Anda di halaman 1dari 14

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Belajar dan Pembelajaran yang dibina
oleh Bapak Subanji

Oleh:

Algiva Warihaufa Ihza W. (170311611649)


Elen Tesya Basuki Putri (170311611651)
Putri Indah Meilansari (170311611516)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN MATEMATIKA

OFFERING B

Oktober 2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau
keterampilan yang bersifat khusus (most specific instructional behaviors) yang harus
dimiliki oleh guru, dosen, instruktur atau widyaiswara agar dapat melaksanakan
tugas mengajar secara efektif, efisien dan profesional (As. Gilcman,1991). Dengan
demikian keterampilan dasar mengajar berkenaan dengan beberapa keterampilan
atau kemampuan yang bersifat mendasar dan harus dikuasai oleh tenaga pengajar
dalam melaksanakan tugas mengajarnya.

Dalam mengajar ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh seorang
tenaga pengajar, yaitu;
a. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
b. Menguasai metodologi atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan siswa. Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan
dikuasai oleh tenaga pengajar, karena dengan keterampilan dasar mengajar
memberikan pengertian lebih dalam mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses
menyampaikan materi saja, tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti
pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam makalah.
1) Bagaimana konsep keterampilan bertanya?
2) Bagaimana konsep keterampilan memberi penguatan?
3) Bagaimana konsep keterampilan mengelola kelas?
4) Bagaimana konsep keterampilan mengadakan variasi stimulus?

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
tujuan penulisan makalah.
1) Memaparkan konsep keterampilan bertanya.
2) Memaparkan konsep keterampilan memberi penguatan.
3) Memaparkan konsep keterampilan mengelola kelas.
4) Memaparkan konsep keterampilan mengadakan variasi stimulus.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keterampilan Bertanya


2.1.1 Pengertian Keterampilan Bertanya
“Bertanya” adalah bahasa verbal untuk meminta respon siswa baik berupa
pengetahuan, pendapat, atau pun sekedar mengembalikan konsentrasi siswa yang
terdestruc oleh berbagai kondisi selama KBM berlangsung. Dalam proses belajar
mengajar, “Bertanya” memainkan peranan penting sebab “Bertanya” dapat menjadi
stimulus yang efektif untuk mendorong kemampuan berpikir siswa. Untuk
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, guru perlu
menunjukkan sikap yang baik ketika mengajukan pertanyaan maupun menerima
jawaban siswa. Hendaklah guru menghindari kebiasaan seperti: menjawab
pertanyaan sendiri, mengulang jawaban siswa, mengulang pertanyaan sendiri,
mengajukan pertanyaan dengan jawaban serentak, menentukan siswa yang harus
menjawab sebelum bertanya, dan mengajukan pertanyaan ganda. Kegiatan bertanya
dalam KBM ini akan lebih efektif bila pertanyaan yang diajukan cukup berbobot,
mudah dimengerti atau relevan dengan topik yang dibicarakan.

2.1.2 Tujuan Keterampilan Bertanya


a. Memfokuskan perhatian siswa.
b. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa.
c. Menkomunikasikan harapan yang diinginkan oleh guru dari siswanya.
d. Memotivasi peserta didik agar terlibat dalam interaksi belajar.
e. Melatih kemampuan mengutarakan pendapat.
f. Merangsang dan meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik.
g. Melatih peserta didik berfikir divergen.
h. Mencapai tujuan belajar.

