Anda di halaman 1dari 9

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
BAB III
TATALAKSANAAN
BAB IV
DOKUMENTASI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karna atas
rahmat dan hidayah-nya, kami dapat menyelesaikan panduan penetapan
DPJP di RSUD Gandus, buku ini kami susun sebagai salh satu upaya untuk
memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan persiapan akreditasi
baik oleh pendamping maupun pelaksana akreditasi RSUD Gandus
Akreditasi mempersyaratkan adanya pembuktian pelaksanaan seluruh
kegiatan pelayanan melalui dokumentasi dan penelusuran, karena pada
prinsip akreditasi, seluruh kegiatan harus tertulis dan apa yang tertulis harus
dikerjakan dengan sesuai. Buku ini berisi acuan yang dapat digunakan
sebagai panduan penetapan DPJP Rsud Gandus. Pada kesempatan ini
perkenankan saya untuk menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi
kepada semua pegawai yang telah terlibat dalam proses penyusunan panduan
penetapan DPJP di Rsud Gandus.
Semoga dengan digunakan buku ini dapat mempermudah petugas
dalam melaksanakan panduan penetapan DPJP di Rsud Gandus.

Palembang, Februari 2020


Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Gandus

drg. Hj. Irma Novianty, M.Kes


Nip. 196811151999032013
BAB I
DEFINISI
Tujuan
Panduan ini dimaksutkan sebagai petunjuk pelaksanaan dari kebijakan
karumkit tentang dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ), yang
menjelaskan tata cara operasional dari konsep dan kebijakan DPJP Rsud
Gandus Palembang.
a. Tujuan Umum :
Tercapainya mutu pelayanan yang baik disemua lini pelayanan dengan
mencegah dan meminimaliskan kejadian tidak diharapkan ( KTD ) dan
terjadinya nyaris cidera ( KNC ) serta meningkatkanya kepuasan pasien
terhadap Rumah Sakit.

b. Tujuan Khusus :
1. Adanya pedoman bagi seluruh staf rumah sakit( baik medis,
keperawatan maupun penunjang ( dalam menerapkan pola operasional
DPJP, sehingga terjadi persamaan pengertian, keseragaman dalam
pelaksanaan, pencatatan pelaporan.
2. Pengelolaan Asuhan medis pasien oleh DPJP terlaksana dengan baik
sesuai kebijakkan dan SPM, SPO dan standar keselamatan pasien yang
ditetapkan oleh kemenkes dan komisi Nasional keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
Panduan ini berlaku pada semua lini pelayanan rumah sakit yang
meliputi : IGD, Rawat Jalan, Ruang Perawatan, Ruang Tindakan ( OK ) dan
Sarana Penunjang Medis
A. Definisi
1. Dokter penanggung jawab pelayanan ( DPJP ) : adalah dokter yang
bertanggung jawab sepenuhnya atas pengelolaan asuhan medis
seorang pasien di rumah sakit umum daerah gandus ( apabila pasien
hanya perlu asuhan medis satu orang dokter.
2. DPJP utama : adalah dokter koordinator yang meminpin proses
pengelolaan asuhan medis bagi pasien yang harus dirawat bersama
oleh lebih dari satu orang dokter
3. DPJP tambahan : adalah dokter yang ikut memberikan asuhan
medis pada seorang pasien, yang oleh karena kompleks sitasi
penyakitnya memerlukan perawatan bersama oleh lebih dari satu
orang doker

