Anda di halaman 1dari 2

A.

Pengaruh Lobi pada Standar Akuntansi


Aktivitas lobi terhadap dewan standar akuntansi berlaku pada setiap negara dan jurisdiksi.
IASB mendapatkan lobi yang kuat dari uni Eropa, negara-negara G20 dan belakangan juga
dari Asia-Oceania sehingga mempengaruhi standar yang mereka buat. Melihat beratnya
kegiatan politik yang harus dijalani oleh IASB untuk meyakinkan banyak negara dalam
mengadopsi IFRS, tak heran kalau IFRS Foundation memilih seorang “politikus” untuk
menjadi ketua IASB menggantikan Sir David Tweedie. Semua orang yang membaca profil
Hans Hoogervorst (ketua IASB per Juli 2011) dapat segera menduga bahwa Hans diangkat
bukan karena kemampuan teknik akuntansinya, dan dugaan tersebut akan semakin kuat bila
mendengar pidato-pidato Hans di forum resmi IASB yang jarang menyentuh level teknis
akuntansi. Untuk lebih menyeimbangkan teknikal akuntansi pimpinan IASB, diangkatlah Ian
Mackintosh yang memiliki kompetensi teknikal akuntansi tinggi sebagai wakil ketua IASB.
Proses penyusunan standar merupakan proses politik yang di dalamnya terdapat berbagai
pengaruh terhadap penyusun standar (Hodges & Mellett, 2002). Tindakan yang paling dapat
diobservasi untuk mengukur pengaruh lobi yaitu melalui jumlah tanggapan tertulis atas suatu
eksposure draft standar akuntansi. Hal tersebut sejalan dengan the Interest Group Theory yang
menyatakan keberadaan penyusun standar tidak terlepas dari pengaruh konstituen yang
memperjuangkan kepentingannya melalui penerbitan standar (Scott, 2000). Di Indonesia
standar akuntansi dikenal dengan nama Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
yang disusun oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) melalui due process
procedure yang memungkinkan keterlibatan konstituen.
Berdasarkan survey ke Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) maka data yang tersedia di IAI
hanya tanggapan tertulis atas 4 PSAK yaitu PSAK 8, PSAK 38, PSAK 51 dan PSAK 57.
Penelitian ini menemukan pengaruh lobi konstituen terhadap penyusunan PSAK adalah
rendah (hanya 12,88 % tanggapan yang diakomodasi), namun jika dilihat dari masing-masing
PSAK hasilnya bervariasi yaitu tidak berpengaruh pada PSAK 08 dan PSAK 38, berpengaruh
rendah pada PSAK 51 dan berpengaruh sedang pada PSAK 57.
Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan kelompok yang paling banyak memberikan
tanggapan adalah KAP bukan pembuat laporan keuangan, hal tersebut diduga karena adanya
pandangan pelaku bisnis bahwa standar merupakan tanggung jawab IAI. Kemudian melalui
uji beda proporsi ditemukan tidak terdapat perbedaan pengaruh antar konstituen, hal ini tidak
konsisten dengan the Interest Group Theory. Selanjutnya tidak ditemukan juga perbedaan
pengaruh antara tanggapan yang bersifat substantif dan yang bersifat bahasa. Namun
perbedaan pengaruh ditemukan antar standar yang berarti pengaruh lobi konstituen tergantung
dari standarnya.
Beberapa keterbatasan penelitian diantaranya :
1. Penggunaan tanggapan tertulis sebagai ukuran lobi padahal lobi yang sebenarnya lebih
sering dilakukan lewat jalur non formal.
2. Tanggapan dipandang sebagai suara atau vote yang berarti cenderung tidak
memperhatikan substansi.
3. Kekurangan data mengenai tanggapan konstituen atas eksposure draft.
4. Masih sedikitnya referensi penelitian mengenai lobi konstituen di Indonesia.
Perusahaan yang mempunyai tujuan tertentu melakukan lobi pemerintah untuk membuat
standar sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam situasi tertentu hubungan personal
(perusahaan) dapat menghindari prosedur birokratis yang panjang dan mahal. Dengan negara
yang politik, hukum, dan ekonomi yang lemah, informasi-informasi yang dibutuhkan
perusahaan untuk membantu pencapaian tujuan akan sangat sulit. Dengan seperti ini
perusahaan dan politisi melakukan kesepakatan dengan proses lobi. Proses lobi tidaklah lepas
dalam proses politik. Karena dalam proses politik, pihak-pihak tertetu yang memiliki
kepentingan tersendiri melakukan lobi untuk membuat standar yang nanatinya membantu
perusahaan mencapai tujuannya.

REFERENSI
https://www.scribd.com/upload-
document?archive_doc=290007733&escape=false&metadata=%7B%22context%22%3A%22archive_vie
w_restricted%22%2C%22page%22%3A%22read%22%2C%22action%22%3A%22download%22%2C%22lo
gged_in%22%3Atrue%2C%22platform%22%3A%22web%22%7D

Anda mungkin juga menyukai