Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH WIRAUSAHAWAN INDONESIA

“Kisah Sukses Chairul Tanjung Si Anak Singkong Di Dunia Bisnis”

Disusun oleh :
Arief Fadillah
Lutfi Adhi
Muhammad Fauzi
Naufal Pratama

Vokasi UI
Februari 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulilah kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena berkat rahmatNya,
maka kami bisa menyelesaikan makalah wirausahawan Indonesia. dibuatnya makalah ini
dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah kewirausahaan.
Kami sangat berharap, makalah ini bisa memberi banyak manfaat untuk setiap orang
yang membacanya. Dan menambah wawasan serta pengetahuan tentang kewirausahaan bagi kita
semua.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya untuk setiap pihak yang
sudah mendukung terlaksananya tugas makalah wirausahawan Indonesia berupa sumber-sumber
pendukung.
Demikian kami sampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak pendukung. Karena
masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka kami menerima setiap
masukan yang tentunya membangun kinerja kami dalam membuat sebuah makalah.

Depok, 12 Februari 2020

Penyusun,
Naufal Pratama Efendi

2
PROFIL CHAIRUL TANJUNG

Prof. drg. Chairul Tanjung, M.B.A. (ejaan Soewandi: Chairul Tandjung, lahir di Jakarta,
16 Juni 1962; umur 57 tahun) adalah pengusaha asal Indonesia. Ia menjabat sebagai Menko
Perekonomian menggantikan Hatta Rajasa sejak 19 Mei 2014 hingga 20 Oktober 2014.
Namanya dikenal luas sebagai pengusaha sukses yang memimpin CT Corp.
Chairul memulainya bisnisnya ketika ia kuliah di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Indonesia. Sempat jatuh bangun, akhirnya ia sukses membangun bisnisnya. Kini perusahaan
konglomerasi miliknya CT Corp, menjadi sebuah perusahaan yang membawahi beberapa anak
perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, dan CT Global Resources.
Chairul Tanjung lahir di Jakarta dari pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah.
Ayahnya adalah seorang wartawan pada orde lama yang menerbitkan surat kabar beroplah kecil.
Sedangkan ibunya merupakan seorang ibu rumah tangga. Ayah Chairul berasal dari Sibolga,
Sumatra Utara, sedangkan ibunya dari Cibadak, Jawa Barat. Chairul berada dalam keluarga
bersama enam saudara lainya. Ketika Orde Baru, usaha ayahnya dipaksa tutup karena
berseberangan secara politik dengan penguasa saat itu. Keadaan ini memaksa orang tuanya
menjual rumah dan mereka tinggal di kamar losmen yang sempit.
Latar belakang pendidikan :
 SD Van Lith, Jakarta (1975)
 SMP Van Lith, Jakarta (1978)
 SMA Negeri I Boedi Oetomo, Jakarta (1981)
 Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia (1987)
 Executive IPPM (MBA; 1993)

