Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TUTORIAL KLINIK DENGAN

KASUS GANGGUAN CAIRAN

Dosen Pengampu:
Ns. Ernawati, S.Kp, M.Kes

Disusun Oleh :

ABDURROHMAN H (G2A017100)
DHIAN PUTRI S.P. (G2A017101)
ALFIN NI’MAH .R. (G2A017102)
MUHAMMAD ARIS (G2A017103)
ERNAWATI (G2A017104)
VIKA NIRMALA .R. (G2A017105)

PROGRAM PENDIDIKAN S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “ Gangguan Cairan”.

Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah KEPERAWATAN DASAR II di Universitas
Muhammadiyah Semarang.

Dalam penulisan makalah ini menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Ns. Ernawati, S.Kp, M.kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah
KEPERAWATAN DASAR.
2. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Gangguan
Cairan”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Saya merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk itu krtik dan saran dari semua pihak kami terima
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Semarang, 12 Juli 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1


B. Tujuan Penulisan ............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3

A. Definisi Defisit Volume Cairan ...................................................... 3


B. Anatomi dan Fisiologi organ yang berkaitan ...............................4
C. Variabel yang mempengaruhi ......................................................... 7
D. Etiologi ............................................................................................ 8
E. Tanda Gejala defisit volume cairan.................................................9
F. Konsep asuhan keperawatan...........................................................9

BAB III PENUTUP .................................................................................. 18

Kesimpulan ......................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang
mengandumg konsentrasi nutriens gas, dan elektrolit yang dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup
memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostasis). Mekanisme
regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi,
dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik
normal atau saat terjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma. Sistem
pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan
cairan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler. Dalam tubuh yang sehat memerlukan
keseimbangan cairan dari sejumlah cairan dalam tubuh 2/3 berada dalam
intraseluler, 1/3 ekstraseluler (interstisial 65%, intravaskuler 35%). Cairan
dimasukkan melalui mulut, atau parenteral, dan cairan meninggalkan tubuh
dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal, klien dari berbagai
umur dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan, tetapi
manusia yang paling muda dan yang paling tua memiliki resiko paling
besar.
B. TujuanPenulisan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang defisit volume cairan.
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami definisi defisit volume cairan.
b. Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi organ yang
berhubungan dengan gangguan volume cairan.
c. Mahasiswa mampu memahami variabel yang mempengaruhi
keseimbangan cairan.

1
d. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari defisit volume cairan.
e. Mahasiswa mampu memahami tanda gejala defisit volume cairan.
f. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan defisit
volume cairan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Defisit Volume Cairan.

2.1.1 Definisi Cairan

Tubuh manusia membutuhkan keseimbangan antara pemasukan dan


pengeluaran cairan. Cairan dimasukkan melalui mulut, atau secara parenteral, dan
cairan meninggalkan tubuh dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal.
Klien dari berbagai umur dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan
cairan, tetapi manusia yang paling muda dan paling tua memiliki resiko terbesar.
Penyakit parah, trauma, atau klien yang cacat juga lebih cenderung untuk
mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan.

Dehidrasi dan edema mengidentifikasikan tidak terpenuhinya kebutuhan


cairan. Dehidrasi mungkin karena demam berlebihan atau berkepanjangan, muntah,
diare, trauma, atau beberapa kondisi yang menyebabkan kehilangan cairan dengan
cepat. Edema juga diikuti oleh gangguan elektrolit dan bisa muncul pada gangguan
nutrisi, kardiovaskuler, ginjal, kanker, traumatik, atau gangguan lain yang
menyebabkan akumulasi cairan yang tepat.

Pada saat pengkajian keperawatan menunjukkan temuan konsisten


ketidakseimbangan cairan, tindakan keperawatan diarahkan pada perbaikan
keseimbangan kearah normal.

2.1.2 Definisi Defisit Volume Cairan

Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, atau intraseluler. Ini mengacu


pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium. Rentan
mengalami penurunan volume cairan intravaskuler, interstisial, atau intraseluler,
yang dapat mengganggu kesehatan.

