Anda di halaman 1dari 31

1

LAMPIRAN 9

Materi Pelajaran

Mengoperasikan Sistem Pengendali Elektromagnetik

Pada pembahasan materi ini akan membahas tentang pemahaman prinsip kerja

pengoperasian kendali elektromekanik, mengoperasikan sistem kendali

elektromekanik dan memahami data operasi sistem kendali elektromekanik.

1. Memahami prinsip kerja pengoperasian kendali elektromekanik

Untuk pelaksanaan pemasangan instalasi listrik diperlukan sejumlah

bahan listrik, bahan bangunan biasa dan bahan-bahan perlengkapan lainnya.

Bahan instalasi listrik ini dapat diperinci lagi menjadi beberapa macam kelompok

antara lain: penghantar, bulusan, kotak kontak, saklar dan lain-lain ( Darsono dan

Agus Punidjo, 1980: 1).

Dalam sistem kelistrikan ada istilah sistem pengendalian, Sistem

pengendalian yang akan dibahas yang menggunakan perangkat kontaktor dan alat

kendali saklar ON, saklar OFF, timer, dsb. Dalam sistem pengendalian ada dua

kelompok komponen listrik yang dipakai, yaitu komponen kontrol dan

komponen daya. Yang termasuk komponen control diantaranya : saklar ON,

saklar OFF, timer, relay overload dan relay. Komponen daya diantaranya

kontaktor, kabel daya, sekering atau circuit breaker

(http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20080818113256, diakses

tanggal 28 juli 2013).


3

1.1 Saklar

Saklar mekanis adalah saklar yang gerak membuka dan menutupnya

dilakukan secara langsung oleh orang. Yang termasuk dalam saklar

mekanis antara lain Saklar SPST, Saklar SPDT, Saklar DPST, Saklar DPDT,

Saklar TPST, Saklar TPDT, Drum switch dan Cam switch, (Darsono

dan Agus Punidjo,1980: 6-7).

1. Saklar SPST (single pole single throw switch), saklar ini terdiri dari

satu kutub dengan satu arah. Hanya digunakan untuk melayani motor-

motor 1 fasa yang kecil dengan tenaga kurang dari 1 PK dan untuk arus

searah.

Gambar 1. Saklar SPST

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod

uct=962, diakses tanggal 31 juli 2013)

2. Saklar (SPDT) single pole double throw switch, saklar ini terdiri dari

satu kutub dengan dua arah hubungan. Saklar ini dapat bekerja

sebagai penukar, pemutusan dan penghubungan hanya bagian kutub

positif atau fasanya saja.


4

Gambar 2. Saklar SPDT

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod

uct=963, diakses tanggal 31 juli 2013)

3. Saklar DPST (double pole single throw switch), saklar DPST adalah

saklar yang terdiri dari dua kutub dengan satu arah. Jadi hanya dapat

memutus dan menghubung saja.

Gambar 3. Saklar DPST

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod

uct=964, diakses tanggal 31 juli 2013).

4. Saklar DPDT (double pole double throw switch), saklar DPDT adalah

saklar yang terdiri dari dua kutub dengan dua arah. Saklar jenis ini
5

dapat bekerja sebagai penukar. Pada instalasi motor listrik dapat

digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik arus searah dan motor

listrik satu fasa. Juga dapat digunakan sebagai pelayanan dua sumber

tegangan pada satu motor

Gambar 4. Saklar DPDT

(http://www.elementalscientific.net/store/scripts/prodView.asp?idprod

uct=965, diakses tanggal 31 juli 2013).

5. Saklar TPST (three pole single throw switch), saklar TPST adalah saklar

dengan satu arah pelayanan. Digunakan untuk melayani motor listrik 3

fasa atau sistem 3 fasa lainnya.

Gambar 5. Saklar TPST


6

(http://www.etsy.com/listing/86070857/vintage-knife-switch-

barkelew-60-amp, diakses tanggal 31 juli 2013)

6. Saklar TPDT (three pole double throw switch), saklar TPDT adalah

saklar dengan tiga kutub yang dapat bekerja ke dua arah. Saklar ini

digunakan pada instalasi motor listrik 3 fasa atau sistem 3 fasa

lainnya. Juga dapat digunakan sebagai pembalik putaran motor listrik

3 fasa, layanan motor listrik 3 fasa dari dua sumber dan juga sebagai

starter bintang segitiga yang sangat sederhana.

