Anda di halaman 1dari 11

PRINSIP DAN TEKNIK PEMBERIAN

OBAT PARENTERAL

Oleh :

Nama : Ni Kadek Ayu Cantika Puspita Sari


Nim : P07120219025
Kelas/Prodi : IA / S.Tr.Keperawatan

KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
2020
Prinsip dan Teknik Pemberian obat Parental

 Prinsip 12 benar pemberian obat


1. Benar klien
2. Benar obat
3. Benar dosis obat
4. Benar waktu pemberian
5. Benar cara pemberian (rute)
6. Benar dokumentasikan
7. Benar pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
8. Hak klien untuk menolak
9. Benar pengkajian
10. Benar evaluasi
11. Benar reaksi terhadap makanan
12. Benar reaksi dengan obat lain
 Pemberian obat secara parenteral

Istilah parenteral dikaitkan dengan pemberian obat secara injeksi baik


intradermal, subkutan, intramuskuler maupun intravena. Pemberian secara parenteral
mempunyai banyak resiko anatara lain merusak kulit, menyebabkan nyeri pada pasien
dan lebih mahal.

1. Injeksi intradermal/intracutan
Merupakan injeksi yang ditusukkan pada lapisan dermis atau dibawah
epidermis/ permukaan kulit. Injeksi intradermal lazim digunakan pada test tuberculin,
skin test atau test untuk mengetahui reaksi alergi terhadap obat tertentu dan vaksinasi.
Area yang lazim digunakan adalah lengan bawah bagian dalam, dada bagian atas dan
punggung pada area scapula.

2. Injeksi Subcutan

Injeksi subcutan diberikan dengan menusukkan area di bawah kulit yaitu pada
jaringan lemak dibawah dermis. Area yang lazim dipakai adalah lengan atas bagian
luar, paha bagian depan. Pada pemakaian jangka lama perlu dirotasi pada area yang
berbeda
Jenis obat yang lazim diberikan adalah vaksin, obat pre operasi, narkotika, insulin dan
heparin

3. Injeksi Intramuskuler

Injeksi intramuskuler merupakan injeksi ke dalam otot tubuh. Area yang lazim
digunakan adalah :
 Deltoid (lengan atas bagian luar)
 Dorsogluteal,digunakan pada orang dewasa dan anak anak di atas umur 3 tahun
 Ventrogluteal
 Vastus lateralis
 Restus femoris
Area ini digunakan karena massa otot yang besar,vasularisasi baik dan jauh dari
syaraf. Pada saat injeksi jarum diatur pada posisi tegak lurus(90)

4. Injeksi Intravena

Jalur intravena dipakai khususnya untuk tujuan agar obat yang diberikan dapat
bereaksi dengan cepat misalnya pada situasi gawat darurat. Biasanya dilakukan secara
langsung atau melalui infuse pada pasien yang terpasang infus. Bila secara langsung
maka biasanya dicari vena yang besar yaitu vena basilik dan vena sepalika pada lengan.
 Keuntungan pemberian obat secara parenteral.
1. Digunakan jika cara oral dikontraindikasikan.
2. Absorbsi lebih cepat
3. Dimungkinkan dalam kondisi kritis atau terapi jangka panjang
 Kerugian atau kontraindikasi pemberian obat secara parenteral
1. Resiko infeksi dan obat mahal
2. Resiko kerusakan jaringan seperti pada penyuntikan
3. Bahayanya lebih besar apabila terjadi kesalahan karena absorbsinya cepat
4. Menimbulkan rasa nyeri dan cemas pada pasien
5. Hindari pada pasien yang cendurung mengalami pendarahan
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRADERMAL/INTRACUTANEUS (IC)

Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan


sampai jaringan epidermis

Tujuan Memberikan obat tertentu yang pembariannya hanya dapat di


lakukan dengan cara di suntik intrakutan,pada umumnya di
berikan pada pasien yang akan di berikan obat antibiotic.