B. Hak dan Kewajiban DPJP


1. Hak DPJP :
a) Mengelola asuhan medis seorang pasien secara mandiri dan otonom,
yang mengacu pada standar pelayanan medis rumah sakit, secara
komprehensif mulai dari diaknos, terapi, tindakan lanjut sampai
rehabilitas
b) Melakukan konsultasi dengan disiplin lain yang dianggap perlu
untuk meminta pendapat atau perawatan bersama, demi
kesembuhan pasien
2. Kewajiban DPJP :
a) Membuat rencana pelayanan pasien dalam berkas rekam medis yang
membuat segala aspek asuhan medis yang akan dilakukan,
termasukan konsultasi, rehabilitasi DLL.
b) Memberikan penjelasan secara rinci kepada pasien dan keluarga
tentang rencana dan hasil pelyanan baik tentang pengobatan,
persedur maupun kemungkinan hasil yang tidak diharapkan
c) Memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang
kewajibannya terhadap dokter dan rumah sakit, yang dicatat dalam
berkas rekam medis
d) DPJP berkewajiban memberikan kesempatan pada pasien atau
keluarga untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti
C. Hak dan Kewajiban DPJP utama :
a) Hak DPJP utama :
1. Melakukan koordinasi proses asuhan medis pasien oleh DPJP
yang dilibatkan.
2. Menyelesaikan dan mengefisienkan pemeriksaan yang akan
dilakukan terhadap pasien
3. Menyelesaikan dan mengefisienkan pengobatan yang kakan
diberikan kepada pasien
4. Menghentikan ketertipan DPJP laindalam perawatan bersama
apabila di anggap tidak dibutuhkan lagi
b) Kewajiban DPJP utama :
1. Memberikan penjelassan medis kepada keluarga atau kemajuan
atau kondisi pasien
2. Mengisi resume rekam medis pasien
3. Menjawab pertanyaan pihak ketiga atas kondisi pasien

BAB III
TATALAKSANAAN
a. Pola Operasional DPJP
Kebijakan :
1. Setiap pasien yang berobat di RSUD Gandus harus memiliki DPJP
2. Apabila pasien berobat di unit rawat rajalan maka DPJP nya
adalah dokter klinik terkait
3. Apbila pasien berobat di IGD dan tidak dirawat ini, maka DPJP
nya adalah dokter jaga IGD
4. Apabila pasien di rawat inap maka DPJP nya adalah dokter
spesialis disiplin yang sesuai
5. Apabila pasien dirawat bersama oleh lebih satu orang dokter
spesialis, maka harus ditunjuk seorang sebagai DPJP utama dan
yang lain sebagai DPJP tambahan
b. Penentuan DPJP :
1. Penentuan DPJP harus dilakukan sejak pertama pasien masuk
rumah sakit ( baik rawat jalan, IGD, maupun rawat inap) dengan
mempergunakan cap stempel pada berkas rekam medis pasien
2. Cap stempel “ DPJP Dr….. “ untuk pasien yang dirawat oleh
seorang dokter
3. Cap stempel “ DPJP UTAMA Dr….” untuk pasien yang dirawat
bersama beberapa dokter

c. Klarifikasi DPJP di Ruang Rawat


Apabila dari IGD maupun rawat jalan DPJP belum ditentukan
maka petugas ruangan wajib segera melakukan klarifikasi tentang siapa
DPJP pasien tersebut. Apabila pasien dirawat bersama petugas ruangan
juga wajib melakukan klarifikasi siapa DPJP utama dan siapa DPJP
tambahan.

d. Penentuan DPJP bagi Pasien baru di ruangan


Pengaturan penetapan terhadap DPJP dapat berdasarkan :
1. Jadwal konsulen jaga di IGD atau ruangan ; konsulen jaga hari ini
menjadi DPJP dari semua pasienmasuk pada hari tersebut, kecuali
kasus dengan surat rujukan
2. Surat rujukan langsung kepada konsulen ; dokter spesialis yang di
tunjuk otomatis menjadi DPJP pasien tersebut, kecuali dokter yang
ditujukan berhalangan, maka beralihke konsulen jaga hari itu
3. Atas permintaan keluarga : pasien dan keluarga berhak meminta
salah seorang dokter spesialis untuk menjadi DPJP nya sepanjang
sesuai dengan disiplinya apabila penyakit yang diderita pasien tidak
sesuai dengan disiplin dokterdimaksut, maka diberi penjelasan
kepada pasien atau keluarga, dan bila pasien dan keluarga tetap
pada pendiriannya maka dokter spesialis yang dituju yang akan
mengkonsulkan kepada disiplin yang sesuai
4. Hasil rapat komite medis pada kasus tersebut tertentu ; pada kasus
yang sangat kompleks atau sangat spesifik maka penentuan DPJP
berdasarkan rapat komite medis
e. Rawat bersama :
1. Seorang DPJP hanya memberikan pelayanan sesuai bidang/disiplin
dan kompetensinya saja. Bila ditemukan penyakit yang memerlukan
penanganan multi disiplin, maka perlu dilakukan rawat bersama
2. DPJP awal akan melakukan konsultasi kepada dokter pada disiplin
lain sesuai kebutuhan
3. Segera ditentukan siapa yang menjadi DPJP utama dengan beberapa
cara antara lain:
a. Penyakit yang terberat, atau
b. Penyakit yang memerlukan tindakan segera atau
c. Dokter yang pertama mengelola pasien.
Dalam hal rawat bersama harus ada pertemuan bersama antara
DPJP yang mengelola pasien dan keputusan pasien dan keputusan
rapat dicatat dalam berkas rekam medis.