3
2.2 Anatomi dan Fisisologi Organ yang Berhubungan dengan Gangguan
Volume Cairan.

Anatomi

Ginjal merupakan organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan


tubuh secara baik. Ginjal terdiri dari:

1. Hilus (hilum) adalah tingkat kecekungan tepi medial ginjal.


2. Sinus ginjal adalah rongga berisi lemak yang membuka pada hilus. Sinus
ini membentuk perlekatan untuk jalan masuk dan keluar ureter,vena dan
arteri renalis,saraf dan limfatik.
3. Pelvis ginjal adalah perluasan ujung proksimal ureter. Ujung ini berlanjut
menjadi 2-3 kaliks mayor,yaitu rongga yang mencapai glandular,bagian
penghasil urine pada ginjal setiap kaliks mayor bercabang menjadi 8-18.
4. Parenkim ginjal adalah jaringan ginjal yang menyelebungi struktur sinus
ginjal. Jaringan ini terdiri dari:
a.Medula terdiri dari massa-massa triangular yang disebut piramida
ginjal
b.korteks tersusun dari tubulus dan pembuluh darah nefron yang
merupakan unit struktural dan fungsional ginjal.
5.Ginjal terbagi-bagi lagi menjadi lobus ginjal. Setiap lobus terdiri dari 1
piramida ginjal, kolumna yang saling berdekatan, dan jaringan korteks yang
melapisinya.

Fisiologi

b. Fungsi Ginjal
1. Pengeluaran zat sisa organik.
2. pengaturan konsentrasi ion-ion penting
3. pengaturan keseimbangan asam basa.
4. pengaturan produksi sel darah merah
5. pengaturan tekanan darah

4
6. pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan
asam amino darah
7. pengaturan zat beracun.

Anatomi

1. Paru Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi
udara,terletak dalam rongga toraks.

a.Paru kanan memiliki tiga lobus; paru kiri memiliki dua lobus

b.Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas tiga pertama,
sebuah permukaan diafragmatik(bagian dasar) terletak diatas diafragma,sebuah
permukaan media stinal yang terpisah dari paru lain media stinum, dan permukaan
kostal terletak diatas kerangka iga.

c.Permukaan media spinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya
pembuluh darah bronki, pulmonar, bronkial dari paru.

2. Pleura adalah membran penutup yang membungkus setiap paru.

a. pleura parietal melapisi rongga toraks (kerangka iga, diafragma, mediastinum).

b. pleura viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal dibagian
bawah paru.

c. rongga pleura ( ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal
dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas.

d. resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Saat
bernafas, paru-paru keluar masuk area ini

1. resesus pleura kostomediastinal terletak ditepi anterior kedua sisi pleura,


tempat pleura parietal berbelok dari kerangka iga kepermukaan lateral
mediastimun.

5
2. resesus pleura kostodiafragmatik terletak ditepi posterior kedua sisi
pleura diantara diafragma dan permukaan kostal internal toraks.

Fisiologi

Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbondioksida.

Anatomi Kulit

Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5kg dan menutupi area
seluas 18 kaki persegi(1,67 m2) pada laki-laki dengan berat badan 7.5kg

a. Epidermis adalah alapisan teratas , atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel.

b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya.

Fisiologi kulit

a. perlindungan, kulit melindungi tubuh dari mikroorganisme, kehilangan cairan,


dan dari zat iritan kimia maupun mekanik.

b.pengaturan suhu tubuh,pembuluh darah dan kelenjar keringat dalam kulit


berfungsi untuk mempertahankan dan mengatur suhu tubuh.

c. ekskresi, zat berlemak, air dan ion-ion, seperti natrium diekskresi melalui
kelenjar-kelenjar pada kulit

d. metabolisme, dengan bantuan radiasi sinar matahari, proses sintesis vitamin D


yang penting untuk pertumbuhan dan perkembangan tulang.

e. komunikasi, mendeteksi sensasi yang berkaitan dengan suhu, sentuhan, tekanan


dan nyeri.