2.1.3 Prinsip-Prinsip dalam Keterampilan Bertanya


a. Pertanyaan hendaknya mengenai satu masalah saja. Berikan waktu berfikir
kepada peserta didik.
b. Pertanyaan hendaknya singkat, jelas dan disusun dengan kata-kata yang
sederhana.
c. Pertanyaan didistribusikan secara merata kepada para peserta didik.
d. Pertanyaan langsung sebaiknya diberikan secara random.
e. Pertanyaan hendaknya disesuaikan dengan kemampuan dan kesiapan peserta
didik.
f. Sebaiknya hindari pertanyaan retorika (leading question).
2.1.4 Teknik-Teknik dalam Keterampilan Bertanya
a. Bertanya dalam bentuk permainan (compliance question) bertujuan untuk
mematuhi perintah yang diajukan. Misalnya ketika siswa ribut, maka guru
mengajukan suatu pertanyaan dalam bentuk permintaan agar siswa diam.
b. Bertanya dalam bentuk menuntun (prompting question) untuk memberikan
tuntunan ketika siswa berpikir menjawab pertanyaan tersebut. Guru
memberikan pengantar terlebih dahulu baru guru mengajukan pertanyaan
agar sesuai dengan pengantar tersebut.
c. Bertanya dalam bentuk mengarahkan (redirecting question) siswa agar
jawaban yang diungkapkannya dapat dipahami dengan jelas. Jawaban siswa,
oleh guru tidak langsung dibenarkan atau disalahkan tetapi dilemparkan ke
siswa lain untuk memberikan komentar atas jawaban tersebut.
d. Bertanya dalam bentuk menggali atau membimbing (probing) siswa dalam
menjawab. Pertanyaan ini maksudnya untuk menggali jawaban siswa yang
telah diungkapkan agar lebih jelas.

2.1.5 Kelemahan dan Kelebihan Keterampilan Bertanya


a. Kelemahan
1) Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
2) Bila guru kurang waspada pedebatan berlalih kepada sentimen
pribadi.
3) Tidak semua anak mengerti dan bisa mengajukan pendapat.
b. Kelebihan
1) Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
2) Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka,
sehingga pelajaran akan lebih menarik.
3) Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektualisme.

2.2 Keterampilan Memberi Penguatan


2.2.1 Pengertian Keterampilan Memberi Penguatan
Penguatan adalah respons terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan
kemungkinan berulangnya kembali perilaku itu. Secara psikologis setiap orang
mengharapkan adanya penghargaan terhadap suatu usaha bahwa hasil yang telah
dilakukannya. Melalui penghargaan yang diperolehnya, seseorang akan merasakan
bahwa hasil perbuatannya tersebut dihargai dan oleh karenanya akan menjadi
pemacu untuk berusaha meningkatkan prestasi atau berbuat yang terbaik dalam
hidupnya.

Keterampilan dasar penguatan adalah segala bentuk respons yang merupakan


bagian dari modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik bagi siswa atas
perbuatannya atau responnya yang diberikan sebagai suatu dorongan koreksi.
Melalui keterampilan penguatan (reinforcement) yang diberikan guru, maka siswa
akan merasa terdorong untuk memberikan respon setiap muncul stimulus dari guru,
atau siswa akan berusaha menghindari respon yang dianggap tidak bermanfaat.
Penguatan juga berguna untuk mendorong siswa memperbaiki tingkah lakunya dan
meningkatkan kerjanya.
Pujian atau respons positif yang diberikan oleh guru atau siswa yang telah
menunjukan prestasi, baik dalam bidang akademik maupun non-akademik, anak akan
merasakan bahwa perbuatannya dihargai, dan dengan demikian akan menjadi
motivator untuk terus berusaha menunjukan prestasi terbaiknya. Akan tetapi bagi
yang menerima pujian, apalagi bagi anak akan merasa senang karena apa yang
ditunjukkannya mendapat tempat dan merasa diakui. Anak butuh pengakuan terhaap
sesuatu yang dilakukannya, adanya pengakuan akan menimbulkan dampak positif
terhadap proses pembelajaran.

Penguatan hanya terbatas pada pemberian balikan terhadap respons-respons yang


betul, yang tampak dari jawaban siswa sendiri. Dengan penguatan tadi, siswa dapat
memisahkan mana yang betul dan dapat dilanjutkan, dan mana ynag salah dan tidak
perlu dilanjutkan.

Oleh karena itu guru harus melatih dengan berbagai jenis penguatan dan
membiasakan diri untuk menerapkannya dalam pembelajaran. Sehingga
pembelajaran tidak hanya sekedar berisi sajian materi untuk dikuasai oleh anak, akan
tetapi bermuatan nilai-nilai edukatif untuk membentuk pribadi-pribadi yang baik
yang selalu saling menghargai.

