Anda di halaman 1dari 29

KARYA ILMIAH

KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SD


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DILENGKAPI DENGAN METODE PRAKTIKUM

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Inovasi dan Praktik

Pembelajaran di SD

Dosen Pengampu : Dr. Sunyoto Eko Nugroho, M. Si.

Dr. Eko Purwanti, M. Pd.

Oleh
Rofiq Ahmad
0103518073

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan ridho,
rahmat, dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
berjudul “KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KERJASAMA SISWA SD
MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DILENGKAPI DENGAN METODE PRAKTIKUM”.
Karya ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Inovasi dan Praktik Pembelajaran di SD. Karya ilmiah ini juga disusun sebagai bahan
kajian pengembangan inovasi dan praktik pembelajaran di SD yang berbasis IT,
sehingga pembelajaran yang akan disajikan dikembangkan berdasarkan kompetensi
dasar yang akan dicapai dalam pembelajaran. Pembelajaran ini dilaksanakan di kelas
4 SD Negeri Kebonagung 2 Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Demak, pada Tema
5 Pahlawanku, subtema 1 Perjuangan para Pahlawan, pembelajaran 1, mata
pelajaran IPA, Kompetensi Dasar 3.7 Menerapkan sifat-sifat cahaya dan
keterkaitannya dengan indera penglihatan, 4.7 Menyajikan laporan hasil percobaan
tentang sifat-sifat cahaya.
Oleh karena itu dengan adanya karya ilmiah ini semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca secara umumnya dan bagi penulis pada khususnya dalam
mengembangkan pembalajaran di tingkat Sekolah Dasar, khususnya dalam
pengembangan inovasi dan praktik pembelajaran di SD, penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan
sehingga karya ilmiah ini dapat selesai, dan segala kritik dan saran yang membangun
dapat dijadikan bahan koreksi dalam penulisan selanjutnya.

Penulis

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 2


DAFTAR ISI

Halaman Judul.................................................................................................... 1

Kata Pengantar .................................................................................................... 2

Daftar Isi ............................................................................................................. 3

Bab I : Pendahuluan .......................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 4

Bab II : Isi .......................................................................................................... 8


2.1 Model Problem Based learning (PBL) ........................................... 8
2.2 Metode Praktikum...................................................................... 9
2.3 Kemampuan Berpikir Kritis ........................................................... 10
2.4 Kerjasama ...................................................................................... 11
2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran............................................... 11
2.6 Instrumen Penilaian Kinerja guru................................................... 17

Bab III : Kesimpulan........................................................................................... 28

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 29

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 3


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara salah satu kunci


keberhasilan adalah melalui pendidikan. Pendidikan memilikii peran yang
sangat penting untuk mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang mampu
menghadapi tantangan zaman (Emrisena, 2018). Oleh karena itu dalam
mewujudkan sumber daya manusia (SDM ) yang mampu menghadapi tantangan
zaman, pemerintah perlu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Upaya
pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan melakukan
pembaharuan kurikulum (Hidayah & Pujiastuti, 2016). Pembaharuan kurikulum
tersebut yaitu dengan perubahan kurikulum tingkat satuan pendidikan menjadi
kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan potensinya baik
dari aspek afektif (sikap), kognitif (pengetahuan), maupun psikomotor
(keterampilan) nya. Salah satu komponen penting dalam kurikulum 2013 yang
juga merupakan salah satu komponen untuk menghadapi tantangan abad 21
adalah keterampilan berpikir kritis. Keterampilan berpikir kritis merupakan salah
satu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang harus dikembangkan di dalam
proses pembelajaran. Susanto (2015: 121) menjelaskan bahwa berpikir kritis
adalah suatu kegiatan melalui cara berpikir tentang ide atau gagasan yang
berhubungan dengan konsep yang diberikan atau masalah yang dipaparkan.
Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam
sehingga membuat seseorang mengerti maksud dibalik ide atau suatu kejadian.
Siswa yang mampu berpikir kritis akan dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya secara efektif. (Husen, Abu;Indriwati & Lestari, 2017).
Rendahnya kemampuan berpikir siswa Indonesia dibandingkan
dengan negara lain didunia dapat dilihat dari hasil studi Programme for
International Student Assessment (PISA) tahun 2012. Negara Indonesia berada
di peringkat ke-62 dari 72 negara yang ikut berpartisipasi dalam tes. Hal ini

