Anda di halaman 1dari 47

Standard Pekerjaan

Pembuatan Terowongan
~ Disain & Konstruksi ~

ー1ー
~ Isi ~
Penyelidikan
Disain
–Kondisi disain
–Metode disain
–Peran dari tiap komponen penyangga
–Modifikasi disain
–Metode penggalian
–Disain area portal
–Sistem drainase dan water-proofing , dll.
Manajemen Konstruksi
Referensi : Metode Pembantu
ー2ー
Jenis Penyelidikan
Kondisi Tanah/Batuan • Penyelidikan Umum
Topografi dan Geologi
• Penyelidikan Geologi Rinci
• Penyelidikan Hidrologi

Kondisi Lokasi • Penyelidikan Lingkungan


• Penyelidikan lainnya
- Hukum dan peraturan terkait
- Persyaratan kompensasi
- Peralatan luar dll.

ー3ー
Jenis Penyelidikan
Jenis Penyelidikan Tujuan
Penyelidikan Kondisi Penyelidikan Umum Perencanaan jalur secara optimal
Tanah/Batuan Topografi dan Geologi
Penyelidikan Geologi Rinci -Perencanaan jalur secara optimal
-Disain yang akurat dan penentuan metode
konstruksi yang sesuai
Penyelidikan Hidrologi Pengaruh kondisi hidrologi pada konstruksi
terowongan

Penyelidikan Kondisi Penyelidikan Lingkungan Pengaruh konstruksi terowongan pada kondisi


Lokasi lingkungan
Penyelidikan lainnya -Keberadaan hukum dan peraturan yang
- Hukum dan peraturan mengendalikan proyek
terkait -Kompensasi untuk ganti rugi pembebasan
- Persyaratan kompensasi tanah yang diperlukan untuk proyek dll.
- Peralatan luar, areal -Untuk memperoleh data yang dibutuhkan pada
timbunan, dll. perencanaan peralatan luar.
ー4ー
Jenis Penyelidikan Kondisi Lokasi
Hal Isi Penyelidikan
Getaran dan Penyelidikan getaran dan kebisingan harus dilakukan sebelum dan sesudah tahap
Kebisingan konstruksi dan sebelum dan sesudah periode penggunaan.
Harus dilakukan analisis dampak apabila terdapat struktur yang berdekatan
Deformasi Deformasi tanah/batuan dikarenakan penggalian terowongan yang dievaluasi
Tanah/Batuan sebelumnya dengan analisis numerik, harus diverifikasi dengan membandingkannya
dengan hasil monitoring selama penggalian.
Air Tanah Dilakukan penyelidikan distribusi aliran air tanah di sekitarnya dan kondisi
penggunaan dengan pemeriksaan sumur sebelumnya.
Pengaruh Berkenaan dengan sumur dan sungai dimana grouting mungkin dapat berpengaruh,
Grouting survey kualitas air dan perubahannya selama periode konstruksi harus dimonitor.

Limbah Posisi pembuangan, metode transportasi limbah konstruksi harus diselidiki


Konstruksi sebelumnya.

Lain-lain Harus dikaji ulang tentang jalur jalan untuk peralatan bergerak, metode pemrosesan
air berlumpur pada konstruksi, metode pemrosesan limbah dan aliran air apabila
logam berat terkandung di dalam limbah dan aliran air sebelumnya.

ー5ー
Profil Geologi
150
Boundary
Batas of Elastic
Kecepatan Wave Velocity
Gelombang Elatis

Boundary
Batas DariofJenis
Rockbatuan
Type

100
Elevation(m)

Fault
Sesar
Elevasi (m)

50

Tunnel
Struktur Formation
Terowongan
Ground
MukaWater Level
Air Tanah
0

Milage(km) 400+100 400+200 400+300 400+400 400+500 400+600 400+700 400+800 400+900 401+000
Jarak (km)

StrataStrata
Nama Name ??? Strata

RockBatuan
Jenis Type Mud Stone Sand Stone Mud Stone

Kecepatan Gelombang Elastis 0.6~0.8


Elastic Wave Velocity(km/sec)
(km/detik) 1.0~1.4 1.4~1.9 1.9~2.4 1.5~1.9 1.5~1.9 1.2~1.5

Uniaxial
Kuat Compressive Strength
Tekan Uniaksial qu=0.8~1.2MPa qu=10~12MPa qu=20~25MPa qu=1.2~1.6MPa
(Competence
(Faktor Facter)
Kompetensi) (1.5~2.2) (5.8~7.0) (11.7~14.6) (1.4~1.9)