f. Perubahan DPJP Utama


Untuk mencapai efektifitas dan efisiensi pelayanan, DPJP utama
dapat saja beralih dengan pertimbang seperti diatas, atau atas keinginan
pasien/keluarga atau keputusan komite medis perubahan DPJP utama
harus dicatat dalam berkas rekam medis dan ditentukan sejak kapan
berlakunya.

g. DPJP pasien rawat ICU


Apabila pasien dirawat di ICU, maka otomatis yang menjadi DPJP
utama adalah dokter yang memberikan order pindah ICU ( DPJP awal
pasien ). Yang berwenang mengendalikan pengelolaan pasien dengan
tetap berkoordinasi dengan dokter penanggung jawab ICU.

h. DPJP Utama di OK
Adalah dokter operator yang melakukan operasi dan bertanggung
jawab atas seluruh kegiatan pembedahan, sedangkan dokter anastesi
sebagai DPJP tambahan. Dalam melaksanakan tugas mengikuti sop
masing-masing, akan tetapi semua harus mengikuti prosedur sape
surgery check rist ( sing in, time out dan sing out ) serta dicatat dalam
berkas rekam medis.
i. Pengalihan DPJP di IGD
Pada pelyanan di IGD, dalam memenuhi respon time yang
adekwat dan demi keselamatan pasien, maka apabila konsulen jaga
tidak dapat di hubungi dapat dilakukan pengalihan DPJP kepada
konsulen lain yang dapat segera dihubungi.
j. Koordinasi dan Transfer informasi antar DPJP
1. Koordinasi antar DPJP tentang rencana pengelolaan pasien baru
dilaksanakan secara komprensif, terpdu dan efektif serta selalu
berpedoman pada spm dan standar keslamatan pasien.
2. Koordinasi dan transfer informasi antara DPJP harus dilaksanakan
secara tertulis
3. Apabila secara tertulis dirasa belum optimal maka harus dilakukan
koordinasi langsung, dengan komunikasi pribadi atau pertemuan
rapat formal
4. Koordinasi dan transfer informasi antara DPJP dalam
departemen/kelompok SMR yang sama dalam tulisan dalam berkas
rekam medis, tetapi antara departemen/kelompok SMF harus
menggunakan formulir khusus/lembar konsultasi
5. Konsultasi biasa bisa atau segera/cito
6. Dalam keadaan tertentu seperti konsul diatas meja operasi, lembar
konsul bisa menyusul, sebelumnya melalui telpon
7. Konsultasi dari dokter jaga di IGD kepada konsulen jaga bisa lisan
pertelponan yang kemudian di tulis dalam berkas rekam medis oleh
dokter jaga
8. Koordinasi dan transfer informasi antara DPJP dengan bagian profesi
kesehatan lain ( instalasi gizi, rehabilitas medis, radiologi, instalasi
farmasi, laboratorium )
9. Koordinasi dan transfer informasi antara DPJP dapat diwakilkan oleh
doketr jaga yang sedang bertugas
10. Jika dalam koordinasi didapatkan bahwa kasus pasien tidak
dapat ditangani dan membutuhkan tingkat pelayanan yang lebih
tinggi untuk dilakukan rujukan eksternal maka DPJP dikembalikan
pada dokter yang melakukan konsul awal
BAB IV
DOKUMENTASI

DPJP berkewajiban memberikan kesempatan kepada pasien atau


keluarganya untuk bertanya atas hal-hal yang tidak/belum dimengerti.
Karena keselamatan pasien dirumah sakit merupakan prioritas utama dalam
semua bentuk kegiatan di rumah sakit
Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit harus pula
mengendalikan atau meminimalkan risiko-risiko baik klinis maupun non
klinis yang mungkin terjadi selama proses pelayanan kesehatan.
DITETAPKAN DI :PALEMBANG
TANGGAL :FEBRUARI2020
DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH GANDUS

drg. Hj. Irma Novianty, M.Kes


Nip. 196811151999032013

Anda mungkin juga menyukai