Anda di halaman 1dari 3

PENENTUAN BERAT MOLEKUL (Mn) POLIMER DENGAN METODE VISKOSITAS

I. PENDAHULUAN
Polimer merupakan salah satu material yang mengalami perkembangan sangat cepat.
Perkembangan ini meliputi Research and Development (R&D) dalam kaitannya dengan tuntutan
penggunaan maupunkebutuhan untuk membantu memudahkan kehidupan manusia maupun
mengganti material-material konvensional.
Sifat polimer sangat bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah
berat molekul polimer (Mn). Faktor ini sangat berpengaruhterhadap sifat makroskopik suatu
polimer, yang meliputi : Sifat Thermal, fisis, mekanik maupun sifat optik. Oleh sebab itu
penentuan berat molekul suatu polimer merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk dapat
memperkirakankarakteristik polimer tersebut.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan berat molekul polimer. Salah satu
metode yang paling mudah dilakukan adalah metode viskositas. Dengan melakukan
eksperimen ini diharapkan mahasiswa fisika dapat menentukan Mn suatu polimer sehingga
dapat memperkirakan karakteristiknya.

II. TUJUAN
Menentukan Berat Molekul (Mn) dari suatu polimer.

III. DASAR TEORI


Polimer adalah molekul besar yang dibangun oleh pengulangan kesatuan kimia yang
kecil dan sederhana. Kesatuan-kesatuan berulang ini ekivalen dengan monomer. Jika
pengulangan kesatuan berulang itu berstruktur linear ( seperti rantai ) maka molekul-molekul
polimer seringkali digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer. Rantai polimer
dapat juga bercabang. Beberapa rantai linier atau bercabang dapat bergabung melalui
sambungan silang membentuk polimer bersambung silang. Jika sambungan silang terjadi ke
berbagal arah maka terbentuk polimer sambung silang tiga dimensi yang sering disebut dengan
polimer jaringan.
Berat molekul ( Mn ) merupakan salah satu faktor yang menentukan sifat polimer.
Faktor penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer adalah susunan rantai di dalam
polimer dan derajat kekristalannya ( derajat kekristalan rendah maka akan bersifat kenyal dan
berdaya renggang besar, begitu sebaliknya ). Polimer dapat diklasifikasikan menurut asal atau
sumbernya, strukturnya, sifat termalnya, komposisi dan kristalinitasnya. Menurut sumbernya,
polimer dibedakan dalam dua jenis, yaitu polimer sintetik buatan dan polimer alam. Contoh dari
polimer sintetik adalah polietilen (PE), polimetil metakrilat (PMAA), polivinil klorida (PVC), dan
polistiren (PS), sedangkan contoh dari polimer alam adalah polisakarida, protein, pati, lignin
dan selulasa. Menurut sifat termalnya, polimer memiliki dua tipe, yaitu polimer termoplastik
dan termosetting. Termoplastik mempunyai sifat melunak pada pemanasan, misalnya nylon,
polipropilen, polistiren (PS), dan polyester, sedangkan termoseting mempunyai sifat kaku dan
tidak melunak pada pemanasan, misalnya melamin, formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari
komposisinya, polimer digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu homopolimer (polimer
yang tersusun dari satu jenis monomer) dan kopolimer (polimer yang tersusun dari dua atau
lebih monomer yang berbeda)(Billmeyer, 1984 ). Viskositas suatu cairan polimer berbeda
sifatnya dengan cairan biasa (isotrop).
Viskositas adalah ukuran ketahanan suatu fluida terhadap gaya geser yang diberikan.
Dalam prakteknya koefisien viskositas [η] ditentukan dengan penentuan laju aliran lewat pipa.
Perbandingan antara viskositas larutan polimer terhadap viskositas pelarut murni dapat dipakai
untuk menentukan berat molekul polimer.
Viskositas intrinsic dapat dikaitkan pada berat molekul melalui persamaan yang
dikemukakan oleh Mark dan Houwink :

