FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
VOLVULUS SIGMOID
Oleh :
Reski Ambarwati, S.Ked
1055 054051 18
Pembimbing :
dr. B. Arfiana Arif, M.Kes, Sp.Rad
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
HALAMAN PENGESAHAN
Telah menyelesaikan tugas dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Ilmu
Pembimbing
Assalamualaikum Wr.wb
diselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Besar
Referat ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya sebagai
Radiologi. Secara khusus penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih yang
mendalam kepada dr. B. Arfina Arif, M.Kes, Sp.Rad selaku pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dengan tekun dan sabar dalam membimbing, memberikan
arahan dan koreksi selama proses penyusunan tugas ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa penyusunan Referat ini belum sempurna adanya dan
memiliki keterbatasan tetapi berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, baik
moral maupun material sehingga dapat berjalan dengan baik. Akhir kata, penulis
berharap agar Referat ini dapat memberi manfaat kepada semua orang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu
besar berkisar 1-5% dari seluruh penyebab obstruksi letak rendah. Didunia bagian
barat, populasi volvulus usus besar 80% adalah volvulus sigmoid, diikuti dengan
volvulus sekum sebanyak 15%, kolon transversal 3% dan fleksura splenik (kolon
antara bagian transversal dan asending) 2%. Kondisi ini juga serupa dengan kondisi
Volvulus sigmoid akut memiliki onset secara tiba-tiba, pasien datang dengan
terlambat 1 sampai 4 hari setelah timbulnya gejala.. Nyeri perut, distensi abdomen,
dan konstipasi merupakan trias klasik dari gejala pada volvulus sigmoid akut. Adapun
keluhan tambahan yang biasa dirasakan berupa muntah, mual, diare, anoreksia,
distensi abdomen asimetris dan nyeri tekan. Adapun temuan lain yang didapatkan
berupa bunyi usus yang tidak normal, timpani, rektum kosong, peristaltik meningkat,
adanya massa serta bau napas tinja. Pada radiografi yang khas ditemukan adalah
“tanda biji kopi” yang menunjukkan adanya kolon sigmoid berbentuk “U” yang
buncit.2,3
Gambar 1. Manifestasi klinis Volvulus Sigmoid (distensi abdomen asimetris)
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
terhadap usus itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan
B. Anatomi
suatu tabung sederhana dengan beberapa benjolan. Pada usia janin bulan
kedua dan ketiga, terjadi suatu proses yang dapat menimbulkan cacat bawaan
pesat saat kehamilan umur 4-8 minggu. Arteri mesenterika superior yang
aksis rotasi. Usus tumbuh dengan cepat, memperluas diri dan berada dalam
tali pusat (umbilical coelom) serta membentuk umbilical loop. Masih dalam
berotasi sebanyak 90o searah jarum jam, sehingga umbilical loop berada
Gambar 2.1 Fase embriologi : (1) bakal lambung, (2) mesenterium, (3)
peritoneum parietal, (4) intestinal loop, (5) duktus omfalomesenterika, (6)
sekum
yang didahului intestinal loop, duodenum, dan sekum berputar didorsal arteri
sehingga kemudian sekum terletak difossa iliakan kanan, dan dikelilingi oleh
kolon yang membentang horizontal dan kolon desenden. Putaran atau rotasi
dengan arah berlawanan jarum jam yang terbentuk sudah melebihi 180o.5
Gambar 2.2 Fase embriologi : umbilical loop terus memanjang : (1) lambung,
(2) mesenterium, (3) peritoneum parietal, (4) intestinal loop, (5) duktus
omfalomesenterika, (6) sekum
melebihi 270o, kira-kira minggu ke9 hingga 11, sehingga mesenterium juga
berotasi dan akan berpindah kebagian inferior duodenum dan usus halus.