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 4


dikarenakan beberapa negara maju telah mengembangkan sistem pendidikan
yang mampu mengasah dan melatih kemampuan berpikir kritis siswa agar
berkembang dengan baik (OECD, 2013). Pembelajaran IPA perlu
mengembangkan berpikir kritis agar siswa memiliki kemampuan bersikap dan
berperilaku adaptif dalam menghadapi tantangan. Dengan kemampuan berpikir
kritis, siswa diharapkan mampu menganalisis permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.(Fembriani, 2015)
Salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di
Indonesia, di Indonesia adalah IPA (Maqbullah, 2017). IPA diajarkan dalam
pembelajaran di SD bahkan sampai di perguruan tinggi. IPA pada hakikatnnya
sebagai kumpulan pengetahuan dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, teori,
dan model yang biasa disebut produk selain itu yang paling penting dalam IPA
adalah proses dalam Pembelajaran (Nurkhasanah, 2019). Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan kemampuan
berpikirnya dalam menjelaskan suatu masalah dan melatihkan
keterampilan.(Badarudin, 2018). Pembelajaran IPA perlu diterapkan pada siswa
dengan kegiatan pembelajaran yang dapat menemukan pengetahuan atau konsep
melalui pengalamannya sendiri dengan cara melakukan kegiatan pengamatan,
percobaan, dan diskusi serta memecahkan suatu permasalahan, sehingga
pembelajaran tersebut dapat dikatakan sebagai pembelajaran yang bermakna.
Pembelajaran IPA di SD yang seharusya lekat dengan eksperimen
atau praktikum masih banyak belum terlaksana, termasuk di SDN kebonagung 2.
Berdasarkan hasil observasi di kelas IV SDN Kebonagung 2 terlihat bahwa
aktivitas saat proses pembelajaran rendah. Banyak siswa yang bergurau dengan
teman-temannya dan tidak memperhatikan penjelasan guru, siswa juga merasa
bosan. Bagi siswa yang pintar, mereka hanya memperdulikan diri sendiri dan
tidak mau mengajak temannya berdiskusi sehinga tidak ada kerjasama
antarsiswa. Hal ini terjadi karena kurangnya keterlibatan siswa dalam
pembelajaran. Konsep-konsep IPA yang tentunya bisa lebih mudah dipahami
siswa dengan eksperimen atau praktikum hampir tidak pernah dilakukan.
Berdasarkan hasil wawacara dengan guru pembelajaran dengan
praktikum jarang dilakukan karena pengadaan alat yan dibutuhkan cenderung
rumit dan sangat menyita waktu. Guru lebih memilih menggunakan metode