3
SEJARAH MERINTIS USAHA
Selepas menyelesaikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Jakarta pada tahun 1981, Chairul
masuk Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.[6] (lulus 1987[1]). Ketika kuliah inilah ia
mulai masuk dunia bisnis dan juga mendapat penghargaan sebagai Mahasiswa Teladan Tingkat
Nasional 1984-1985.
Demi memenuhi kebutuhan kuliah, ia berjualan buku kuliah stensilan, kaos, dan foto kopi
di kampus. Chairul juga pernah mendirikan sebuah toko
peralatan kedokteran dan laboratorium di bilangan Senen, Jakarta Pusat, namun
bangkrut. Selepas kuliah, Chairul mendirikan PT Pariarti Shindutama bersama tiga rekannya
pada tahun 1987. Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim, mereka memproduksi sepatu
anak-anak untuk ekspor. Keberuntungan berpihak padanya, karena perusahaan tersebut langsung
mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu dari Italia. Akan tetapi karena perbedaan visi tentang
ekspansi usaha, Chairul memilih pisah dan mendirikan usaha sendiri.
Kepiawaiannya membangun jaringan dan sebagai pengusaha, membuat bisnisnya
semakin berkembang. Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul mereposisikan dirinya
ke tiga bisnis inti: keuangan, properti, dan multimedia. Di bidang keuangan, ia mengambil alih
Bank Karman yang kini bernama Bank Mega.
Ia menamakan perusahaan tersebut dengan Para Group. Perusahaan konglomerasi ini
mempunyai Para Inti Holdindo sebagai father holding company, yang membawahkan
beberapa sub-holding, yakni Para Global Investindo (bisnis keuangan), Para Inti Investindo
(media dan investasi), dan Para Inti Propertindo (properti).
Di bawah Para Group, Chairul memiliki sejumlah perusahaan di bidang finansial, antara
lain Asuransi Umum Mega, Asuransi Jiwa Mega Life, Para Multi Finance, Bank Mega, Mega
Capital Indonesia, Bank Mega Syariah, dan Mega Finance. Sementara di bidang properti
dan investasi, perusahaan tersebut membawahi Para Bandung Propertindo, Para Bali
Propertindo, Batam Indah Investindo, dan Mega Indah Propertindo.[8] Di bidang penyiaran dan
multimedia, Para Group memiliki Trans TV, Trans7, Mahagagaya Perdana, Trans Fashion, Trans
Lifestyle, dan Trans Studio.
Khusus di bisnis properti, Para Group memiliki Bandung Supermall. Mal seluas 3 hektar
ini menghabiskan dana Rp 99 miliar. Para Group meluncurkan Bandung Supermall
sebagai Central Business District pada 1999. Sementara di bidang investasi, pada awal 2010
Para Group melalui anak perusahaannya, Trans Corp membeli sebagian besar saham Carefour
Indonesia, yakni sejumlah 40 persen. MoU (memorandum of understanding) pembelian saham
Carrefour ini ditandatangani pada tanggal 12 Maret 2010 di Prancis.
Pada tahun 2010, majalah ternama Forbes menempatkan Chairul sebagai salah satu orang
terkaya di dunia. Ia berada di urutan ke-937 dengan total kekayaan mencapai USD 1 miliar. Satu
tahun kemudian, menurut Forbes, kekayaan Chairul telah meningkat lebih dari dua kali lipat,
yakni dengan total kekayaan USD 2,1 miliar. Tahun 2014, Chairul memiliki kekayaan sebesar
USD 4 miliar dan termasuk orang terkaya nomor 375 dunia.
Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Grup
menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan
CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan
sumber daya alam.

4
PERUSAHAAN MILIK CHAIRUL TANJUNG

Perusahaan & anak perusahaan CT CORP

5
STRATEGI PEMASARAN
“The Best Public Relations (PR) adalah Consumer”, demikian kalimat kunci yang
dituturkan Chairul Tanjung, CEO of CT Corp dan Former Coordinating Minister of Economics
of Indonesia, pada ASEAN Public Relations Regional Conference hari ini (22/9), di Bali. Ia pun
sangat yakin, jika consumer happy, maka dengan sendirinya atau tanpa diminta, mereka akan
membagi sekaligus mem-viralkan kepuasan mereka kepada komunitas mereka.
Filosofi Chairul Tanjung seperti itu bukanlah tanpa alasan. Mengingat, semua bisnis CT
Corp berbasis consumer. “Sejak awal saya membangun bisnis ketika masih kuliah di Universitas
Indonesia, saya selalu berorientasi pada consumer atau konsumen. Beruntung, saya memulai
bisnis sejak muda, meski dengan keterbatasan modal. Saya jual apa saja yang saya bisa jual ke
teman-teman kampus. Saat itu, saya sebagai boss, karyawan, sekaligus office boy. Akhirnya,
berawal dari nothing, pada usia 36 tahun saya telah menjadi something,” papar Chairul Tanjung.
Kini, Chairul Tanjung dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia yang sukses
“mengguritakan” bisnis CT Corp di enam kategori industri. Keenam kategori industri yang
berbasis consumer tersebut adalah financial services (seperti Bank Mega), media (seperti
TransTV, Trans7, dan TransVision), ritel (seperti Carrefour dan Metro), tour & travel, fashion,
dan property (seperti The Trans Hotel).
Dipaparkan Chairul Tanjung, ada tiga kunci suskes yang membuat bisnisnya berhasil
sekaligus beranak pinak. Ketiganya adalah Opportunity (peluang), Trust (kepercayaan), serta
Network/Communication (jejaring dan komunikasi).
1. Opportunity
Diceritakan Chairul Tanjung, ia menjadi orang yang paling beruntung karena lahir di
Indonesia. Mengapa? Sebab, menurutnya, Indonesia adalah the island of opportunity. Lantaran,
Indonesia memiliki lebih dari 250 juta penduduk dengan lebih dari 50% adalah segmen anak
muda atau millennial, yang notabene adalah usia produktif. “Pasar yang menjanjikan tentunya
bagi para pelaku bisnis seperti saya,” tegasnya.
Selain itu, menurut Chairul Tanjung, Indonesia juga didominasi oleh new rich people
(orang kaya baru). Dan, salah satu karakter dari segmen new rich people adalah mereka lebih
banyak melakukan konsumsi dibandingkan menabung. “Tak heran, jika konsumsi domestik kita
memiliki kontribusi sebesar 60% terhadap GDP Indonesia,” ucapnya.
2. Trust
Diyakini Chairul Tanjung, trust atau kepercayaan merupakan elemen yang sangat penting
dalam membangun bisnis. Begitu juga dalam membangun komunikasi ke seluruh stakeholders.
Bagi CT Corp yang memiliki kerja sama atau sinergi dengan perusahaan-perusahaan berskala
global dan multinasional, maka trust sudah tidak bisa ditawar lagi. “Oleh karena itu, cara kami
menciptakan trust adalah melalui story value yang kami miliki,” katanya.

