Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
1. Analisis Situasi dan karakteristik responden
Ulak Karang merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Padang

Utara, Padang Sumatera Barat. Padang Utara memiki wilayah sebesar 8,08

km2 dengan jumlah kelurahan sebanyak 7 kelurahan di Kota Padang.

Kelurahan di Padang Utara terdiri dari Air Tawar Barat, Ulak Karang Utara,

Ulak Karang Selatan, dan Lolong Belanti. Jumlah penduduk di Ulak

Karang sebanyak 7.883 jiwa dengan 4.000 Kepala Keluarga.


Daerah ini terdiri dari wilayah pemukiman penduduk yang rapat

dan disebelah barat dikelilingi oleh pantai Padang. Daerah ini merupakan

pusat Kota Padang yang memiliki sarana dan prasarana yang sangat

mendukung seperti terdapat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama,

Sekolah Menengah Atas, Perguruan Tinggi, Mall, wilayah perkantoran dan

masih banyak lagi sarana lainnya. Mayoritas warga atau masyarakay di

wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang ini sangat menyukai makanan cepat

saji dan makanan yang berlemak yang memicu terjadinya hipertensi seperti

konsumsi jeroan, santan, dan konsumsi junk food .

2. Analisis Univariat
1) Rerata tekanan darah Lansia Sebelum diberikan seduhan
bunga rosella kering pada Kelompok Intervensi

1
2

Tabel 4.1
Rerata tekanan darah lansia sebelum diberikan seduhan bunga
rosella kering pada kelompok intervensi di wilayah kerja
puskesmas Ulak Karang Padang
Tahun 2017

Variabel Mean SD Min- N 95%CI


Max
Sistolik 144,1 3,92 140-150 6 140,05-
7 0 148,28
Diastolik 89-110 6 85,92-
94,83 8,49 103,75
5

Tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok

intervensi didapatkan rerata tekanan darah sistolik sebelum diberikan

seduhan bunga rosella kering adalah 144,17 dengan tekanan darah

terendah 140 mmHg dan tekanan darah tertinggi 150 mmHg (95%CI

140,05-148,28) dengan standar deviasi 3,92 . Sedangkan rerata

tekanan darah diastolic sebelum diberikan seduhan bunga rosella

kering adalah 94,83 dengan tekanan darah terendah 89 mmHg dan

tekanan darah tertinggi 110 mmHg (95% CI : 85,92-103,75) dengan

standar deviasi 8,495 .


3

2) Rerata tekanan darah Lansia Sesudah diberikan seduhan


bunga rosella kering pada Kelompok Intervensi

Tabel 4.2
Rerata tekanan darah lansia sesudah diberikan seduhan bunga
rosella kering pada kelompok intervensi di wilayah kerja
puskesmas Ulak Karang Padang
Tahun 2017

Variabel Mean SD Min- N 95%CI


Max
Sistolik 140,8 4,997 134-148 6 135,59-
3 146,08
Diastolik 0,983 86-89 6 86,80-
87,83 88,87

Tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok intervensi

didapatkan rerata tekanan darah sesudah diberikan seduhan bunga

rosella adalah 140,83 dengan tekanan darah terendah 134 mmHg dan

tekanan darah tertinggi 148 mmHg (95%CI : 135,59-146,08) dengan

standar deviasi 4,997 . Sedangkan rerata tekanan darah diastolic

sesudah diberikan seduhan bunga rosella kering adalah 87,83 dengan

tekanan darah terendah 86 mmHg dan tekanan darah tertinggi 89

mmHg (95% CI : 86,80-88,87) dengan standar deviasi 0,983 .


4

3) Rerata tekanan darah Lansia pada Pengukuran Pertama di


Kelompok Kontrol
Tabel 4.3
Rerata tekanan darah lansia pada kelompok kontrol pada
pengukuran pertama di wilayah kerja puskesmas
Ulak Karang Padang Tahun 2017

Variabel Mean SD Min- N 95%CI


Max
Sistolik 147,1 7,494 140-160 6 139,30-
7 155,03
Diastolik 6,573 90-108 6 93,10-
100 106,90

Tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok kontrol

untuk pengukuran pertama dengan rerata tekanan darah sistolik

147.17 dengan tekanan darah terendah 140 mmHg dan tekanan darah

tertinggi 160 mmHg (95% CI : 139,30-155,03) dengan standar

deviasi 7,494 . Sedangkan untuk pengukuran pertama dengan rerata

tekanan darah diastolik 100,00 dengan tekanan darah terendah 90

mmHg dan tekanan darah tertinggi 108 mmHg (95% CI : 93,10-

106,90) dengan standar deviasi 6,573.