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 5


ceramah, penugasan, dan tanya jawab dalam pembelajaran. Pembelajaran yang
masih bersifat konvensional menyebabkan aktivitas siswa menjadi pasif. Selain
itu, kemampuan berpikir kritis siswa belum pernah dan terfasilitasi dengan baik,
hal ini terbukti dengan lembar kerja siswa dan soal ulangan yang dipakai untuk
mengevaluasi hasil belajar masih berorientasi pada tingkat pemahaman rendah
(low order thinking) yaitu hanya pada tingkat mengingat (C1) dan memahami
(C2). Hal ini menyebabkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Kebonagung 2
rendah. Dari hasil penilaian tengah semester 1 kelas IV yang berjumlah 21 siswa,
hanya 9 siswa atau 43% siswa mendapat nilai diatas KKM (≥70).
Guru seharusnya mampu memberikan suasana pembelajaran yang
menarik perhatian dan memicu keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
adanya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran akan memudahkan mereka
menguasai materi yang dipelajarinya.(Yusmanidar, Khaldun, & Mudatsir, 2017).
Usaha yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran
yang bervariasi. Salah satu model pembelajaran yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan model problem based learning (PBL). PBL adalah salah
satu model pembelajaran yang menghadapkan siswa dalam suatu masalah
sehingga diharapkan siswa mampu menyusun sendiri pegetahuannya,
menumbuhkembangkan keterampilan berpikir tinggi, kemandirian, dan
kepercayaan diri siswa. (Badarudin, 2018).
Pelaksanaan dalam problem based learning bersifat mendukung
penyelidikan dan kebebasan berfikir. Adanya proses bekerjasama dalam problem
based learning membuat siswa menyatukan pendapat untuk memahami materi
pembelajaran melalui kegiatan penyelidikan sehingga siswa mendapatkan
pengetahuan lalu menyampaikan hasil.(Hidayah & Pujiastuti, 2016). Menurut
Tan dalam Rusman (2013) model problem based learning (PBL) merupakan
inovasi dalam pembelajaran karena dalam model PBL, kemampuan berpikir
siswa betul-betul dioptimalkan melalui proses kerja kelompok atau yang
sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji dan
mengembangkan kemampuan berpikirnya secara
berkesinambungan.(Yusmanidar, Khaldun, & Mudatsir, 2017).
Model problem based learning (PBL) yang diterapkan juga
divariasikan dengan metode praktikum. Metode eksperimen atau praktikum

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 6


merupakan metode pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa untuk memperkenalkan, membiasakan, dan melatihkan siswa untuk
melaksanakan langkah-langkah ilmiah dan pengetahuan prosedural. Dalam
metode praktikum siswa melakukan percobaan, mengamati proses, menulis hasil
percobaannya kemudian disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode
praktikum diharapkan mampu memberikan kebebasan siswa dalam
mengembangkan kemampuan berpikirnya, sehingga siswa lebih aktif untuk
mencari tahu sendiri tentang konsep-konsep dalam pembelajaran IPA(Aditya &
Kuswandi, 2017).
Kegiatan praktikum memerlukan kerjasama antar siswa. Proses
kerjasama dalam kegiatan praktikum akan memudahkan siswa untuk saling
berdiskusi dan terlibat aktif dalam menyelesaikan persoalan atau permasalahan
yang diberikan oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan kurang juga dapat
bertanya dengan siswa yang kemampuannya lebih, apabila malu bertanya dengan
guru. Pembelajaran yang kurang menekankan kerjasama antar siswa membuat
siswa yang berkemampuan lebih mendominasi kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis melakukan inovasi praktik
pembelajaran menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dilengkapi dengan praktikum untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kerjasama siswa SD”. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dapat dilihat di
youtube dengan alamat https://www.youtube.com/watch?v=L4boINvJ8mo&t=9s.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 7


BAB II
ISI

2.1 Model Problem Based Learning (PBL)


Menurut Arends (2008: 41) PBL adalah pembelajaran yang
menyuguhkan berbagai situasi masalah yang autentik dan bermakna kepada
siswa, yang dapat berfungsi sebagai batu loncatan untuk ivestigasi atau
penyelidikan.sedangkan Sanjaya (2009: 214) juga berpendapat PBL dapat
diartikan sebagai rangkaian aktivitas pembelajaran yang meekankan pada proses
penyelesaian masalah yang dihadapai secara ilmiah.

Karakteristik Model Problem Based Learning


Menurut Tan, et.al, dalam Amir (2009). PBL memiliki karakteristik
tersendiri, seperti pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah yang
memiliki konteks dengan dunnia nyata, siswa secara berkelompok aktif
merumuskan masalah, mempelajari dan mencari sendiri informasi terkait dengan
masalah, serta mengkomunikasikan hasil diskusi untuk pemecahan masalah.
Jadi dapat disimpulkan yang mejadikan model PBL berbeda dengan
model lainnya yaitu dari permasalahannya. Masalah yang disajikan dalam
pembelajaran harus memiliki konteks dengan kehidupan nyata sehingga dapat
melatih kemampuan siswa untuk mencari solusi dari yang mereka hadapi. PBL
juga memiliki karakter kerjasama, siswa saling berkolaborasi dan berdiskusi
dalam kelompok-kelompok kecil, berperan aktif dalam proses belajar-mengajar
untuk bersama-sama merumuskan, memutuskan, serta menindaklanjuti
pemecahan masalah dari permasalahan mereka secara sistematis.

