Anda di halaman 1dari 20

2/5/2020

SEMESTER GENAP
TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Weekly Class Schedule
Jumlah Jadwal Mingguan
Kelas Dosen Mahasiswa
(Orang) Hari Jam (WIB) Ruang Kelas
PERANCANGAN REAKTOR Bu Diyar
121 032 3 C [+ Bu Heni] 38 Kamis 09:20 – 11:50 TK III-2

Dosen Pengampu: Bu Endang


A [+ Pak Dhany] 36 Jum’at 09:20 – 11:50 TK II-1
Siti Diyar Kholisoh, Endang Sulistyawati
Bu Diyar
B [+ Pak Aditya] 37 Jum’at 13:00 – 15:30 TK II-3 B

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA S-1 – JURUSAN TEKNIK KIMIA Heni Anggorowati, ST, MEng
FAKULTAS TEKNIK INDUSTRI – UPN “VETERAN” YOGYAKARTA Yusmardhany Yusuf, ST, MEng
Januari 2020 Aditya Kurniawan, ST, MT

KALENDER AKADEMIK
SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2019-2020
Perkuliahan dan Praktikum (I):
27 Januari – 13 Maret 2020
Ujian Tengah Semester (UTS):
16 – 27 Maret 2020
Perkuliahan dan Praktikum (II):
30 Maret – 15 Mei 2020
Ujian Akhir Semester (UAS):
8 – 19 Juni 2020

Jadwal Ujian Perancangan Reaktor:


UTS: Senin, 16 Maret 2020/ Pukul 10:00 – 12:00 WIB
UAS: Senin, 8 Juni 2020/ Pukul 10:00 – 12:00 WIB

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 1


2/5/2020

Setiap Mengikuti Kuliah: KONTRAK PERKULIAHAN (2)


 Duduk dimulai dari barisan paling depan KONTRAK
Peraturan Rektor UPNVY No. 07 Tahun 2018 tentang Pokok-pokok
 Tidak terlambat lebih dari 15 menit PERKULIAHAN Peraturan Akademik UPNVY/ Tanggal: 6 April 2018
 Pakaian rapi dan sopan (1)
 [Tidak ada bau atau bekas asap rokok di dalam kelas] Komponen Penilaian: [Penilaian: Pasal 31, 32]
 Dimulai dan diakhiri dengan berdoa UTS, UAS [Bobot: UAS  UTS]
 Tenang, fokus, serius, komunikasi dua-arah Keaktifan di Kelas, Tes Tertulis, PR, Presensi, Diskusi
 Membawa catatan kuliah dan alat tulis Kelompok, Presentasi, dsb. (± 20%)
 Mempersiapkan diri dengan baik (membawa dan mempelajari materi/
handout) Standar Nilai A: minimal  75
 Sangat disarankan: MEMBAWA PUSTAKA (UTAMA); boleh membawa Persyaratan Mengikuti UAS: [Pasal 31, Ayat 7]
laptop untuk membaca e-book pustaka (mengikuti peraturan: presensi minimal)
 Membawa kalkulator Ujian Susulan: mengikuti Peraturan Akademik UPNVY
 HP dimatikan, atau: di-silent (= dinonaktifkan) [Pasal 31, Ayat 11,13]
 Tidak meninggalkan ruang kelas tanpa izin
 Peraturan tentang mem-foto (dengan peralatan elektronik)
 Peraturan tentang ketidakhadiran kuliah Lain-lain (silakan jika ada pertanyaan)
 Tidak ada ‘TA’ [titip absen]  Peraturan ujian: akan diinformasikan lebih lanjut
 Peraturan tentang ketidakhadiran dalam ujian  Sifat ujian (UTS dan UAS): closed book
 Ketua Kelas (akan ditunjuk atau dipilih)

Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CP-MK)


Deskripsi Mata Kuliah Setelah mengikuti MKA ini, mahasiswa mempunyai
Perancangan Reaktor merupakan mata kuliah yang kemampuan untuk merancang dan memilih berbagai
tergabung dalam kelompok Engineering Science, jenis reaktor untuk reaksi-reaksi homogen dan
mempelajari perancangan berbagai tipe reaktor heterogen, beserta kondisi operasinya.
untuk reaksi-reaksi homogen dan heterogen meliputi Mata Kuliah Prasyarat:
bentuk reaktor, proses, kondisi operasi, dan susunan Kinetika dan Katalisis (1210233)
reaktor, serta pemilihan tipe reaktor dan kondisi
operasi yang tepat. Perancangan
Kinetika dan
Katalisis Reaktor Skripsi