Keadaan
Status ofAir Bawah Tanah
Underground Water qu=2.0~3.0MPa Aliran of
Water inflow air 150~200
150~200litre
liter/menit
per minute qu=8.0~11.0MPa qu=0.6~0.8MPa
(2.2~3.2) (6.7~9.2) (1.9~2.5)

Kelas Tanah/Batuan
Class of Ground Is Is IN IIIN IIIN IIIN Is Is

Remarks
Keterangan Countermeasure for water
Kemungkinan diperlukan inflow
tindakan
may be necessary.
countermeasure
pencegahan untuk aliran air
Zona
Faultsesar yang terkekarkan
Fractured Zone ー6ー
Dasar Disain
• Disain harus memenuhi hal-hal berikut
– Kondisi tanah/batuan
– Kondisi lingkungan
– Penggunaan terowongan

• Memanfaatkan semaksimal mungkin


kemampuan swasangga yang dimiliki
tanah/batuan.

• Desain awal harus segera dikoreksi berdasar


data hasil pengamatan dan monitoring.

ー7ー
Kelurusan (alignment) Horizontal
• Harus mempunyai bentuk berupa garis lurus atau
garis lengkung dengan diameter yang besar.

• Fasilitas atau peralatan konstruksi tambahan harus


dipertimbangkan.

• Posisi portal harus dipilih pada kondisi topografi


yang baik dan stabil.

• Pengaruh pada struktur yang sudah ada harus


dipertimbangkan.

ー8ー
Kelurusan (alignment) Longitudinal
• Gradien kemiringan harus sekecil mungkin
• Setelah penyelesaian pekerjaan terowongan,
gradien lebih besar 0.1% dianggap cukup
• Selama tahap konstruksi, diperlukan
gradien paling kecil 0.3%

Gradien kemiringan minimum


yang disarankan adalah sebesar 0.3%
ー9ー
Penampang Bagian Dalam
•Penampang melintang terowongan harus mencakup
ruang guna (construction gauge).

•Daerah bebas harus disediakan pada penampang


melintang dengan mempertimbangkan hal-hal berikut.
 Daerah bebas sebesar 30 mm  Untuk batas ketelitian pemasangan
lining
 Daerah bebas sebesar 100 mm  Untuk tindakan perawatan di
masa yang akan datang
 Karena adaya radius kurva  Pengaturan format untuk lining
pada bagian kurva

ー10ー
Fasilitas Tambahan

• Fasilitas tambahan
– Pencahayaan
– Manhole
– Sinyal
– Komunikasi
• Harus direncanakan dengan memeriksa
hubungan antara lokasi fasilitas, penampang
bagian dalam dan perawatannya.
ー11ー
Beban Disain
Beban-beban berikut harus dipertimbangkan
pada disain apabila diperlukan.
 Beban overburden
 Gempa bumi
 Dead load
 Live load
 Tekanan air
 Beban lainnya
ー12ー
Ruang Guna
& Contoh Penampang Bagian Dalam
Single Track Double Track
Shotcrete
Outside of Bagian Luar
Shotcrete

Lining Bagian
Outside Luar
of Lining
Lining Bagian
Inside Dalam
of Lining

R4
35
0
R2
38
0

4760
8700

R9480
R8090
2480

R9700

2110

R20000
Locomotive
Lokomotif
400400

400400
R550

R4
35
0
R2 0
75 17
0 R2

4660 8700

R9430 R8090
2480

2110

R20000
R9700

Kereta Listrik DC
DC electrified
400 400

400 400
R550

R4
35
0
R 39 8 0
0 R2 2 2

8700
4760

R9480 R8090
2480

2110
R9700

R20000
Kereta Listrik AC
AC electrified
400 400

400 400
R550

ー13ー
Metode Disain

• Aplikasi disain standard


• Aplikasi disain berdasar kondisi
tanah/batuan yang serupa
• Aplikasi metode analitis

ー14ー
Batas Penerapan Tiap-tiap Metode Disain
Metode Disain Kondisi Kondisi Disain
Tanah/Batuan
Metode Disain -Tanah Biasa -Kondisi biasa
Standard -Sebagian dari tanah (Ukuran penampang
khusus standard)
Disain Berdasar -Tanah Khusus -Kondisi khusus
Kondisi Serupa -Tanah biasa dan kondisi (Penampang besar, Tekanan
desain khusus tanah yang tidak simetris,
Overburden yang besar atau
Disain Dengan kecil, penurunan
Metode Analitis permukaan tanah yang
dikendalikan)