Kelebihan Model Problem Based Learning


Sanjaya (2006) menyebutkan keunggulan PBL, antara lain: 1) PBL
merupakan tehnik yang cukup bagus untuk lebih memahami pelajaran; 2) PBL
dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk
menemukan pengetahuan baru bagi siswa: 3) PBL dapat memningkatkan
aktivitas pembelajaran; 4) melalui PBL bisa memperlihatkan kepada siswa setiap
mata pelajaran (IPA, Matematika, dan lain sebagainya), pada dasarnya

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 8


merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
haya sekadar belajar dari guru atau buku-buku saja; 5) PBL lebih menyenangkan
dan disukai siswa; 6) PBL dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis; 7)
PBL dapat memberikan kesepatan kepada siswa untuk mengaplikasikan
pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata; 8) PBL dapat
mengembangkan minat siswa untuk belajar secara terus-menerus sekalipun
belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

2.2 Metode Praktikum


Metode praktikum adalah metode pembelajaran yang dapat
memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk memperkenalkan,
membiasakan, dan melatihkan siswa untuk melaksanakan langkah-langkah
ilmiah dan pengetahuan prosedural. Selain untuk mengetahui konsep, praktikum
juga berdampak positif terhadap peningkatan motivasi dan minat siswa
(Rustaman, 2005).
Melalui kegiatan praktikum siswa dapat mempelajari IPA dengan
pengamatan langsung, dapat mengalami atau melakukan sendiri, mengikuti
suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik
kesimpulan.

Sintak model PBL yang dipadukan dengan metode praktikum


Sintak model PBL yang dipadukan dengan metode praktikum dapat
dilihat pada tabel berikut:
Fase Tahap Deskripsi Kegiatan

1 Orientasi masalah Guru menyampaikan tujuan


kepada siswa pembelajaran
Guru menyajikan sebuah permasalahan

2 Mengorganisasikan Siswa melakukan perencanaan untuk


siswa menyelesaikan permasalahan yang
diberikan guru secara kelompok. Guru
membantu siswa mengorganisasikan

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 9


tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah tersebut.

3 Membantu Siswa memecahkan masalah yang ada


pemecahan masalah pada lembar kerja siswa secara
kelompok dan berdiskusi untuk
memperoleh jawaban dari
permasalahan tersebut dengan
melakukan kegiatan praktikum.

4 Mengembangkan Setiap kelompok menyampaikan hasil


dan menyajikan hasil eksperimen dan diskusi dalam
kelompok untuk dipresentasikan.

5 Menganalisa dan Selama kegiatan presentasi siswa


mengevaluasi hasil mengkonstruksi pikiran dalam kegiatan
pemecahan masalah konfirmasi kebenaran jawaban dan
peran guru adalah mediasi hasil refleksi
pembelajaran

2.3 Berpikir Kritis


Menurut Salmon (2012: 2) berpikir kritis merupakan sesuatu yang
bisa digunakan untuk megolah informasi yang baik maupun yang buruk yang
sangat diperlukan dalam kehidupan manusia. Hal itu sesuai dengan pendapat
Sihotang (dalam Budiana, 2013) berpikir kritis dapat diartikan sebagai
kemampuan berpikir secara jelas dan rasional., dimana dengan berpikir kritis
siswa dapat memahami permasalahan dengan lebih baik dan dapat menemukan
jawaban yang terbaik terhadap permasalahan yang dihadapi.
Brookfield (2012: 11) menjelaskan bahwa berpikir kritis terjadi ketika
melakukan empat hal yaitu: (1) berburu anggapan, (2) memeriksa anggapan, (3)
melihat sesuatu dari sudut yang berbeda, dan mengambil tindakan informasi.
Berpikir kritis melibatkan keahlian berpikir induktif dan deduktif. Keahlian
berpikir induktif misalnya mengenali hubungan, menganalisis masalah yang
bersifat terbuka, menentukan sebab dan akibat, membuat kesimpulan dan