mesenterium pada dinding belakang, atau sekum tidak berada dikanan bawah
perut melainkan lebih jauh kekranial atau sekum ada ditempat normal, tetapi
tidak stabil dan tidak terpancang (disebut dengan sekum mobile atau mudah
digerakkan). Hal ini disebabkan oleh malrotasi atau non rotasi dari
C. Etiologi
Jadi sangat jelas bahwa agar terjadi volvulus, maka usus harus terisi
udara agar dapat mengambang dan berputar. Colon yang penuh dengan feses
tidak bisa mengambang dan berputar, tetapi dapat berputar dengan sendirinya
diabetes, Parkinson dan penyakit neurologis lain, chagas disease, stroke, dan
ischemic colitis.6
D. Patofisiologi
pada sisi kanan abdomen dan loop sekokolik berada pada bagian kiri dari
terjadi jika terdapat gangguan rotasi duodenal, yang seharusnya lengkap 270o
menjadi hanya 180o dan loop sekokolik kehilangan rotasi 180o dari rotasi
Lumen usus yang tersumbat secara progresif akan teregang oleh cairan
dan gas (70% dari gas yang ditelan) akibat peningkatan tekanan intralumen,
yang menurunkan pengaliran air dan natrium dari lumen kedarah. Pengaruh
jaringan dan asidosis metabolik. Efek lokal peregangan usus adalah iskemia
Gambar 3. Sekum letak tinggi akibat malrotasi saat masa embriologi: disertai
Ladds bands yang menyebabkan obstruksi duodenum
E. Manifestasi Klinis
a. Anamnesis
yang sifatnya akut, nyeri dada yang sifatnya tajam, distensi abdomen dan
yaitu adanya nyeri, muntah tanpa pengeluaran isi lambung (isi lambung
pengeluaran isi lambung) dan pipa nasogatrik yang tidak dapat masuk
hingga kelambung.8
Sedangkan volvulus gaster yang kronis bermanifestasi nyeri dan cepat
merasa kenyang saat makan. Pasien juga mengeluhkan adanya sulit napas,
nyeri dada dan disfagia. Karena gejala ini tidak khas maka pasien
b. Pemeriksaan fisik
peritonitis maka curiga adanya rupture pada usus. Jika perforasi sudah
F. Diagnosis Banding
saluran kemih, batu saluran kemih dan ulkus peptikum. Distensi abdomen
juga terdapat pada obstruksi usus. Pada bayi dan anak, diagnosis banding
G. Diagnosis
pemeriksaan penunjang.
a. Pemeriksaan Laboratorium
Selain itu dapat ditemukan adanya gangguan elektrolit. Analisa gas darah
dehidrasi.10
b. Pemeriksaan Radiologis
dilakukan adalah :
1. Foto Abdomen
dilatasi lambung dan duodenum, dengan atau tanpa gas usus serta
batas antara udara dengan cairan (air fluid level). Foto dengan kontras
distal.9
2. Ultrasonografi
anatomical arteri dan vena mesenterika superior dapat terlihat, hal ini
3. CT scanning
cenderung terlokasi lebih dari 7cm anterior spinal. “The Whirl Sign”
scanning.9
H. Komplikasi
I. Tata Laksana
a. Resusitasi
diabdomen.1
Metode ini kembali digunakan oleh Gay, 1859, namun tidak banyak
mortalitas akibat operasi tidaklah besar, yaitu sekitar 6%. Arnold et al,
pasien meninggal akibat keadaan lain atau karena tua. Sedangkan yang
yang masih lama. Hal ini yang dipertimbangkan adalah keadaan umum,
terdilatasi.1
Saat ini, pada pasien yang dilakukan operasi emergensi untuk volvulus
sigmoid, usunya tidak lagi viabel. Oleh karena itu, prosedur pilihannya
atas dasar anatomis, dimana proksimal rektum dekat dengan distal kolon,
b. Pemberian Antibiotik
J. Prognosis
angka mortalitas. Pada pasien dengan nekrosis saluran cerna, reseksi dapat
PENUTUP
Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus terhadap usus
itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dengan mesenterium itu
pencernaan.
yang sempit.
pemeriksaan penunjang. Secara garis besar pada anamnesis dan pemeriksaan fisik
4. MD, Chang Po-Hsiung, MD, Jeng Chin-Ming, MD, Chen Der-Fang, MD, Lung-
Huang Lin. Clinical Case Report. A Case Report and Literature Review of
5. Sjamsuhidajat, R., de Jong, W. Usus Halus, Apediks, Kolon dan Anorektum. In:
6. Gordon, P.H. Santhat N. Principles and Practice Surgery for the Colon, Rectum,
7. Jurnalis Yusri Dianne, Sayoeti Yorva, Russelly Adria. Jurnal Kesehatan Andalas.
2019.