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 2


2/5/2020

Pustaka atau Referensi


PUSTAKA UTAMA:
1. Missen, R. W., C. A. Mims, and B. A. Saville, 1999, “Introduction to
Chemical Reaction Engineering and Kinetics”, New York: John Wiley
& Sons, Inc.
2. Fogler, H. S., 2016, “Elements of Chemical Reaction Engineering”, 5th
edition, New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Semester Gasal 2020-2021)


(Akan sedikit berubah mulai
PUSTAKA PENDUKUNG:
1. Hill, Charles G., 2014, “Introduction to Chemical Engineering Kinetics
and Reactor Design”, 2nd ed., New York: John Wiley & Sons, Inc.
2. Levenspiel, O, 1999, “Chemical Reaction Engineering”, 3rd ed, New
York: John Wiley & Sons,Inc.
3. Smith, J. M., 1981, “Chemical Engineering Kinetics”, 3rd ed., New
York: McGraw-Hill, Inc.
4. Froment and Bischoff, 2011, “Chemical Reactor Analysis and Design”,
3rd edition, New York: John Wiley & Sons, Inc
5. dan lain-lain. (termasuk diktat kuliah dari Teknik Kimia UGM)

(672 halaman) (957 halaman) (557 halaman) (860 halaman) (676 halaman) (668 halaman)

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 3


2/5/2020

POKOK BAHASAN (1 SEMESTER)


[14x Tatap Muka Perkuliahan]
No. Pokok Bahasan/ Materi
Volume I: Principles and Techniques
Volume II: Case Studies & Design Data Pendahuluan, Kontrak Perkuliahan
1. Review Kinetika & MKA Lain yang Terkait
Dasar2 Perancangan Reaktor
Perancangan Reaktor: Batch
2. (Isotermal; Non Isotermal; Basis Operasi
Kontinyu)
Perancangan RATB Ideal (Steady State)
3. (Isotermal; Non Isotermal; Susunan Seri-
Paralel)
Rase, Howard F., 1977, “Chemical Reactor Design for Perancangan RAP Ideal (Steady State)
Process Plants”, New York: John Wiley & Sons, Inc. 4. (Isotermal; Non Isotermal; Neraca
Momentum)

POKOK BAHASAN (Lanjutan)


No. Pokok Bahasan/ Materi
5. Susunan Reaktor Alir Steady-State
Unsteady-State Reactor PENDAHULUAN & DASAR-
6. (Operasi Semi-Batch; Start-Up RATB)
DASAR PERANCANGAN
Pengantar Reaktor Heterogen (Multi-Fasa)
7. (Reaktor Gas-Padat; Reaktor Gas-Cair;
REAKTOR
Reaktor Gas-Cair-Padat)
Perancangan Fixed-Bed Catalytic Reactor
(Model Pseudo-Homogen Satu Dimensi;
8. Isotermal; Non-Isotermal; Neraca
Momentum)
Januari 2020

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 4


2/5/2020

Teknik Kimia: …?
OUTLINE: = chemical engineering (= process engineering)
 Review Termodinamika dan Kinetika Reaksi (serta
Mata Kuliah Lain-Terkait) Bahan PROSES2 PROSES PROSES2
 Pendahuluan Baku FISIKA KIMIA FISIKA
Produk

 Jenis (= Klasifikasi) Reaktor Daur ulang


 Tahapan Perancangan Reaktor (recycle)
 Dasar Perancangan Reaktor untuk Reaksi Homogen
Ideal Tahap Persiapan Tahap Reaksi Tahap Pemurnian
Bahan Baku Kimia Produk / Hasil Reaksi
 Hubungan Cabang Ilmu dalam Perancangan Reaktor
 Perbandingan antara Sistem Reaktor Batch dan Alir REAKTOR  Onion model
(Kontinyu)
 Tabel Stoikiometri Reaksi: Pengenalan Sistem Salah satu “chemical engineering tools”: RATE PROCESSES
Reaktor Alir (selain mass balance, energy balance, equilibrium, dsb)

The Onion Model of Process Design Konsep Fundamental Teknik Kimia


(Chemical Engineering Tools):
1. Neraca massa
2. Neraca energi
3. Kesetimbangan:
a. fisis: kesetimbangan fasa
b. kimiawi
4. Proses-proses kecepatan:
a. fisis (transport phenomena)
i. transfer momentum
ii. transfer panas
iii. transfer massa
b. kimiawi (kinetika kimia)
5. Ekonomi
6. Humanitas
Sumber: Smith, R., 2005, “Chemical Process Design”