Prosedur : 1. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran


2. Kasa untuk membuka ampul
Persiapan alat 3. Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4. Cairan pelarut (aquades)
5. Bengkok
6. Perlak
7. Bak spuit tertutup
8. Tempat sampah jarum
9. Sarung tangan
10. Peralatan cuci tangan
11. Kapas aseptic
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis
pasien(Mengetahui TTV, therapy, resep obat yang
diberikan, indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal
lain yang diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksa dengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan pasien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan pasien
5. Berikan kesempatan pasien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap kerja 1. Jaga privasi pasien
2. Cuci tangan
3. Tentukan daerah pemasukan yang tepat : inspeksi adanya
memar, peradangan, atau edema di permukaan kulit
tempat injeksi.
4. Bantu pasien mendapatkan posisi yan nyaman sesuai
lokasi penusukan.
5. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
6. Gunakan sarung tangan
7. Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah
ke luar dengan arah memutar.
8. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel jarum
menghadap ke atas.
9. Dengan tangan non dominan regangkan kulit yang akan
diinjeksi dengan jari telunjuk atau ibu jari.
10. Lakukan insersi jarum dengan perlahan pada sudut 5-15º
sampai terasa tahanan, masukkan terus jarum melalui
epidermis sampai kira-kira 3 mm di bawah permukaan
kulit.
11. Masukkan obat dengan perlahan sampai timbul benjolan
menyerupai gigitan nyamuk dengan diameter ± 6 mm
pada permukaan kulit.
12. Tarik jarum sambal melakukan swab antiseptic tanpa
memijat daerah tusukan
13. Tandai bekas suntikan dengan membuat lingkaran di
sekelilingnya dengan diameter ± 3 cm
14. Tempatkan spuit pada tempat yang khusus
15. Lepas sarung tangan
16. Rapikan pasien dan atur dalam posisi nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan pasien, simpulkan hasil kegiatan,
berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal,
jam, obat, yang diberikan, respon pasien selama
dilakukannya prosedur, tanda tangan nama terang)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI SUBKUTAN

Pengertian Memasukkan obat ke dalam bagian bawah kulit.

Tujuan Memasukkan sejumlah obat pada jaringan subcuta di bawah


kulit untuk di absorbsi

Prosedur : 1. Buku catatan pemberian obat


2. Kapas alkohol
Persiapan alat 3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yang sesuai
5. Spuit 1 ml
6. Bak spuit
7. Baki obat
8. Plester
9. Kasa steril
10. Bengkok
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksa dengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja 1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan
3. Atur klien pada posisi yang nyaman
4. Pilih area penusukan
5. Pakai sarung tangan
6. Bersihkan area penusukan dengan kapas alcohol
7. Pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan
non dominan
8. Buka tutup jarum
9. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari
tangan non dominan dengan ujung jarum menghadap ke
atas dan menggunakan tangan dominan,masukkan jarum
dengan sudut 45 derajat .
10. Lepaskan tarikan tangan non dominan
11. Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit.
12. Jika tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.jika ada
darah tarik kembali jarum dari kulit tekan tempat
penusukan selama 2menit,dan observasi adanya memar,
jika perlu berikan plester,siapkan obat yang baru.
13. Cabut jarum dengan sudut yang sama ketika jarum di
masukan,sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan.
14. Jika ada perdarahan,tekan area itu dengan menggunakan
kasa steril sampai perdarahan berhenti.
15. Lepas sarung tangan
16. Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,
berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
(tanggal, jam, obat, yang diberikan, respon klien selama
dilakukannya prosedur, tanda tangan nama terang)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAMUSKULER (IM)

Pengertian Tindakan penyuntikan dimana ujung jarum suntik disuntikkan


sampai jaringan otot

Tujuan Agar absorbsi obat lebih cepat dikarenakan vaskularitas otot.

