Pembuatan Terowongan
~ Disain & Konstruksi ~
ー1ー
~ Isi ~
Penyelidikan
Disain
–Kondisi disain
–Metode disain
–Peran dari tiap komponen penyangga
–Modifikasi disain
–Metode penggalian
–Disain area portal
–Sistem drainase dan water-proofing , dll.
Manajemen Konstruksi
Referensi : Metode Pembantu
ー2ー
Jenis Penyelidikan
Kondisi Tanah/Batuan • Penyelidikan Umum
Topografi dan Geologi
• Penyelidikan Geologi Rinci
• Penyelidikan Hidrologi
ー3ー
Jenis Penyelidikan
Jenis Penyelidikan Tujuan
Penyelidikan Kondisi Penyelidikan Umum Perencanaan jalur secara optimal
Tanah/Batuan Topografi dan Geologi
Penyelidikan Geologi Rinci -Perencanaan jalur secara optimal
-Disain yang akurat dan penentuan metode
konstruksi yang sesuai
Penyelidikan Hidrologi Pengaruh kondisi hidrologi pada konstruksi
terowongan
Lain-lain Harus dikaji ulang tentang jalur jalan untuk peralatan bergerak, metode pemrosesan
air berlumpur pada konstruksi, metode pemrosesan limbah dan aliran air apabila
logam berat terkandung di dalam limbah dan aliran air sebelumnya.
ー5ー
Profil Geologi
150
Boundary
Batas of Elastic
Kecepatan Wave Velocity
Gelombang Elatis
Boundary
Batas DariofJenis
Rockbatuan
Type
100
Elevation(m)
Fault
Sesar
Elevasi (m)
50
Tunnel
Struktur Formation
Terowongan
Ground
MukaWater Level
Air Tanah
0
Milage(km) 400+100 400+200 400+300 400+400 400+500 400+600 400+700 400+800 400+900 401+000
Jarak (km)
StrataStrata
Nama Name ??? Strata
RockBatuan
Jenis Type Mud Stone Sand Stone Mud Stone
Uniaxial
Kuat Compressive Strength
Tekan Uniaksial qu=0.8~1.2MPa qu=10~12MPa qu=20~25MPa qu=1.2~1.6MPa
(Competence
(Faktor Facter)
Kompetensi) (1.5~2.2) (5.8~7.0) (11.7~14.6) (1.4~1.9)
Keadaan
Status ofAir Bawah Tanah
Underground Water qu=2.0~3.0MPa Aliran of
Water inflow air 150~200
150~200litre
liter/menit
per minute qu=8.0~11.0MPa qu=0.6~0.8MPa
(2.2~3.2) (6.7~9.2) (1.9~2.5)
Kelas Tanah/Batuan
Class of Ground Is Is IN IIIN IIIN IIIN Is Is
Remarks
Keterangan Countermeasure for water
Kemungkinan diperlukan inflow
tindakan
may be necessary.
countermeasure
pencegahan untuk aliran air
Zona
Faultsesar yang terkekarkan
Fractured Zone ー6ー
Dasar Disain
• Disain harus memenuhi hal-hal berikut
– Kondisi tanah/batuan
– Kondisi lingkungan
– Penggunaan terowongan
ー7ー
Kelurusan (alignment) Horizontal
• Harus mempunyai bentuk berupa garis lurus atau
garis lengkung dengan diameter yang besar.
ー8ー
Kelurusan (alignment) Longitudinal
• Gradien kemiringan harus sekecil mungkin
• Setelah penyelesaian pekerjaan terowongan,
gradien lebih besar 0.1% dianggap cukup
• Selama tahap konstruksi, diperlukan
gradien paling kecil 0.3%
ー10ー
Fasilitas Tambahan
• Fasilitas tambahan
– Pencahayaan
– Manhole
– Sinyal
– Komunikasi
• Harus direncanakan dengan memeriksa
hubungan antara lokasi fasilitas, penampang
bagian dalam dan perawatannya.
ー11ー
Beban Disain
Beban-beban berikut harus dipertimbangkan
pada disain apabila diperlukan.
