(KAK)
I . LATAR BELAKANG
Hubungan Pengendalian Analisa Dampak Lalu Lintas (AMDALALIN) Rumah Sakit
H. Mursid Ibnu Syafiuddin Krangkeng memperlihatkan bahwa hampir setiap upaya
pembangunan fasilitas kesehatan akan berdampak terhadap perubahan lalu lintas apabila
tidak ada upaya pengendalian. Pengendalian ini sangat penting agar upaya peningkatan
fasilitas transportasi dapat bermanfaat dan berdayaguna seoptimal mungkin.
Aksesbilitas memgang peran penting bagi para pengembang lahan.
Sering kali para pengambang lahan yang menciptakan aksesbilitas ke lokai yang
dikembangkan agar kepentingan investasi dapat terwujud. Pembatasan yang kaku
terhadap perubahan tataguna lahan akan sulit dilakukan mengingat sifat manusia dan
kota yang dinamis.
V. RUANG LINGKUP
1. Analisis besaran tarikan dan bangkitan perjalanan;
2. Pengumpulan data sekunder berupa ringkasan pembangunan berisi rincian
pembangunan, Data Opersional Pembangunan Rumah Sakit khususnya terkait
dengan transportasi;
3. Pengumpulan data primer terkait kondisi lalu lintas jaringan jalan (ruas jalan
dan persimpangan), tata guna lahan di sekitar lokasi pembangunan, kinerja dan
permasalahan lalu lintas eksisting, serta tingkat bangkitan dan tarikan perjalanan
di lokasi pembanding;
4. Analisis kondisi ekisting daerah studi yang meliputi : lokasi rencana
pembangunan, kondidi jaringan jalan dan kondisi serta permasalahan lalu lintas
di skitar lokasi pembangunan;
5. Analisis kodisi lalu lintas pada masa tanpa pembangunan, selama masa
pembangunan, dan setelah pembangunan yang dimulai dengan analisis
bangkitan lalu lintas, sebaran lalu lintas, pemilihan moda dan pembebanan lalu
Metodologi Pelaksanaan
6.1. Umum
Transportasi merupakan sektor pendukung dalam setiap aktivitas manusia
baik kegiatan pekerjaan rutin, bisnis, pendidikan, sosial dan lain
sebagainya . Sebagai prasarana pendukung, trasportasi harus dapat
memberikan pelayanan yang baik sehingga diperoleh sistem pergerakan
yang efektif dan efisien bagi pengguna transportasi.
Misalnya di kota besar, permasalahan trasportasi yang sering terjadi di
kota – kota besar adalah kemacetan pada arus lalu lintas di jalan – jalan
yang mempunyai aksesbilitas tinggi.
Aksesbilitas yang tinggi tersebut dapat disebabkan antara lain karena
geometrik jalan, kualitas perkerasan, jarak tempuh, waktu tempuh, sifat
dari tata guna tanah yang ada di sekitar jalan tersebut dan lain sebaginya.
Kemacetan yang terjadi disebabkan dari permintaan lalu lintas (traffic
demend) tidak sebanding dengan penyediaan lalu lintas (traffic supply)
yang dalam hal ini adalah kapasitas dari jalan-jalan tersebut.
Pada dasarnya komponen sistem transportasi dipandang dari jenis
pergerakannya dapat dibedakan atas pergerakan kendaraan dan pergerakan
orang, dan dalam hal tertentu dapat juga ditambah dengan pergerakan
barang, Namun ditinjau dari aspek pergerakannya itu sendiri hanya terdiri
dari pergerakan kendaraan dan orang. Oleh karena itu kedua komponen
tersebut harus mendapatkan perhatian yang memadai dan profesional
dalam sistem penyediaan prasarana maupun pelayanan transportasi.
Kebutuhan studi dampak lalu lintas untuk suatu lokasi ditinjau ditujukan
dengan berbagai macam cara. Tidak ada kesepakatan umum ketika studi
harus dikerjakan. Bagaimanapun data yang telah dikumpulkan oleh ITE
(Institute of Transportatio Engineers) mengindikasikan bahwa studi
dampak lalu lintas secara umum ditentukan oleh kondisi berikut :
a. Ketika pengembangan baru dilakukan akan membangkitkan
(menambah) lebih dari jumlah perjalanan pada waktu puncak tertentu.
b. Ketika pengeembangan dilakukan akan membangkitkan lebih dari
jumlah perjalanan haria tertentu
IX. KELUARAN
Keluaran dari Kajian Analisis Dampak Lalu Lintas sebagaimana diatur dalam
Pasal 99 ayat 2 UU 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan
1. Analisis Distribusi Perjalanan
2. Analisis Pemilihan Moda
3. Stimulasi Kinerja Lalu Lintas
4. Rekomendasi dan rencana Implementasi Penanganan Dampak
5. Rencana Pemantauan dan Evaluasi
6. Gambaran Umum lokasi yang akan dibangun / dikembangkan
XII. PENUTUP
Hal – hal lain yang belum dijelaskan disebutkan dalam kerangka acuan kerja
(KAK) ini bilamana perlu akan dijelaskan pada saat aanwizjing maupun pada saat
konsultasi.