Nama
2. Tanggal
3. Bagaimana menetapkan estimasi tanggal kelahiran?
- jika hpht tidak diketahui usia kehamilan ditentukan dengan cara: TFU (cm x 7/8 = usia
dalam minggu), terabanya ballottement di simpisis pada 12 minggu, DJJ(+) dengan
doppler = 10-12 minggu, DJJ (+) dengan fetoscop = 20 minggu, Quickening= 20 minggu,
USG
- perhitungan taksiran partus (nagele)
Tangga = hari +7, Bulan = 3, Tahun= +1
Reff: Padila (2015). Asuhan Keperawatan Maternitas II . Yogyakarta: Nuha Medika
REFF: Paunno & Wahab (2015). Pengaruh ibu hamil perokok pasif terhdap
kejadian lahir mati di kota ambon. Jurnal kesehatan reproduksi. Vol 2(3).
Merokok selama kehamilan itu dapat berbahaya terhadap kumbuh kembang janin seperti
bayi premature, berat badan bayi lahir kurang, mortalitas perinatan dan gangguan-
gangguan perkembangan janin.
Reff : Astuti; Susanti; Elista (2016). Gambaran paparan asap rokok pada ibu hamil
berdasarkan usia kehamilan di Desa Cintamulya Kecamatan Jatinangor Kabupaten
Sumedang. JSK Volume 2 Nomor 1
11. Bagaimana kekerasan dalam rumah tangga dan dukungan keluarga dalam persalinan
Komnas Perempuan (2001) menyatakan bahwa kekerasan terhadap perempuan adalah segala
tindakan kekerasan yang dilakukan terhadap perempuan yang berakibat atau kecenderungan
untuk mengakibatkan kerugian dan penderitaan fisik, seksual, maupun psikologis terhadap
perempuan, baik perempuan dewasa atau anak perempuan dan remaja.
Reff : Sutrisminah. Dampak Kekerasan Pada Istri Dalam Rumah Tangga Terhadap Kesehatan
Reproduksi
Dukungan keluarga memiliki peran yang tinggi terhadap kecemasan yang di alami oleh ibu
Trimester III. Jika seluruh keluarga mengharapkan dan mendukung kehamilan, bahkan
memperlihatkan dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya
diri, lebih bahagia dalam menjalani kehamilan.
Reff : Sari; Novriany (2017). Dukungan Keluarga Dengan Kecemasan Menjelang Persalinan
Trimestre III. Jurnal Ipteks Terapan. Volume 11, Nomor 1 (55-64)
1.Vitamin B9
Vitamin B9 juga dikenal sebagai asam folat yang biasa dikonsumsi selama kehamilan
untuk pengembangan sistem saraf bayi. Namun, jangan berhenti minum vitamin ini
setelah Anda melahirkan. Vitamin ini dapat mengurangi depresi pasca kelahiran.
2. Vitamin A
Setelah melahirkan, wanita akan mengalami masalah kerontokan rambut yang parah.
Kebanyakan dari mereka mengalami kerontokan rambut selama kehamilan dan
meningkatkan saat pasca-partum (masa enam minggu sejak bayi lahir). Untuk itu, Anda
perlu mengonsumsi banyak vitamin A agar rambut dan kulit tetap sehat setelah
kehamilan.
3. Vitamin C
Vitamin ini umumnya ditemukan dalam buah jeruk dan sangat dibutuhkan oleh ibu yang
sedang menyusui. Vitamin C juga dapat membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh
setelah melahirkan.
4. Vitamin D
Kalsium merupakan mineral penting untuk kesehatan tulang dan perempuan cenderung
mengalami kekurangan kalsium, terutama setelah melahirkan. Sayangnya, tak banyak
yang tahu bahwa tubuh tidak bisa menyerap kalsium tanpa kehadiran vitamin D.
Masalahnya, vitamin D sangat jarang ditemukan dalam makanan. Untuk itu, pastikan
Anda mengonsumsi suplemen vitamin D setelah melahirkan.