Prosedur : 1. Spuit dan jarum steril sesuai ukuran


2. Kasa untuk membuka ampul
Persiapan alat 3. Obat yang diperlukan (ampul atau vial)
4. Cairan pelarut (aquades)
5. Bengkok
6. Perlak
7. Bak spuit tertutup
8. Tempat sampah jarum
9. Sarung tangan
10. Peralatan cuci tangan
11. Kapas aseptic
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksadengan teliti
5. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja 1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan
3. Tentukan daerah pemasukan yang tepat: inspeksi adanya
memar, peradangan, atau edema di permukaan kulit
tempat injeksi.
4. Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman sesuai
lokasipenusukan.
5. Letakkan pengalas dan bengkok pada tempat yang sesuai
6. Gunakan sarung tangan
7. Lakukan desinfeksi pada daerah tusukan, dari arah tengah
keluar dengan arah memutar.
8. Pegang spuit dengan benar di antara ibu jari dan jari
telunjuk tangan yang dominan, pertahankan bevel jarum
menghadap ke atas.
9. Regangkan kulit tempat injeksi dengan tangan non
dominan. Jika massa otot kecil, cubit otot dengan ibu jari
dan jari lain.
10. Lakukan penyuntikan dengan cepat ke dalam otot pada
sudut 900.
11. Lakukan aspirasi untuk mengecek apakah jarum tidak
mengenai pembuluh darah, bila terdapat darah maka
segera cabut jarum, buang dan ganti yang baru, bila tidak
maka masukkan obat perlahan-perlahan
12. Bila obat telah masuk semua, cabut spuit sambil
melakukan swab antiseptic
13. Tempatkan spuit pada tempatnya, dan buang jarum pada
tempat sampah khusus
14. Lepas sarung tangan
15. Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,
berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Dokumentasi Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan (tanggal,
jam, obat, yang diberikan, respon klien selama dilakukannya
prosedur, tanda tangan nama terang)
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI INTRAVENA (IV)

Pengertian Pemberian obat dengan cara memasukkan obat kedalam


pembuluh darah vena menggunakan spuit

Tujuan 1. Mendapat reaksi yang lebih cepat, sehingga sering


digunakan pada pasien yang sedaang gawat darurat .
2. Menghindari kerusakan jaringan .
3. Memasukkan obat dalam volume yang lebih besar
Prosedur : 1. Buku catatan pemberian obat
2. Kapas alkohol
Persiapan alat 3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yang sesuai
5. Aquabidest steril
6. Spuit 2-5ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1,2 inci
7. Bak spuit
8. Baki obat
9. Plester
10. Kasa steril
11. Bengkok
12. Perlak pengalas
13. Pembendung vena (torniket)
Preinteraksi 1. Cek catatan keperawatan dan catatan medis klien
(mengetahui TTV, therapy, resep obat yang diberikan,
indikasi, kontraindikasi, riwayat alergi, dan hal lain yang
diperlukan)
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat yang diperlukan
4. Siapkan obat dengan prinsip benar dari ampul atau vial.
Periksadengan teliti. Pastikan semua udara dikeluarkan
Tahap Orientasi 1. Beri salam dan perkenalan diri
2. Identifikasi pasien : tanyakan nama, tanggal lahir, alamat
(minimal 2 item). Cocokkan dengan gelang identitas
3. Tanyakan kondisi dan keluhan klien
4. Jelaskan tujuan, prosedur, lama tindakan, dan hal yang
perlu dilakukan klien
5. Berikan kesempatan klien/keluarga bertanya sebelum
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja 1. Jaga privasi klien
2. Cuci tangan
3. Bebaskan daerah yang disuntik dengan cara
membebaskan daerah yang akan dilakukan penyuntikan
dari pakaian dan apabila tertutup buka atau ke ataskan.
4. Pasang perlak atau pengalas di bawah vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
5. Gunakan sarung tangan.
6. Desinfeksi dengan kapas alkohol.
7. Lakukan pengikatan dengan karet pembendung
(torniquet) pada bagian atas daerah yang akan dilakukan
pemberian obat atau tegangkan dengan tangan/minta
bantuan atau membendung di atas vena yang akan
dilakukan penyuntikan.
8. Ambil spuit yang berisi obat.
9. Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap ke atas
dengan memasukkan ke pembuluh darah dengan sudut
penyuntikan 15-30 derajat
10. Lakukan aspirasi bila sudah ada darah lepaskan karet
pembendung dan langsung semprotkan obat hingga habis.
11. Setelah selesai ambil spuit dengan menarik dan lakukan
penekanan pada daerah penusukkan dengan kapas
alkohol, dan spuit yang telah digunakan letakkan ke
dalam bengkok.
12. Lepas sarung tangan
13. Rapikan klien dan atur dalam posisi nyaman
Terminasi 1. Evaluasi perasaan klien, simpulkan hasil kegiatan,
berikan umpan balik positif
2. Kontrak pertemuan selanjutnya
3. Bereskan alat-alat
4. Cuci tangan.
Dokumentasi 1. Catat hasil kegiatan di dalam catatan keperawatan
(tanggal, jam, obat, yang diberikan, respon klien selama
dilakukannya prosedur, tanda tangan nama terang)

Anda mungkin juga menyukai