Dosen Pengampu:
Ns. Ernawati, S.Kp, M.Kes
Disusun Oleh :
ABDURROHMAN H (G2A017100)
DHIAN PUTRI S.P. (G2A017101)
ALFIN NI’MAH .R. (G2A017102)
MUHAMMAD ARIS (G2A017103)
ERNAWATI (G2A017104)
VIKA NIRMALA .R. (G2A017105)
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka penyusun dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “ Gangguan Cairan”.
Penyusunan makalah ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah KEPERAWATAN DASAR II di Universitas
Muhammadiyah Semarang.
1. Ns. Ernawati, S.Kp, M.kes selaku dosen pengampu pada mata kuliah
KEPERAWATAN DASAR.
2. Keluarga yang selalu mendukung penyusun.
3. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan Makalah “Gangguan
Cairan”, yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Saya merasa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki penyusun. Untuk itu krtik dan saran dari semua pihak kami terima
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Kesimpulan ......................................................................................... 15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel-sel hidup dalam tubuh diselubungi cairan interstisial yang
mengandumg konsentrasi nutriens gas, dan elektrolit yang dibutuhkan
untuk mempertahankan fungsi normal sel. Kelangsungan hidup
memerlukan lingkungan internal yang konstan (homeostasis). Mekanisme
regulator penting untuk mengendalikan keseimbangan volume, komposisi,
dan keseimbangan asam basa cairan tubuh selama fluktuasi metabolik
normal atau saat terjadi abnormalitas, seperti penyakit atau trauma. Sistem
pengaturan mempertahankan konstannya cairan tubuh, keseimbangan
cairan elektrolit dan asam basa, dan pertukaran kompartemen cairan
ekstraseluler dan intraseluler. Dalam tubuh yang sehat memerlukan
keseimbangan cairan dari sejumlah cairan dalam tubuh 2/3 berada dalam
intraseluler, 1/3 ekstraseluler (interstisial 65%, intravaskuler 35%). Cairan
dimasukkan melalui mulut, atau parenteral, dan cairan meninggalkan tubuh
dari saluran pencernaan, paru-paru, kulit, dan ginjal, klien dari berbagai
umur dapat mengalami kondisi tidak terpenuhinya kebutuhan cairan, tetapi
manusia yang paling muda dan yang paling tua memiliki resiko paling
besar.
B. TujuanPenulisan
1) Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami tentang defisit volume cairan.
2) Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami definisi defisit volume cairan.
b. Mahasiswa mampu memahami anatomi dan fisiologi organ yang
berhubungan dengan gangguan volume cairan.
c. Mahasiswa mampu memahami variabel yang mempengaruhi
keseimbangan cairan.
1
d. Mahasiswa mampu memahami etiologi dari defisit volume cairan.
e. Mahasiswa mampu memahami tanda gejala defisit volume cairan.
f. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan defisit
volume cairan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Anatomi dan Fisisologi Organ yang Berhubungan dengan Gangguan
Volume Cairan.
Anatomi
Fisiologi
b. Fungsi Ginjal
1. Pengeluaran zat sisa organik.
2. pengaturan konsentrasi ion-ion penting
3. pengaturan keseimbangan asam basa.
4. pengaturan produksi sel darah merah
5. pengaturan tekanan darah
4
6. pengendalian terbatas terhadap konsentrasi glukosa darah dan
asam amino darah
7. pengaturan zat beracun.
Anatomi
1. Paru Paru adalah organ berbentuk piramid seperti spons dan berisi
udara,terletak dalam rongga toraks.
a.Paru kanan memiliki tiga lobus; paru kiri memiliki dua lobus
b.Setiap paru memiliki sebuah apeks yang mencapai bagian atas tiga pertama,
sebuah permukaan diafragmatik(bagian dasar) terletak diatas diafragma,sebuah
permukaan media stinal yang terpisah dari paru lain media stinum, dan permukaan
kostal terletak diatas kerangka iga.
c.Permukaan media spinal memiliki hilus (akar), tempat masuk dan keluarnya
pembuluh darah bronki, pulmonar, bronkial dari paru.
b. pleura viseral melapisi paru dan bersambungan dengan pleura parietal dibagian
bawah paru.
c. rongga pleura ( ruang intrapleural) adalah ruang potensial antara pleura parietal
dan viseral yang mengandung lapisan tipis cairan pelumas.
d. resesus pleura adalah area rongga pleura yang tidak berisi jaringan paru. Saat
bernafas, paru-paru keluar masuk area ini
5
2. resesus pleura kostodiafragmatik terletak ditepi posterior kedua sisi
pleura diantara diafragma dan permukaan kostal internal toraks.
