Anda di halaman 1dari 29

UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI

UKURAN-UKURAN EPIDEMIOLOGI
1. UKURAN MORBIDITAS
Ukuran atau angka morbiditas adalah jumlah penderita yang dicatat selama 1 tahun per 1000 jumlah
penduduk pertengahan tahun
Angka ini dapat digunakan untuk menggambarakan keadaan kesehatan secara umum, mengetahui
keberahasilan program program pemberantasan penyakit, dan sanitasi lingkungan serta memperoleh
gambaran pengetahuan pendudukterhadap pelayanan kesehatan
Secara umum ukuran yang banyak digunakan dalam menentukan morbiditas adalah angka, rasio, dan
pororsi

1. RATE
Rate atau angka merupakan proporsi dalam bentuk khusus perbandingan antara pembilang dengan
penyebut atau kejadian dalam suatu populasi teterntu dengan jumlah penduduk dalam populasi
tersebut dalam batas waktu tertentu. Rate terdiri dari berbagai jenis ukuran diataranya adalah
.

Proporsi atau jumlah kelompok individu yang terdapat dalam penduduk suatu wilayah yang semula tidak
sakit dan menjadi sakit dalam kurun waktu tertentu dan pembilang pada proporsi tersebut adalah kasus
baru.
Tujuan dari Insidence Rate adalah sebagai berikut
• Mengukur angka kejadian penyakit
• Untuk mencari atau mengukur faktor kausalitas
• Perbandinagan antara berbagai populasi dengan pemaparan yang berbeda
• Untuk mengukur besarnya risiko yang ditimbulkan oleh determinan tertentu
Rumus:
P= (d/n)k
Dimana:
P= Estimasi incidence rate
d= Jumlah incidence (kasus baru)
n= Jumlah individu yang semula tidak sakit ( population at risk)

Hasil estimasi dari insiden dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan penanggulangan masalah
kesehatan dengan melihat, Potret masalah kesehatan, angka dari beberapa periode dapat digunakan
untuk melihat trend dan fluktuasi, untuk pemantauan dan evaluasi upaya pencegahan maupun
penanggulangan serta sebagai dasar untuk membuat perbandingan angka insidens antar wilayah dan
antar waktu

b) PR ( Prevalence)
Ukuran prevalensi suatu penyakit dapat digunkan
• Menggambarkan tingkat keberhasilan program pemberantasan penyakit
• Untuk penyusunan perencanaan pelayanan kesehatan. Misalnya, penyediaan obat-obatan, tenaga
kesehatan, dan ruangan
• Menyatakan banyaknya kasus yang dapat di diagnosa
• Digunakan untuk keperluan administratif lainnya
Angka prevalensi dipengaruhi oleh tingginya insidensi dan lamanya sakit. Lamanya sakit adalah suatu
periode mulai dari didiagnosanya suatu penyakit hingga berakhirnya penyakit teresebut yaitu sembuh,
kronis, atau mati

c) PePR (Periode Prevalence Rate)


PePR yaitu perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk selama 1
periode
Rumus:
PePR =(P/R)k
P = jumlah semua kasus yang dicatat
R = jumlah penduduk
k = pada saat tertentu

d) PoPR (Point Prevlene Rate)


Point Prevalensi Rate adalah nilai prevalensi pada saat pengamatan yaitu perbandingan antara jumlah
semua kasus yang dicatat dengan jumlah penduduk pada saat tetentu
Rumus:
PoPR =(Po/R)k
Po = perbandingan antara jumlah semua kasus yang dicatat
R =jumlah penduduk
k = selama 1 perode

Point prevalensi meningkat pada :


1. Imigrasi penderita
2. Emigrasi orang sehat
3. Imigrasi tersangka penderita atau mereka dengan risiko tinggi untuk menderita
4. Meningkatnya masa sakit
5. Meningkatnya jumlah penderita baru

Point prevalensi menurun pada :