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 5


2/5/2020

Unjuk Kerja Reaktor


REAKTOR input output
REAKTOR: merupakan sebuah alat POLA KONTAK KINETIKA
industri kimia, di mana terjadi reaksi
Bagaimana aliran Berapa cepat terjadinya?
kimia dari bahan mentah (bahan
material & kontak? • sangat cepat -
baku) menjadi hasil jadi (produk) • pola aliran equilibrium
yang lebih berharga. • kontak • laju lambat, mass, heat
• aggregasi dll.
Bentuk persamaan: Output = f (input, kinetics, contacting)

Seorang sarjana Teknik Kimia perlu mempelajari Tujuan Pemilihan Reaktor:


Reaktor Kimia supaya dapat: 1. Yield produk (skala besar)
• Merancang reaktor 2. Memperoleh keuntungan yang besar
3. Biaya produksi rendah
• Memilih tipe reaktor yang tepat untuk
4. Modal kecil (volume reaktor minimal)
sesuatu proses
5. Operasinya sederhana dan murah
• Menentukan keadaan/ kondisi operasi 6. Keselamatan kerja terjamin
• Memilih/ menghitung alat-alat 7. Polusi terhadap sekeliling (lingkungan) sekecil-kecilnya.
pembantu, seperti:
Technical
* alat penggiling
Economical
* alat pemurnian hasil Safety
consideration
* dll. Environmental

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 6


2/5/2020

Pemilihan jenis reaktor dipengaruhi oleh: The Nature of


the Reactor Design Problem
1. Fase zat pereaksi dan hasil reaksi 1. Bagaimana komposisi umpan, kondisi,
2. Tipe reaksi dan persamaan laju reaksi, sifat bahan, dan prosedur purifikasi?
serta ada tidaknya reaksi samping 2. Berapa kapasitas dari proses?
3. Kapasitas produksi 3. Perlu katalis?
4. Harga alat (reaktor) dan biaya 4. Kondisi operasi?
instalasinya. 5. Proses kontinyu atau batch?
5. Kemampuan reaktor untuk menyediakan 6. Berapa ukuran reaktor yang akan
luas permukaan yang cukup untuk dipakai?
perpindahan panas. 7. Bagaimana energy transfer?

Sumber data esensial untuk merancang reaktor:


1. Bench scale experiment (Laboratory Scale)
KLASIFIKASI REAKTOR
Reaktor didisain beroperasi pada suhu tetap, untuk
meminimasi transfer panas dan transfer massa. • Berdasarkan fasa: homogen, heterogen
(multi-fasa)
• Berdasarkan adanya katalis: katalitik, non-
katalitik
• Berdasarkan bentuk: tangki, pipa (kolom)
2. Pilot plant studies
Reaktor yang dipakai lebih besar dari pada bench scale. • Berdasarkan susunan: 1 reaktor, lebih dari 1
3. Data operasi dari ukuran reaktor komersial reaktor disusun seri atau paralel
Data dari penelitian dapat dipakai untuk disain reaktor. • Berdasarkan kondisi operasi
Kekurangannya: sering data tidak komplit, dan kurang • Berdasarkan proses atau mode operasi
akurat.

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 7


2/5/2020

Impeller

Contoh batch homogeneous A battery of continuous flow stirred tank reactor [skematik]
reactor [skematik]

Contoh fixed bed reactor [skematik]

[Fluidized bed reactor] [Trickle bed (tubular reactor)


for hydrodesulfurization]

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 8


2/5/2020

Klasifikasi Reaktor Berdasarkan


Keadaan (Kondisi) Operasinya:
1. Reaktor isotermal: Jika umpan masuk,
campuran dalam reaktor, dan aliran yang
keluar dari reaktor selalu seragam dan
bersuhu sama. ( non-adiabatik)
2. Reaktor adiabatik: Jika tidak ada
perpindahan panas antara reaktor dan
sekelilingnya. ( non-isotermal)
[A two-phase tubular [A slurry-type reactor]
flow reactor] 3. Reaktor non-adiabatik non-isotermal