Gambar 6. Saklar TPDT

(http://bintangjayateknik.com/galery.html, diakses tanggal 31 Juli

2013)

7. Saklar Drum Switch adalah saklar yang mempunyai bentuk seperti

drum dengan posisi handle (tangkai) penggerak memutus dan

menghubung berada di ujungnya. Drum switch digunakan pada motor-

motor listrik kecil sebagai penghubung motor listrik dengan jala-jala

(sumber tegangan). Jenis saklar ini banyak dipakai pada industri dan
7

perbengkelan. Drum switch biasanya dipasang pada dinding

mesinnya. Pada bagian bawah saklar terdapat lubang untuk pemasangan

pipa (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 7).

Gambar 7. Drum Switch

8. Cam switch (saklar putar cam), saklar ini adalah salah satu jenis dari

saklar manual. Cam switch banyak digunakan dalam rangkaian utama

pada rangkaian kontrol. Misalnya untuk hubungan bintang segitiga,

membalik putaran motor listrik 1 fasa atau motor listrik 3 fasa.

Gambar 8. Cam switch

1.2 Kontaktor magnet

Kontaktor magnet atau Magnetic contactor (MC) adalah suatu alat

penghubung listrik yang bekerja atas dasar magnet yang dapat

menghubungkan antara sumber arus dengan muatan. Bila inti koil pada

kontaktor diberikan arus, maka koil akan menjadi magnet dan menarik
8

kontak sehingga kontaknya menjadi terhubung dan dapat mengalirkan arus

listrik.

Kontaktor magnet atau bisa disebut juga saklar magnet merupakan

saklar yang bekerja berdasarkan prinsip kemagnetan. Artinya saklar ini

bekerja jika ada gaya kemagnetan pada penarik kontaknya. Magnet

berfungsi sebagai penarik dan dan sebagai pelepas kontak –kontaknya

dengan bantuan pegas pendorong (Darsono dan Agus Punidjo,1980: 10).

Gambar 9. Kontaktor Magnet

Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak

normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup

(Normally Close = NC). Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum

bekerja kedudukannya membuka dan bila kontaktor bekerja kontak itu

menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat kontaktor belum

bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu

membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO

dan NC bekerja membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO

menutup.
9

Gambar 10. Rangkaian Kerja Kontaktor

Pada gambar di atas, kontak 3 dan 4 adalah NC sedangkan kontak 1

dan 2 adalah NO. Apabila tidak ada arus maka kontak akan tetap diam.

Tetapi apabila arus dialirkan dengan menutup switch maka kontak 3 dan 4

akan menjai NO sedangkan kontak 1 dan 2 menjadi NC.

Tabel 1. Notasi Dan Penomoran Kontak-Kontak pada Magnetic

Contactor

Kontak Notasi
Jenis Kontak Penggunaan
Huruf Angka
L1 L2 L3 1 3 5 NO Ke Jala-jala
Utama R S T
U V W 2 4 6 NO Ke Motor
- 13 14 NO Pengunci
19 20
NO Fungsi Lain
31 32
Bantu Dsb
21 22 Pengaman
41 42 NC dan fungsi
- dsb lain
Kumparan Magnet a - b
Notasi Huruf
(COIL) A1 - A2
10

1.3 Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor

listrik dari arus yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik

terlalu besar maka akan merusak beban, oleh sebab itu TOR akan

memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi batas beban.

TOR dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke

beban (motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau

memberi perlindungan kepada motor listrik dari kerusakan akibat beban

lebih. TOR bekerja berdasarkan prinsip pemuaian dan benda bimetal.

Apabila bimetal terkena arus yang tinggi, maka bimetal akan memuai

sehingga akan melengkung dan memutuskan arus.

Gambar 11. Prinsip Kerja Bimetal

Beberapa penyebab terjadinya beban lebih antara lain:

1. Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik.

2. Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara

mendadak.

3. Terjadinya hubung singkat.

4. Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.


11

Gambar 12. Thermal Overload Relay (TOR)

Gambar 13. Diagram Kontak TOR

Gambar 14. Diagram Penyambungan TOR Pada Kontaktor

Diagram kontak TOR yang digambarkan seperti pada gambar 2.16

adalah sebagai berikut : Kontak nomor 95 96 disebut kontak pembuka

(NC), Kontak nomor 97 98 disebut kontak penutup (NO) dan Kontak

nomor 95 – 96 – 98 disebut kontak tukar (NO/NC).