1. Imigrasi orang sehat
2. Emigrasi penderita
3. Meningkatnya angka kesembuhan
4. Meningkatnya angka kematian
5. Menurunnya jumlah penderita baru
6. Masa sakit jadi pendek

e) AR (Attack Rate)
Attack rate adalah andala angaka sinsiden yang terjadi dalam waktu yang singkat (Liliefeld 1980) atau
dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan terserang penyakit tertentu pada periode tertentu
Attack rate penting pada epidemi progresif yang terjadi pada unit epidemi yaitu kelompok penduduk
yang terdapat pada ruang lingkup terbatas, seperti asrama, barak, atau keluarga.
f) SAR
g) CI (AAIR)
h) ID
i) Specifik menurut karakteristik
.

2. RASIO
Rasio adalah nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantittif yang pembilangnya tidak
merupakan bagian dari penyebut
Contoh:
Kejadian Luar Biasa(KLB) diare sebanyak 30 orang di suatu daerah. 10 diantaranya adalah jenis kelamn
pria. Maka rasio pria terhadap wanita
adalah R=10/20=1/2

3. PROPORSI
Proporsi adalah perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan bagian dari penyebut
Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-
peristiwa dalam kelompok data yang mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari
kelompok itu.
Pada contoh di atas, proporsi pria terhadap permapuan adalah
P= 10/30=1/3

2. UKURAN FERTILITAS
a) Crude Birth Rate (CBR) Angka kelahiran kasar
Angka kelahiran kasar adalah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 jumlah
penduduk pertengahan tahun yang sama.
Rumus:
CBR = (B/P)k
B = semua kealhiaran hidup yang dicata
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama.
k = konstanta(1000)

Angka kelahiran kasar ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam
waktu singkat tetapi kurang sensitif untuk
• Membandingkan tingkat fertilitas dua wilayah
• Mengukur perubahan tingkat fertilitas karena perubahan pada tingkat
kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk

b) Age Spesific Fertilty Rate (ASFR) Angka fertilitas menurut golongan umur
Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu
yang dicatat selam 1 tahun yang dicata per 1000 penduduk wanita pada golongan umur tertentu apda
tahun yang sama
Rumus:
ASFR = (F/R)k
F = Kelahiran oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicata
R = Penduduk wanita pada golongan umur tertentu pada tahun yang
sama
Angka fertilitas menurut golongan umur ini dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan pada angka
kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama hingga gambaran
kelahiran menjadi lebih teliti

c) Total Fertility Rate ( TFR) Angka fertilitas total


Angka fertilitas total adalah jumlah angka fertilitas menurut umur yang dicatat sealma 1 tahun
Rumus:
TFR = Jumlah angka fertilitas menurut umur X k

3. UKURAN MORTALITAS
a) Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang terjadi dalam 1
tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
Rumus:
CFR = (P/T)k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun
yang sama

perhitungan ini dapat digu8nakan uutk mengetahui tingakat penyakit dengan tingkat keamtia yang
tinggi. Rasio ini dapat dispesifikkan menjadi menurut goklongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan
dan lain-lain

b) Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar


Angka keamtian kasar adalah jumlah keamtian ang dicata selama 1 tahun per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun yang sama. Disebut kasar karena akngka ini dihitung secatra menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi denga tingkat kematian yang berbeda-
beda.
Rumus:
CDR= (D/P)k
D= jumlah keamtian yang dicata selama 1 tahun
P=Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
Manfaat CDR
a) Sebagai gambaran status kesehatan masyarakat
b) Sebagai gambaran tingkat permasalahan penyakit dalam masyarakat
c) Sebagai gambaran kondisi sosial ekonomi
d) Sebagai gambaran kondisi lingkungan dan biologis
e) Untuk menghitung laju pertumbuhan penduduk

c) Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Angka kematian menurut golongan umur adalah perbandingan antara jumlah kematian yang diacata
selama 1 tahun padas penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x pada
pertengaha n tahun
Rumus:
ASDR= (dx/px)k
dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x
px = jumlah penduduk pada golonga umur x pada pertengahan tahun yang sama
k = Konstanta
Manfaat ASDR sebagai berikut:
1. untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesahatan masyarakat dengan melihat kematian
tertinggi pada golongan umur
2. untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di bebagai wilayah
3. untuk menghitung rata-rata harapan hidup

d) Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita


Angka kematian Balita adalah gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak umur
1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk balita pada
tahun yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R)k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Penduduk balita pada tahun yang sama
` k = Konstanta
Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini
merupakan indikator yang sensitif untuk sataus keseahtan bayi dan anak

e) Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal


Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka Kematian Neonatal adalah jumlah
kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatata selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (d1/ B)k
di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta
Manfaat dari angka kematian neonatal adalah sebgai berikut;
1. untuyk mengetahuai tinggi rendahnya perawatan post natal
2. Untuk mengetahui program Imuninsasi
3. Untuk pertolongan persalina
4. untuk mengetahui penyakit infeksi

f) Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal


Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur
28 minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat dalam 1
tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R)k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28 minggu
M =ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 har
R = 1000 kelahiran kelahiran hidupn pada tahun yang sama.
Manfaat dari angka kematian perinatal adalah untuk menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat
terutama kesehatan ibu hamil dan bayi
Faktor yang mempengaruhi tinggnya PMR adalah sebagai berikut:
• Banyak bayi dengan berat badan lahir rendah
• Status gizi ibu dan bayi
• Keadaan sosial ekonomi
• Penyakit infeksi terutama ISPA
• Pertolongan persalinan

g) Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


Angka Kematian Bayi adalah perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang
diacat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
IMR = (d0 /B)k
d0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada thun yang sama
k = Konstanta
Manfaat dari perhitungan angka kematian bayi adalah sebagai berikit:
1. Untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan
faktor penyebab kematian bayi
2. Untuk Mengetahui tingkat pelayanan antenatal
3. Untuk mengetahui status gizi ibu hamil
4. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan program kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan Program Keluaga
berencana (KB)
5. untuk mengetahui kondisi lingkungan dan social ekonomi

h) Maternal Mortality Rate (MMR) Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
yang dicatat selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
MMR = (I/T)k
I = adalah jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan, persalinan, dan masa nifas
T = Kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k = konstanta
Tinggi rendahnya angka MMR tergantung kepada:
• Sosial ekonomi
• Kesehatan ibu sebellum hamil, persalinan, dan masa nasa nifas
• Pelayanan terhadap ibu hamil
• Pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas

Referensi:
1. Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
2. Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta
3. Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi
4. Arsip mata kuliah FKM UNHAS 2006

data statistik vital epidemiologi

DATA STATISTIK VITAL EPIDEMIOLOGI

PENDAHULUAN

Secara etimologis kata "statistik" berasal dari kata status (bahasa latin) yang mempunyai persamaan arti
dengan kata state (bahasa Inggris) atau kata staat (bahasa Belanda), dan yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan menjadi negara. Pada mulanya, kata "statistik" diartikan sebagai "kumpulan bahan
keterangan (data), baik yang berwujud angka (data kuantitatif) maupun yang tidak berwujud angka
(data kualitatif), yang mempunyai arti penting dan kegunaan yang besar bagi suatu negara. Namun,
pada perkembangan selanjutnya, arti kata statistik hanya dibatasi pada"kumpulan bahan keterangan
yang berwujud angka (data kuantitatif)" saja; bahan keterangan yang tidak berwujud angka (data
kualitatif) tidak lagi disebut statistik.

Informasi kependudukan (demografi) dan data statistic vital memang berguna untuk bidang
epidemiologi, kesehatan masyarakat dan layanan kesehatan masyarakat yang dapat diperoleh dari
berbagai sumber. Dari sekian banyak sumber data, beberapa diantaranya memiliki kegunaan yang lebih
dibandingkan sumber lainnya bagi epidemiologi. Keterterapan data tersebut juga harus
dipertimbangkan. Data harus dikumpulkan dan didistribusikan dengan menggunakan sistem yang
reliable dan metode standar yang rutin. Pembanding data dari Negara-negara lain sulit didapat karena
kurangnya metode pengumpulan dan publikasi standard dan hambatan masalah informasi umumnya.