Batch Versus Continuous Operation


Klasifikasi Sistem Reaktor No. Operasi batch Operasi kontinyu
Berdasarkan Proses (Mode Operasi): 1. Biasanya lebih baik untuk Lebih baik untuk produksi
produksi volume kecil (A) jangka panjang dari satu
1. Batch reactor (BR) produk atau sejumlah produk
(A)
2. Steady-state (ideal) flow reactor:
2. Lebih fleksibel untuk operasi
a) Plug flow reactor, dan multi produk (multi proses)
b) Mixed flow reactor (A)
3. Unsteady-state flow or semibatch 3. Biaya modal biasanya relatif Biaya modal biasanya relatif
rendah (A) tinggi (D)
reactor
4. Mudah diberhentikan dan
membersihkan pengotor (A)
(flow reactor = continuous reactor) (A = advantage; D = disadvantage)

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 9


2/5/2020

Batch Versus Continuous Operation (Lanjutan)

Pemilihan Mode
Operasi Reaktor
5. Memerlukan waktu-berhenti Tidak memerlukan waktu
(pengosongan, pencucian, berhenti kecuali untuk
dan pengisian) antar batch perawatan terjadwal dan
(D) emergensi (A); tetapi
kehilangan produksi pada
penghentian lama dapat
menjadi mahal (D)
6. Biaya operasi dapat menjadi Biaya operasi relatif rendah (A)
relatif tinggi (D)
7. Operasi tidak ajeg berarti Operasi ajeg berarti lebih
lebih sukar mengendalikan mudah mengendalikan dan
dan mendapatkan mendapatkan keseragaman
keseragaman produksi (D) produksi (A) Sumber: Silla, 2003, “Chemical Process Engineering: Design and Economics”

Batch Reactor (BR)


Pemilihan Mode
Operasi Reaktor

• Biasanya dimodelkan sebagai


reaktor tangki berpengaduk.
BR • Reaktan mula-mula dimasukkan
sekaligus ke dalam sebuah
wadah yang dilengkapi dengan
sistem pengadukan yang baik
(well mixed).
Uniformly • Reaksi dibiarkan berlangsung
mixed selama periode waktu tertentu
sampai dicapai tingkat konversi
yang diinginkan.
Sumber: Silla, 2003, “Chemical Process Engineering: Design and Economics”

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 10


2/5/2020

Reaktor Alir/ Kontinyu: Jenis Pipa & Jenis Tangki Plug Flow Reactor (PFR)
RAP • Biasa disebut juga sebagai piston flow, ideal
Umpan tubular, atau unmixed flow reactor.
atau Produk atau • Reaktor ini juga disebut sebagai reaktor alir pipa
reaktan hasil reaksi (RAP) ini biasanya dipakai untuk proses
alir/kontinyu tanpa pengadukan.
Umpan/ • Di dalam RAP, fluida mengalir dengan pola seperti
reaktan
plug flow (aliran sumbat). Fluida mengalir di dalam
RATB pipa dengan arah yang sejajar dengan sumbu pipa,
dengan kecepatan yang sama di seluruh
Uniformly Produk atau penampang pipa.
mixed hasil reaksi • Biasanya diasumsikan tidak ada difusi arah aksial
maupun pencampuran balik (backmixing).

Continuous Stirred Tank Flow Semibatch Reactor


Reactor (CSTFR)
• Biasanya berbentuk tangki berpengaduk.
• Reaktor ini disebut juga mixed flow reactor • Pada pengoperasian reaktor jenis ini,
atau reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) sebagian reaktan atau salah satu reaktan
• Pada reaktor jenis ini, reaktan dimasukkan dimasukkan ke dalam reaktor, sedangkan
secara kontinyu ke dalam reaktor. reaktan yang lain atau reaktan sisanya
• Pada saat yang bersamaan juga ada hasil dimasukkan secara kontinyu dan produk
reaksi yang dikeluarkan dari reaktor secara reaksi dibiarkan di dalam reaktor.
kontinyu dengan kecepatan massa yang • Atau reaktan dimasukkan sekaligus dan hasil
sama. reaksinya dapat dikeluarkan secara kontinyu
sampai konversi yang diinginkan.