ー15ー
Metode Disain Standard
Jenis Tanah Batuan Bataun
Step 1 Komponen
/Batuan
Jenis
Jenis Tanah/
Batuan Keras
Menengah Lunak
Ketebalan
Tanah
Baut batuanNama
(D22)Strata dan Batuan Batuan
Batuan
Penentuan jenis strata Kelas
Penyangga
Batuan
A
Batuan Keras
B C Menengah
D
beton tembak
LunakE
(cm)
F.G.
Tanah
dan batuan A~G Tanah
/Batuan a)Palaeozoic, Mesozoic (slate, sandstone, conglomerate, chart, limestone),
Lempung
Penyangga
Pasir

VN Vp > 5.2 Vp >


b)Batuan Plutonic (granite, diorite),5.0 Vp > 4.2
KelasA Jarak c)Batuan hypabyssal (Porphyrite, F.G. Baja
diabase), A Panjang
d)Volcanic B (m) C
(basalt), e)Batuan D Atap (schist,
Metamof (crown),
E gneiss, phyllite,
Pola IVN
Tanah/Batuan Pengaturan
5.2>Vp>4.6 Longitudinal
5.0>Vp>4.4 4.2>Vp>3.4 Invert
Step 2 hornfers) x Jumlah dinding (side wall) Lempung Pasir
Penyanggaan (m) 3.4>Vp>2.6 2.6>Vp>1.5
Penentuan kelas tanah/batuan IIIN
Standard VN
4.6>Vp>3.8
IVNP
Vp>4.4
-
4.4>Vp>3.6
IVNP dan
IVGn>5 - Gn>6dan
- -
dari data penyelidikan
NP
a)Batuan Metamorf mudah untuk 2.6>Vp>2.0 ter-delaminasi 2.6>Vp>1.5
(schist, gneiss),
BIIIVNIV - Mesozoic
3.8>Vp>3.2
IV
NP b)Palaeozoic,
N NP - - mudah
4.6>Vp>3.8 3.6>Vp>3.0
IVNP untuk - IV dan 5 (rata-rata)*
terdelaminasi,
NP - atau --
danmempunyai --
5>Gn>4 6>Gn>4
perlapisan yang baik /fine bedding (phyllite, slate, shale)
IIIIII IIINP III2NP
Atap x 0~4 IIINP - 2.6>Vp IIINP >2.0 III
dan 10 (rata-rata)* -- --
Step 3
NP N NP
4>Gn>2 2.6>Vp>1.5 Dr>80
Penentuan pola penyanggaan a)Mesozoic>2.5
CIIIN NPIIN 3.2>VpAtapII(shale),
NP
3.8>Vp
Palaeozoic (silicified
b)Volcanic
II >2.9 3.0>Vp
2
NP x 6
shale,
II (rhyolite,
NP
>2.5 IIdacite,
silicified
1.5
atau andesite),
2.0>Vp
sandstone)
10 II dan c) Bagian
(rata-rata)*
NP >1.5 4>Gn>2 NP
Gn>2.0
- - dari dan-
-
Fc>10
berdasar kelas tanah/batuan dan
I
N INP I NP I NP IGn>2
NP NPI NPI I NP
DIINP Palaeogene~Neogene
Atap, Dinding 3(shale,
x 10 sandstone,
1.0 conglomerate,
10 (min.)**tuff, tuff breccia)
-
2>Gn>1.5 100H
-
s
1.5>Vp 1.5>Vp
Is ISP ISP ISP ISP
atau Iatau
SP ISP
Dr>80 SP I
EI Neogene (mudstone, sandstone, tuff) 2>Gn>1.5 2>Gn>1.5 -
dan
Step 4
L
I Divual2.5>Vp ILP Part
deposit, ILP
2.9>Vp I2.5>Vp
3ofx 12Neogene 1.0 ILP 10layer,
LP (low-bonded ILPnon-bonded- layer,10>Fc-
FSISP L Atap, Dinding (min.)** 10(min.)** 100H
Pemasangan pola mudstone, sand)
1.5>Gn 1.5>Gn
1.5>Gn -
S *- -
penyanggaan detail GL Topsoil, colluvium
* * * * *
80 > Dr
ILP L Atap, Dinding 3x8 1.0 15 (min.)** -- 100H
*

ー16ー
Sistem Penyangga Terowongan

Baut batuan L=3m


Rockbolt L=3m

Baut batuan L=3m


A Rockbolt L=3m
Shotcrete
A
Steel Support
Penyangga Baja

250 100
Lining
3000

A-A Section

ー17ー
Contoh Metode Analitis (FEM)
5.