12

Gambar 15. Pengaturan Batas Arus Pada Beban Lebih

Pada TOR terdapat tombol dengan tulisan reset yang artinya

tekanlah pada kedudukan semula. Jadi jika terjadi beban lebih tombol akan

tersembul keluar, sehingga memutuskan arus kekumparan magnitnya.

Supaya arus terhubung kembali tekanlah tombol reset (Darsono dan Agus

Punidjo,1980: 10 - 11).

1.4 Time delay relay (TDR)

Time delay relay (TDR), Relay timer atau relay penunda batas

waktu banyak digunakan dalam instalasi motor listrik terutama

instalasi yang membutuhkan pengaturan waktu secara otomatis.

Peralatan kontrol ini dapat dikombinasikan dengan peralatan kontrol

lain, contohnya dengan MC (Magnetic Contactor), Thermal Over Load

Relay, dan lain-lain. Fungsi dari peralatan control ini adalah sebagai pengatur

waktu. Kumparan pada timer akan bekerja selama mendapat sumber arus.

Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka secara otomatis

timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi


13

NC dan NC menjadi NO (http://www.totoktpfl.wordpress.com, diakses

tanggal 28 juli 2013).

Gambar 16. Timer Delay Relay

1.5 Push Button

Push Button merupakan suatu jenis saklar yang banyak

dipergunakan dalam rangkaian pengendali dan pengaturan. Saklar ini

bekerja dengan prinsip titik kontak NC atau NO saja, kontak ini memiliki

2 buah terminal baut sebagai kontak sambungan. Sedangkan yang

memiliki kontak NC dan NO kontaknya memiliki 4 buah terminal baut.

Push button akan bekerja bila ada tekanan pada tombol dan saklar ini

akan memutus atau menghubung sesuai dengan jenisnya. Bila tekanan

dilepas maka kontak akan kembali ke posisi semula karena ada tekanan

pegas. Push Button pada umumnya memiliki konstruksi yang terdiri dari

kontak bergerak dan kontak tetap. Dari konstruksinya, maka push button

dibedakan menjadi beberapa tipe yaitu:

1. Tipe Normally Open (NO),

Tombol ini disebut juga dengan tombol start karena kontak akan

menutup bila ditekan dan kembali terbuka bila dilepaskan. Bila


14

tombol ditekan maka kontak bergerak akan menyentuh kontak tetap

sehingga arus listrik akan mengalir.

Gambar 17. Push button Tipe Normally Open (NO)

2. Tipe Normally Close (NC)

Tombol ini disebut juga dengan tombol stop karena kontak akan

membuka bila ditekan dan kembali tertutup bila dilepaskan. Kontak

bergerak akan lepas dari kontak tetap sehingga arus listrik akan

terputus Tipe NC dan NO Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal

baut, sehingga bila tombol tidak ditekan maka sepasang kontak akan

NC dan kontak lain akan NO, bila tombol ditekan maka kontak

tertutup akan membuka dan kontak yang membuka akan tertutup.

Gambar 18. Push button Tipe Normally Close (NC)

3. Tipe NC dan NO

Tipe ini kontak memiliki 4 buah terminal baut, sehingga bila tombol

tidak ditekan maka sepasang kontak akan NC dan kontak lain akan
15

NO, bila tombol ditekan maka kontak tertutup akan membuka dan

kontak yang membuka akan tertutup.

Gambar 19. Push button Tipe NC dan NO

(http://bse.kemdikbud.go.id/index.php/buku/details/20080818113256

, diakses tanggal 28 juli 2013).

1.6 Mini Circuit Breaker (MCB)

MCB merupakan salah satu pengaman pada suatu rangkaian

control. Pada MCB memiliki fungsi sebagai pengaman beban lebih dari daya

yang dipakainya, sehingga apabila daya yang digunakan pada sistem tersebut

melebihinya maka akan terjadi trip pada MCB.

MCB juga berfungsi sebagai pengaman kesalahan rangkaian,

sehingga apabila terjadi short circuit (hubung singkat) maka MCB juga akan

menjadi trip. Hubungan singkat tersebut terjadi apabila antara kabel fasa

terhubung langsung dengan kabel netral dan juga ground

(http://www.totoktpfl.wordpress.com, diakses tanggal 28 juli 2013).