6
Anatomi Lambung adalah organ bebentuk J, terletak pada suporial kiri rongga
abdomen dibawah diagfragma.Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada
bagian kiri garis tengah.Ukuran dan bentuk bervariasi dari satu induvidu ke
induvidu yang lain.Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung ,fundus ,bagan
organ,pilorus.

Fisiologis

1.Penyimpanan makanan,memungkinkan adanya interval waktu yang panjang


antara saat makan dan kemampuan menyimpan makanan dalam jumlah besar
sampai makanan dapat terakomodasi di bagian bawah saluran.

2.Produksi kimus, aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus dan


mendorongnys kedalam duodenum.

3.Digesti protein.Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam
klorida.

4.Produksi Mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barter setebal
1mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.

5.Absorpsi. Absorpsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit.

2.3 Variabel Yang Mempengaruhi Keseimbangan Cairan.

1. Usia

Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan dan
elektrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan seseorang.
Oleh karena itu, pada saat mengkaji klien perawat perlu menghitung adanya
perubahan cairan yang berhubungan dengan proses penuaan dan perkembangan.

2. Bayi

7
Walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih besar, mereka tidak terlindungi
dari kehilangan cairan (misal : diare) karena mereka setiap hari mengkonsumsi dan
mengekskresi volume air dalam jumlah yang relatif besar dari orang dewasa.

3. Anak-anak

Seringkali respon anak-anak terhadap respon penyakit adalah mereka menjadi


demam dengan suhu yang lebih tinggi atau dengan durasi demam yang lebih lama
pada orang dewasa, di masa kanak-kanak dapat meningkatkan kecepatan

4. Remaja

Sejumlah air dihasilkan sebagai produk akhir metabolisme. Perubahan


keseimbangan cairan pada remaja perempuan lebih besar karena adanya perubahan
hormonal yang berhubungan dengan siklus menstruasi.

5. Gaya hidup

Gaya hidup dapat memberi pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Kebiasaan dapat mempengaruhi keseimbangan cairan
meliputi diet, stres, dan olahraga.

2.4 Etiologi

1. dehidrasi

Perdarahan, muntah, diare, hipersalivasi, fistula, ileustomy (pemotongan


usus), diaporesis (keringat berlebihan), luka bakar, puasa, terapi hipotonik, cuci
lambung (sucsition gartrointestinal).

a. dehidrasi hipotonik: penyakit DM, rehidrasi cairan berlebih, malnutrisi berat dan
kronis.

8
b. dehidrasi hipertonik: hiperventilasi, diare air, diabetes insipedus (hormon ADH
menurun), rehidrasi cairan berlebihan, disfagia, gangguan rasa haus, kesadaran,
infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat.

2.5 Tanda dan Gejala

1. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula)

Haus, gelisah, denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, turgor kulit normal,
pengeluaran urine (1300ml/hari), kesadaran baik denyut jantung meningkat.

2. Dehidrasi sedang (kehilangan cairan 5% dari BB semula)

Haus meningkat, nadi cepat dan lemah, turgor kulit kering, membran mukosa
kering, pengeluaran berkurang, suhu tubuh meningkat.

3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan 8% dari BB semula)

Penurunan kesadaran, lemah, lesu, takikardi, mata cekung, pengeluaran urine tidak
ada, hipotensi, nadi cepat dan halus, ekstremitas dingin.

2.6 Konsep Asuhan Keperawatan Defisit Volume Cairan.

2.6.1 Pengkajian

DATA PERSONAL

Tanggal pengkajian : 10 Juli 2018

Nama : An. NFH

No. Register : 47-73-G1

Jenis Kelamin : Perempuan

9
Umur : 1 tahun 8 bulan

Alamat :

Status perkawinan : Belum kawin

Agama : Islam

Pekerjaan : Belum bekerja

Diagnosa medis : GEDS, demam typhoid, gizi kurang

Keluhan Utama:

Sudah satu minggu lebih mual muntah, tiap makan dan minum muntah, BAB cair.

