Anda di halaman 1dari 3

Tak Ada Gading Yang Tak Retak

Oleh Zabal Nur {XII IPA 4}

Banyak kisah yang ku ingat pada malam itu. Namun ada satu kisah yang
membekas dan ingin ku ceritakan. Kisah ini berawal ketika pada suatu malam
yang penuh kesunyian ditemani suara-suara hembusan angin, ku rebahahkan
tubuh ini diatas bebatuan itu sambil menatap indahnya malam. Tiba-tiba terdengar
suara, awalnya aku bingung “Ha?suara apa itu” Tak lama kemudian suara itu
terulang lagi. Karena penasaran aku mencari tahu suara apa itu, ternyata oh
ternyata itu suara dari handphone ku. “Healah, siapa menghubungi ku malam-
malam begini” sambil membuka handphone dan membaca pesan yang masuk.
Ternyata ada yang meminta ku untuk follback akun sosmednya. “Uy, follback”
secara sepontan aku langsung mencari tau isi akun sosmednya dan mengiyakan
permintaannya tadi.

“ Ehh, sebelumnya ini siapa ya? Kok tiba-tiba chat aku” tanya ku pada
dirinya.

”Hehe iya ya lupa perkenalan, Perkenalkan nama aku Bintang Aisyandra,


Temen sama Ambar”.

”Ooo.. Nama yang bagus ya” balas ku padanya.

.”Nama panggilannya siapa nih? manggil bintang enggak enak”.

”Panggil Raisa aja” ucapnya sambil tertawa.

“Oke-oke Raisa hehehe”

“Ehhh, bercanda aja kali” ucapnya.

Waktu terus berjalan banyak pertanyaan-pertanyaan ku lontarkan kepadanya,


tak terasa malam sudah makin larut. Namun rasanya aku tak ingin berhenti untuk
mengobrol dengan dirinya, dengan berat hati ku hentikan obrolan malam itu.
Kesan pertamaku mengobrol dengannya, Dia orang yang asik, ramah,
menyenangkan dan juga cantik hehe. Seketika malam yang sunyi dan sepi itu
berubah menjadi malam yang penuh dengan canda dan tawa kami berdua.

Pada keesokan harinya, rasa penasaran dikepalaku terhadap dirinya


masih bergejolak dan ku putuskan untuk menghubunginya lagi. “Haiii Raisa”
panggil ku kepadanya. “Apa bal? ehhh tadi pagi aku lihat kamu loh, tapi kamunya
gak lihat” balasnya kepada ku. Mendengar ia berkata seperti itu membuat ku
semakin penasaran dan berharap bisa bertemu dengan dia. Diperjalanan pulang
sekolah, akhirnya aku bertemu dengan dia. Aku melihat senyum manis yang
sangat menawan dari bibirnya. Semenjak hari itu aku tahu bahwa sebenarnya
kami sering bertemu, namun aku tidak tahu bahwa itu adalah dirinya. Tak banyak
kata yang bisa ku ucapkan, Aku hanya bisa tersenyum dan menahan tawa bahagia
saat itu.

Hari demi hari banyak waktu yang ku habiskan bersamanya. Sejauh itu
tidak ada masalah yang kami hadapi, namun tak ada gading yang tak retak.
Perselisihan muncul diantara kami berdua, ketika aku mulai sibuk dengan urusan
ku, aku jarang mengabarinya dan tidak mempedulikan kehadirannya. Setiap ia
menghubungiku, aku mengabaikannya. Dan mungkin karena sudah lelah dengan
sikap ku yang tak peduli, akhirnya “udah ya bal, aku gak akan ganggu kamu lagi,
dan gak mau hubungi mu lagi. Byee” itu isi pesan terakhir yang ia kirimkan
kepada ku. Sekali lagi aku hanya membacanya saja, tanpa mau memberikan
penjelasan kepada nya.

Hari-hari selanjutnya setelah kejadian itu tampak beda.tak ada lagi ia


yang memperhatikan ku,menanyakan kabar ku menanyakan hari-hariku. Disitulah
aku mulai merasa kesepian lagi , aku merasa bersalah, aku merasa terpuruk lagi.
Namun apa boleh buat itulah buah dari kesalahan ku, membiarkan ia pergi begitu
saja, dan tidak mempedulikannya. Aku ingin sekali meminta maaf dan
menjelaskan semuanya tapi aku terlalu takut dan ragu, Ia masih mau memaafkan
sikap ku yang begitu. Setiap hari ku hanya menantikan pesan dari nya, berharap ia
akan kembali untuk menemani hari-hari ku lagi.
Tak terasa 2 bulan telah berlalu, aku mulai putus asa menunggu kabar
darinya, sepertinya ia tak akan kembali lagi kepada ku. Namun, semua dugaanku
salah . Akhirnya setelah sekian lama akhirnya ia kembali lagi, memberikan kabar
kepada ku, aku menyapanya dengan hangat penuh perhatian karena ku tak ingin
kehilangan ia lagi. Setelah itu, aku memberanikan diri untuk meminta maaf
kepadanya dan menjelaskan semuanya, semua yang telah terjadi. Ia juga meminta
maaf kepada ku karena bersikap egois kepada ku, banyak masalah yang ia hadapi
selama 2 bulan tersebut.,Ia merasa sangat terpuruk dan terjebak dalam masalah.
Malam itu kami berdua habiskan untuk saling bercerita, bercanda-tawa dan
melepas rindu yang telah lama dipendam. Pada akhirnya kami berbaikan dan
menjalin persahabatan yang luar biasa.

Dari kisah ku ini aku banyak belajar bahwa jangan pernah mensia-siakan
ia yang peduli, perhatian kepada kita karena kita tidak pernah tau sejauh mana ia
mampu bertahan untuk kita dan aku juga belajar dari dia bahwa jika ia salah maka
perbaikilah, jangan malah meninggalkannya.

Anda mungkin juga menyukai