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 10


memperhitungkan data yang relevan. Sedangkan keahlian berpikir deduktif
meliputi kemampuan memecahkan masalah yang bersifat spasial, logis silogisme
dan membedakan fakta dan opini.

2.4 Kerjasama
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri tanpa
berhubungan dengan orang lain. Salah satu hubungan yang sering dilakukan
manusia adalah kerjasama. Kerjasama adalah kumpulan dari beberapa orang
yang saling membantu satu sama lai dalam melakukan suatu kegiatan untuk
mencapai tujuan bersama.
Menurut Ihsan ( (2005:92) Kerjsama sangat bermanfaat bagi
perkembangan dan pertumbuhan siswa, baik secara fisik maupun spiritual.
Kerjasama dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa untuk saling
berdiskusi dan bertukar informasi dalam menghadapi suatu permasalahan yang
diberikan guru. Siswa yang berkemampuan rendah dapat bertanya dengan siswa
yang berkemampuan tinggi. Kerjasama yang baik antar siswa dapat
mempermudah tujuan dalam pembelajaran tercapai.

2.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) KURIKULUM 2013

Satuan Pendidikan : SDN Kebonagung 2


Kelas/Semester : 4/1
Tema : Pahlawanku (Tema 5)
Sub Tema : Perjuangan Para Pahlawan (Subtema 1)
Pembelajaran ke :1
Alokasi waktu : 2x35

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya
diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 11


3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan
logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.

B. Kompetensi Dasar
Muatan: IPA

Kompetensi Dasar Indikator

3.7 Menerapkan sifat-sifat cahaya dan 3.7.1 Mengidentifikasi sifat-sifat cahaya


keterkaitannya dengan indera dan keterkaitannya dengan indera
penglihatan penglihatan dalam kehidupan sehari- hari.

3.7.2 Menjelaskan sifat-sifat cahaya dan


keterkaitannya dengan indera penglihatan
dalam kehidupan sehari-hari.

4.7 Menyajikan laporan hasil percobaan 4.7.1 Mempresentasikan laporan hasil


tentang sifat-sifat cahaya percobaan tentang sifat- sifat cahaya.

C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mengamati sifat-sifat cahaya, siswa mampu megidentifikasi sifat-
sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan benar.
2. Setelah mengamati sifat-sifat cahaya, siswa mampu menjelaskan sifat-sifat
cahaya dan hubungannya dengan penglihatan dengan benar.
3. Setelah melakukan kegiatan praktikum tentang cahaya, siswa mampu
mempresentasikan hasil percobaan tentang sifat cahaya dengan percaya diri.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 12


D. Materi
Sifat-sifat cahaya dan hubungannya dengan penglihatan.

E. Metode Pembelajaran
Pendekatan : Scientific
Model : Problem Based Learning (PBL)
Metode : Praktikum

F. Kegiatan Pembelajaran
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Pendahuluan 1. Kelas dimulai dengan dibuka dengan salam, menanyakan 10


kabar dan mengecek kehadiran siswa menit
2. Kelas dilanjutkan dengan do’a dipimpin oleh salah seorang
siswa. Siswa yang diminta membaca do’a adalah siswa
siswa yang hari ini datang paling awal. (Menghargai
kedisiplikan siswa/PPK).
3. Siswa diingatkan untuk selalu mengutamakan sikap
disiplin setiap saat dan menfaatnya bagi tercapainya sita-
cita.
4. Menyanyikan lagu Garuda Pancasila atau lagu nasional
lainnya. Guru memberikan penguatan tentang pentingnya
menanamkan semangat Nasionalisme.
5. Pembiasaan membaca/ menulis/ mendengarkan/ berbicara
materi non pelajaran seperti tokoh dunia, kesehatan,
kebersihan, makanan/minuman sehat , cerita inspirasi dan
motivasi . Sebelum membacakan buku guru menjelaskan
tujuan kegiatan literasi dan mengajak siswa
mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apa yang tergambar pada sampul buku.
• Apa judul buku
• Kira-kira ini menceritakan tentang apa