Riwayat Penyakit Sekarang:

Pada tanggal 8 Juli 2018 pasien panas, diare mual muntah dibawa ke RS Kariadi
dan dirawat semalam, mendapat infus sembuh lalu pulang. Kemudian pada
tanggal 9 Juli 2018 An. N kembali mual muntah, diare dan dibawa ke RS Roemani
dan dirawat di ruang Ayyub 3, oleh dr.Kartika sudah diberikan terapi obat melalui
IV dan oral.

Riwayat Penyakit Dahulu:

- Diare

- Batuk pilek

- Demam

10
Data Fokus :

10 Juli 2018

Data Subjektif Data Objektif

- Ibu pasien mengatakan - Bibir pucat, lemas


frekuensi diare lebih dari 3 - Suhu : 37,8 (10/7/18)
kali - Suhu : 37,1 (11/7/18)
- Rewel - Suhu : 36,9 (12/7/18)
- Tidak mau makan minum - RR : 21x/menit (9/7/18)
- Masih muntah (terjadi ketika - RR : 22x/menit (11/7/18)
pemberian ondancetron
dihentikan)
- Lemas

2.6.2 Diagnosa Keperawatan

Defisit volume cairan berhubungan dengan diare

11
2.6.3 Intervensi

No Waktu Tujuan dan kriteria hasil Rencana Rasional

1 Setelah diberikan terapi Observasi TTV Untuk mengetahui


melalui parenteral dan tanda-tanda vital dalam
Observasi hasil lab
oral diharapkan bataasan normal.
kebutuhan cairan pada Edukasi keluarga
Untuk mengetahui hasil
pasien dapat terpenuhi pasien untuk menjaga
lab batasan normal.
kelembaban perianal
pasien

Edukasi keluarga
pasien untuk menjaga
kebersihan dan
kesterilan botol susu

12
2.6.4 Implementasi

No No. Dx Waktu Tindakan Respon pasien TT

1. D0001 10/7/2018 Mengobservasi TTV S : Rewel

Pemberian obat O : suhu 37,8 C


parenteral

11/7/2018 Mengobservasi TTV S:

Pemberian obat topikal, - pasien dalam


oral, parenteral keadaan tidur
- Muntah ketika
diberi obat

O:

- RR 22x/menit
- Suhu 37,1 C

12/7/2018 Mengobservasi TTV S : pasien menangis

Pemberian obat O : suhu 36,9 C


parenteral

13
2.6.5 Evaluasi

S:

- Ibu pasien mengatakan pasien masih muntah (muntah terjadi ketika

diberikan pemberian condancetron dihentikan).

- Ibu pasien mengatakan frekuensi diare lebih dari 3x


- Ibu pasien mengatakan anus kemerahan
O:
- Pasien tampak lemas dan pucat
- Bibir pasien pucat
- Terpasang infus ditangan kanan
- Suhu (12/7/2018) 36,9 C

A:

- Diare belum teratasi

- Kekurangan cairan belum teratasi

P:
- Observasi TTV
- Pemberian lacto b, zinc, ceftriacton, dexamitason, ondancentron, infus 2A
½N

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Cairan tubuh merupakan sarana untuk transpor zat makanan maupun


sisa-sisa metabolisme, membawa nutrien (komponen makanan) mulai dari
proses absorpsi, mendistribusikan, sampai ke tingkat intraseluler tempat
nutrien mengalami proses metabolisme. Hasil metabolisme akan
didistribusikan ke seluruh tubuh dan ekskresinya akan dikeluarkan dari
tubuh.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sloane, Ethel, Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Jakarta : EGC, 2003

Herdman, T. Heather, NANDA-I diagnosis keperawatan, Jakarta : EGC, 2018

Syaifuddin, Haji, Anatomi Fisiologi : kurikulum berbasis kompetensi untuk


keperawatan & kebidanan, Jakarta : EGC, 2011

Potter, Patricia A, Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses,, dan


praktik, Jakarta : EGC, 2005

NIC NOC edisi kelima & keenam

16

Anda mungkin juga menyukai