6
3. Networking
Sebagai perusahaan yang berbasis consumer centric, diungkapkan Chairul Tanjung, maka
konsumen adalah “hati” dari bisnis CT Corp. Terlebih, Indonesia sangat didorong oleh konsumsi
domestik, di mana 60% konsumsi domestic menyumbang GDP Indonesia. “Kami menjalankan
bisnis CT Corp sebagai consumer company. Oleh karena itu, konsumen sangat penting dan
segalanya bagi bisnis kami,” tegasnya.
Untuk mengkomunikasikan sekaligus membangun brand awareness dari CT Corp, lanjut
Chairul Tanjung, maka sejumlah media konvensional dan digital yang dimiliki CT Corp
dimanfaatkan. Meski demikian, diyakini Chairul Tanjung, langkah tersebut tidaklah cukup.
“Kami juga membangun komunitas maupun membangun ekosistem yang terintegrasi dari
seluruh bisnis CT Corp,” terangnya.
Ia mencontohkan, jika seorang konsumen memiliki produk financial services dari CT
Corp, misalnya kartu kredit, maka dengan kartu kredit itu, mereka akan memiliki kesempatan
untuk memperoleh berbagai keistimewaan. Sebut saja, diskon khusus untuk produk-produk yang
ada di bawah bendera CT Corp, termasuk memperoleh diskon untuk menyewa kamar di The
Trans Hotel.
Chairul Tanjung pun mengingatkan bahwa saat ini perilaku konsumen juga mengalami
perubahan, terutama di segmen anak muda atau generasi Y atau millennial. Mereka hidup dalam
media digital. Oleh karena itu, komunikasi bisnis yang dirancang oleh CT Corp juga harus
berubah. “Kami harus menyikapi perkembangan teknologi baru. Sebab, perkembangan teknologi
baru mampu mendorong revolusi industri 4.0,” pungkasnya.
Selain itu, ia pun menyarankan, agar para pelaku bisnis harus memahami people by
people atau orang demi orang. “Pelajari dan pahami petul karakteristik mereka, kebutuhan
mereka, dan semua hal secara custom. Semua itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan big
data,” tutup Chairul Tanjung yang menyebutkan bahwa ke depan, kompetisi bisnis akan mejadi
unpredictable.

