Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah – Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang memuat materi “Analisis Pembelajaran”
ini pada tepat waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran Kejuruan. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang “Analisis Pembelajaran” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Zainur Rofiq, M.Pd selaku dosen Strategi
Pembelajaran Kejuruan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan
dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penetapan standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting
dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan. Melalui standar
proses pendidikan setiap guru dan/atau pengelola sekolah dapat menentukan bagaimana
seharusnya proses pembelajaran berlangsung.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan analisis pembelajaran?
2. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap sistem analisis pembelajaran?
3. Bagaimana cara melakukan analisis sistem pembelajaran?
1
4. Bagaimana langkah – langkah yang digunakan untuk analisis pembelajaran?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari analisis pembelajaran
2. Mengetahui faktor – faktor yang berpengaruh terhadap sistem analisis
pembelajaran
3. Mengetahui cara melakukan analisis sistem pembelajaran
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Faktor – faktor yang mempengaruhi sistem analisis pembelajaran
1. Faktor guru
Guru adalah komponen yang sangat menentukan dalam implementasi suatu strategi
pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka
strategi itu tidak mungkin bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi
pembelajaran akan tergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik
dan taktik pembelajaran.Guru dalam proses pembelajran memegang peran yang sangat
penting. Dalam proses pembelajaran guru tidak hanya berperan sebagai model atau
teladan bagi siswa yang diajarnya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager
of learning).
Menurut Dunkin (1974) ada sejumlah aspek yang dapat memengaruhi kualitas proses
pembelajaran dilihat dari faktor guru, yaitu:
a. Teacher formative experience, meliputi jenis kelamin serta semua pengalaman
hidup guru yang menjadi latar belakang sosial mereka.
b. Teacher training experience, meliputi pengalaman-pengalaman yang berhubungan
dengan aktivitas dan latar belakang pendidikan guru.
c. Teacher properties adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat yang
dimiliki guru.
Selain yang di atas, pandangan guru terhadap mata pelajaran yang diajarkan juga dapat
pula mempengaruhi proses pembelajaran.
2. Faktor Siswa
Siswa adalah organisme yang unik yang berkembang sesuai dengan tahap
perkembamgannya. Proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh perkembangan anak
yang tidak sama itu, disamping karakteristik lain yang melekat pada diri anak. Faktor-
faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran dilihat dari aspek siswa meliputi aspek
latar belakang siswa. Yang meliputi jenis kelamin siswa, tempat kelahiran, tempat tinggal
siswa, tingkat sosial ekonomi siswa, dari keluarga yang bagaimana siswa berasal, dan
4
lain-lain. Sedangkan sifat yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, pengetahuan,
dan sikap. Tidak dapat disangka bahwa setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda
yang dapat dikelompokkan pada siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan redah.Sikap
dan penampilan siswa di dalam kelas juga merupakan aspek lain yang bisa
mempengaruhi proses pembelajaran. Ada kalanya ditemukan siswa yang sangat aktif
(hyperkinetic) dan ada pula siswa yang pendiam, tidak sedikit juga ditemukan siswa yang
memiliki motivasi yang rendah dalam belajar.
Sarana adalah segala sesuatu yang mendukung secara lansung terhadap kelancaran
proses pembelajaran, misalnya media pembelajaran, alat-alat pelajaran, perlengkapan
sekolah, dan lain sebagainya, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang secara
tidak lansung dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran, misalnya jalan
menuju sekolah, penerangan sekolah, kamar kecil, dan lain sebagainya. Kelengkapan
sarana dan prasarana akan membantu guru dalam proses pembelajaran. Jadi sarana dan
prasarana merupakan komponen penting yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran.
Ada beberapa keuntungan bagi sekolah yang memiliki kelengkapan sarana dan prasarana.
Pertama, kelengkapan sarana dan prasarana dapat menumbuhkan gairah dan motivasi
guru mengajar. Mengajar dapat dilihat dari dua dimensi, yaitu sebagai proses
penyampaian materi pelajaran dan sebagai proses pengaturan lingkungan yang dapat
meransang siswa untuk belajar. Jadi dibutuhkan sarana yang berkaitan dengan berbagai
sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk belajar. Kedua, kelengkapan sarana
dan prasarana dapat memberikan berbagai pilihan pada siswa untuk belajar. Setiap siswa
pada dasarnya memiliki gaya belajar yang berbeda. Kelengkapan sarana dan prasarana
akan memudahkan siswa menentukan pilihan dalam belajar.
5
4. Faktor Lingkungan
Ada dua faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran yaitu:
a. Faktor Organisasi kelas yang didalamnya meliputi jumlah siswa dalam satu kelas
merupakan aspek penting yang bisa mempengaruhi proses pembelajaran.
Organisasi kelas yang terlalu besar akan kurang efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
b. Faktor iklim sosial-psikologis maksudnya adalah keharmonisan hubungan antara
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran. Iklim sosial ini dapat terjadi
secara internal atau eksternal. Iklim sosial-psikologis secara internal adalah
hubungan antara orang yang terlibat dalam lingkungan sekolah, misalnya iklim
sosial antara siswa dengan siswa, antara siswa dengan guru, antara guru dengan
guru, bahkan antara guru dengan pimpinan sekolah. Iklim sosial-psikologis
eksternal adalah keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan dunia luar,
misalnya hubungan sekolah dengan orang tua siswa, hubungan sekolah dengan
lembaga-lembaga masyarakat dan lain sebagainya.