5

4) Rerata tekanan darah Lansia pada Pengukuran Kedua di


Kelompok Kontrol
Tabel 4.4
Rerata tekanan darah lansia pada kelompok kontrol pada
pengukuran kedua di wilayah kerja puskesmas
Ulak Karang Padang Tahun 2017

Variabel Mean SD Min- N 95%CI


Max
Sistolik 148 7,155 140-160 6 140,49-
155,51
Diastolik 94,33 6,623 86-102 6 87,38-
101,28

Tabel 4.4 di atas dapat dilihat bahwa pada kelompok

kontrol untuk pengukuran kedua dengan rerata tekanan darah

sistolik 148 dengan tekanan darah terendah 140 mmHg dan

tekanan darah tertinggi 160 mmHg (95% CI : 140,49-155,51)

dengan standar deviasi 7,155. Sedangkan untuk pengukuran kedua

dengan rerata tekanan darah diastolik 94,33, dengan tekanan

darah terendah 86 mmHg dan tekanan darah tertinggi 102 mmHg

(95% CI : 87,38-101,28) dengan standar deviasi 6,623.


6

3. Analisa Bivariat
Tabel 4.5
Perbedaan Rerata tekanan darah lansia sesudah diberikan seduhan
bunga rosella kering pada kelompok intervensi di wilayah kerja
puskesmas Ulak Karang Padang Tahun 2017

Variabel N Mean Min- SE p value

Max
6 144,17 140-150 1,600
Systolic 6 140,83 134-148
2,040 0.013
Diastolic 6 94,83 89-100 3,468
6 87,83 86-89 0,401 0,012
`

Tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa, hasil analisis menunjukan rerata

tekanan darah lansia sebelum dan sesudah diberikan seduhan bunga rosella

kering terdapat perbedaan.Hasil uji statistic mendapatkan nilai p= 0,013

dan p=0,012 ( p≤0,05) artinya ada pengaruh yang bermakna antara sebelum

dan sesudah pemberian bunga rosella kering terhadap tekanan darah pada

lansia.

Tabel 4.6
Perbedaan rerata tekanan darah lansia pada kelompok kontrol
dilakukan pada pengukuran pertama dan pengukuran hari
terakhir di wilayah kerja Puskesmas Ulak Karang Padang
Tahun 2017
Variabel N Mean Min- SE p value

Max
6 147,17 140-160 3,060
Systolic 6 148,00 140-160
2,921 0.093
Diastolic 6 100 90-108 2,683
7

6 94,33 86-102 2,704 0,030


`

Tabel 4.6 di atas dapat dilihat bahwa, hasil analisis menunjukan rerata

tekanan darah lansia pada pengukuran pertama dan pengukuran kedua

terdapat kenaikan pada systolic dan penurunan pada diastolic.Hasil uji

statistic mendapatkan nilai p= 0,093 pada sistolic dan p=0,030 pada

diastolic. Didapatkan ( p>0,05) artinya tidak ada pengaruh antara

pengukuran pertama dan pengukuran kedua terhadap tekanan darah sistolik

pada lansia.

B. Pembahasan
1. Analisa Univariat
a. Tekanan Darah Lansia
Hasil penelitian pada kelompok kasus didapatkan rerata tekanan

darah systolic dan diastolic sebelum diberikan intervensi seduhan bunga

rosella kering yaitu 144,17 mmHg dan 94,83 mmHg. Pada kelompok

kontrol yang tidak diberikan intervensi dengan seduhan bunga rosella

kering didapatkan rerata darah systolic dan diastolic pada pengukuran

pertama yaitu 147,17 mmHg dan 100 mmHg.


Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang di lakukan

oleh Sumitro (2011) pengaruh seduhan teh bunga rosella terhadap

penurunan tekanan darah pada lansia di wilayah kerja Puskesmas Dago

Jawa Barat hasil penelitiannya didapatkan rerata tekanan darah sebelum

dilakukan intervensi teh bunga rosella sebesar 143,89 mmHg/ 93,89

mmHg.
Ganong (2008) mengatakan bahwa hipertensi adalah peningkatan

menetap tekanan arteri sistemik. Tekanan darah tiap individu bervariasi,

tergantung pada usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, maupun gaya


8

hidup yang lain seperti misalnya tingkat mengkonsumsi garam yang dapat

memicu terjadinya hipertensi.