5. Vitamin E
Vitamin E pada dasarnya adalah sebuah antioksidan yang dapat membantu memperbaiki
kerusakan sel dan mengusir racun dari tubuh. Ini juga membantu Anda melawan
kelelahan dan trauma setelah persalinan.
Reff: https://m.merdeka.com/sehat/5-vitamin-yang-dibutuhkan-pasca-
kelahiran.html
14. Pada pengkajian fisik, apa saja yang berbeda pada ibu pasca melahirkan?
a.Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan
b.Melakukan penimbangan BB ibu postpartum,terjadi penurunan BB kira kira 5-7 kg
c.Melakukan TTV pada ibu post partum
d.Melakukan pemeriksaan di bagian kulit kepala dan rambut ibu post porspartum
e.Melakukan pemeriksaan pada wajah ibu postpartum (lihat adanya kemungkinan edema
pada kelopak mata)
f.melakukan pemeriksaan horman sign
g.melakukan pemeriksaan refleks patela/biseps pada
g.Pasang pengalas di bawah bokong dekatkan bengkok pasang sarung tangan lakukan
vulva hiygene dengan benar
h.melakukan pemeriksaan genitalia kaji adanya:
1.Varies vulva
2.Perdarahan:Karakteristik lokea,keluaran normal atau tidak
3.Laserasi serviks
4.Observasi keluaran vagina,karakteristik lokea yang meliputi warna,bau,dan konsistensi
Perinium oedema,inflamasi hematoma,pus luka bekas episiotomi atau
robekan,jahitan,memar hemoroid dan perhatikan adanya tanda tanda REEDA pada ibu
postpartum
Reef:
https://books.google.co.id/books?id=OwaKDwAAQBAJ&pg=PA114&dq=pemeriksaan+
fisik+post+partum&hl=id&sa=X&sqi=2&pjf=1&ved=0ahUKEwiqjY7TzY_nAhVjILcA
HQEyB5oQ6wEIHzAD#v=onepage&q=pemeriksaan%20fisik%20post%20partum&f=fa
lse
15. Bagaimana karakteristik Lochia normal pada ibu pasca melahirkan sesuai
durasi pasca melahirkan
Lochia adalah cairan atau secret berasal dari cavum uteri dan vagina selama masa post
partum. Berikut ini, beberapa jenis lochia :
a. Lochia Rubra berwarna merah karena berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban,
desidua, vernikskaseosa, lanugo, mekonium berlangsung 2 hari post partum.
b. Lochia Serosa berwarna kuning karena mengandung serum, jaringan desidua, leukosit
dan eritrosit berlangsung 7-14 hari post partum.
c. Lochia Alba berwarna putih terdiri atas leukositdan sel-sel desidua berlangsung 14 hari
– 2 minggu berikutnya.
Referensi : Wahyuningsih Sri.(2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post
Partum. Yogyakarta: Deepublish
16. Pada pengkajian psikologis, apa yang terjadi pada ibu di fase:
Psychological Post partum Period (Behavioral Adjustment) Phase Of the
Puerperium a. Taking in Phase b. Taking Hold Phase C. letting Go Phase
a.Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan, berlangsung dari hari pertama sampai hari
kedua setelah melahirkan, pada fase ini ibu sedang berfokus terutama pada dirinya
sendiri, ibu akan berulang kali menceritakan proses persalinan yang di alaminya dari
awal sampai akhir.
b.Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah melahirkan,
pada fase ini timbul rasa kuatir ketidak mampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam
merawat bayi.