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 11


2/5/2020

HUBUNGAN CABANG ILMU DALAM


Beberapa Reaktor Heterogen: PERANCANGAN REAKTOR
• Reaktor Gas/ Cair dengan Katalis Padat: Kinetika
Persamaan laju reaksi
1. Fixed Bed Reactor: Terdiri atas satu atau lebih pipa Data
Variabel operasi
berisi tumpukan katalis stasioner dan dioperasikan Konversi Kimia
vertikal.
2. Fluidized Bed Reactor: Reaktor di mana katalis ILMU
Termodinamika
Teknik Perancang-
terangkat oleh aliran gas reaktan. Beroperasi secara DASAR Reaktor an Reaktor
Panas jenis
isotermal. Perbedaannya dengan fixed bed reactor: Fugasitas
(a) jumlah katalis lebih sedikit dan katalis bergerak DG, DH Data
sesuai dengan laju aliran gas yang masuk, (b) Fisika
memberikan luas permukaan yang lebih besar. Peristiwa
Perpindahan Mempertim-
• Fluid-Fluid Reactor: (1) Bubble tank, (2) Agitated Koefisien perpindahan panas bangkan faktor
tank, (3) Spray tower Koefisien perpindahan massa scale-up

DEFINISI KECEPATAN ATAU LAJU REAKSI


mol i terbentuk dn i
Kecepatan reaksi ekstensif: Ri  
DIpErLUkaN rEvIEw: Kecepatan reaksi intensif:
satuan waktu dt

ri 
mol i terbentuk

1 dn i (sistem reaksi
• Definisi Laju Reaksi (Review) volume fluida  waktu  V dt homogen)
mol i terbentuk 1 dni
• Persamaan Laju Reaksi (Review) ri '  
massa pada tan  waktu  W dt
• Konversi, Yield, dan Selektivitas (Review)
mol i terbentuk 1 dni
• Stoikiometri Reaksi (Review) ri ' ' 
luas

permukaan  waktu  S dt
(sistem
reaksi
• Mass/ Mole Balance (Review) mol i terbentuk 1 dni
heterogen)
ri ' ' '  
• Panas Reaksi (Review Termodinamika) volume pada tan  waktu  Vs dt
R mol i terbentuk 1 dni
• Energy Balance (Review) e ri ' ' ' '  
v volume reaktor  waktu  Vr dt
• Penyelesaian Matematika (Review) i
R i  V ri  W ri '  S ri ' '  V s ri ' ' '  V r ri ' ' ' '
e
w Dalam sistem reaksi homogen: V = Vr

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 12


2/5/2020

PERSAMAAN KINETIKA ATAU LAJU REAKSI STOIKIOMETRI KECEPATAN (LAJU) REAKSI KIMIA
(RATE LAW)
Bentuk umum: (1) Power law (hukum pangkat), dan Untuk reaksi homogen tunggal:
(2) Non hukum pangkat. aA+bB r cC+dD
Bentuk Hukum Pangkat: hubungan stoikiometri kecepatan/ laju reaksinya dapat
aA+bB
r cC+dD
Untuk reaksi homogen: dituliskan:
persamaan laju reaksinya dapat dituliskan: r = k CA CB  rA  rB r r ri
r    C  D atau, secara umum: r 
a b c d i
dengan: CA, CB  konsentrasi reaktan A, B
,   orde reaksi terhadap A, B ri  laju reaksi homogen pembentukan komponen i dan i
k  konstanta atau tetapan laju reaksi menyatakan koefisien stoikiometri reaksi komponen i.
R R
e Bentuk Non-Hukum Pangkat: e Jangan lupa bahwa:
v v
i i positif (+) untuk produk atau hasil reaksi
k CA CB e
e
w
Contoh: r  w Harga i
1 K A CA negatif (-) untuk reaktan atau zat pereaksi

STOIKIOMETRI REAKSI KIMIA Konversi Reaktan


Keberlangsungan reaksi dapat diindikasikan Konversi sebuah reaktan A (XA):
melalui:
mol A yang terkonvers i mol A yang bereaksi
 Konversi X A  
mol A awal mol A awal
 Molar extent of reaction
 Yield n A ,0  n A
X A  (batch)
 Selektivitas n A ,0
Klasifikasi reaksi: F A ,0  F A
X  (alir)
R  Single reaction (irreversible – reversible) R
A
F A ,0
e e
v  Multiple reactions (parallel, series, v
C A ,0  C A
i i
e series-parallel) e 0 X 1 X A  (densitas tetap)
w w A C A ,0

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 13


2/5/2020

Perolehan (Yield) Produk Reaksi Selektivitas (Fractional Yield) Produk Reaksi


Perolehan sebuah produk P terhadap reaktan A (YP/A): Selektivitas overall sebuah produk P terhadap reaktan A (SP/A):
mol A yang bereaksi membentuk P mol A yang bereaksi membentuk P
YP / A  SP / A 
mol A awal mol A yang bereaksi