Hasil penelitian didapatkan bahwa usia responden > 60 tahun. Hal

ini mempengaruhi terjadinya hipertensi. Peningkatan usia mengakibatkan

peningkatan tekanan darah, karena kurangnya elastisitas pembuluh darah

pada lanjut usia yang menyebabkan darah dipompa jantung ke seluruh

tubuh menjadi tidak lancar. Agar tubuh mendapatkan aliran darah yang

lancar dibutuhkan tekanan yang besar supaya darah dapat mengalir ke

seluruh tubuh, hal inilah yang membuat tekanan darah meningkat pada

lansia. (Nisa, 2012)


Analisa peneliti tingginya tekanan darah lansia yang menderita

hipertensi disebabkan karena kurangnya keinginan dari lansia tersebut

untuk mengendalikan penyakit tekanan darah tingginya. Lansia

mengatakan minum obat hipertensi hanya ketika tekanan darah meningkat

dan apabila sudah turun, lansia tersebut akan berhenti minum obat. Sangat

penting untuk teratur mengkonsumsi obat hipertensi bahkan dalam keadaan

tekanan darah normal. Salah satu obat hipertensi yaitu diuretik yang

bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat kencing) sehingga

volume cairan ditubuh berkurang yang mengakibatkan daya pompa jantung

menjadi lebih ringan. Jika penderita hipertensi berhenti mengkonsumsi atau

tidak teratur dalam minum obat, tekanan darah penderita hipertensi sewaktu

waktu dapat meningkat secara drastis. (Darlimartha, 2008)


2. Analisa Bivariat
Hasil penelitian menunjukan rerata tekanan darah lansia sebelum dan

sesudah diberikan seduhan bunga rosella kering terdapat perbedaan.Hasil


9

uji statistic mendapatkan nilai p= 0,013 dan p=0,012 ( p≤0,05) artinya ada

pengaruh yang bermakna antara sebelum dan sesudah pemberian bunga

rosella kering terhadap tekanan darah pada lansia. Hasil penelitian

diketahui bahwa didapatkan adanya penurunan terhadap tekanan darah

pada lansia setelah diberikan seduhan bunga rosella kering yaitu dari 140-

150 menjadi 134-148 mmHg.


Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wahyuni (2009) tentang pengaruh pemberian seduhan teh rosella

merah terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia

penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Turi, didapatkan adanya

penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada kelompok perlakuan

dengan seduhan teh rosella yaitu 150-160 mmHg menjadi 145-155 mmHg

dengan p value≤0,05.
Pemberian ekstrak methanol kelopak bunga rosella dengan dosis 10

µg- 1 mg/ml menyebabkan efek vasodilatasi (pelebaran pembuluh darah)

sehingga peredaran darah menjadi lebih lancar dapat membuat tekanan

darah menjadi turun. Kelopak bunga rosella dapat menurunkan tekanan

sistolik dan diastolik pada pasien dengan hipertensi ringan sampai sedang.

Anne (2009) mengatakan bahwa penderita hipertensi yang mengkonsumsi

teh bunga rosella secara rutin sesuai dengan dosis maka akan mengalami

penurunan tekanan darah. Hal tersebut disebabkan karena kandungan dari

teh bunga rosella yaitu senyawa aktif asam organik membuat viskositas

darah menurun maka kerja jantung akan menjadi lebih ringan sehingga

tekanan darah menjadi turun.


10

Analisa peneliti pada lansia yang diberikan intervensi seduhan bunga

rosella kering mengalami penurunan tekanan darah. Hal tersebut karena

pengaruh dari pemanfaatan bunga rosella yang diberikan pada kelompok

intervensi. Kandungan yang besar didalam seduhan bunga rosella dapat

membuat viskositas darah menjadi menurun. Keberhasilan dari pemberian

seduhan bunga rosella untuk menurunkan tekanan darah pada penderita

hipertensi dipengaruhi oleh ketaatan dari lansia dalam mengkonsumsi

seduhan bunga rosella sesuai dosis yang ditetapkan.


Analisa peneliti pada kelompok kontrol menunjukkan rerata tekanan

darah lansia pada pengukuran pertama dan pengukuran kedua terdapat

peningkatan tekanan darah sistolik. Pada tekanan darah sistolik pengukuran

pertama dan kedua didapatkan p value 0,093 yang artinya tidak ada

pengaruh pengukuran pertama dan pengukuran kedua terhadap tekanan

darah lansia. Sedangkan pada tekanan darah diastolik didapatkan

penurunan yaitu pengukuran pertama dan kedua didapatkan p value 0,030

yang artinya ada pengaruh pengukuran pertama dan pengukuran kedua

terhadap tekanan darah diastolik lansia.


Kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi dengan seduhan

bunga rosella mengalami peningkatan tekanan darah sistolik, yang

mengalami peningkatan pada penelitian ini adalah lansia yang berjenis

kelamin perempuan. Hal ini disebabkan karena faktor hormonal yang

menyebabkan lansia perempuan lebih rentan mengalami hipertensi. Saat

keadaan stres, saraf simpatis merangsang pengeluaran hormon adrenalin.

Hormon ini menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat dan menyebabkan


11

penyempitan kapiler darah tepi. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya

peningkatan tekanan darah.

Anda mungkin juga menyukai