Data statistik vital epidemiologi antara lain adalah morboditas, mortalitas, kelahiran, perkawinan,
perceraian dan usia harapan hidup.

Data Statistik Vital

Data statistik vital disebut juga kejadian vital yang mengacu pada proses pengumpulan data dan
penerapan metode statistik dasar pada data tersebut guna mengidentifikasi fakta-fakta kesehatan yang
vital di dalam sutau masyarakat, populasi atau wilayah tertentu. Data morbiditas, mortalitas,
pernikahan, perceraian, kelahiran semuanya merupakan data statistik vital.

1. Angka Kesakitan (Morbiditas) dan Usia Harapan Hidup

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggapsebagai penyakit. Penyakit,
sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanyadikategorikan di dalam istilah tunggal yaitu
morbiditas.Morbiditas (kesakitan) merupakan derajat sakit, cedera atau gangguan padasuatu populasi.
Morbiditas juga merupakan suatu penyimpangan dari status sehat dansejahtera atau keberadaan suatu
kondisi sakit. Morbiditas juga mengacu pada angkakesakitan yaitu ; jumlah orang yang sakit
dibandingkan dengan populasi tertentuyang sering kali merupakan kelompok yang sehat atau kelompok
yang beresiko.

Di dalam Epidemiologi , Ukuran Utama Morbiditas adalah : Angka Insidensi& Prevalensi dan berbagai
Ukuran Turunan dari kedua indikator tersebut. Setiapkejadian penyakit, kondisi gangguan atau kesakitan
dapat diukur dengan AngkaInsidensi dan Angka Prevalensi.Keberhasilan program kesehatan dan
program pembangunan sosial ekonomipada umumnya dapat dilihat dari peningkatan usia harapan
hidup penduduk darisuatu negara. Meningkatnya perawatan kesehatan melalui Puskesmas,
meningkatnyadaya beli masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yanglebih baik sehingga
memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang memadai, yangpada gilirannya akan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat danmemperpanjang usia harapan hidupnya.

Angka harapan hidup merupakan alat untuk mengevaluasi kinerjapemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, danmeningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka
harapan hidup yang rendahdi suatu daerah harus diikuti dengan program pembangunan kesehatan, dan
programsosial lainnya termasuk kesehatan lingkungan, kecukupan gisi dan kalori termasuk program
pemberantasan kemiskinan.

2. Angka kelahiran dan angka kelahiran kasar

Angka kelahiran (birth rate) suatu populasi biasanya merupakan angka kasar (crude rate) dan angka ini
mengacu pada keseluruhan populasi. Saatmenggunakan angka kasar (kelahiran maupun kematian) perlu
dilakukan pengkajianlebih lanjutb terhadap penggunaan rate spesifik dan distribusi usia
karenakaraktaristik penduduk sangat beragam sehingga angka kasar juga menjadi beragamdan tidak
akurat. Usia merupakan variable yang dapat menyebabkan semua rate padakeseluruhan populasi
menghasilkan data yang beragam pada kelompok yangberlainan.

Angka kelahiran kasar (crude rate birth) dan angka kematian kasar merupakan indikator yang sangat
berguna karena memberikan informasi ringkas,sekaligus data statistic umum dari populasi yang besar.
Angka kasar (crude rate) dapat dipakai dalam perbandingan internasional sekaligus dalam
perbandinganumum kejadian vital selama beberapa waktu.

3. Angka Kematian dan akta kematian pada data stasitik vital

Akta kematian juga termasuk dokumen yang penting bagi keluarga yangditinggal. Alasan yang paling
penting akta kematian sangat dibutuhkan adalah untuk memenuhi kebutuhan hukum. Kematian
ditangani dengan serius dan hokummemberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya
kematian akibatkesalahan melalui penelusuran dan pendataan kematian dengan metode yang
ketat.Kematian harus diregistrasi dan jika ada sesuatu yang mencurugakan, kematiantersebut akan
diselidiki termasuk melakukan autopsy. Akta kematian jugadibutuhkan untuk mengajukan klaim pensiun
dan asuransi jiwa. Angka kematian dandata relevan diperoleh dari proses registrasi akta kematian.