6
Sedangkan Atwi Suparman (1991) mengemukakan bahwa analisis intruksional adalah
proses menjabarkan perilaku umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara logic
dan sistematis. Dengan melakukan analisis pembelajaran ini, akan tergambar susunan
perileku khusus yang paling awal sampai yang paling akhir. Analisis pembelajaran adalah
langkah awal yang perlu dilakukan sebelum melakukan pembelajaran. Langkah-langkah
sistematis pembelajaran secara keseluruhan terdiri dari:
1) Analisis kebutuhan pembelajaran
2) Menentukan tujuan pembelajaran
3) Memilih dan mengembangan bahan ajar
4) Memilih media dan sumber belajar yang relevan
5) Memilih dan merencanakan strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang
efektif
6) Memilih dan merencanakan sistem evaluasi dan tindak-lanjut. Tahapan ini
dilakukan terutama untuk menentukan tujuan pembelajaran.
Analisis pembelajaran dilakukan dengan menganalisis tuntutan dan kebutuhan belajar
siswa yang sangat beragam. Keberagaman itu perlu diakomodasi dalam pembelajaran,
sebab tindakan penyeragaman terhadap siswa yang realitasnya beragam, bukanlah
tindakan yang bijak dan proporsional.
7
6. Menyusun kartu tersebut diatas meja atau lantai dengan menempatkannya dalam
struktur hirarkial, prosedural atau pengelompokan menurut kedudukan masing-
masing terhadap kartu yang lain. Letakkan kartu-kartu tersebut sejajar atau horizontal
untuk perilaku-perilaku yang menyerupai struktur prosedural dan pengelompokan
serta letakkan secara vertical untuk perilaku-perilaku yang hirarkial.
7. Jika perlu, tambahkan dengan perilaku khusus lain yang dianggap perlu atau
dikurangi bila dianggap lebih.
8. Menggambarkan letak perilaku-perilaku tersebut dalam perilaku-perilaku dalam
kotakkotak diatas kertas lebar sesuai dengan latak kartu yang telah disusun.
Hubungkan letak kotak-kotak tersebut dengan kertas vertical dan horizontal untuk
menyatakan hubungannya yang hirarkial , prosedural atau pengelompokan.
9. Meneliti kemungkinan menghubungkan perilaku umum yang satu dan yang lain atau
perilaku-perilaku khusus yang khusus yang berada dibawah perilaku umum yang
berbeda.
10. Memberi nomor urut pada setiap perilaku khusus dimuali dari yang terjauh sampai
yang terdekat dengan perilaku umum. Pemberian nomor akan menunjukkan urutan
perilaku tersebut.
11. Mengkombinasikan atau mendiskusikan bagan yang telah disusun dengan
memperhatikan:
a. Lengkap tidaknya perilaku khusus sebagai penjabaran dari setiap perilaku umum
b. Logis tidaknya dari perilaku-perilaku khusus menuju perilaku umum
c. Struktur hubungan perilaku-perilaku khusus tersebut (hirarkial, presedural,
pengelompokan atau kombinasi)
8
BAB III
PENUTUP
E. Kesimpulan
Selain melakukan analisis tujuan pembelajaran, hal penting yang perlu dilakukan
dalam menerapkan model ini adalah analisis terhadap karakteristik siswa yang akan
belajar dan konteks pembelajaran. Kedua langkah ini dapat dilakukan secara bersamaan
atau paralel. Analisis konteks meliputi kondisi-kondisi terkait dengan keterampilan yang
dipelajari oleh siswa dan situasi yang terkait dengan tugas yang dihadapi oleh siswa
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari. Analisis terhadap
karakteristik siswa meliputi kemampuan aktual yang dimiliki oleh siswa, gaya belajar,
dan sikap terhadap aktivitas belajar. Identifikasi yang akurat tentang karakteristik siswa
yang akan belajar dapat membantu perancang program pembelajaran dalam memilih dan
menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Beberapa Komponen yang dapat dianalisis dalam kegiatan Menganalisis
Karakteristik Awal Siswa meliputi:
a. Pengalaman siswa.
b. Kegemaran siswa.
c. Kondisi fisik siswa.
d. Lingkungan keluarga siswa.
e. Lingkungan sosial.
f. Status sosial siswa
F. Saran
Perlunya melakukan analisis saat akan menjalankan pembelajaran agar dapat
mengetahui apa yang akan dilakukan saat berada di dalam kelas. Hal itu bertujuan agar
dapat mengatasi setiap masalah yang terjadi saat pembelajaran yang dilakukan. Analisis
dilakukan agar dapat mempunyai persiapan dalam pembelajaran.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://elearningindustry.com/why-corporate-learning-strategy-foundation-solid-talent
http://perencanaanpembelajaran.weebly.com/uploads/1/6/6/4/16643218/tgs_2_pp_70201109
4_702011901.pdf
Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamzah B. Uno. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif
dan Efektif, Jakarta : Bumi Aksara, 2008.
10