16

1.7 Motor Listrik Arus Bolak Balik

Secara umum motor listrik berfungsi untuk mengubah energy

listrik menjadi energy mekanik yang berupa tenaga putar. Motor listrik

Arus bolak-balik, konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua

bagian pokok yaitu bagian yang tetap (stator) dan bagian yang

bergerak/beputar (rotor). Bagian stator pada motor listrik terdiri dari

pasangan kutub magnet, yakni kutub Utara dan kutub Selatan ( Yon

Rijono, 1997: 310).

Konstruksi dasar sebuah motor listrik terdiri dari dua bagian pokok

yaitu bagian yang tetap (stator) dan bagian yang bergerak/beputar (rotor).

Bagian stator pada motor listrik terdiri dari pasangan kutub magnet, yakni

kutub Utara dan kutub Selatan. Pada umumnya kutub magnet pada sebuah

motor listrik adalah kutub magnet buatan yang dibuat berdasarkan prinsip

kerja elektromagnetik.

Untuk keperluan tersebut pada stator motor listrik terdapat kumparan

untuk mengalirnya arus listrik kemagnetan. Oleh karena itu kumparan

tersebut disebut kumparan kemagnetan (magnetic winding). Arus listrik

yang mengalir pada kumparan kemagnetan akan membentuk fluks

magnetik utama. Kumparan kemagnetan disini disebut juga kumparan

stator karena terletak pada stator motor listrik. Bagian rotor pada motor

listrik terdiri dari kumparan yang dialiri oleh arus listrik dari luar dan oleh

karena itu disebut kumparan tegangan (voltage winding). Arus listrik yang

mengalir pada kumparan tegangan akan membentuk arah


17

fluks magnetik bantu. Kumparan tegangan disini disebut juga kumparan

rotor karena terletak pada rotor motor listrik. Kumparan rotor pada motor

listrik arus bolak balik memperoleh tegangan atau arus listrik berdasarkan

jumlah fasa tenaga listrik yang digunakan. Oleh karena itu motor listrik

arus bolak balik dikenal 2 jenis motor listrik yakni motorlistrik satu fasa

dan motor listrik tiga fasa.

1.7.1 Motor Listrik AC 1 fasa

Pada motor listrik AC 1 fasa, rotornya terletak dalam medan

magnetik yang berubah-ubah (bergerak) sehingga pada rotor terbentuk

tegangan induksi. Tegangan induksi menimbulkan arus listrik pada

batang-batang rotor. Arus induksi pada rotor menimbulkan medan

magnetik terbentuk disekitar rotor фR.

Karena adanya fenomena interaksi antara medan magnetik

utama фM yang berputar dan medan magnetik terbentuk disekitar

rotor фR maka rotor akan berputar. Pada saat kondisi pengasutan

(starting), interaksi kedua medan magnetik (magnetik utama фM

yang berputar dan medan magnetic фR terbentuk disekitar rotor) belum

mampu menyebabkan berputarnya rotor. Untuk itu, diperlukan

medan magnetik Bantu фAUX yang fasanya berbeda fasa dengan

medan magnetik фM. Secara teoritis, diharapkan kedua medan

magnetik tersebut berbeda fasa 90°.

Untuk menghasilkan medan magnetik yang berbeda fasa

tentunya diperlukan dua arus listrik bolak balik yang berbeda fasa.
18

Oleh karena itu, kumparan stator terdiri dari dua bagian yang

masingmasing disebut kumparan stator utama ZM dan kumparan

stator bantu ZAux. Pada masing-masing kumparan mengalir kuat arus

listrik utama IM dan kuat arus listrik bantu IAux. Masing-masing arus

akan membentuk medan magnetik. Listrik arus bolak balik yang

dipasok pada motor listrik adalah listrik arus bolak balik berfasa satu

sedangkan pada kumparan stator diharapkan terbentuk dua listrik

arus bolak balik yang berbeda fasa 90°. Untuk memenuhi kondisi ini,

secara praktis dapat dilakukan dengan dua cara, yakni menggunakan

kapasitor dan menggunakan rangkaian fasa belah (split phase).