Beban overburden
Gempa bumi
Dead load
Live load
Tekanan air
Beban lainnya
ー12ー
Ruang Guna
& Contoh Penampang Bagian Dalam
Single Track Double Track
Shotcrete
Outside of Bagian Luar
Shotcrete
Lining Bagian
Outside Luar
of Lining
Lining Bagian
Inside Dalam
of Lining
R4
35
0
R2
38
0
4760
8700
R9480
R8090
2480
R9700
2110
R20000
Locomotive
Lokomotif
400400
400400
R550
R4
35
0
R2 0
75 17
0 R2
4660 8700
R9430 R8090
2480
2110
R20000
R9700
Kereta Listrik DC
DC electrified
400 400
400 400
R550
R4
35
0
R 39 8 0
0 R2 2 2
8700
4760
R9480 R8090
2480
2110
R9700
R20000
Kereta Listrik AC
AC electrified
400 400
400 400
R550
ー13ー
Metode Disain
ー14ー
Batas Penerapan Tiap-tiap Metode Disain
Metode Disain Kondisi Kondisi Disain
Tanah/Batuan
Metode Disain -Tanah Biasa -Kondisi biasa
Standard -Sebagian dari tanah (Ukuran penampang
khusus standard)
Disain Berdasar -Tanah Khusus -Kondisi khusus
Kondisi Serupa -Tanah biasa dan kondisi (Penampang besar, Tekanan
desain khusus tanah yang tidak simetris,
Overburden yang besar atau
Disain Dengan kecil, penurunan
Metode Analitis permukaan tanah yang
dikendalikan)
ー15ー
Metode Disain Standard
Jenis Tanah Batuan Bataun
Step 1 Komponen
/Batuan
Jenis
Jenis Tanah/
Batuan Keras
Menengah Lunak
Ketebalan
Tanah
Baut batuanNama
(D22)Strata dan Batuan Batuan
Batuan
Penentuan jenis strata Kelas
Penyangga
Batuan
A
Batuan Keras
B C Menengah
D
beton tembak
LunakE
(cm)
F.G.
Tanah
dan batuan A~G Tanah
/Batuan a)Palaeozoic, Mesozoic (slate, sandstone, conglomerate, chart, limestone),
Lempung
Penyangga
Pasir
ー16ー
Sistem Penyangga Terowongan
250 100
Lining
3000
A-A Section
ー17ー
Contoh Metode Analitis (FEM)
5.
4.5
4.
3.5
3.
2.5
2.
1.5
1.
Y
0.5
Z X
Output Set: Interval 5, Step 1
Deformed(0.0428): Total Translation 0.
Contour: Safety Factor ー18ー
Contoh Metode Analitis (FEM)
5.
4.5
4.
3.5
3.
2.5
2.
1.5
1.
Y
0.5
Z X
Output Set: Interval 8, Step 1
ー19ー
Deformed(0.0423): Total Translation 0.
Contour: Safety Factor
Efek Beton Tembak Sketsa Konseptual
Peran Komponen
Efek Penyanggaan Dengan
Penyanggaan Mengikatkan Batuan t t
dan
Menambahkan Tahanan Geser
Pada Massa Batuan
Shotcrete
Efek Tekanan Internal
dan
Efek Cincin Tertutup N N
Efek Distribusi
Tekanan Eksternal
Efek Perisai
ー20ー
Peran Komponen
Penyanggaan
Efek Penyangga Baja Sektas Konseptual
ー21ー
Peran Komponen Efek Baut Batuan Sketsa Konseptual
ー22ー
Disain Ketebalan pada Lining dan Invert
IN
IS 30 30 35 45
IL > 30 > 30
S, L Harus Ditinjau Ulang
ー23ー
Terowongan Yang Saling Berdekatan
Terowongan Baru
Sejajar Menyilang
ー24ー
Definisi Derajat Kedekatan
Derajat kedekatan digolongkan menjadi tiga
kategori sebagai berikut.
Level I : Tidak terdapat batasan pada saat
dibangun terowongan baru.
Level II: Kemungkinan terjadi pengaruh ketika
dibangun terowongan baru
Level III: Tindakan yang sesuai harus diadopsi
ketika membangun terowongan baru.
ー25ー
Derajat Kedekatan (Terowongan Sejajar)
45?