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 13


• Pernahkan kamu membaca judul buku seperti ini.

Inti Fase 1 Orentasi peserta didik pada masalah 45 menit


1. Guru Menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Siswa mengamati gambar tentang cahaya.
3. Guru memberikan permasalahan tentang sifat-sifat cahaya.
‘bisakah kita melihat benda-benda yang ada di sekelilingmu
dalam keadaan gelap?tahukah kamu mengapa kita hanya dapat
melihat benda-benda ketika ada cahaya yang mengenai benda
tersebut? Cahaya memiliki beberapa sifat-sifat cahaya, apa saja
sifat-sifat cahaya itu?
4. Guru menayangkan video tentang sifat-sifat cahaya

Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik


5. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok
dengan anggota yang heterogen.
6. Peserta didik diarahkan untuk mencari informasi di internet
tentang sifat-sifat cahaya.

Fase 3 ( membimbing penyelidikan individu dan kelompok )


7. Peserta didik diarahkan untuk memecahkan masalah dengan
melakukan kegiatan eksperimen secara kelompok.
8. Setiap kelompok melakukan kegiatan eksperimen yang
berbeda
9. Guru membagi lembar kerja siswa sesuai eksperimen yang
dilakukan.
10. Peserta didik melakukan kegiatan eksperimen dalam
kelompok.
11. Peserta didik dibimbing untuk membuat laporan hasil
percobaan untuk dipresentasikan dan mengerjakan lembar
kerja siswa setelah melakukan kegiatan eksperimen.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 14


Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil
12. Perwakilan setiap kelompok mempresentasikan laporan hasil
percobaan di depan kelas.
13. Peserta didik diberi kesempatan untuk saling menanggapi hasil
presentasi temannya.

Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses masalah


14. Guru mengevaluasi dan menambah informasi yang dibutuhkan
sebagai penguatan.
Penutup 1. Melakukan penilaian 15
2. Bersama-sama peserta didik membuat kesimpulan / menit
rangkuman hasil belajar selama sehari Integritas
3. Bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari (untuk
mengetahui hasil ketercapaian materi)
4. Guru memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran yang telah
diikuti.
5. Menyanyikan lagu daerah Jawa Tengah“Gundul-gundul
pacul”.
6. Mengajak semua peserta didik berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) Religius

G. PENILAIAN
1. Kognitif : Soal tertulis (terlampir)
2. Afektif (kerjasama) : lembar observasi (terlampir)
3. Psikomotor : Rubrik (terlampir)

H. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


• Remedial : siswa yang belum mencapai KKM mengerjakan soal remedial
(tes tulis(terlampir)).
• Pengayaan : siswa yang telah mencapai KKM diberikan proyek untuk
membuat Periskop sederhana secara kelompok di rumah.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 15


I. MEDIA, ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media/Alat : LCD, Komputer/laptop, Video pembelajaran, alat
dan bahan untuk kegiatan praktikum (Senter, paku,
jepitan kayu, , karton, spidol, lampu senter, kardus,
gelas bening, plastik bening, batu bata, karton hitam,
pulpen, uang logam dan air putih).
2. Sumber :
a. Buku Pedoman Guru : Tema 5 Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik
Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018).
b. Buku Siswa : Tema 5 Pahlawanku Kelas 4 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,
2018).
c. Internet
d. Buku IPA

Mengetahui Kebonagung, 2 November 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas IV