 A P n P  n P ,0 AP n P  n P ,0
YP / A  (batch) SP / A  (batch)
P n A ,0 P n A ,0  n A
 A P F P  F P ,0
 A P F P  F P ,0 SP/  (alir)
R YP / A  (alir) R
A
 P F A ,0  F A
e P F A ,0 e
v v  A P C P  C P ,0
i  C P  C P ,0 i SP / A 
 P C A ,0  C A
(densitas tetap)
e
0  YP / A  1 YP / A  AP (densitas tetap) e 0  SP / A 1
w P C A ,0 w

Hubungan antara perolehan, konversi, dan selektivitas: Stoikiometri Single Reaction


YP / A  X A .SP/ A Untuk reaksi homogen tunggal: a A + b B cC+dD
Pada sistem batch, dapat disusun tabel stoikiometrinya
Instantaneous fractional yield sebuah produk P terhadap (sesudah tercapai konversi A sebesar XA) sebagai berikut:
reaktan A (sP/A): kecepa tan pembentuka n P r
sP / A   P Komponen Mol awal Mol terbentuk Mol tersisa
kecepa tan berkurangn ya A  rA n A  n A0  n A 0 X
A nA0  n A0 X A A
b b
B nB0  ( n A0 X A ) n B  nB0  ( n A0 X A )
a c a
Pada sebuah sistem C nC0 ( n A0 X A ) c
nC  nC 0  ( n A0 X A )
reaksi paralel: a a d
d n D  nD 0  ( n A0 X A )
D nD0 ( nA0 X A )
a a
R moles of desired product formed n  nP0 R Inert (I) nI0 0 nI  nI 0
e Selektivit as   P e
v moles of undesired product formed nR  nR0 v Jumlah nt0  A n A0 X A
nt  n t 0   A n A 0 X A
i i
rdesiredr e d c b
e Selektivitas   P w dengan:  A    1
w rundesired rR a a a Reaktan A sebagai basis perhitungan

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 14


2/5/2020

Coba ulangi (penyusunan tabel


stoikiometri reaksi kimia pada sistem batch
tersebut di atas), jika:
Coba nyatakan konsentrasi tiap
1. Case 1: B dijadikan sebagai basis perhitungan
(XB), atau B merupakan pereaksi pembatas komponen dalam sistem reaksi
(limiting reactant) sebagai fungsi dari konversi
2. Case 2: Dinyatakan dalam molar extent of reaktan!
reaction
R R
e 3. Case 3: Diterapkan pada kasus multiple e
v
v
i reactions i
e e
w w

Tabel Stoikiometri - Batch R


e
(dalam Molar Extent of Reaction, Review)
Stoikiometri Multiple Reactions v
SUPPLEMENTARY MATERIALS:

i
e
Komponen Awal Terbentuk Akhir (Sisa) w
Misal, ada 2 reaksi berlangsung secara
Perancangan Reaktor

A nA0 a 1  g 2 nA
simultan: Analog, untuk
B nB0 b 1 nB sistem
aA+bBcC+dD … (1) reaktor alir
gA+fCeE … (2) C nC0 c 1  f 2 nC (coba
dalam reaktor. diulangi,
D nD0 d 1 nD dengan cara
menggantikan
Coba susunlah tabel stoikiometri dalam: E nE0 e 2 nE “mol (ni)”
dengan “laju
R
e a) Molar extent of reaction (1) dan (2) Inert (I) nI0 0 nI alir mol
v  1 dan 2 c  d  a  b  (Fi)”…!!!)
i
e b) Konversi reaksi Jumlah nt0  e g  f  2
1
nt
w

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 15


2/5/2020

Tabel Stoikiometri
R
e
Tabel Stoikiometri
v (dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 1)
(dalam Konversi Reaksi) i
e
w Recall sistem multiple-reaction sebelumnya!
Cara ini dapat diterapkan untuk kasus multiple- Jika reaktan A dipilih sebagai basis perhitungan,
reaction di mana sebuah reaktan yang ditinjau maka reaksi dapat dituliskan sbb:
sebagai basis-perhitungan muncul (sebagai A + b/a B  c/a C + d/a D … (1)
reaktan) dalam semua tahap reaksinya.
A + f/g C  e/g E … (2)
Jika tidak, maka penyusunan tabel stoikiometri Definisikan:
dalam molar extent of reaction-lah yang bersifat mol A terkonvers i oleh reaksi (1)
X A1  Analog, untuk
lebih general dan recommended. mol A mula  mula sistem
R reaktor alir
e
v NB: Artinya, setiap cara mempunyai keunggulan/ X A2 
mol A terkonvers i oleh reaksi ( 2 ) [menyatakan
i kelebihan dan keterbatasannya masing-masing. laju alir mol A
e mol A mula  mula dalam
w (Fogler, 1992) umpan]