   K.M a (1)

Dimana   dalah viskositas intrinsik, K dan a merupakan tetapan yang khas untuk
sistem polimer-pelarut pada temperatur tertentu.
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur viskositas larutan adalah viskosimeter
Oswald atau viskosimeter Ubbelohde. Jika viskositas larutan polimer adalah η dan viskositas
dari pelarut murmi adalah  * maka viskositas spesifik  sp larutan polimer diberikan oleh
persamaan :
  *
 sp  (2)
*
Persamaan ini menggambarkan peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer.
Perbandingan  sp /c pada pengenceran tak terhingga disebut viskositas intrinsic dan diberi
lambang  red . Secara matematis dapat diungkapkan sebagai berikut:
 sp
 red  (3)
c
Karena berbagai larutan yang dipakai dalam suatu percobaan sama dengan massa jenis
pelarut, maka sebagai pendekatan dapat diabaikan. Viskositas tiap larutan hasil pengenceran
berbanding lurus dengan waktu alirnya, sehingga dapat ditulis :


t*
 
t *
 (4)

Dengan t adalah waku alir untuk Iarutan sedangkan t* adalah waktu alir untuk pelarut.
Secara percobaan waktu alir untuk berbagai pengenceran larutan polimer dan pelarut bias
diperoleh melalui pengukuran dengan viskosimeter.

IV. BAHAN DAN ALAT


1. Polimer yang akan diukur bobot molekulnya (Mn) yaitu Polistiren (PS)
2. Pelarut (toluene)
3. Stopwatch
4. Gelas ukur
5. Tabung reaksi
6. Tabung Viskosimeter Oswald

V. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan ini secara baik.
2. Buatlah larutan polimer dengan melarutkan Polistiren ke dalam toluene 0,10%, 0,15 %,
0,20% dan 0,25%. (sebutlah sebagai C1, C2, C3 dan C4). C = (gr/100 ml)
3. Alirkan pelarut murni (toluene) pada viskosimeter dan catatlah waktu alirannya sebagai t*.
4. Gantilah toluen tersebut (langkah 3) dengan larutan polimer berbagai konsentrasi yang
telah dibuat pada langkah 2 dan catatlah waktu alirnya secara berturut-turut sebagai t1, t2,
t3, dan t4 untuk konsentrasi C1, C2, C3 dan C4
5. Tentukan viskositas tiap larutan hasil pengenceran menggunakan persamaan (4) dan
namakan sebagai η1,η2, η3, dan η4 untuk larutan C1, C2, C3 dan C4.
6. Tentukan viskositas spesifik larutan polimer, secara berturut-turut sebagaiηsp1,ηsp2, ηsp3,
dan ηsp4 dan tentukan pula viskositas reduksinya menggunakan persamaan (3)
7. Buatiah grafik antara viskositas reduksi yang diperoleh terhadap konsentrasi dan
ekstrapolasinya ke sumbu viskositas reduksi merupakan viskositas intrinsic [η]
8. Menggunakan persamaan Mark and Houwink (persamaan 1) tentukantah bobot
molekuler (Mn) PS yang digunakan sebagai eksperimen ini.
Diketahui :
* = viskositas murni toluene (5,58. 104 kg m-1 s-1) pada suhu (25-30) oC
K = 12.10-3 ml/g
A = 0,71
9. Tabulasikan hasil eksperimen saudara pada tabel dibawah ini

Viskositas Viskositas Viskositas


Larutan Waktu Alir (detik) spesifik ( sp )
larutan ( ) reduksi ( red )
C1
C2
C3
C4

VI. DAFTAR PUSTAKA


Brandrup,J. Immerqut, E.H.,1989, Polymer Handbook, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Billmeyer, F.W., 1984, Textbook of Polymer science, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Uni Zamroh, 2004,Pengaruh Parameter Proses Polimerisasi Terhadap Sifat-sifat Polistiren,
Skripsi Jurusan Fisika FMIPA Unair.

Anda mungkin juga menyukai