2.2.2 Tujuan Keterampilan Penguatan


a. Meningkatkan perhatian siswa; bahwa melalui penguatan yang diberikan oleh
guru terhadap perilaku belajar siswa, siswa akan merasa akan merasa
diperhatikan oleh gurunya. Dengan demikian perhatiansiswapun akan semakin
meningkat seiring dengan perhatian guru melalui respon yang diberikan kepada
siswanya.
b. Membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa; apabila perhatian
siswa semakin baik, maka dengan sendirinya motivasi belajarnyapun akan
semakian baik pula. Upaya memelihara dan membangkitkan motivasi belajar
tersebut, yaitu melalui penguatan.
c. Memudahkan siswa belajar; bahwa tugas guru sebagai fasilitator pembelajaran
bertujuan untuk memudahkan siswa belajar. Untuk memudahkan belajar harus
ditunjang kebiasaan-kebiasaan positif dalam pembelajaran, yaitu dengan
memberikan renpon-respon (penguatan) yang akan semakin mendorong
keberanian siswa untuk mencoba, bereksporasi dan terhindar dari perasaan
takut salah dalam belajar.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa; rasa percaya diri merupakan
modal dasar dalam belajar. Perasaan khawatir, ragu-ragu, takut salah dan
perasaan-perasaan negative yang akan mempengaruhi terhadap kualitas proses
pembelajaran harus dihindari. Salah satu upaya untuk memperkecil perasaan-
perasaan negative dalam belajar, yaitu melalui pemberian penguatan atau
respon yang diberikan oleh guru terhadap sekecil apapun perbuatan belajar
siswa.
e. Memelihara iklim kelas yang kondusif; suasana kelas yang menyenagkan,
aman, dan dinamis, akan mendorong aktivitas belajar siswa lebih maksimal.
Melalui penguatan yang dilakukan oleh guru, suasana akan lebih demokratis
sehingga siswa akan lebih bebas untuk mengemukakan pendapat, berbuat,
mencoba, dan melakukan perbuatan-perbuatan belajar lainnya. Hal ini tentu
saja sebagai dampak dari adanya respon yang mengirigi terhadap proses dan
hasil belajar yang dilakukan oleh siswa.

2.2.3 Prinsip-Prinsip Keterampilan Penguatan


a. Dilakukan dengan hangat dan semangat.
b. Memberikan kesan positif kepada peserta didik.
c. Berdampak terhadap perilaku positif.
d. Dapat bersifat pribadi atau kelompok.
e. Hindari penggunaan respon negative.

2.2.4 Teknik-Teknik Keterampilan Penguatan


a. Penguatan Verbal
Penguatan verbal dapat berupa kata-kata berupa kalimat yang di ucapkan
guru. Contoh: “baik”, “bagus”, “tepat”, “saya sangat menghargai
pendapatmu”, “pikiranmu sangat cerdas”, dan lain-lain.