The National Center for Health Statistics telah menetapkan akta kematian standar dan akta kematian
standar untuk kematian janin yang memperlihatkan informasi minimum yang harus ada padaakta.
Masing-masing negara dapat mengembangkan aktanya sendiri dari akta standar ini.Rincian yang ada
dalam akta kematian, selain penyebab kematian, juga ada “penyebab utama kematian”. Ada ruang yang
memang dikosongkan dalam aktakematian untuk diisi dengan kondisi yang berkontribusi dalam
kematian.

4. Data statistik perkawinan dan perceraian


Status perkawinan memengaruhi struktur keluarga, status sosial ekonomi,kesehatan mental, akses ke
layanan kesehatan dan berbagai faktor lain yangberkaitan dengan status kesehatan. Badan Pusat
Statistik dalam publikasi hasil Survey Sosial EkonomiNasional Tahun 2003 Propinsi Sumatera Barat
menjelaskan bahwa status perkawinansebagai ukuran kesejahteraan biasanya dilihat dari jumlah
penduduk yang kawinpada usia muda dan tingginya angka perceraian. Perkawinan pada usia
mudadisamping disebabkan oleh faktor budaya juga berkaitan dengan faktor sosialekonomi dan
sebagian perceraian juga dilatarbelakangi oleh masalah ekonomi rumahtangga.

Berdasarkan data statistik kesejahteraan Indonesia tahun 2003 yangdipublikasikan oleh BPS tercatat
bahwa dari seluruh penduduk usia 10 tahun keatasdi Sumatera Barat terdapat 1,99 % yang berstatus
cerai hidup. Angka ini beradadiatas persentase rata-rata cerai hidup penduduk Indonesia sebesar 1,45
%. SumateraBarat merupakan peringkat kedua tertinggi dalam persentase perceraian di
Indonesiasetelah Nusa Tenggara Barat. Bila dilihat dari jenis kelamin, persentase penduduk perempuan
yang cerai hidup jauh lebih besar daripada penduduk laki-laki yangmasing-masing 2,2 %
dan 0,8 %. Jikadibandingkan antara daerah pedesaan dan perkotaan maka status cerai hidup lebih
banyak dialami oleh penduduk perdesaanyaitu sebesar 1,53 % dibandingkan daerah perkotaan sebesar
1,34%.

Sumber Data Statistik Vital

Data merupakan sumber informasi yang diperlukan oleh epidemiologidalam melakukan perannya.
Tanpa data, epidemiologi buta dan tidak mampu melihatmesalah kesehatan yang terjadi.

Sumber data epidemiologi antara lain adalah :

1. Data kependudukan

2. Sensus penduduk

3. Survey2.

4. Kelahiran dan kematian

Pencatatan akta kelahiran dan surat keterangan mininggal


Klinik umum/ klinik bersalin dan pelayanana kesehatan laiknnya3.

5. Data kesakitan

Rekam medis (Medical record) rumah sakit

Praktak dokter swasta

Penelitian khusus4.

