 15 . Peta penggunaan lahan Kabupaten Lebong

Anda mungkin juga menyukai