I. PENDAHULUAN
Polimer merupakan salah satu material yang mengalami perkembangan sangat cepat.
Perkembangan ini meliputi Research and Development (R&D) dalam kaitannya dengan tuntutan
penggunaan maupunkebutuhan untuk membantu memudahkan kehidupan manusia maupun
mengganti material-material konvensional.
Sifat polimer sangat bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah
berat molekul polimer (Mn). Faktor ini sangat berpengaruhterhadap sifat makroskopik suatu
polimer, yang meliputi : Sifat Thermal, fisis, mekanik maupun sifat optik. Oleh sebab itu
penentuan berat molekul suatu polimer merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk dapat
memperkirakankarakteristik polimer tersebut.
Terdapat beberapa metode untuk menentukan berat molekul polimer. Salah satu
metode yang paling mudah dilakukan adalah metode viskositas. Dengan melakukan
eksperimen ini diharapkan mahasiswa fisika dapat menentukan Mn suatu polimer sehingga
dapat memperkirakan karakteristiknya.
II. TUJUAN
Menentukan Berat Molekul (Mn) dari suatu polimer.
K.M a (1)
Dimana dalah viskositas intrinsik, K dan a merupakan tetapan yang khas untuk
sistem polimer-pelarut pada temperatur tertentu.
Metode yang biasa digunakan untuk mengukur viskositas larutan adalah viskosimeter
Oswald atau viskosimeter Ubbelohde. Jika viskositas larutan polimer adalah η dan viskositas
dari pelarut murmi adalah * maka viskositas spesifik sp larutan polimer diberikan oleh
persamaan :
*
sp (2)
*
Persamaan ini menggambarkan peningkatan viskositas yang disebabkan oleh polimer.
Perbandingan sp /c pada pengenceran tak terhingga disebut viskositas intrinsic dan diberi
lambang red . Secara matematis dapat diungkapkan sebagai berikut:
sp
red (3)
c
Karena berbagai larutan yang dipakai dalam suatu percobaan sama dengan massa jenis
pelarut, maka sebagai pendekatan dapat diabaikan. Viskositas tiap larutan hasil pengenceran
berbanding lurus dengan waktu alirnya, sehingga dapat ditulis :
t*
t *
(4)
Dengan t adalah waku alir untuk Iarutan sedangkan t* adalah waktu alir untuk pelarut.
Secara percobaan waktu alir untuk berbagai pengenceran larutan polimer dan pelarut bias
diperoleh melalui pengukuran dengan viskosimeter.
V. PROSEDUR EKSPERIMEN
1. Siapkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam percobaan ini secara baik.
2. Buatlah larutan polimer dengan melarutkan Polistiren ke dalam toluene 0,10%, 0,15 %,
0,20% dan 0,25%. (sebutlah sebagai C1, C2, C3 dan C4). C = (gr/100 ml)
3. Alirkan pelarut murni (toluene) pada viskosimeter dan catatlah waktu alirannya sebagai t*.
4. Gantilah toluen tersebut (langkah 3) dengan larutan polimer berbagai konsentrasi yang
telah dibuat pada langkah 2 dan catatlah waktu alirnya secara berturut-turut sebagai t1, t2,
t3, dan t4 untuk konsentrasi C1, C2, C3 dan C4
5. Tentukan viskositas tiap larutan hasil pengenceran menggunakan persamaan (4) dan
namakan sebagai η1,η2, η3, dan η4 untuk larutan C1, C2, C3 dan C4.
6. Tentukan viskositas spesifik larutan polimer, secara berturut-turut sebagaiηsp1,ηsp2, ηsp3,
dan ηsp4 dan tentukan pula viskositas reduksinya menggunakan persamaan (3)
7. Buatiah grafik antara viskositas reduksi yang diperoleh terhadap konsentrasi dan
ekstrapolasinya ke sumbu viskositas reduksi merupakan viskositas intrinsic [η]
8. Menggunakan persamaan Mark and Houwink (persamaan 1) tentukantah bobot
molekuler (Mn) PS yang digunakan sebagai eksperimen ini.
Diketahui :
* = viskositas murni toluene (5,58. 104 kg m-1 s-1) pada suhu (25-30) oC
K = 12.10-3 ml/g
A = 0,71
9. Tabulasikan hasil eksperimen saudara pada tabel dibawah ini