Anda di halaman 1dari 6

Pulp dan kertas

Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan
menghasilkan 178 juta ton pulp, 278 juta ton kertas dan karton, serta menghabiskan 670 juta
ton kayu. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3.5% per
tahun, sehingga membutuhkan kenaikan kayu log yang dihasilkan dari lahan hutan seluas 1
sampai 2 juta hektar setiap tahun (Yuniarti, 2008).
Industri kertas menghasilkan beberapa jenis limbah padat antara lain sludge,
biosludge, dan pith. Di antara limbah padat tersebut, sludge merupakan limbah dengan
volume terbesar. Semakin meningkatnya kebutuhan kertas, semakin tinggi pula limbah
sludge yang dihasilkan. Karakteristik sludge industri kertas antara lain lembek, strukturnya
lunak seperti bubur, berwarna abu-abu keruh atau kehitaman, dan berbau tidak sedap
(Sibagariang, 2011).
Pulp adalah hasil pemisahan serat dari bahan baku berserat (kayu maupun non kayu)
melalui berbagai proses pembuatannya (mekanis, semikimia, kimia). Pulp terdiri dari serat-
serat (selulosa dan hemiselulosa) sebagai bahan baku kertas (Faisal, 2013). Kertas adalah
bahan yang tipis dan rata, yang dihasilkan dengan kompresi serat yang berasal dari pulp.
Serat yang digunakan biasanya adalah alami, dan mengandung selulosa dan hemiselulosa
(Rahmani, 2016).

Proses pembuatan Pulp


1) Fiber Furnish Preparation and Handling
Pemotongan kayu dan pembuangan kulit kayu dengan mesin, setelah itu dipotong
kembali dengan ukuran yang lebih kecil
2) Pulping
Pemisahan antara serat kayu dengan lignin, dan kayu dimasak dengan suhu tinggi
sehingga menjadi pulp atau bubur kertas. Pulp ini yang akan diolah menjadi kertas
pada mesin kertas (paper machine)
3) Chemical Pulp Production Process
Pembuatan pulp menggunakan bahan kimia sehingga terbentuk pulp kering
4) Washing
Proses penyaringan yang berfungsi sebagai pemisah antara pasir dan oulp
5) Oxygen Delignification
Pulp dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) untuk
mengurangi sisa lignin
6) Bleaching
Proses mengubah pulp menjadi putih, dengan tujuan untuk menghilangkan lignin
tanpa merusak selulosa
7) Screening
8) Bundel serat yang lebih kecil dan kotoran lainnya dihilangkan dari pulp dalam
proses penyaringan untuk mendapatkan pulp bersih (Rahmani, 2016).
Cangkang Kerang

Cangkang kerang terbuat dari zat kapur sehingga dapat dijadikan bahan agregat kasar beton.
Indonesia merupakan Negara kepulauan, dengan berjuta potensi. Dengan luas wilayah
perairan mencapai 5,8 juta km dan garis pantai mencapai km, Indonesia memiliki potensi
besar dalam hal pengelolaan kekayaan laut salah satunya adalah kerang. Selama ini
kebanyakan masyarakat khususnya daerah Kenjeran hanya memanfaatkan daging kerang saja
sedangkan cangkang kerang belum dimanfaatkan secara optimal. Hal ini menimbulkan
permasalahan berupa sampah cangkang kerang yang menumpuk di daerah pesisir pantai.
Mengingat komposisi cangkang kerang yang lebih banyak dibanding dagingnya yaitu sekitar
70% cangkang dan 30% daging (DKP,2005).

Dalam penelitian Fepy Supriani, 2011, Pengaruh Penambahan Abu Cangkang Lokan
Terhadap Kuat Tekan Beton, menyatakan bahwa dengan presentase abu cangkang kerang : 5
%, 10 %, dan 15 % Abu cangkang lokan kemungkinan dapat menjadi bahan tambah untuk
mempercepat ikatan umur awal beton (acceleratingadmixture).

- Hatta Annur, 2013, Studi Penggunaan Cangkang Kerang Laut Sebagai Bahan Penambah
Agregat Kasar Pada Campuran Beton, menyatakan bahwa dengan presentase cangkang
kerang : 0 %, 17 %, 31 %, 44 %, dan 55 % dari berat agregat kasar dengan FAS 0.42, dapat
menurunkan sifat mekanis beton.

Ade Sri Rezeki, 2013, Pengaruh Subtitusi Abu Kulit Kerang Terhadap Sifat Mekanik
Beton menyatakan dengan presentase kulit kerang : 0 %, 5 %, 10 %, 15 %, dan 20 % ditinjau
dari kuat tekan, kuat tarik belah, absorpsi, dan makrostruktur didapatkan adanya kenaikan
pada nilai slump, penurunan nilai kuat tekan dan kuat tarik belah.