c.Fase letting go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung jawabakan peran barunya sebagai
orang tua, fase ini berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
Reff : Purwoastuti dan Walyani. (2015). Asuhan kebidanan masa nifas dan
menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres
17. Bagaimana mengidentifikasi tanda-tanda dibawah ini: Feelings in the
Postpartum Period
a. Abandonment
b. Disappointment
c. Post Partum Blue
A. Abandonment.
Abandonment adalah perasaan tidak berarti dan dikesampingkan . sesaat
setelah persalinan, ibu merasa menjadi pusat karena semua orang
menanyakan keadaan dan kesehatannya. beberapa jam setelah itu,
perhatian orang-orang sekitar mulai kebayi dan ibu merasa “cemburu”
kepada bayi. saat pulang kerumah , ayah akan merasakan hal yang sama
dengan ibu, karena istri akan lebih focus pada bayi. perawat harus
membicarakan hal ini pada ayah dan ibu secara bersamaan, bagaimanapun
juga perasaan orang tua adalah sama dalam perawataan bayi. melakukan
perawatan bayi secara bersamaan akan membantu orang tua memiliki
peran yang sama dalam perawatan bayi.
B. Disappointment.
Depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan depresi
postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan
menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan
kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan
suami)..Kriteria untuk mengklasifikasi depresi pascapartum bervariasi tetapi
sering pada sindrom afektif/emosi yang tarjadi selama enam bulan setelah
melahirkan.Namun, pengalaman depresi yang dialami juga menunjukan
konsentrasi buruk, perasaan bersalah, kehilangan energy dan aktivitas
sehari-hari.
C. Baby bluespasca,
karena perubahan yang tiba-tiba dalam kehidupan, merasa cemas dan
takut dengan ketidakmampuan merawat bayinya dan merasa
bersalah.Perubahan emosi ini dapat membaik dalam beberapa hari setelah
ibu dapat merawat diri dan bayinya serta mendapat dukungan keluarga.
Reff : https://www.slideshare.net/sarjan_unissula/adaptasi-psikologis-dan-
fisiologis-ibu-postpartum
18. Apa saja test diagnostic yang penting diperhatikan pada ibu pasca
melahirkan beserta interpretasinya
- hematokrit (Htc)
* Penurunan nilai Hct merupakan indicator anemia (karena berbagai sebab), reaksi hemolitik,
leukemia, sirosis, kehilangan banyak darah dan hipertiroid. Penurunan Hct sebesar 30%
menunjukkan pasien mengalami anemia sedang hingga parah.
*Peningkatan nilai Hct dapat terjadi pada eritrositosis, dehidrasi, kerusakkan paru-paru
kronik, polisitemia dan syok
- Hemoglobin (Hb)
*Penurunan Hb dapat terjadi pada anemia (terutama anemia karena kekurangan zat besi),
sirosis, hipotiroidisme, perdarahan, peningkatan asupan cairan dan kehamilan.
*Peningkatan nilai Hb dapat terjadi pada hemokonsentrasi (polisitemia, luka bakar), penyakit
paru-paru kronik, gagal jantung kongestif, dan pada orang yang hidup di daerah dataran
tinggi.
- RBC
*Peningkatan nilai menunjukkan glomerulonephritis, vaskulitis, obstruksi, ginjal atau
penyakit mikroemboli, atau proteinuria
- WBC
*Peningkatan nilai menunjukkan penyakit ginjal dan inflamasi
Leukosit
*Nilai krisis leucosis: 30.000/mm³. lekositosis hingga 50.000/mm³ mengindikasi gangguan
diluar sumsum tulang (bone marrow). Nilai leukosit yang sangat tinggi (diatas 20.000/mm³)
dapat disebabkan oleh leukemia. Penderita kanker post operasi (setelah menjalani operasi)
menunjukkan pula peningkatan leukosit walaupun tidak dapat di katakana infeksi
*Leukopenia adalah penurunan jumlah leukosit <4000/mm³. penyebab leukopenia antara
lain: infeksi virus, hiperplenism, leukemia, obat (antimetabolik, antibiotic, antikonvulsan,
kemoterapi), anemia aplastic/pernisiosa, multiple myeloma.