b. Pengguatan Non Verbal


Pengguatan non verbal meliputi antara lain:
1) Penguatan gestural
Penguatan ini diberikan dalam bentuk mimik, gerak wajah dan
anggota badan yang dapat memberikan kesan kepada siswa. Misalnya
mengangkat alis, tersenyum, tepuk tangan, anggukan tanda setuju,
menaikkan ibu jari “jempol”, dan lain-lain.
2) Penguatan dengan cara mendekati
Penguatan ini dikerjakan dengan cara mendakati siswa untuk
menyatakan perhatian guru terhadap pekarjaan, tingkah laku, atau
penampilan siswa. Misalnya, guru duduk dalam kelompok diskusi,
berdiri disamping siswa. Seiring kegiatan guru mendakati siswa
diberikan untuk memperkuat penguatan yang bersifat verbal.
3) Penguatan dengan sentuhan
Guru dapat menyatakan penghargaan kepada siswa dengan menepuk
pundak siswa, menjabat tangan siswa, atau mengangkat tangan siswa,
seringkali untuk anak-anak masih kecil, guru mengusap rambut kepala
siswa.
4) Penguatan dengan memberikan kegiatan yang menyenangkan
Penguatan ini dapat berupa meminta siswa membantu temannya
apabila dia selesai mengerjakan pekerjaan terlebih dahulu dengan
tepat, siswa diminta memimpin kegiatan, dan lain-lain.
5) Penguatan berupa tanda dan benda
Penguatan bentuk ini merupakan usaha guru dalam menggunakan
bermacam-macam simbol penguatan untuk menunjang tingkah laku
siswa yang positif. Bentuk penguatan ini antara lain: komentar tertulis
pada buku pekerjaan, pemberian perangko, mata uang koleksi,
bintang, permen, dan lain sebagainya.
6) Penguatan berupa simbol atau benda
Misalnya (V), komentar tertulis pada buku siswa, kartu bergambar,
bintang plastik, lencana, dan benda-benda lain yang tidak terlaalu
mahal harganya tetapi mempunyai arti simbolik.
7) Penguatan tidak penuh
Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru
hendaknya tidak langsung memberikan respon menyalahkan siswa itu.
Tindakan guru yang baik dengan keadaan seperti ini adalah
memberikan penguatan tidak penuh. Penggunaan kedua bentuk
penguatan itu dimaksudkan untuk mendorong siswa agar mau belajar
lebih giat lagi dan lebih bermakna.

2.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Penguatan


a. Kelebihan
1) Dapat meningkatkan perhatian dan motivasi siswa terhadap materi.
2) Dapat mendorong siswa untuk berbuat baik dan produktif.
3) Dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri siswa itu sendiri.
4) Dapat meningkatkan cara belajar siswa menjadi aktif.
5) Dapat mendorong siswa untuk meningkatkan belajarnya secara mandiri.
b. Kekurangan
1) Pemberian penguatan yang berlebihan kepada siswa justru membuat siswa
enggan belajar karena penguatan yang diberikan tidak sesuai dengan
tindakan yang dilakukan siswa tersebut.
2) Pemberian penguatan yang berlebihan juga akan berakibat fatal. Misalnya,
pemberian penguatan berupa hadiah secara terus-menerus dapat
mengakibatkan siswa menjadi bersifat materialistis.

2.3 Keterampilan Mengelola Kelas


2.3.1 Pengertian Keterampilan Mengelola Kelas
Pengelolaan kelas secara umum adalah penciptaan kondisi yang
memungkinkan pengelolaan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal.
Sedangkan pengertian pengelolaan kelas (classroom management) berdasarkan
pendekatannya menurut weber (1977) diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

a. Berdasarkan pendekatan otoriter (authority approach), pengelolaan kelas


adalah kegiatan guru untuk mengontrol tingkah laku siswa. Guru berperan
menciptakan dan memelihara aturan kelas melalui penerapan disiplin
secara ketat. Otoritas guru tidak sepenuhnya, guru memang mempunyai
hak kekuasaan, namun ada pemegang kekuasaan di atas guru misalnya
kepala sekolah, dan lain-lain.
b. Berdasarkan pendekatan permisif (permissive approach), pengelolaan
kelas adalah upaya yang dilakukan oleh guru untuk memberi kebebasan
kepada siswa dalam melakukan berbagai aktifitas sesuai dengan apa yang
mereka inginkan. Fungsi guru adalah menciptakan kondisi siswa agar
merasa aman untuk melakukan aktifitas di dalam kelas.Berdasarkan
pendekatan modifikasi tingkah laku, pengelolaan kelas adalah upaya
untuk mengembangkan dan memfasilitasi perubahan perilaku yang
bersifat positif dari siswa dan berusaha semaksimal mungkin mencegah
munculnya atau memperbaiki perilaku negatif yang dilakukan oleh siswa.

Tidak ada pendekatan-pendekatan yang paling baik, tetapi pendekatan-


pendekatan ini akan menjadi pendekatan paling baik pada saat situasi yang tepat.