7
DAFTAR ASSET CHAIRUL TANJUNG
Chairul Tanjung dikenal sebagai seorang pengusaha sukses pendiri CT Corp yang
membawahi beberapa anak perusahaan seperti Trans Corp, Bank Mega, jaringan supermarket
dan lainnya. Chairul Tanjung (CT) kini tak hanya menjadi pemimpin di perusahaan CT Corp,
tapi juga Pariarti Shindutama dan Para Rekan Investama.
Selain berkecimpung di dunia bisnis, pria kelahiran Jakarta, 16 Juni 1962 ini juga
nyemplung ke dunia politik di era kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono. Chairul Tanjung
diketahui pernah menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Kehutanan
Indonesia hingga jadi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia. Jauh sebelumnya,
dia juga sempat menjabat sebagai Ketua Umum PBSI.
Kesuksesan yang diraih ayah Putri Tanjung itu tak didapatkan dengan mudah. Dia benar-
benar harus kerja keras bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan pendidikannya. Tinggal di
kamar losmen yang sempit bersama keluarganya, berjualan buku kuliah stensilan, kaos hingga
foto kopian di kampus pernah dialami anak pasangan Abdul Ghafar Tanjung dan Halimah
tersebut.
Tak sia-sia, kini suami Anita Tanjung itu dapat merasakan buah dari hasil kerja kerasnya.
Bahkan, menurut Forbes, CT memiliki kekayaan dengan nominal sangat fantastis mencapai US$
3,8 miliar atau setara dengan Rp 54,36 triliun. Angka yang sangat luar biasa bukan? Dengan
jumlah kekayaan mencapai puluhan triliun, kamu pasti penasaran apa aja sih aset yang dimiliki
CT?
MoneySmart ingin memberikan beberapa informasi aset milik Chairul Tanjung tahun
2014, seperti dikutip dari Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) saat itu
diketahui memiliki kekayaan sebesar Rp 7,69 triliun dan US$ 1.032.340 atau sekitar Rp 14,78
miliar. Apa saja aset berharganya? Berikut, lima di antaranya:
1. Tanah dan bangunan
Dalam laporan tersebut, CT diketahui memiliki harta tak bergerak berupa tanah dan
bangunan yang tersebar di Purwakarta, Jombang, Jakarta, Bogor, Bekasi, dan Singapore dengan
total mencapai Rp 445,97 miliar.
Bahkan, ayah dua anak itu diketahui memiliki 11 tanah dan bangunan, di mana semua
harga asetnya senilai miliaran rupiah. Yang lebih mengejutkan lagi, beberapa tanah dan
bangunan tersebut seharga puluhan dan ratusan miliar rupiah. Berikut, beberapa aset tanah dan
bangunan milik Chairul Tanjung yang nilainya sangat fantastis:
 Tanah dan Bangunan seluas 1.730 m2 dan 1.800 m2 di Jakarta Pusat senilai Rp 50,5
miliar.
 Tanah dan Bangunan seluas 1.070 m2 dan 500 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 13,96
miliar.
 Tanah dan Bangunan seluas 1.957 m2 dan 17.224 m2 di Jakarta Selatan senilai Rp 185,7
miliar.
 Tanah dan Bangunan seluas 8.969 m2 dan 3.200 m2 di Bogor senilai Rp 11,4 miliar.
 Tanah dan bangunan seluas 1.376 m2 dan 1.115 m2 di Singapore senilai Rp 165,5 miliar.

8
2. Kendaraan
Dalam laporan tersebut juga diketahui pria 56 tahun ini memiliki delapan buah mobil
mewah dan satu sepeda motor dengan total hingga Rp 15,5 miliar. Kok besar banget
nominalnya? Ya, tak hanya memiliki mobil seharga ratusan juta rupiah, seperti Toyota Alphard
tahun 2010 seharga Rp 570 juta. Dia juga memiliki beberapa mobil seharga miliaran, yaitu:
 Mobil Mercedes Benz tahun 2006 seharga Rp 1 miliar.
 Mobil Toyota Alphard tahun 2012 senilai Rp 1,6 miliar.
 Mobil Rolls Royce tahun 2012 yang harganya mencapai Rp 10,95 miliar.

3. Investasi logam mulia, batu mulia dan barang antik


Guru Besar Universitas Airlangga (Unair), Surabaya, Jawa Timur bidang ilmu
kewirausahaan ini juga memiliki harta bergerak lainnya dalam konteks investasi senilai Rp 25,8
miliar, dengan rincian:
 Logam mulia senilai Rp 1,6 miliar.
 Batu mulia senilai Rp 14,8 miliar.
 Barang seni dan antik senilai Rp 7 miliar.
 Investasi lainnya senilai Rp 2,4 miliar.

4. Surat berharga
Yang menakjubkan, dalam laporan tersebut diketahui kalau founder Trans Media ini
memiliki aset surat berharga mencapai Rp 7,2 triliun. Apa saja?
 Investasi tahun 1994 senilai Rp 7,65 miliar.
 Investasi tahun 1995 senilai Rp 46 juta.
 Investasi tahun 1996 senilai Rp 6,96 triliun dan Rp 114,2 miliar.
 Investasi tahun 2001 senilai Rp 5,2 miliar.
 Investasi tahun 2005 senilai Rp 108,8 miliar.