refferensi :- pedoman interpretasi data klinis-post-
partum(PNC),Renisetiaagustinahttps://www.academia.edu/32590999/LP_Post_Partum
_PN_
19. Diagnosa Keperawatan pada ibu pasca melahirkan yang biasa muncul
sesuai teori yang didapat adalah
a. Nyeri akut/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema atau
pembesaran jaringan/distensi, efek-efek hormonal
b. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
c. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit, prosedur
invasive
Referensi:
Nurbaeti, I., Palupi, P., Handayani, M., & Lestari, K. (2013). Asuhan keperawatan pada ibu
postpartum dan bayi baru lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
20. Intervensi apa yang dapat diberikan sesuai diagnosa keperawatan prioritas.
a. Nyeri akut/ketidaknyamanan berhubungan dengan trauma mekanis, edema atau
pembesaran jaringan/distensi, efek-efek hormonal
- Tentukan adanya lokasi dan sifat ketidaknyamanan
- Inpeksi perbaikan perineum dan episitomi. Perhatikan adanya edema, nyeri tekan
lokal, eksudat pruulen, atau kehlangan perlekatan jaringan
- Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan distraksi
- Motivasi: untuk mobilisasi sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan pemberian analgetik
Referensi:
Nurbaeti, I., Palupi, P., Handayani, M., & Lestari, K. (2013). Asuhan keperawatan pada
ibu postpartum dan bayi baru lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Pusparita, V. (2018). Asuhann pada keperawatan pada ibu post partum normal di ruang
bersalin upt puskesmas bilooto kecamatan prajurit kulon mojokerto. Jurnal studi kasus, 6.
21. Intervensi apa yang dapat diberikan sesuai diagnosa keperawatan prioritas
2.
a. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL berhubungan dengan kelemahan fisik
- Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya
- Dekatkan alat-alat yang dibutuhkan klien
- Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhannya
Referensi: Nurbaeti, I., Palupi, P., Handayani, M., & Lestari, K. (2013). Asuhan
keperawatan pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
22. Intervensi apa yang dapat diberikan sesuai diagnosa keperawatan prioritas
3.
a. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma jaringan/kulit,
prosedur invasive
- Kaji catatan pernatal dan intranatal perhatikan frekuansi pemeriksaan vagina dan
komplikasi
- Pantau suhu dan nadi dengan rutin dan sesuai indikasi cata tandda menggigil,
anoreksia atau malaise.
- Inspeksi sisi perbaikan episiotomy setiap 8 jam. Perhatikan nyerik tekan
berlebihan, kemerahan, eksudat purulen, edema, atau adanya laserasi
- Perhatikan frekuensi/jumlah berkemih
- Anjurkan perawatan perineal dan mandi setiap hari ganti pembalut perineal
sedikitnya setiap 4 jam dari depan ke belakang.
- Anjurkan dan gunakan teknik cuci tangan dengan cermat
- Berikan informasi tentang makanan pilihan tinggi protein, vitamin C, dan zat besi.
- Tingkatkan tidur dan istirahatn
- Kolaborasi dengan mengkaji jumlah sel darah putih
Referensi: Nurbaeti, I., Palupi, P., Handayani, M., & Lestari, K. (2013). Asuhan
keperawatan pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media.
23. Apa saja indikator normal pada evaluasi setiap intervensi keperawatan
sesuai diagnosa keperawatan pada pertanyaan nomor 18 – 21
a. Nyeri akut: mengungkapkan berkurangnya ketidaknyamanan
b. Risiko infeksi: mendemonstrasikan teknik-teknik untuk menurunkan
risiko/meningkatkan penyembuhan, menunjukkan luka yang bebas dari drainase purulen
dan bebas dari infeksi, tida febris, dan mempunyai aliran lokial dan karakter normal
c. Gangguan pemenuhan kebutuhan ADL: klien dapat memenuhi kebutuhannya
(mandi, makan dan minum)
Referensi: Nurbaeti, I., Palupi, P., Handayani, M., & Lestari, K. (2013). Asuhan
keperawatan pada ibu postpartum dan bayi baru lahir. Jakarta: Mitra Wacana Media.