2.3.2 Tujuan Keterampilan Mengelola Kelas


a. Menurut Ahmad (1995:2)
1) Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan
belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa
untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2) Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi
terwujudnya interaksi belajar mengajar.
3) Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang
mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.

b. Menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006:170)


1) Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa
dalam lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2) Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan
bekerja.
3) Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada
siswa.

c. Sedangkan menurut Arikunto (dalam Djamarah 2006:178) berpendapat


bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja
dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan
efisien.

2.3.3 Prinsip-Prinsip Keterampilan Mengelola Kelas


Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas , perlu
diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:
a. Kehangatan dan keantusiasan
Kehangatan dan keantusiasan guru dapat memudahkan terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar yang
optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara ajek menunjukkan
antusiasmenya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau siswanya akan
lebih mudah melaksanakan komponen-komponen keterampilan pengelolaan
kelas.

b. Tantangan
Penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang menantang akan
meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga mengurangi kemungkinan
munculnya tingkah laku yang menyimpang. Selain itu perhatian dan minat
siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan, saat guru memberi tantangan, soal
dimulai dari yang mudah dan semua siswa bisa menjawab sebagai motivasi
untuk menjawab selanjutnya.

c. Bervariasi
Penggunaan variasi dalam media, gaya dan interaksi belajar mengajar
merupakan kunci pengelolaan kelas untuk menghindari kejenuhan serta
pengulangan aktivitas yang menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan
tingkah laku positif siswa. Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan
berkurang dan siswa akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam
tugas dan tidak akan menunggu temannya.

d. Keluwesan
Selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan munculnya ganggua-
gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan tersebut diperlukan
keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah strategi mengajarnya
mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen keterampilan
mengajar yang lain.

e. Penekanan pada Hal-Hal yang Positif


Memberi aksentuasi terhadap tingkah laku siswa yang positif dan
menghindari celaan terhadap tingkah laku yang kurang wajar dan menyadari
akan kemungkinan kesalahan yang dapat dibuatnya sehingga akan
mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar siswa.

f. Penanaman disiplin diri


Siswa dapat mengembangkan diri sendiri merupakan tujuan akhir dari
pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini guru harus selalu mendorong
siswa untuk melaksanakan disiplin diri sendiri. Hal ini akan lebih berhasil
jika guru sendiri menjadi contoh atau teladan tentang pengendalian diri dan
pelaksanaan tanggung jawab.
2.3.4 Teknik-Teknik Keterampilan Mengelola Kelas
a. Menetapkan aturan kelas (class routine)
Kita mengetahui bahwa kebiasaan tiap siswa berbeda. Seorang guru tidak
boleh menyalahkan atau membenci siswa karena kebiasaan mereka karena
kebiasaan baik dan buruk diperoleh dari pengalaman di jenjang pendidikan
sebelumnya dan lingkungan siswa berada. Sehingga untuk membentuk
kebiasaan-kebiasaan yang baik dengan melalui pemberian aturan saat proses
pembelajaran terutama pada awal pertemuan pembelajaran sehingga terjadi
kesepakatan antara siswa dan guru.

b. Memulai kegiatan tepat waktu (getting started)


Dalam memulai suatu materi pembelajaran diperlukan ketepatan waktu bagi
guru maupun siswa (masalah keterlambatan telah diatur pada saat
menetapkan aturan kelas) sehingga pembelajaran efektif dan tidak ada waktu
yang terbuang banyak.

c. Mengatur pelajaran (managing the lesson)


Proses pembelajaran yang efektif, guru harus mengatur dan menjaga agar
proses kegiatan berjalan lancer dan tidak mengalami gangguan atau
hambatan. Guru harus mengoptimalkan keikutsertaan siswa, kesempatan
melakukan, penggunaan peralatan, serta mengorganisir pembagian kelompok,
tidak terlalu banyak ceramah sehingga siswa tidak jenuh.

d. Mengelompokkan siswa (grouping the student)


Pada saat meembahas materi tertentu, diperlukan juga siswa harus
berkelompok agar mereka dapat bekerja sama dan tidak individualis. Kadang-
kadang diperlukan adanya ketua kelompok sehingga ketua tersebut dapat
memanage dirinya sendiri dan teman-temannya.

e. Mengakhiri pelajaran (ending the lesson)


Pada akhir pelajaran diharapkan siswa memiliki kesan yang baik selama
kegiatan berlangsung sehingga siswa selalu mengingat hal-hal yang berupa
pengalaman selama kegiatan. Maka dari itu, seorang guru harus membuat
klimaks naik pada saat pertemuan sehingga siswa berharap adanya kegiatan
lanjut yang lebih menarik pada pertemuan berikutnya.

