Anda di halaman 1dari 3

REFLEKSI KASUS

RUANG PUSAT JANTUNG TERPADU

Nama Mahasiswa : HERIANI


Nim : R014192010

CI LAHAN CI INSTITUSI

(H.Ardiansyah, S.Kep.,Ns.,SpKV.,M.Kep) (Syahrul Ningrat, S.Kep., Ns.,M.Kep.,Sp.KMB)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2020
REFLEKSI KASUS

A. DESKRIPSI
Tn.H berusia 50 tahun dirawat di ruang perawatan Pusat Jantung Terpadu Lantai 5
dengan diagnosa medis Acute Decomsated Heart Failure. Tn. H telah dirawat di RS Wahidin
sebelumnya di ruang CVCU. Setelah 2 hari kemudian Tn. H dipindahkan ke ruang
perawatan Pusat Jantung Terpadu Lantai 5 dengan keluhan sesak nafas dan nyeri di dada. Tn.
S telah menjalani hari ke-1 perawatan saat dilakukan pengkajian oleh mahasiswa. Saat
pengkajian dilakukan, Tn.H sudah tidak diberikan terapi oksigen namun masih tampak
lemah. Mahasiswa kemudian mengkaji Tn.H dengan bertanya keluhan-keluhan yang dialami
Tn. H. Saat dilakukan pengkajian Tn.H mengaku tidak memiliki keluhan apapun dan
mengatakan dalam kondisi sehat. Hal ini menyebabkan berpikir bahwa Tn.H belum
mempercayai mahasiswa sehingga mahasiswa merasa perlu membina hubungan saling
percaya yang lebih baik lagi. Mahasiswa kemudian membina hubungan saling percaya
dengan cara selalu mengajak Tn,H berbicara. Tn.H mulai mengatakan keluhan-keluhannya
sejak mahasiswa praktik hari ke-2 di ruang perawatan Pusat Jantung Terpadu Lantai 5.

B. PERASAAN
Pada saat menghadapi kasus ini terdapat perasaan bingung karena mahasiswa kurang
mempercayai apa yang dikatakan oleh Tn.H. Hal ini terjadi karena Tn.H mengatakan baik-
baik saja padahal Tn.H tampak lemas dan frekuensi pernapasan Tn.H meningkat. Selain itu
terdapat perasaan takut tidak dapat membina hubungan saling percaya dengan Tn.H sehingga
tidak dapat mengkaji Tn.H dengan baik

C. EVALUASI
Sisi positif dari kasus ini adalah menjadi peringatan bagi mahasiswa untuk selalu
membina hubungan saling percaya yang baik dengan pasien sebelum memberikan asuhan
keperawatan. Bina hubungan saling percaya yang baik dapat memudahkan perawat dalam
menggali keluhan-keluhan yang dialami oleh pasien serta memudahkan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan yang tepat.

D. ANALISIS
Hal yang membuat menarik pada kasus ini adalah karena Tn.H tidak mengungkapkan
keluhan apapun saat dilakukan pengkajian. Tn.H bahkan mengatakan baik-baik saja dan tidak
memiliki penyakit apapun. Hal ini dapat terjadi karena Tn.H belum mempercayai sepenuhnya
mahasiswa yang sedang mengkaji. Hal ini kemudian menjadi peringatan bagi mahasiswa
untuk dapat membina hubungan saling percaya yang lebih baik lagi terutama pada pasien-
pasien yang sulit menerima mahasiswa.

E. KESIMPULAN
Bina hubungan saling percaya adalah hal dasar yang sangat penting yang harus mampu
dilakukan oleh mahasiswa dan perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan. Informasi
yang tepat dari pasien dapat menjadi acuan bagi perawat untuk memberi asuhan keperawatan
yang tepat sesuai dengan kondisi pasien. Jika pasien memberikan informasi yang salah
mengenai status kesehatannya maka perawat juga berpeluang memberikan asuhan
keperawatan yang salah. Oleh karena ini membina hubungan saling percaya dengan pasien
adalah hal dasar yang sangat penting.

F. RENCANA TINDAKAN
Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah melatih lagi kemampuan mahasiswa
dalam membina hubungan saling percaya terutama pada pasien-pasien yang kurang
mempercayai mahasiswa.
.

Anda mungkin juga menyukai