4.5

4.

3.5

3.

2.5

2.

1.5

1.

Y
0.5
Z X
Output Set: Interval 5, Step 1
Deformed(0.0428): Total Translation 0.
Contour: Safety Factor ー18ー
Contoh Metode Analitis (FEM)
5.

4.5

4.

3.5

3.

2.5

2.

1.5

1.

Y
0.5
Z X
Output Set: Interval 8, Step 1

ー19ー
Deformed(0.0423): Total Translation 0.
Contour: Safety Factor
Efek Beton Tembak Sketsa Konseptual
Peran Komponen
Efek Penyanggaan Dengan
Penyanggaan Mengikatkan Batuan t t
dan
Menambahkan Tahanan Geser
Pada Massa Batuan
Shotcrete
Efek Tekanan Internal
dan
Efek Cincin Tertutup N N

Efek Distribusi
Tekanan Eksternal

Efek Perkuatan Pada Zona


Lemah

Efek Perisai
ー20ー
Peran Komponen
Penyanggaan
Efek Penyangga Baja Sektas Konseptual

Shotcrete Penyangga baja bekerja efektif


pada tanah atau batuan
terkekarkan dengan waktu stand-
up time pada permukaan kerja
pendek.
Penyangga
Penyangga baja bekerja efektif
Besi Baja bersama dengan beton tembak
untuk meningkatkan kekakuan dan
kekuatan penyangga.

Penyangga baja diperlukan sebagai


titik penyanggaan pada forepoling.

ー21ー
Peran Komponen Efek Baut Batuan Sketsa Konseptual

Penyanggaan Efek Suspensi


menstabilkan tanah/batuan yang lepas
dengan cara mengikatkan pada
tanah/batuan stabil di sekitarnya

Shotcrete Efek Susunan Balok


mengikatkan beberapa perlapisan
batuan

Efek Kapasitas Daya


Dukung
Steel support menjaga daya tahan dan kekuatan
tanah/batuan

Efek Ground Arch


Menciptakan struktur ground arch
Dengan meningkatkan kekuatan
tanah/batuan
Baut Batuan Efek Perkuatan
Tanah/Batuan
meningkatkan kuat geser
tanah/batuan, dan kekuatan residual
setelah yield point

ー22ー
Disain Ketebalan pada Lining dan Invert

Kelas Lining Invert


Tanah/Batuan Single Double Single Double
VN ~IIIN - -
IIN 25 30 Sesuai Kebutuhan

IN
IS 30 30 35 45
IL > 30 > 30
S, L Harus Ditinjau Ulang

ー23ー
Terowongan Yang Saling Berdekatan

Terowongan Baru

Terowongan Lama Terowongan Baru Terowongan Lama

Sejajar Menyilang

ー24ー
Definisi Derajat Kedekatan
Derajat kedekatan digolongkan menjadi tiga
kategori sebagai berikut.
 Level I : Tidak terdapat batasan pada saat
dibangun terowongan baru.
 Level II: Kemungkinan terjadi pengaruh ketika
dibangun terowongan baru
 Level III: Tindakan yang sesuai harus diadopsi
ketika membangun terowongan baru.

ー25ー
Derajat Kedekatan (Terowongan Sejajar)

45?
Lokasi relatif Jarak antara Derajat 2.5D 2.5D
dari kedua kedua terowongan kedekata level III level I
terowongan (L) n
Terowongan
level I 1.0D 1.0D
baru terletak
1D > L Level III level II level II
di atas
2.5D> L >1D Level II
terowongan
L > 2.5D Level I
yang sudah
ada
Terowongan
baru terletak
1.5D > L Level III TerowonganTunnel
yang
di bawah
2.5D> L >1.5D Level II Existing
terowongan 1.5D sudah ada 1.5D
L > 2.5D Level I
yang sudah
ada
2.5D 2.5D
DD ::Diameter
Diameter of new tunnel
terowongan yang baru

ー26ー
Derajat Kedekatan (Terowongan Menyilang)

level I

3.0D
level II

45?
3.0D
Lokasi relatif Jarak antara
Derajat
dari kedua kedua
kedekatan
terowongan terowongan (L) 1.5D 1.5D