Lokasi relatif Jarak antara Derajat 2.5D 2.5D
dari kedua kedua terowongan kedekata level III level I
terowongan (L) n
Terowongan
level I 1.0D 1.0D
baru terletak
1D > L Level III level II level II
di atas
2.5D> L >1D Level II
terowongan
L > 2.5D Level I
yang sudah
ada
Terowongan
baru terletak
1.5D > L Level III TerowonganTunnel
yang
di bawah
2.5D> L >1.5D Level II Existing
terowongan 1.5D sudah ada 1.5D
L > 2.5D Level I
yang sudah
ada
2.5D 2.5D
DD ::Diameter
Diameter of new tunnel
terowongan yang baru
ー26ー
Derajat Kedekatan (Terowongan Menyilang)
level I
3.0D
level II
45?
3.0D
Lokasi relatif Jarak antara
Derajat
dari kedua kedua
kedekatan
terowongan terowongan (L) 1.5D 1.5D
5m
baru terletak di
1.5D > L Level III
atas
3.0D> L >1.5D Level II
terowongan D
D ::
D Diameter
Diameter
: Diameter of new tunn
T erowongan B
5m
L > 3.0D Level I
yang Terowongan Baru
sudah ada
Terowongan 2.0D
2.0D
baru terletak di 2.0D > L Level III
bawah 3.5D> L >2.0D Level II
terowongan L > 3.5D Level I 3.5D 3.5D
yang sudah ada level II
level I
ー27ー
Metode Penggalian
Metode Penggalian Pembagian Section
Metode Full Face
dengan Auxiliary ?1
?1
Short
Bench ?2
5D >Bench length> D
Metode
Bench Cut
?1
Mini
Bench ?2
D >Bench length
?1 ?
3
Metode ?3 ?1
Diafragma Pusat ?4 ?2 ?2 ?
4
ー28ー
Hubungan Antara Kelas Tanah/Batuan dan
Metode Penggalian
Klasifikasi
Kelas Metode Penggalian
Jenis Tanah/Batuan
Tanah/Batuan
VN
IVN Metode Full Face
Tanah/Batuan Biasa IIIN
IIN
Metode Full Face atau Bench Cut
IN
Is Metode Bench Cut Pendek
Tanah/Batuan Metode Bench Cut Pendek dengan Ring
IL
khusus Cut
S,L Ditinjau Ulang Secara Terpisah
ー29ー
Metode Pembuatan Terowongan
• Penggalian Dengan Peledakan
– biasanya digunakan pada batuan keras, dan batuan
menengah
– kompatibel terhadap perubahan tanah/batuan
• Penggalian Secara Mekanis
– tingkat keamanan tinggi
– mempertahankan tanah/batuan di sekitarnya
– pengaruh terhadap lingkungan sekitar kecil
• Penggalian Dengan Tenaga Manusia
– Digunakan pada tempat dimana sulit untuk
menggunakan mesin
ー30ー
Disain Area Portal
ー32ー
Tindakan Untuk Mengatasi
Permasalahan Pada Area Portal
Penurunan Tekanan Daya dukung
Permasalahan Longsoran Kegagalan Keruntuhan
permukaan tidak tanah tidak
Solusi Utama tanah lereng muka kerja
tanah simetris mencukupi
Proteksi lereng ○ ○
Dinding penahan ○ ○ ○ ○
Isian counter-weight ○ ○ ○
Baut perkuatan vertikal ○ ○ ○ ○ ○
Pengangkeran ○ ○
Tiang pencegah longsoran tanah ○ ○
Drainase ○ ○ ○
Grouting ○ ○ ○ ○ ○
Stabilisasi Permukaan Kerja ○ ○
Stabilitas tanah/batuan di depan
○ ○ ○ ○
permukaan kerja
Perkuatan
○ ○ ○ ○ ○
kaki terowongan
ー33ー
Water-proofing
dan Sistem Drainase
M embran Tahan
Waterproofing Air
Membrane
Shotcrete dan
Shotcrete Penyangga
& Steel Baja
Support
Second Lining
⑤5 ⑥ ⑦7
6
④4 ⑧8
Existing Lining
Lining Yang Sudah Ada
③3 ⑨9
②2 ⑩
10
①1 ⑪11
Measurement Point
Titik Pengukuran L=6.0~10.5m/span
ー35ー
Measurement Point
Titik Pengukuran
Tujuan Pengamatan dan Monitoring
ー36ー