Safrin (2013) dalam penelitian Limbah Cangkang Kerang Sebagai Substitusi Agregat
Kasar Pada Campuran Beton diperoleh kesimpulan Substitusi limbah cangkang kerang ber
berdampak penurunan pada kuat tekannya secara signifikan seiring dengan penambahan
komposisi limbah cangkang kerang itu. Direkomendasikan menggunakan limbah cangkang
kerang dengan komposisi 1,25 % sampai dengan 5 % terhadap kebutuhan berat agregat kasar
yang kuat tekannya mencapai antara 16,608 MPa sampai dengan pengujian hasil kuat tekan
subtitusi limbah cangkang kerang dengan komposisi 1,25 % sampai dengan 5 % terhadap
berat agregat kasar masuk pada kelas beton II yaitu kuat tekan yang disyaratkan antara K100
– K225 (Sumber: PBI, 1971)
Serat Nanas

Potensi kekuatan serat daun nanas ini bisa dimanfaatkan untuk pembuatan beton.
Beton merupakan bahan bangunan yang banyak dipergunakan, karena kuat terhadap
tekanan, dan mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan. Di sisi lain, beton mempunyai
kelemahan terhadap lentur serta mempunyai sifat getas, sehingga diperlukan suatu solusi
untuk memperbaiki kelemahan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kuat tarik beton adalah dengan menambahkan serat, sehingga menjadi
bahan komposit beton dan serat. Beton serat mempunyai keunggulan meningkatkan
ketahanan beton terhadap abrasi dan impact, meningkatkan kekuatan tekan, lentur dan
tarik (Sahrudin & Nadia, 2016).
Gerung, (2012) menyebutkan bahwa salah satu alternatif yang digunakan dalam
memperbaiki mutu beton khususnya kekuatan tarik dapat diambil dengan menggabungkan
serat dalam skala makroskopis (dapat dilihat langsung oleh mata) sehingga menjadi material
baru yang lebih berguna untuk campuran pada beton. Serat daun nanas diperoleh dari daun-
daunan tanaman nanas yang pada umumnya termasuk jenis tanaman semusim. Tanaman ini
dibawa dari Brazilia dan dibawa ke Indonesia pada tahun 1599. Lizzy, (2012) menyebutkan
bahwa tanaman tersebut sudah banyak di budidayakan di Indonesia yang antara lain di daerah
Subang, Majalengka, Purwakarta, Purbalingga, Lampung, Palembang dan Bengkulu.
Berdasarkan penelitian Gusneli (2019) Peningkatan Kuat Tekan dan Kuat Lentur
Beton dengan Variasi Penambahan Serat Daun Nanas diperoleh kesimpulan bahwa
penambahan serat daun nanas pada campuran beton dengan variasi 0%,1%,3%,5% dan 7%
terhadap berat semen mampu meningkatkan nilai kuat tekan dan kuat lentur pada mutu beton
K-225. Tanpa penambahan serat nanas nilai kuat tekan rata-rata adalah 240,82 kg/cm2. Dan
nilai kuat lentur rata-rata adalah 35,36 kg/cm2. Penambahan serat daun nanas sebesar 5%
terhadap berat semen pada campuran beton berhasil meningkatkan kuat tekan mencapai nilai
tertinggi pada 267 kg?cm2 dan nilai kuat lentur tertinggi pada 41,61 kg/cm2

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tasia (2019) Pengaruh Penambahan Serat Daun
Nanas (Ananas Comosus) Terhadap kuat tarik belah beton , diperoleh kesimpulan Kuat tarik
belah beton dengan penambahan serat daun nanas mengalami penurunan terhadap kuat tarik
belah beton normal. Penurunan kuat tarik belah beton dengan variasi panjang serat daun
nanas dengan serat 2 cm yang tertinggi adalah variasi 10% (2,69 MPa), serat 3 cm yang
tertinggi adalah variasi 10% (2,64 MPa), serat 4 cm yang tertinggi adalah 10% (2,50 MPa)
dan serat 5 cm yang tertinggi adalah variasi 10% (2,47 MPa). Kuat tarik belah terendah pada
serat 2 cm adalah variasi 2,5% (2,44 MPa), serat 3 cm adalah variasi 2,5% (2,31 MPa), serat
4 cm adalah variasi 2,5% (2,24 MPa), dan serat 5 cm adalah variasi 2,5% (2,18 MPa).
Prastyo, dkk. 2012. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Padat. [Diakses di
http://situsresmierzadiego.blogspot.co.id, tanggal 13 Mei 2016].

Rahmani, Siti Astari. 2016. Proses Pengolahan Pulp dan Kertas. [Diakses di http://
http://www.academia.edu, tanggal 13 Mei 2016].

Sibagariang, YM. 2011. Sludge. [Diakses di http://repository.usu.ac.id, tanggal 13 Mei 2016].

Ade Sri Rezeki. 2013. “Penguruh Subtitusi Abu Kulit Kerang Terhadap Sifat Mekanik
Beton“. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara

Hatta Annur. 2013. “Studi Penggunaan Cangkang Kerang Laut Sebagai Bahan Penambah
Agregat Kasar Pada Campuran Beton“. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Khairun Ternate.”

Fepy Supriani . 2011. “Penguruh Penambahan Abu Cangkang Lokan Terhadap Kuat Tekan
Beton“. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

Yanti,gusneli., Zainuri., Shanti. (2019) Peningkatan Kuat tekan dan kuat lentur beton dengan
variasi penambahan serat daun nanas . ejournal teknik undip Vol.40 No.1 ,71-76

Gerung. (2012). Pengaruh Serat Daun Nenas dengan Kosentrasi Serat 0,075% dan Variasi
Panjang Serat 0,5cm; 1,0cm; 1,5cm; Terhadap Kuat Tarik Beton Normal, Jurnal Ilmiah
Media Engineering, Vol.2 No.2 ISSN 2087-9334 (135:142)

Lizzy, F. (2012). Serat Nanas Sebagai Bahan Tambahan (Admixture) Beton Ringan, Rerived
from https://planetliza.wordpress.com/serat-nanas-sebagai-bahan-tambahan-admixturebeton-
ringan/

Tasia,P.,Elhusna.,Ade Sri (2019) ) Pengaruh Penambahan Serat Daun Nanas (Ananas


Comosus) Terhadap kuat tarik belah beton. Civin Engineering and Build Environment
Conference, 309-314

Anda mungkin juga menyukai