Siti Chotimah, S.Pd Rofiq Ahmad, S.Pd


NIP. 19620210 198608 2 001 NIP. -

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 16


2.6 Instrumen Penilaian Kinerja Guru

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 17


KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 18
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 19
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 20
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 21
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 22
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 23
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 24
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 25
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 26
KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 27
BAB III

KESIMPULAN

Pembelajaran dengan menggunakan model problem based learning (PBL)


dilengkapi dengan praktikum dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan
kerjasama siswa SD kelas IV mata pelajaran ilmu pengetahuan Alam. Dalam
pembelajaran siswa dihadapkan suatu permasalahan, siswa dibimbing untuk
mencari informasi tambahan yang dibutuhkan melalui internet, melakukan
kegiatan praktikum atau percobaan, mengamati proses, menulis hasil
percobaannya kemudian disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan
model problem based learning dilengkapi dengan praktikum siswa dapat
menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru dan dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritisnya, sehingga siswa lebih aktif untuk mencari tahu
sendiri tentang konsep-konsep dalam pembelajaran IPA dan kerjasama siswa
dapat terwujud.

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 28


DAFTAR PUSTAKA

Aditya, P. C., & Kuswandi, D. (2017). PENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR IPA


MENGGUNAKAN MODEL JIGSAW DENGAN METODE EKSPERIMEN
BERBANTUAN VIDEO. (64), 869–878.
Angkotasan, N. (2013). Model PBL dan Cooperative Learning Tipe TAI Ditinjau
dari Aspek Kemampuan Berpikir Reflektif dan Pemecahan Masalah Matematis.
Pythagoras - Jurnal Pendidikan Matematika, 8(1), 92–100.
https://doi.org/10.21831/pg.v8i1.8497
Badarudin. (2018). Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan dan Prestasi Belajar IPA
menggunakan Model Problem Based Learning Berbasis Literasi pada Subtema
Lingkungan Tempat Tinggalku di Kelas IV MI Muhammadiyah Kramat. Junal
Pendidikan Dasar Indonesia, (September), 50–56.
Dewi, F. (2010). Projek buku digital: Upaya Peningkatan Keterampilan Abad 21
Calon Guru Sekolah Dasar Melalui Model Pembelajaran Berbasis Proyek. 1–
15.
Emrisena, A. (2018). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning
Terhadap Keterampilan Proses Sains Ditinjau Dari Self-Efficacy Siswa. Jurnal
Pendidikan Fisika, 5(2), 205.
Fembriani. (2015). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Ipa Model Learning
Cycle 7E Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis. Journal of Primary
Education, 4(1). https://doi.org/10.15294/jpe.v4i1.6917

Hidayah, R., & Pujiastuti, P. (2016). Pengaruh Pbl Terhadap Keterampilan Proses
Sains Dan Hasil Belajar Kognitif Ipa Pada Siswa Sd. Jurnal Prima Edukasia,
4(2), 186. https://doi.org/10.21831/jpe.v4i2.7789
https://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/230/Sekelumit-dari-Hasil-
PISA-2015-yang-Baru-Dirilis.html
https://www.youtube.com/watch?v=rSHXCcN-NuU
Maqbullah, S. (2017). Penerapan Model Problem Based Learning. XI(1), 82–99.
Nurkhasanah, D. (2019). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas V Sd. Satya Widya,
35(1), 33–41. https://doi.org/10.24246/j.sw.2019.v35.i1.p33-41
Sumiati. (2011). Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Pria
Yusmanidar, Y., Khaldun, I., & Mudatsir, M. (2017). Penerapan Pembelajaran
Berbasis Masalah Menggunakan Metode Praktikum Dalam Upaya
Meninggkatkan Keterampilan Proses Sain Dan Motivasi Siswa Pada Pokok
Bahasan Hidrolisis Garam. Jurnal IPA & Pembelajaran IPA, 1(1), 73–80.
https://doi.org/10.24815/jipi.v1i1.9569

KARYA ILMIAH ROFIQ AHMAD (NIM 0103518073) 29

Anda mungkin juga menyukai