Contoh Penempatan Peralatan Monitoring
Titik Pengukuran
Monitoring PointUntof
uk Settlement Pada Cro wn
Crown Settlement
Garis Monitoring
Monitoring LinesKonvergens i
of Convergence
a b
Gaya Aksial Baut Batuan
Axial Force of Rockbolt
c
d
Stresses
T eganganof Steel
pada Support
Penyangga Baja
ー37ー
Kriteria Kontrol Pada Monitoring
Standard
Standar
Operasi
opera tiii Level I alert Level II alert Level III alert
A
A B C D
Kontrol
ControlKriteria
criterion
III III
LevelLevel
Kontrol
ControlKriteria
criterion
II
LevelLevel II
Kontrol
ControlKriteria
criterion
Level Level
I I
A : Standar Operasi – Monitoring Standar
B : A: Standard
Level operations
-- Standard
I alert – Peningkatan monitoring
frekuensi monitoring, melakukan inspeksi lokasi, memberikan
B:instruksi
Levelyang -
I alert Increasing monitoring
lebih tegas pada pekerja frequency; conducting site
inspections;
C : Level giving stricter
II alert -- Perubahan instructions
sistem monitoring, to workers
melakukan tindakan pencegahan minor
C: Level II alert - Changing the monitoring system; carrying
D : Level III alert – Menghentikan kegiatan konstruksi, menganalisa out
minor
penyebab dan
countermeasures ー38ー
D:kecenderungan
LevelIII alert pada deformasi, memutuskan
- Stopping uction;metode
constr perkekuatan
analyzing cause and tendency
of
deformation; decidingthe
onreinforcement
method
Kontrol Keamanan dan Kesehatan,
Perlindungan Lingkungan
• Pencahayaan
– Disarankan untuk menyediakan pencahayaan
lebih besar atau sama dengan 70 lx.
• Ventilasi
– Konsentrasi gas methan di udara harus kurang
dari 1.5 %.
– Konsentrasi oksigen di udara harus lebih besar
atau sama dengan 18 %.
– Temperatur pada bagian dalam terowongan
harus lebih kecil atau sama dengan 37 °C.
ー39ー
Metode Pembantu
ー40ー
Metode Stabilisasi Crown
- Metode Forpiling dan Forepoling -
Pipa Pipe
Steel Baja φ114.3, L>12.5m
9000
ArahofPenggalian
Direction Excavation
Forepiling
Metode Method
Forepiling
Fore-Poling L=3~6m
ArahofPenggalian
Direction Excavation
Forepoling
Metode Method
Forepoling
ー41ー
Metrode Stabilisasi Permukaan Kerja
- Face Bolt, Face Shotcreting dll. -
DirectionArah
of Excavation
Penggalian
Face Bolt(GFRP)
ー42ー
Metode Stabilisasi Footing
- Foot Bolt, Temporary Invert dll. -
Direction of Penggalian
Arah Excavation
Perluasan Penyangga
Enlargement of SteelBaja
Support
Invert Sementara
Temporary Invert Foot
FootBolting
Boltingatau Piling
or Piling
ー43ー
Metode Kontrol Aliran Air
- Drainase, Water Seal -
Sumur dalam
Deep Well
Grouting
Pemboran
Drainagedrainase
Boring
Direction
Arahof Excavation
Penggalian
Drainage Drift
Well Point
Sumur titik Water
MukaLevel
Leve
air tanah
ー44ー
Kontrol Penurunan Permukaan
dan
Perlindungan Terhadap Strutur Sekitar
Vertical Pre-reinforcement
Pipe-Roofing or Jet-grouting
ー45ー
Pencetakan Lining Pada Jalur Terowongan
Yang Tidak Lurus
Diperluas
Lebar Kurang
Garis
Penampang
Dalam
Cetakan
lining
Garis tengah
terowongan
ー46ー
Cetakan Lining
ー47ー