5. Menyimpan uang di giro


Chairul Tanjung juga menyimpan uang di giro sebesar Rp 104 miliar dan US$ 1.032.340
atau sekitar Rp 14,78 miliar.
Jika ditotal, total kekayaan di Chairul Tanjung di tahun 2014 mencapai Rp 7,8 triliun dan
US$ 1.032.340. Namun, dia memiliki utang sebesar Rp 100,4 miliar. Jadi total harta
kekayaannya dikurangi utang yaitu mencapai Rp 7,7 triliun.
Meski begitu di tahun 2019, Chairul diketahui memiliki kekayaan mencapai US$ 3,8
miliar atau setara dengan Rp 54,4 triliun dan bahkan berada diposisi ke-7 di Indonesia’s 50
Richest 2018 menurut Forbes. Berarti dalam kurun waktu hampir lima tahun, Chairul Tanjung
mengalami penambahan kekayaan mencapai Rp 46,7 triliun.

9
TIPS SUKSES CHAIRUL TANJUNG
1. Sukses itu adalah milik semua orang.
Chairul Tanjung telah membuktikan bahwa dirinya yang berasal dari keluarga
yang kekurangan dapat meraih sukses. Motivasi utamanya untuk sukses adalah saat
mengetahui ibundanya menjual kain batik untuk biaya sekolahnya sehingga saat itu ia
berjanji tidak akan membebani ibunya dengan meminta bayaran sekolah hingga lulus dari
Kedokteran Gigi.

2. Wirausaha tanpa komitmen adalah omong kosong.


Memulai bisnis bisa berasal dari hal sederhana namun secara kontinyu kita
lakukan tidak peduli berapapun untung atau uang yang bisa kita dapat. Meski kecil bila
kita lakukan terus menerus akan dapat menghasilkan untung yang banyak. Untuk itu
dibutuhkan komitmen.

3. Networking.
Seorang pebisnis akan kesulitan menjalankan bisnisnya tanpa adanya jaringan atau
networking karena itu miliki jaringan orang-orang yang berkompeten dan berpengalaman
dalam bidang usaha yang ingin Anda jalankan.

4. Sesuatu yang terjadi di masa lalu akan memberikan pengaruh pada kehidupan di
masa depan.
Sehingga kita harus kuat dalam menjalani proses, tekanan dan jatuh bangun dalam
membangun bisnis.

5. Organisatoris.
Kemampuan dalam organisasi juga sangat diperlukan, agar kita dapat mengerti
managemen, leadership dan bertanggung jawab.

6. Aktif dalam kegiatan sosial.


Aktif dalam kegiatan social di masyarakat membuat kita sensitive dengan apa yang
tengah terjadi di dalamnya, manfaat lainnya adalah kita akan lebih mudah mendapatkan
apresiasi dari masyarakat.

7. Seorang penguasaha harus optimis.


Bila diibaratkan kue donat, optimis adalah kuenya sedangkan bagian yang
berlubang adalah pesimisnya. Orang pesimis hanya akan mendapatkan bolongnya, bukan
kuenya.

10
OPINI KELOMPOK
Dari kisah inspiratif wirausahawan Indonesia yaitu Chairul Tanjung, kami berpendapat
bahwa ada beberapa poin penting dari kisah diatas yang dapat dijadikan referensi bagi kami
untuk memulai usaha walau hanya kecil-kecilan.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Chairul_Tanjung

https://mix.co.id/people-of-the-week/people/tiga-kunci-sukses-chairul-tanjung-membesarkan-ct-corp/

https://images.app.goo.gl/kaY8ceFDS3e8Ewgz6
http://syifaraya.blogspot.com/2016/02/inilah-daftar-perusahaan-yang-dimiliki-anak-singkong-chairul-
tanjung.html

https://lifepal.co.id/media/chairul-tanjung-dan-aset-mewah-miiknya/

https://www.wartaekonomi.co.id/read226735/deretan-aset-chairul-tanjung-jumlahnya-bikin-sport-
jantung

12

Anda mungkin juga menyukai