Tabel Stoikiometri - Batch R


e
(dalam Konversi Reaksi) (Lanjutan 2) v
i
e
Komp. Mula2 Terbentuk Akhir w

A nA0 - nA0 XA1 – nA0 XA2 nA


Coba ulangi (penyusunan tabel
Analog, stoikiometri reaksi kimia sebelumnya)
B nB0 - b/a nA0 XA1 nB untuk sistem
reaktor alir
(coba
untuk sistem alir (kontinyu)!
C nC0 + c/a nA0 XA1 – f/g nA0 XA2 nC
diulangi…!!!)
D nD0 + d/a nA0 XA1 nD
[Gantikan ‘mol komponen i (ni)’ dalam ‘laju
E nE0 + e/g nA0 XA2 nE alir mol komponen i (Fi)’]
Inert nI0 0 nI Artinya:
(c+d-a-b)/a nA0 XA1 + XA1 + XA2
Jumlah nt0 nt = XA
(e-f-g)/g nA0 XA2

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 16


2/5/2020

Ringkasan: Beberapa Perbandingan Sistem Batch vs Alir


Item Batch Alir (Kontinyu)
Tipikal bentuk reaktor Tangki Tangki
 karakteristik Pipa
Tabel stoikiometri Dalam “mol (ni)” Dalam “laju alir mol (Fi)”
Mula-mula --- akhir Masuk --- keluar
Neraca massa (mol) ….. …..
Constant density V = V0 q = q0
Variable density V  V0 q  q0
Konsentrasi zat i Ci = ni / V Ci = Fi / q
Korelasi gas ideal P V = nt R T P q = Ft R T (total)
pi V = ni R T p i q = Fi R T (parsial) Expressing concentration
Konversi reaktan i Xi = (ni0 – ni)/ ni0 Xi = (Fi0 – Fi)/ Fi0 as a function of conversion
Mole balance: Rin – Rout + Rgen = Racc (Fogler, 2016)

Example:
Exercise: Tinjaulah sebuah reaksi homogen fasa-gas:
Set up a stoichiometric table for the following A+2BR+S
reaction and express the concentration of each Umpan yang dialirkan ke dalam sebuah reaktor alir
species in the reaction as function of conversion pipa (V = 10 liter) mengandung 40%-mol A dan 60%-
evaluating all constants. mol B, dengan: debit 1 liter/s, dan kondisi: 55 °C; 2,0
atm. Pada keadaan steady, aliran keluaran reaktor
C2H4 + ½ O2  CH2(O)CH2 mengandung 30%-mol A.
The feed enters at 6 atm and 260oC and is a (a) Nyatakan CA, CB, CR, dan CS sebagai fungsi dari
stoichiometric mixture of air and ethylene. konversi A dan konversi B (masing-masing)!
(Fogler, 1992, p. 97) (b) Berapa konversi A (XA)? Konversi B (XB)?
(c) Berapa laju alir A dan B, serta konsentrasi A dan B
dalam umpan?

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 17


2/5/2020

Contoh: Mass & energy Balance


(diadaptasi dari: Problem 5-11, Missen, 1999)
Peneracaan massa sistem reaksi (dalam mol/waktu):
Reaksi fasa cair berlangsung dalam RATB steady isotermal:
2AB+C … (1)  Laju alir   Laju alir   Laju massa   Laju massa 
massa masuk   massa keluar  terbentuk oleh reaksi  terakumulasi
A+B2D … (2)        
Umpan hanya mengandung A, dengan: CA0 = 2,5 mol/liter.  Laju alir   Laju alir   Laju massa   Laju massa 
Pada keluaran reaktor (dengan space time () = 1250 massa masuk   massa keluar  berkurang oleh reaksi  terakumulasi
       
detik), diukur: CA = 0,45 mol/liter; CC = 0,75 mol/liter.
Berapakah: Energy balance
a) Konversi A (simplified
b) Tingkat reaksi (1) dan (2), CB, CD R
e version):
c) XA1 dan XA2 v
i
d) Selektivitas C/A dan D/A e
e) Yield C/A dan D/A w

