Anda di halaman 1dari 3

HASIL DAN ANALISIS

Pengambilan Sampel Air Parameter


pH DO Suhu Nitrat Nitrit Alkali Klorid Hardness
(ppm) (ppm) (ppm) (ppm) (ppm)
Stasiun Sungai Titik
1 23.67 1 7,3 25
2 7,2 23
3 7,3 24
4 7,2 21
5 7,3 25
6 7,3 24
2 22.67 1 7,4 21
2 7,6 25
3 7,4 23
4 7,4 20
5 7,3 26
6 7,4 21
3 21.67 1 7,6 20
22ºC 45 15 100 30 90
2 7,4 21
(HARD)
3 7,5 25
4 7,6 19
5 7,6 23
6 7,5 22
4 23 1 7,6 21
2 7,4 25
3 7,5 23
4 7,7 20
5 7,5 23
6 7,6 26
5 22 1 7,5 19
2 7,6 20
3 7,6 25
4 7,5 23
5 7,6 24
6 7,6 21

Nilai rerata pH hasil pengukuran dari 5 stasiun di Bango dengan 6 kali pengambilan
sampel pada masing-masing titik didapatkan nilai 7.48. Peraian dengan nilai pH 7.48 masih
masuk ke dalam kategori normal dan tergolong dalam air kelas I-IV yang artinya air dalam
kondisi baik. Nilai rerata DO hasil pengukuran 5 stasiun dengan 6 kali ulangan di sungai Bango
menunjukkan angka 22.6 yang artinya air memiliki kualitas baik dan masuk dalam kelas I-IV
yang artinya air dalam kondisi yang baik. Pengukuran suhu pada sungai Bango didapatkan nilai
22oC. Nilai suhu yang didapatkan menunjukkan kualitas air sungai Bango masih dalam
keadaan baik karena penyimpangan suhu tidak melebihi 3 deviasi dari suhu normal yang
berkisar 25oC.

Pembahasan

Ketika pengukuran dilakukan sungai Bango sedang dalam keadaan berarus dangat
deras akibat meningkatnya debit air setelah hujan. Arus air yang deras ini dapat memicu
peningkatan nilai oksigen terlarut atau DO [1]. Nilai DO yang mencapai 22.6 sudah memnuhi
standart baku mutu air menurut PP no 82 tahun 2001 dan tergolong dalam kelas I-IV [2]. Nilai
DO yang tinggi menunjukkan tingginya aktivitas fotosintesis dari organisme fotosintetik yang
berada di wilayah perairan, selain itu derasnya arus juga membantu proses pengikatan oksigen
bebas oleh air. Oksigen yang tinggi di dalam air akan mendukung kehidupan organisme akuatik
sehingga tidak akan terjadi hipoksia perairan [3]. Nilai DO yang tinggi juga menunjukkan
rendahnya aktivitas penguraian zat organik oleh mikroba [4]

pH sungai Bango yaitu 7.48, nilai ini sudah memenuhi nilai baku mutu air menurut PP
tahun 2001 dan tergolong dalam kelas I-IV [2]. Nilai pH 7.48 menurpakan pH yang tergolong
normal untuk perairan. pH normal merupakan pH yang paling optimal untuk hidup sebagian
besar organisme air. Ph dari suatu perairan dipengaruhi oleh kandungan air, komposisi tanah,
dan ketinggian tempat [5]. Nilai pH optimal bagi perairan berkisar pada nilai 7.4. Nilai pH
yang terlalu tinggi atau rendah akan menyebabkan kematian pada hewan sungai karena
gangguan fisiologis [6]. Nilai pH pada perairan dipengaruhi oleh aktivitas masyarakat di sekitar
bantaran sungai. Hasil pengamatan ketika praktikum, di bantaran sungai Bango tidak terdapat
aktivitas mandi dan mencuci yang dilakukan langsung di sungai. Hal ini menjadi salah satu
alasan kondisi pH sungai normal.

Suhu sungai Bango saat pengukuran yaitu 22oC, nilai ini masuk dalam kategori normal
karena nilai deviasinya tidak melebihi 3 dari suhu alami yaitu berkisar 25oC [2]. Suhu perairan
akan berdampak pada persebaran, interaksi organisme, kecepatan pertumbuhan, dan
metabolism organisme akuatik. Suhu secara tidak langsung akan mengatur produksi nutrisi dan
berpengaruh pada ketersediaan makanan. Suhu pada sungai dipengaruhi oleh aliran energi
panas dan aliran udara pada permukaan air dan aktivitas manusia [7].

Rujukan

[1] J. MIchaud, A Citizen’s Guide to Understanding And Monitoring Lakes and Streams.
Washington: Freshwater Aquatic Weeds Account, and administered by the Department of
Ecology, 1995.
[2] “PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA,” p. 67, 2001.
[3] A. Rajwa-Kuligiewicz, R. J. Bialik, and P. M. Rowiński, “Dissolved oxygen and water
temperature dynamics in lowland rivers over various timescales,” J. Hydrol. Hydromech.,
vol. 63, no. 4, pp. 353–363, Dec. 2015, doi: 10.1515/johh-2015-0041.
[4] D. A. S. Pohan, B. Budiyono, and S. Syafrudin, “Analisis Kualitas Air Sungai Guna
Menentukan Peruntukan Ditinjau Dari Aspek Lingkungan,” J. Ilmu Lingkung., vol. 14,
no. 2, p. 63, Apr. 2017, doi: 10.14710/jil.14.2.63-71.
[5] K. Kulthanan, P. Nuchkull, and S. Varothai, “The pH of water from various sources: an
overview for recommendation for patients with atopic dermatitis,” Asia Pac. Allergy, vol.
3, no. 3, p. 155, 2013, doi: 10.5415/apallergy.2013.3.3.155.
[6] S. Al-Asadi, “A study of pH values in the Shatt Al-Arab River (Southern Iraq),” Int. J.
Mar. Sci., 2016, doi: 10.5376/ijms.2016.06.0029.
[7] D. M. Hannah and G. Garner, “River water temperature in the United Kingdom: Changes
over the 20th century and possible changes over the 21st century,” Prog. Phys. Geogr.
Earth Environ., vol. 39, no. 1, pp. 68–92, Feb. 2015, doi: 10.1177/0309133314550669.

Anda mungkin juga menyukai