2.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Mengelola Kelas


a. Kelebihan
1) Sangat efektif dalam pembelajaran
2) Siswa menjadi sangat nyaman bila ini sukses dilakukan
3) Menjadi pembelajaran yang nyaman
4) Siswa menjadi cepat menanggapi setiap pembelajaran yang
ada
5) Guru menjadi enak dalam melanjutkan materi selanjutnya
b. Kekurangan
1) Susah diterapkan
2) Biasanya hanya diterapkan pada tingkat SMP ke atas
3) Perlu menjaga wibawa dan cara bergaul guru
4) Senantiasa fokus pada kelas dan segala permasalahannya

2.4 Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus

2.4.1 Pengertian Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus

“Variasi” dalam kegiatan belajar mengajar dimaksudkan sebagai perubahan


dalam proses interaksi belajar mengajar. Dalam konteks ini, “variasi” merujuk pada
tindakan dan perbuatan guru, yang disengaja ataupun secara spontan, yang
dimaksudkan untuk meningkatkan dan mengikat perhatian siswa selama
pembelajaran berlangsung.

Keterampilan memberi variasi stimulus seperti yang dijelaskan dalam buku


karangan Kunandar, yaitu usaha guru untuk menghilangkan kebosanan siswa dalam
menerima pelajaran melalui variasi gaya mengajar, penggunaan media, pola interaksi
kegiatan siswa, dan komunikasi nonverbal (suara, mimik, kontak mata, dan
semangat).

2.4.2 Tujuan Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus


a. Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relepansi terhadap
proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar perhatian siswa
terhadap materi pelajaran merupakan masalah yang sangat penting, karena
dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan
pembelajaran yang akan dicapai
b. Terciptanya proses pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi
siswa
c. Menghilangkan kejenuhan dan kebosanan sebagai akibat dari kegiatan yang
bersifat rutinitas
d. Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar,
motivasi memegang peranan pertama yang sangat penting karena tanpa
motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi
ada dua, yaitu motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi
ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
e. Memiliki kemungkinan pilihan dan fasilitas belajar individu. Sebagai
seorang guru dituntut untuk mempunyai berbagai keterampilan yang
mendukung tugasnya dalam mengajar terutama keterampilan bervariasi.
f. Mengembangkan sifat keingintahuan siswa terhadap hal-hal yang baru.
g. Membuat sikap positif terhadap guru dan sekolah, tidak bisa dipungkiri
bahwa kebanyakan yang ada dikelas yakni adanya guru atau siswa yang
kurang senang terhadap dirinya. Guru yang bijaksana adalah guru yang
pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini
siswa merasa diperhatikan, dan siswa juga ingin selalu dekat dengan guru.

2.4.3 Prinsip-Prinsip Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus


a. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai.
b. Variasi harus digunakan secara lancer dan berkesinambungan sehingga tidak
akan merusak perhatian siswa dan tidak mengganggu pelajaran.
c. Direncanakan secara baik, dan secara eksplisit dicantumkan dalam rencana
pelajaran atau satuan pelajaran