Terowongan The protected


Lapisan layer
yang diproteksi
level III

5m
baru terletak di
1.5D > L Level III
atas
3.0D> L >1.5D Level II
terowongan D
D ::
D Diameter
Diameter
: Diameter of new tunn
T erowongan B

5m
L > 3.0D Level I
yang Terowongan Baru
sudah ada
Terowongan 2.0D
2.0D
baru terletak di 2.0D > L Level III
bawah 3.5D> L >2.0D Level II
terowongan L > 3.5D Level I 3.5D 3.5D
yang sudah ada level II

level I

ー27ー
Metode Penggalian
Metode Penggalian Pembagian Section
Metode Full Face
dengan Auxiliary ?1

Bench Cut 2~4m

?1
Short
Bench ?2

5D >Bench length> D
Metode
Bench Cut
?1
Mini
Bench ?2

D >Bench length

?1 ?
3
Metode ?3 ?1

Diafragma Pusat ?4 ?2 ?2 ?
4

ー28ー
Hubungan Antara Kelas Tanah/Batuan dan
Metode Penggalian
Klasifikasi
Kelas Metode Penggalian
Jenis Tanah/Batuan
Tanah/Batuan
VN
IVN Metode Full Face
Tanah/Batuan Biasa IIIN
IIN
Metode Full Face atau Bench Cut
IN
Is Metode Bench Cut Pendek
Tanah/Batuan Metode Bench Cut Pendek dengan Ring
IL
khusus Cut
S,L Ditinjau Ulang Secara Terpisah

ー29ー
Metode Pembuatan Terowongan
• Penggalian Dengan Peledakan
– biasanya digunakan pada batuan keras, dan batuan
menengah
– kompatibel terhadap perubahan tanah/batuan
• Penggalian Secara Mekanis
– tingkat keamanan tinggi
– mempertahankan tanah/batuan di sekitarnya
– pengaruh terhadap lingkungan sekitar kecil
• Penggalian Dengan Tenaga Manusia
– Digunakan pada tempat dimana sulit untuk
menggunakan mesin

ー30ー
Disain Area Portal

• Biasanya kedalaman overburden kecil


• Sulit untuk membentuk ground arch
• Mudah rusak karena bencana alam

Lining harus diperkuat dengan invert dan re-bars.


Sistem drainase yang sesuai harus diterapkan.
Pengaruh gempa bumi harus ditinjau ulang.
ー31ー
Definisi Portal dan Area Portal

ー32ー
Tindakan Untuk Mengatasi
Permasalahan Pada Area Portal
Penurunan Tekanan Daya dukung
Permasalahan Longsoran Kegagalan Keruntuhan
permukaan tidak tanah tidak
Solusi Utama tanah lereng muka kerja
tanah simetris mencukupi
Proteksi lereng ○ ○
Dinding penahan ○ ○ ○ ○
Isian counter-weight ○ ○ ○
Baut perkuatan vertikal ○ ○ ○ ○ ○
Pengangkeran ○ ○
Tiang pencegah longsoran tanah ○ ○
Drainase ○ ○ ○
Grouting ○ ○ ○ ○ ○
Stabilisasi Permukaan Kerja ○ ○
Stabilitas tanah/batuan di depan
○ ○ ○ ○
permukaan kerja
Perkuatan
○ ○ ○ ○ ○
kaki terowongan

ー33ー
Water-proofing
dan Sistem Drainase
M embran Tahan
Waterproofing Air
Membrane

Shotcrete dan
Shotcrete Penyangga
& Steel Baja
Support

Second Lining

Pipa drainase transversal


Transverse Drain Pipe
Center
Pipa Drainpusat
drainase Pipe
ー34ー
Lokasi Pemeriksaan Lining
Measurement Section Measurement
Penampang Pengukuran Section
Penampang Pengukuran

⑤5 ⑥ ⑦7
6
④4 ⑧8
Existing Lining
Lining Yang Sudah Ada
③3 ⑨9
②2 ⑩
10

①1 ⑪11

Measurement Point
Titik Pengukuran L=6.0~10.5m/span

Penampang Pengukuran Pada Bagian Atap Saja


Measurement Section for only Crown
Measurement Section
Penampang Pengukuran Measurement Section
Penampang Pengukuran
③3
②2 ④4
20m
100m
①1 ⑤5