6. Data lainnya

Penelitian/data sanitasi dan lingkungan

Catatan imunisasi

Pelaporan keluarga berencana

Registrasi Kejadian Vital

Semua kejadian vital dicatat dan datanya dimasukkan dalam tabel dangrafik. Data statistik vital adalah
data yang berkaitan dengan kejadian vital dalamkehidupan seperti kelahiran, kematian, perkawinan,
perceraian, abortus dan menderita penyakit serius tertentu. Namun, pelaporan morbiditas dan
mortalitasdimasukkan dalam bab yang terpisah. Mekanisme pelaporan morbiditas,
menyangkutinformasi, perolehan data dan pengolahannya dilakukan dengan cara yang berbeda.Data
morbiditas tidak selengkap data mortalitas dan kelahiran, sehingga informasiyang berasal dari sumber
mortalitas dan kelahiran memiliki reliabilitas yang lebihbaik.Registrasi adalah pencatatan kelahiran,
kematian, status perkawinan, abortusdan penyakit yang harus dilaporkan, serta pencatatan dan
penelusuran riwayatpenderita penyakit tertentu. Registrasi kejadian khusus lainnya
mungkinmenghasilkan data dan pemicu suatu penelitian, misalnya registrasi anak kembar.Penelitian
pada anak kembar, khusunya yang dipisahkan pada usia yang sangatmuda, dapat memberikan
pengetahuan yang berharga yang tidak dapat diperolehdalam kondisi lain, akibat susunan genetic
identik yang dimiliki kembar tersebut.

Kesimpulan

Data statistik vital epidemiologi terdiri atas data kesakitan (morbiditas), usiaharapan hidup, kelahiran,
kematian (mortalitas), data stetistik pernikahan danperceraian. Sumber data tersebut dapat diperoleh
dari sensus penduduk, survey,pencatatan akta kelahiran, rekam medis, dan lain-lain
MANFAAT EPIDEMIOLOGI

Membantu pekerjaan administrator dan perencana kesehatan untuk mengidentifikasi masalah dan
kebutuhan kesehatan, alokasi sumber dana, mengukur efektifitas program-program baru

- Salah satu teknik untuk menilai status kesehatan masyarakat dalam kesatuan populasi tertentu.
- Alat bantu menghasilkan ukuran dalam penafsiran akan fakta kesehatan
- Bagian statistik kesehatan yang menghasilkan ukuran tentang kejadian dalam kehidupan manusia dari
konsepsi sampai mati
- Statistik vital adalah statistik mengenai kesehatan dan bertujuan mempublikasikan data kesehatan
yang berguna sekali bagi evaluasi aktivitas, perencanaan, dasar tindak lanjut suatu pemantauan dan
penelitian (Slamet, 2004)

n Fungsi Statistik Vital

n Menilai dan membandingkan tingkat kesehatan masyarakat.

n Menentukan masalah dan penyebab masalah kesehatan masyarakat.

n Menentukan kontrol dan pemeliharaan selama pelaksanaan program kesehatan.

n Menentukan prioritas program kesehatan suatu daerah.

n Menentukan keberhasilan program suatu daerah.

n Mengembangkan prosedur, klasifikasi, indeks dan teknik evaluasi seperti sistim pencatatan dan
pelaporan.

n Menyebarluaskan informasi tentang situasi kesehatan dan program kesehatan

KEJADIAN YANG DINILAI DALAM VITAL STATISTIK


- Kejadian kematian
- Kelahiran
- Perkawinan
- Perceraian
- Adopsi
Penyakit

n Sumber Statistik Kesehatan

n Institusi-institusi kesehatan

n Program-program khusus

n Survei epidemiologi

n Survei kesehatan rumah tangga (household survey)

n Institusi-institusi ysng mengumpulkan data dengan tujuan-tujuan khusus

Angka Kematian Berdasarkan Umur

n Angka kematian berdasarkan umur adalah jumlah kematian pada kelompok umur tertentu terhadap
jumlah rata-rata penduduk pada kelompok umur tersebut.

n Manfaat data ini adalah untuk mengetahui tingkat dan pola kematian menurut golongan umur dan
penyebabnya.

n Apabila data setiap umur tidak tersedia, maka analisis dapat dilakukan pada tiga periode, yaitu

n Angka Kematian Umur 2 – 5 Bulan

Periode umur ini merupakan periode dengan status gizi seesorang anak yang dapat tergantung
pada praktik pemberian makanan, terutama apakah disusui atau tidak.

n Angka Kematian Umur 1 – 4 Tahun

n Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak umur 1-4 tahun banyak dipengaruhi oleh
keadaan gizi.

n Periode umur ini sering disebut dengan umur prasekolah. Pada periode ini anak rawan terhadap
masalah gizi, penyakit infeksi, dan tekanan emosi atau stres.

n Pada periode umur ini seorang anak tumbuh dengan cepat sehingga kebutuhan akan zat gizi juga
meningkat.
n Angka Kematian Umur 13 – 24 Bulan

Angka kejadian KEP pada umur ini sering terjadi, karena pada periode umur ini merupakan umur
periode penyapihan.

Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyebab Tertentu

n Angka penyebab penyakit dan kematian pada umur 1 – 4 tahun merupakan informasi yang penting
untuk menggambarkan keadaan gizi di suatu masyarakat.

n Dengan mengetahui penyebab kesakitan terhadap penyakit tertentu yang disertai penyakit
kekurangan gizi, atau terhadap penyakit kurang gizi yang disertai penyakit lainnya, dapat dilakukan
intervensi

Statistik Layanan Kesehatan

n Puskesmas

Data mengenai angka kesakitan dan penyebabnya yang tersedia di Puskesmas dapat juga
dijadikan isyarat tentang kondisi kesehatan di wilayah kerja Puskesmas tersebut.

n Rumah Sakit

n Meningkatnya kunjungan kasus gizi kurang yang dihadapi oleh rumah sakit juga meningkatkan isyarat
adanya kekurangan gizi masyarakat.

n Data-data dari rumah sakit ini dapat memberikan gambaran tentang keadaan gizi di dalam
masyarakat, baik dari segi angka kematian maupun penyebabnya.

Konsep orang, waktu dan tempat


dalam epidemiologi
17122008
Dalam studi epidemiologi, ada dua kegiatan pokok dan terpisah yang harus dilakukan.
Pertama, adalah studi terhadap jumlah dan distribusi penyakit, kondisi, cedera, ketidakmampuan,
dan kematian dalam populasi. Untuk melakukan studi ini, ahli epidemiologi harus mengakaji
semua aspek waktu, tempat, dan orang. Pengkajian rinci terhadap setiap elemen tersebut
dilakukan dan dianalisis dalam studi epidemiologi deskriptif.

A. Person (Orang)

Banyak fokus kita ketahui bahwa epidemiologi yang ditujukan pada aspek
orang dalam hal penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian. Studi
epidemiologi umumnya berfokus pada beberapa karakteristik demografi
utama dari aspek manusia yaitu usia, jenis kelamin, ras/etnik, status
perkawinan, pekerjaan, dan lain-lain.

1. Usia

Variabel usia merupakan hal yang penting karena semua rate


morbiditas dan rate mortalitas yang dilaporkan hampir selalu berkaitan
dengan usia. Usia termasuk variabel penting dalam mempelajari suatu
masalah kesehatan karena:

a. Ada kaitannya dengan daya tahan tubuh

Pada umumnya daya tahan tubuh orang dewasa lebih kuat daripada
bayi dan anak-anak.

b. Ada kaitannya dengan ancaman terhadap kesehatan

Orang dewasa yang karena pekerjaannya ada kemungkinan


menghadapi ancaman penyakit lebih berat dari pada ank-anak.

c. Ada kaitannya dengan kebiasaan hidup

Dibandingkan anak-anak, orang dewasa yang karena kebiasaan


hidupnya ada kemungkinan terkena penyakit akibat kesalahan
kebiasaan hidup tersebut.

Adanya perbedaan penyebaran penyakit di setiap kelompok usia


disebabkan oleh:
a. Adanya faktor tertentu pada kelompok usia tersebut yang menyebabkan
mereka mudah terserang. Misalnya, campak pada anak-anak.
Kesimpulannnya anak-anak tidak mempunyai kekebalan terhadap
campak.

b. Adanya faktor tertentu pada kelompok usia lain yang menyebabkan


mereka sulit terserang. Misalnya campak jarang ditemkan pada orang
dewasa. Kesimpulannnya orang dewasa mempunyai kekebalan terhadap
campak.