1.7.1.1 Motor listrik Kapasitor

Motor listrik kapasitor (capacitor motor) adalah motor

listrik satu fasa yang menggunakan kapasitor sebagai

penggeser fasa arus listrik bantu IAux . Kapasitor C dipasang

pada rangkaian kumparan bantu dan dipasang secara seri

dengan kumparan bantu ZAux. Besar impedansi kumparan

bantu ZAux sama besar dengan impedansi kumparan utama

ZM.
19

Gambar 20. Motor listrik Kapasitor

1.7.1.2 Motor listrik Fasa Belah

Motor listrik fasa Belah (split phase motor) adalah

motor listrik satu fasa yang menggunakan kumparan Bantu

ZAux sebagai penggeser fasa arus listrik bantu IAux. Besar

impedansi kumparan bantu ZAux tidak sama besar dengan

impedansi kumparan utama ZM.

Gambar 21. Motor listrik fasa Belah

1.7.2 Motor Listrik AC 3 fasa

Pada dasarnya, motor listrik tiga fasa memiliki 3 (tiga) kumparan

stator yang terpisah satu dengan lainnya. Masing-masing kumparan

stator terdiri atas satu ujung masuk dan satu ujung keluar. Oleh karena

itu, secara keseluruhan pada sebuah motor listrik tiga


20

fasa terdapat 6 (enam) ujung sisi kumparan stator. Perhatikan

gambar berikut;

Gambar 22. Kumparan Motor listrik tiga fasa

Kumparan Z1 mempunyai ujung masuk U1 dan ujung

keluar U2

Kumparan Z2 mempunyai ujung masuk V1 dan ujung

keluar V2

Kumparan Z3 mempunyai ujung masuk W1 dan ujung

keluar W2

Keenam ujung kumparan dikeluarkan dari dalam motor listrik dan

terletak pada kotak terminal (terminal box). Keenam ujung

kumparan ditempatkan 2 (dua) baris yang setiap barisnya merupakan

ujung kumparan sejenis dari ketiga kumparan. Penempatan 2 (dua)

ujung kumparan tidak pada baris yang sama. Setiap ujung

kumparan ditempatkan pada kotak terminal


21

menggunakan mur-baut. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan

cara penghubungan ujung-ujung kumparan stator.

Sehubungan dengan keperluan tertentu, ujung-ujung kumparan

stator tersebut dapat dihubungkan dengan sumber tenaga listrik tiga

fasa dalam bentuk pola tertentu, yakni sambungan kumparan stator

dalam bentuk hubungan segitiga (Δ-delta) ataupun hubungan bintang

(Y-star).

1.7.2.1 Hubungan Segitiga

Hubungan segitiga terbentuk bila dilakukan penyatuan

masing-masing ujung kumparan stator berbeda jenis dari 2

(dua) buah kumparan stator yang berlainan sedangkan

masing-masing titik simpul dihubungkan dengan masing-

masing fasa dari sumber tenaga listrik tiga fasa.

Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan

segitiga adalah:

Besar tegangan terbentuk pada kumparan = besar tegangan

sumber

UZ1 = U1

Besar kuat arus pada kumparan = besar kuat arus

sumber/ 3

I1
IZ1= 3
22

Gambar 23. Hubungan segitiga

Keterangan gambar di atas

U1 disatukan dengan W2 dan dihubungkan dengan

fasa L1

V1 disatukan dengan U2 dan dihubungkan dengan

fasa L2

W1 disatukan dengan V2 dan dihubungkan dengan

fasa L3

1.7.2.2 Hubungan Bintang

Karakteristik tegangan dan kuat arus listrik pada hubungan

bintang:

Besar tegangan terbentuk pada kumparan =

������ ���𝑔��𝑔�� �������


3
23

U1
UZ1= 3

Kuat arus pada kumparan = Kuat arus sumber

IZ1= I1

Hubungan bintang terbentuk bila dilakukan penyatuan

masing – masing ujung kumparan stator sejenis dari ketiga

kumparan stator sedangkan ketiga ujung lainnya

dihubungkan dengan masing-masing fasa dari sumber

tenaga listrik tiga fasa.

