Anda di halaman 1dari 4

Badar; Sebuah Perang Besar Yang Tak Diinginkan.

Antum yang suka baca sejarah Islam pasti tahu bahwa perang badar bukanlah sebuah perang yang sejak
awal dipersiapkan atau didesain untuk benar-benar berperang. Namun tiba-tiba menjadi peperangan
besar-besaran yang saat itu dimenangkan oleh pasukan umat Islam.

Untuk referensinya bisa kita ambil tafsir yang umum seperti Ibnu Katsir pada surat Al Anfal ayat 5
sampai 8,

Bahwa umat Islam saat itu keluar hanya untuk menghadang kafilah dagang musyrik Quraisy yang
dipimpin Abu Sufyan, sama sekali bukan untuk tujuan berperang.

Namun Allah dengan hikmahNya yang menginginkan terjadi perang, sekalipun sebagian orang Islam saat
itu tidak menyukainya.

Memang demikian keadaan sebagian umat Islam ketika diwajibkan berperang, mereka membantah
dengan berbagai alasan, padahal kebenaran akan wajibnya perang sudah jelas bagi mereka.

Dalam tafsirnya, Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Rasulullah berangkat dari Madinah bersama pasukan
kaum muslim pada awal mulanya hanyalah untuk menghadang iringan kafilah dagang Abu Sufyan yang
beritanya telah diketahuinya, bahwa kafilah tersebut pulang dari negeri Syam dengan membawa harta
yang berlimpah milik orang-orang kafir Quraisy. Maka Rasulullah Saw. membangkitkan semangat kaum
muslim yang mempunyai kemampuan untuk berangkat. Kemudian beliau berangkat bersama tiga ratus
orang lebih beberapa belas.
Rasulullah memakai jalan yang menuju ke pantai dengan memakai jalan yang melewati Badar.
Sedangkan Abu Sufyan menge-tahui Keberangkatan Rasulullah Saw. untuk menghadangnya. Maka Abu
Sufyan mengirimkan Damdam ibnu Amr untuk menyampaikan peringatan kepada penduduk Mekah
akan bahaya yang sedang dihadapinya. Maka bangkitlah dari kalangan penduduk Mekah suatu pasukan
besar yang terdiri atas seribu personel dengan senjata yang lengkap, jumlah mereka antara sembilan
ratus sampai seribu orang.

Selanjutnya Abu Sufyan sendiri mengambil jalan kanan bersama kafilah dagangnya, yaitu meniti jalan
tepi pantai, sehingga selamat dari hadangan pasukan kaum muslim. Lalu tibalah pasukan kaum
musyrikin, kemudian mereka sampai di sumur Badar. Lalu Allah mempertemukan pasukan kaum muslim
dan pasukan orang-orang kafir, tanpa ada penentuan waktu terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan oleh
Allah untuk meninggikan kalimat kaum muslim dan menolong mereka dalam menghadapi musuh-
musuhnya, serta untuk membedakan antara perkara yang hak dengan perkara yang batil.

Boleh jadi dalam situasi terkini, ada sebagian kaum muslimin yang keluar dari rumah mereka hanya
untuk menyuarakan kebenaran di depan penguasa zolim, dan ini adalah jihad yang paling besar.

Namun karena mendengar kabar akan keluarnya kaum muslimin tadi maka si penguasa zolim itu
menyiapkan ribuan pasukan lengkap dengan persenjataannya.

Lalu Allah dengan hikmahNya mempertemukan dua kelompok ini dan terjadilah perang besar. Saat itu
sebagian umat Islam tidak suka bahkan cenderung mengkritik mereka yang berperang padahal mereka
yang mengkritik mengetahui kebenaran wajibnya perang saat itu. Tapi Allah tetap berkehendak untuk
terjadi perang agar terlihat jelas antara hak dan batil yang senantiasa samar selama ini. Agar terlihat
jelas mana orang yang benar imannya dan mana yang munafik.
"Dan apa yang menimpa kamu ketika terjadi pertemuan (pertempuran) antara dua pasukan itu adalah
dengan izin Allah, dan agar Allah menguji siapa orang (yang benar-benar) beriman. Dan untuk menguji
orang-orang yang munafik, kepada mereka dikatakan, “Marilah berperang di jalan Allah atau
pertahankanlah (dirimu).” Mereka berkata, “Sekiranya kami mengetahui (bagaimana cara) berperang,
tentulah kami mengikuti kamu.” Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran dari pada keimanan.
Mereka mengatakan dengan mulutnya apa yang tidak sesuai dengan isi hatinya. Dan Allah lebih
mengetahui apa yang mereka sembunyikan."

Kemudian Ibnu Katsir melanjutkan, Ayyub Al-Ansari menceritakan hadis berikut: Rasulullah bersabda
ketika kami (para sahabat) berada di Madinah, "Sesungguhnya aku mendapat berita bahwa iringan
kafilah Abu Sufyan telah kembali, maka maukah kalian berangkat untuk menghadang kafilah ini?
Mudah-mudahan Allah menjadikannya sebagai ganimah buat kita."

Maka kami (para sahabat) menjawab, "Ya."

Lalu Nabi berangkat dan kami ikut bersamanya. Ketika perjalanan satu atau dua hari telah kami lampaui,
Nabi bersabda kepada kami, "Bagaimanakah pendapat kalian dengan memerangi kaum itu, karena
sesungguhnya mereka telah mendengar keberangkatan kalian (sehingga mereka meminta bala
bantuan)?"

Kami menjawab, "Tidak, demi Allah, kami tidak mempunyai kekuatan yang memadai untuk berperang
melawan musuh, tetapi kami hanya menginginkan iringan kafilah itu."

Nabi bersabda, "Bagaimanakah pendapat kalian tentang memerangi kaum itu?"


Kami menjawab dengan jawaban yang sama.

Maka Al-Miqdad ibnu Amr mengatakan, "Kalau demikian, kami tidak akan mengatakan kepada engkau,
wahai Rasulullah, seperti apa yang dikatakan oleh kaum Musa kepada Musa," yang disebutkan di dalam
firman-Nya: pergilah kamu bersama Tuhanmu. dan berperanglah kamu berdua. sesungguhnya kami
hanya duduk menanti di sini saja. (Al-Maidah: 24)

Abu Ayyub Al-Ansari mengatakan, "Setelah itu kami —semua golongan Ansar— berharap seandainya
saja kami mengatakan seperti apa yang tadi dikatakan oleh Al-Miqdad. Hal itu lebih kami sukai daripada
memiliki harta yang besar."

Selanjutnya ia mengatakan, "Lalu Allah Swt. menurunkan firman kepada Rasul-Nya." yaitu: Sebagaimana
Tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu dengan kebenaran, padahal sesungguhnya sebagian dari
orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya. (Al-Anfal: 5).

Sekarang kita bisa lihat kaitannya dengan situasi zaman now, bagaimana ketika ulama sudah menyeru
untuk berperang. Tiba-tiba sebagian umat Islam bahkan yang mengaku pengikut salaf mengeluarkan
alasan bahkan tuduhan-tuduhan keji. Padahal mereka hanya mengelak untuk ikut berperang, layaknya
umat Nabi Musa yang digambarkan surat Al Maidah ayat 24 di atas. Di sisi lain yang membanggakan
masih ada umat Islam —bahkan dari kalangan emak-emaknya— yang siap menyambut seruan para
ulama untuk berperang.

Anda mungkin juga menyukai