Panas reaksi Panas Reaksi (Lanjutan)


• Pada umumnya, reaksi kimia berlangsung pada kondisi H sebagai fungsi suhu dapat dinyatakan sebagai:
tekanan tetap. T
o
• Pada tekanan tetap, panas yang meyertai D H  D H TR    
TR
i
i Cp i  dT
keberlangsungan sebuah reaksi adalah sebesar perubahan Cpi  kapasitas panas komponen i
entalpi reaksinya, atau: Q = DH. Dapat berupa: (1) nilai yang tetap, atau (2) Cp = Cp(T)
• Untuk skema reaksi:  A A +  B B   P P +  Q Q
Ho = ( A) (Hf,Ao) + ( B) (Hf,Bo) + ( P) (Hf,Po) + ( Q) (Hf,Qo) Berdasarkan panas yang menyertainya, suatu
reaksi dapat digolongkan menjadi:
o
R
Atau: DH   ν i DH f , i o R
 Reaksi eksotermik: jika reaksi melepaskan panas
e i e (DH berharga negatif), dan
v v
i DHf,io  perubahan entalpi pembentukan standar i  Reaksi endotermik: jika reaksi memerlukan panas
e e (DH berharga positif)
w i  koefisien stoikiometri reaksi komponen i w

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 18


2/5/2020

Review Matematika:
1. Penyelesaian Integral Tertentu dengan Cara Numerik
Penyelesaian Matematika b

 f(x) dx  I
a
1. Cara analitik: Kalkulus 1, Kalkulus 2, Metode Trapezoidal Metode Simpson 1/3
Kalkulus 3 (Matematika), Matematika 3 titik
I = h/2 [f0 + 2 f1 + f2] I = h/3 [f0 + 4 f1 + f2]
(n = 2)
Teknik Kimia.
5 titik I = h/2 [f0 + 2 (f1 + f2 + I = h/3 [f0 + 4 (f1 + f3) + 2 f2
2. Cara numerik: Analisis Numerik dan (n = 4) f3) + f4] + f4]
Pemrograman m titik (n =
I = h/3 [f0 + 4 (f1 + f3 + … +
jumlah I = h/2 [f0 + 2 (f1 + f2 +
R R fn-1) + 2 (f2 + f4 + … + fn-2) +
e e segmen; f3+ …. + fn-2 + fn-1) + fn]
v 3. Cara grafik v genap)
fn]
i i
e e
w w dengan: h = lebar segmen = (b – a)/n; f0 = f(a); fn = f(b)

2. Penyelesaian Persamaan Diferensial Biasa (PDB) dengan


Cara atau metode yang lain dapat ditempuh, misalnya:
Persoalan Nilai Awal Secara Numerik
metode Runge-Kutta orde 4.
Misal: Cara atau metode Euler
Untuk 2 PDB: 3. Mencari Akar Persamaan Tak Linier
dy Mencari akar x dari persamaan tak-linier: f(x) = 0 dapat
 f1 x, y, z  dengan: y = y0 pada x = x0 dilakukan secara sederhana dengan melakukan trial terhadap
dx
dz 2 nilai x yang berbeda dan kemudian melakukan interpolasi di
 f x, y, z  dengan: z = z0 pada x = x0
2 antara kedua nilai f(x) yang diperoleh.
dx
maka: dy Atau, secara numerik hal ini dapat dilakukan, misalnya dengan:
dz
y i 1  y i  Dx z i 1  z i  Dx metode Newton-Raphson.
dx xi , yi , zi dx xi , yi , zi
R dengan: R f ( xi )
e xn  nilai x akhir; x0  nilai x awal; xi+1 = xi + h e xi 1  xi  Silakan me-review materi kuliah
v
n  jumlah langkah integrasi v f ' ( xi ) terkait di mata kuliah Analisis
i i
e Dx = h  lebar langkah (step size) x = (xn – x0)/n e Numerik dan Pemrograman.
w w

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 19


2/5/2020

(Sedikit Motivasi Belajar)


Luruskan niat

Fokus
Optimalkan
potensi
Beberapa Kunci dan
Strategi Belajar

Step-by-step

Repetisi (diulang-ulang)

Sampai bisa Audio Visual

Mandiri
Kinestetik

Pendahuluan & Dasar Perancangan Reaktor 20

Anda mungkin juga menyukai