Gambar 24. Hubungan segitiga

Keterangan gambar hubungan bintang di atas berikut;

U2, V2 dan W2 saling disatukan dan menjadi titik

netral N

U1 dihubungkan dengan fasa L1

V1 dihubungkan dengan fasa L2


24

W1 dihubungkan dengan fasa L3

Penggunaan hubungan segitiga ataupun hubungan

bintangpada sebuah motor listrik dilaksanakan antara lain

karena:

Besar tegangan sumber tersedia

Atau sistem pengasutan (starting)

Hal utama yang perlu menjadi perhatian pada penggunaan

jenis hubungan yang dilakukan adalah memperhatikan

batas pemberian tegangan pada kumparan stator.

Pemberian tegangan pada kumparan stator tidak boleh

melebihi batas ukur tegangan yang telah ditentukan. Apabila

sumber tegangan tersedia sama besar sedangkan jenis

hubungan kumparan stator berbeda, maka:

Besar daya listrik aktif pada hubungan segitiga = 3 x Besar

daya listrik aktif pada hubungan bintang

P segitiga = 3 x P bintang

Dalam praktik dilapangan penyambungan motor listrik

terhadap sumber tegangan harus memperhatikan besarnya

tegangan kumparan motor listrik yang digunakan dan

tegangan jaring yang akan mensuplainya. Untuk itu

perhatikan beberapa kemungkinan agar dapat

menghubungkan kumparan motor listrik pada tegangan

jaring dalam tabel berikut ini:


25

No. Teg.Pada terminal motor Tegangan Jaring Cara

hubungan

1. 380V/660V atau 380V Δ 380V/220V atau 3 Delta (Δ)

x 380V

2. 220V/380V atau 380V Y 380V/220V atau 3 Bintang(Y)

x 380V

3. 220V/380V atau 380V Y 220V/127V atau 3 Delta (Δ)

x 220V

4. 127V/220V atau 220V Y 220V/127V atau 3 Bintang(Y)

x 220V

Untuk menghindari terjadinya guncangan tegangan yang

akan mengganggu jaringan pada instalasi penerangan yang

ada, maka macam pengasutan motor listrik tiga fasa haruslah

memperhatikan ketentuan dalam PUIL ayat 520

G4: Instansi yang berwenang dapat menetapkan peraturan

yang mengharuskan dilakukannya pembatasan arus asut

sampai harga tertentu, bagi motor listrik dengan daya

nominal tertentu. Berikut tabel cara pengasutan

berdasarkan daya nominal motor listrik:


26

No. Daya Nominal Cara pengasutan

Motor listrik

1. Kurang dari atau 1,5 @ Hubung langsung pada

2.25 kW jaringan

2. Sampai atau 4 @ 6 kW Dengan Bintang Segitiga

3. Sampai atau 8 @ 12 kW Bintang Segitiga dengan

tahanan

4. Lebih dari atau 8 @ 12 Dengan transformator

kW asut,Tahanan

asut

Cara pengasutan motor listrik tiga fasa dapat dibagi atas:

Pengasutan Stator terdiri dari:

- Secara Langsung

- Dengan Sakelar Bintang Segitiga

- Dengan Kumparan Hambat

- Dengan Transformator

Pengasutan Rotor terdiri dari:

- Dengan Kumparan Hambat Rotor

- Dengan Tahanan Rotor


27

2. Mengoperasikan sistem kendali elektromagnetik

2.1 Rangkaian pengendalian motor menggunakan kontaktor, tombol tetap stop

(off) dan masuk (on)

Gambar 25. Rangkaian pengendalian motor menggunakan kontaktor,

tombol tetap stop (off) dan masuk (on)


28

2.2 Rangkaian pengendali motor listrik dengan menggunakan dua tombol

tekan ON dan OFF

Gambar 26. Rangkaian pengendali motor listrik dengan

menggunakan dua tombol tekan ON dan OFF


29

2.3 Rangkaian pengendali motor listrik dengan menggunakan dua tombol

tekan “ON” dan 2 tombol tekan “OFF”.

Gambar 27. Rangkaian pengendali motor listrik dengan

menggunakan dua tombol tekan “ON” dan 2

tombol tekan “OFF”


30

2.4 Rangkaian Kontrol Motor Putar Kiri-Putar kanan

Gambar 28. Rangkaian Kontrol Motor Putar Kiri-Putar kanan


31

2.5 Rangkaian pengendali motor listrik secara berurutan dengan

pengoperasian manual

Gambar 29. Rangkaian pengendali motor listrik secara berurutan

dengan pengoperasian manual

Anda mungkin juga menyukai