2.4.3 Teknik-Teknik Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus


a. Penggunaan Variasi suara (teacher voice): Variasi suara dalah perubahan
suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat
menjadi lambat.
b. Pemusatan perhatian siswa (focusing): Memusatkan perhatian siswa pada
hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh
guru. Misalnya dengan perkataan “Perhatikan ini baik-baik,” atau” Nah,
ini penting sekali “atau” Perhatikan dengan baik, ini agak sukar
dimengerti.
c. Kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence): adanya kesenyapan,
kebisuan, atau “Selingan diam” yang tiba-tiba dan disengaja selagi guru
memerangkan sesuatu merupakan alat baik untuk menarik perhatian
siswa. Perubahan stimulus dari adannya suara kepada keadaan tenang
atau senyap, atau dari adanya kesibukan atau kegiatan lalu dihentikan
akan dapat menarik perhatian karena siswa ingin tahu apa yang terjadi.
Misalnya: Dalam pembelajaran guru melakukan ceramah selama 5 menit
lalu guru melakukan jeda (senyapan)/ berhenti sebentar sambil
mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau pada siswa agar siswa
terfokus ketika melihat tingkah guru yang tiba-tiba berubah diam, lalu
guru melanjutkan kembali.
d. Mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and movement): Bila
guru sedang berbicara atau berinteraksi dengan siswanya, sebaiknya
pandangan menjelajahi seluruh kelas dan melihat kemata murid-murid
untuk menunjukkan adanya hubungan yang intim dengan mereka.
e. Gerakan badan mimik: variasi dalam ekspresi wajah guru, gerakan
kepala, dan digerakan badan adalah aspek yang penting dalam
berkomunikasi. Gunanya untuk menarik perhatian dan untuk
menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.
f. Pergantian posisi guru didalam kelas dan gerak guru (teacher movement):
pergantian posisi guru didalam kelas dapat digunakan untuk
mempertahankan perhatian siswa. Terutama sekali bagi calon guru dalam
menyajikan pelajaran di dalam kelas, biasakan bergerak bebas, tidak
kikuk atau kaku.

2.4.5 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus


1) Kelebihan
a. Kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan baik bagi guru maupun
bagi peserta didik
b. Peserta didik menjadi lebih semangat, penuh perhatian, serta ikut
berpartisiasi aktif dalam kegiatan pembelajaran
c. Tujuan pembelajaran akan tercapai secara efektif dan efisien
2) Kekurangan
a. Apabila guru salah atau keliru dalam mengadakan variasi yang
dilakukannya maka peserta didik juga akan salah menafsirkan dari pesan
yang akan disampaikan oleh guru
b. Apabila guru melebih-lebihkan dalam mengadakan variasi maka
pelajaran akan terganggu dan tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai
secara efektif dan efisien
c. Tidak semua siswa dapat menerima variasi yang diberikan oleh guru,
sehingga kadang siswa malah merasa bingung dengan adanya variasi.
DAFTAR PUSTAKA

Diyah, Firda. 2015. “Keterampilan Mengadakan Variasi” (online).


http://firdadiyah.blogspot.com/2015/11/keterampilan-mengadakan-variasi.html.
Diakses 11 Oktober 2018.

Dzar, Elinady. 2013. “Keterampilan Mengelola Kelas” (online).


http://elinady.blogspot.com/2013/07/keterampilan-mengelola-kelas.html. Diakses 10
Oktober 2018.

Firman, Asep. 2015. “8 Keterampilan Dasar Mengajar yang Harus Dikuasai Guru”
(online). https://asepfirman17.wordpress.com/administrasi-pendidikan/8-
keterampilan-dasar-mengajar-yang-harus-di-kuasai-guru/. Diakses 10 Oktober 2018.

Hidayat, Ahmad, Lubab. 2012. “Keterampilan Dasar Mengajar” (online).


http://www.gurukita.com/2012/09/keterampilan-dasar-mengajar.html. Diakses 10
Oktober 2018.

Honesty, Aleein. 2012. “Tekinik Bertanya” (online).


http://harlinrajuli.blogspot.com/2012/06/teknik-bertanya.html. Diakses 10 Oktober
2018.

Ritha. 2015. “Keterampilan Mengadakan Variasi Stimulus” (online).


http://rithasmiati.blogspot.com/2015/09/keterampilan-mengadakan-variasi-
stimulus.html. Diakses 11 Oktober 2018.

Suwanardwipa, Putra. 2013. “Keterampilan Memberi Penguatan dalam


Pembelajaran” (online). http://1sajak.blogspot.com/2013/12/ketrampilan-memberi-
penguatan-dalam_1315.html . Diakses 10 Oktober 2018.

Anda mungkin juga menyukai