ー35ー
Measurement Point
Titik Pengukuran
Tujuan Pengamatan dan Monitoring

• Untuk meninjau ulang validitas disain


• Untuk memastikan keselamatan dan
efektifitas biaya pada pekerjaan dengan
memahami hal-hal berikut
– Kondisi permukaan penggalian
– Perilaku tanah/batuan di sekitarnya
– Pengaruh tiap-tiap komponen penyangga

ー36ー
Contoh Penempatan Peralatan Monitoring

Titik Pengukuran
Monitoring PointUntof
uk Settlement Pada Cro wn
Crown Settlement

Garis Monitoring
Monitoring LinesKonvergens i
of Convergence
a b
Gaya Aksial Baut Batuan
Axial Force of Rockbolt
c

d
Stresses
T eganganof Steel
pada Support
Penyangga Baja

ー37ー
Kriteria Kontrol Pada Monitoring

Standard
Standar
Operasi
opera tiii Level I alert Level II alert Level III alert
A
A B C D

Kontrol
ControlKriteria
criterion
III III
LevelLevel
Kontrol
ControlKriteria
criterion
II
LevelLevel II
Kontrol
ControlKriteria
criterion
Level Level
I I
A : Standar Operasi – Monitoring Standar
B : A: Standard
Level operations
-- Standard
I alert – Peningkatan monitoring
frekuensi monitoring, melakukan inspeksi lokasi, memberikan
B:instruksi
Levelyang -
I alert Increasing monitoring
lebih tegas pada pekerja frequency; conducting site
inspections;
C : Level giving stricter
II alert -- Perubahan instructions
sistem monitoring, to workers
melakukan tindakan pencegahan minor
C: Level II alert - Changing the monitoring system; carrying
D : Level III alert – Menghentikan kegiatan konstruksi, menganalisa out
minor
penyebab dan
countermeasures ー38ー
D:kecenderungan
LevelIII alert pada deformasi, memutuskan
- Stopping uction;metode
constr perkekuatan
analyzing cause and tendency
of
deformation; decidingthe
onreinforcement
method
Kontrol Keamanan dan Kesehatan,
Perlindungan Lingkungan
• Pencahayaan
– Disarankan untuk menyediakan pencahayaan
lebih besar atau sama dengan 70 lx.
• Ventilasi
– Konsentrasi gas methan di udara harus kurang
dari 1.5 %.
– Konsentrasi oksigen di udara harus lebih besar
atau sama dengan 18 %.
– Temperatur pada bagian dalam terowongan
harus lebih kecil atau sama dengan 37 °C.
ー39ー
Metode Pembantu

Metode pembantu dipakai dengan tujuan sebagai


berikut
Stabilisasi permukaan kerja (Crown, Face,
Foot)
Kontrol aliran air
Kontrol penurunan permukaan tanah
Perlindungan terhadap struktur di sekitarnya

ー40ー
Metode Stabilisasi Crown
- Metode Forpiling dan Forepoling -
Pipa Pipe
Steel Baja φ114.3, L>12.5m

9000
ArahofPenggalian
Direction Excavation

Forepiling
Metode Method
Forepiling

Fore-Poling L=3~6m

ArahofPenggalian
Direction Excavation

Forepoling
Metode Method
Forepoling

ー41ー
Metrode Stabilisasi Permukaan Kerja
- Face Bolt, Face Shotcreting dll. -

DirectionArah
of Excavation
Penggalian
Face Bolt(GFRP)

Face Shotcreting Grouting

ー42ー
Metode Stabilisasi Footing
- Foot Bolt, Temporary Invert dll. -

Direction of Penggalian
Arah Excavation
Perluasan Penyangga
Enlargement of SteelBaja
Support

Invert Sementara
Temporary Invert Foot
FootBolting
Boltingatau Piling
or Piling

ー43ー
Metode Kontrol Aliran Air
- Drainase, Water Seal -

Sumur dalam
Deep Well
Grouting

Pemboran
Drainagedrainase
Boring

Direction
Arahof Excavation
Penggalian

Drainage Drift

Well Point
Sumur titik Water
MukaLevel
Leve
air tanah
ー44ー
Kontrol Penurunan Permukaan
dan
Perlindungan Terhadap Strutur Sekitar

Vertical Pre-reinforcement

Pipe-Roofing or Jet-grouting

ー45ー
Pencetakan Lining Pada Jalur Terowongan
Yang Tidak Lurus

Diperluas
Lebar Kurang
Garis
Penampang
Dalam

Cetakan
lining
Garis tengah
terowongan

ー46ー
Cetakan Lining

ー47ー

Anda mungkin juga menyukai