Fisiologi
Fungsi utama paru-paru yaitu untuk pertukaran gas antara darah dan atmosfer.
Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan
mengeluarkan karbondioksida.
Anatomi Kulit
Kulit adalah organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4,5kg dan menutupi area
seluas 18 kaki persegi(1,67 m2) pada laki-laki dengan berat badan 7.5kg
a. Epidermis adalah alapisan teratas , atau terluar yang tersusun dari jaringan epitel.
b. Dermis adalah lapisan jaringan ikat bagian bawah. Lapisan ini mengikat
epidermis dengan struktur yang ada dibawahnya.
Fisiologi kulit
c. ekskresi, zat berlemak, air dan ion-ion, seperti natrium diekskresi melalui
kelenjar-kelenjar pada kulit
6
Anatomi Lambung adalah organ bebentuk J, terletak pada suporial kiri rongga
abdomen dibawah diagfragma.Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak pada
bagian kiri garis tengah.Ukuran dan bentuk bervariasi dari satu induvidu ke
induvidu yang lain.Regia-regia lambung terdiri dari bagian jantung ,fundus ,bagan
organ,pilorus.
Fisiologis
3.Digesti protein.Lambung memulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam
klorida.
4.Produksi Mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barter setebal
1mm untuk melindungi lambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.
1. Usia
Usia mempengaruhi distribusi cairan tubuh dan elektrolit. Perubahan cairan dan
elektrolit terjadi secara normal seiring dengan perubahan perkembangan seseorang.
Oleh karena itu, pada saat mengkaji klien perawat perlu menghitung adanya
perubahan cairan yang berhubungan dengan proses penuaan dan perkembangan.
2. Bayi
7
Walaupun bayi memiliki proporsi air tubuh lebih besar, mereka tidak terlindungi
dari kehilangan cairan (misal : diare) karena mereka setiap hari mengkonsumsi dan
mengekskresi volume air dalam jumlah yang relatif besar dari orang dewasa.
3. Anak-anak
4. Remaja
5. Gaya hidup
Gaya hidup dapat memberi pengaruh tidak langsung pada keseimbangan cairan,
elektrolit, dan asam basa. Kebiasaan dapat mempengaruhi keseimbangan cairan
meliputi diet, stres, dan olahraga.
2.4 Etiologi
1. dehidrasi
a. dehidrasi hipotonik: penyakit DM, rehidrasi cairan berlebih, malnutrisi berat dan
kronis.
8
b. dehidrasi hipertonik: hiperventilasi, diare air, diabetes insipedus (hormon ADH
menurun), rehidrasi cairan berlebihan, disfagia, gangguan rasa haus, kesadaran,
infeksi sistemik : suhu tubuh meningkat.
Haus, gelisah, denyut nadi 90-110 x/menit, nafas normal, turgor kulit normal,
pengeluaran urine (1300ml/hari), kesadaran baik denyut jantung meningkat.
Haus meningkat, nadi cepat dan lemah, turgor kulit kering, membran mukosa
kering, pengeluaran berkurang, suhu tubuh meningkat.
Penurunan kesadaran, lemah, lesu, takikardi, mata cekung, pengeluaran urine tidak
ada, hipotensi, nadi cepat dan halus, ekstremitas dingin.
2.6.1 Pengkajian
DATA PERSONAL
9
Umur : 1 tahun 8 bulan
Alamat :
Agama : Islam
Keluhan Utama:
Sudah satu minggu lebih mual muntah, tiap makan dan minum muntah, BAB cair.
Pada tanggal 8 Juli 2018 pasien panas, diare mual muntah dibawa ke RS Kariadi
dan dirawat semalam, mendapat infus sembuh lalu pulang. Kemudian pada
tanggal 9 Juli 2018 An. N kembali mual muntah, diare dan dibawa ke RS Roemani
dan dirawat di ruang Ayyub 3, oleh dr.Kartika sudah diberikan terapi obat melalui
IV dan oral.
- Diare
- Batuk pilek
- Demam
10
Data Fokus :
10 Juli 2018
11
2.6.3 Intervensi
Edukasi keluarga
pasien untuk menjaga
kebersihan dan
kesterilan botol susu
12
2.6.4 Implementasi
O:
- RR 22x/menit
- Suhu 37,1 C
13
2.6.5 Evaluasi
S:
A:
P:
- Observasi TTV
- Pemberian lacto b, zinc, ceftriacton, dexamitason, ondancentron, infus 2A
½N
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel, Anatomi dan Fisiologi untuk pemula, Jakarta : EGC, 2003
16