c. Adanya peristiwa tertentu yang pernah dialami oleh kelompok umur


tertentu. Misalnya TBC paru banyak ditemukan pada penduduk berumur
20 tahun ke atas. Kesimpulannya imunisasi BCG baru berjalan baik
sejak 20 tahun yang lalu.

a. Hubungan umur dengan mortalitas

Walaupun secara umum kematian dapat terjadi pada setiap


golongan usia tetapi dari berbagai catatan diketahui bahwa frekuansi
kematian pada setiap golongan usia berbeda-beda, yaitu kematian
tertinggi terjadi pada golongan umur 0-5 tahun dan kematian
terendah terletak pada golongan umur 15-25 tahun dan akan
meningkat lagi pada umur 40 tahun ke atas.

Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum


kematian akan meningkat dengan meningkatnya umur. Hal ini
disebabkan berbagai faktor, yaitu pengalaman terpapar oleh faktor
penyebab penyakit, faktor pekerjaan, kebiasaan hidup atau terjadinya
perubahan dalam kekebalan.

b. Hubungan Usia dengan Morbididtas

Kita ketahui bahwa pada hakikatnya suatu penyakit dapat


menyerang setiap orang pada semua golongan umur, tetapi ada
penyakit-penyakit tertentu yang lebih banyak menyerang golongan
usia tertentu. Penyakit-penyakit kronis mempunyai kecendrungan
meningkat dengan bertambahnya umur, sedangkan penyakit-penyakit
akut tidak mempunyai suatu kecendrungan yang jelas.

Anak berumur 1-5 tahun lebih banyak terkena infeksi saluran


pernapasan bagian atas (ISPA). Ini disebabkan perlindungan kekebalan
yang diperoleh dari ibu yang melahirkannya hanya sampai pada 6
bulan pertama setelah melahirkan, sedangkan setelah itu kekebalan
menghilang dan ISPA mulai menunjukkkan peningkatan.

Sebelum ditemukan vaksin, banyak terjadi pada anak-anak


berumur muda, tetapi setelah program imunisasi dijalankan, umur
penderita bergeser ke umur yang lebih tua. Walaupun program
imunisasi telah lama dijalankan di Indonesia, tetapi karena kesadaran
dan pengetahuan masyarakat yan masih rendah terutama di daerah
pedesaan sering kali target cakupan imunisasi tidak tercapai yang
berarti masih banyak anak atau bayi yang tidak mendapatkan
imunisasi. Gambaran ini tidak hanya terjadi pada negara-negara
berkembang seperti Indonesia, tetapi terjadi juga pada negara maju.

Penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, dan


karsinoma lebih banyak menyerang orang dewasa dan lanjut usia,
sedangkan penyakit kelamin, AIDS, kecelakaan lalu lintas,
penyalahgunaan obat terlarang banyak terjadi pada golongan usia
produktif yaitu remaja dan dewasa. Hubungan antara usia dan
penyakit tidak hanya pada frekuensinya saja, tetapi pada tingkat
beratnya penyakit, misalnya stapilococcus dan eschericia coli akan
menjadi lebih berat bila menyerang bayi daripada golongan umur lain
karena bayi masih sangat rentan terhadap infeksi.

c. Hubungan Tingkat Perkembangan Manusia Dengan Morbiditas

Dalam perkembangan secara alamiah, manusia mulai dari sejak


dilahirkan hingga akhir hayatnya senantiasa mengalami perubahan
baik fisik maupun psikis. Secara garis besar, perkembangan manusia
secara alamiah dapat dibagi menjadi beberapa fase yaitu fase bayi dan
anak-anak, fase remaja dan dewasa muda, fase dewasa dan lanjut
usia.

Dalam setiap fase perkembangan tersebut, manusia mengalami


perubahan dalam pola distribusi dan frekuensi morbiditas dan
mortalitas yang disebabkan terjadinya perubahan dalam kebiasaan
hidup, kekebalan, dan faal.

2. Jenis Kelamin

Hubungan Penyakit Dengan Jenis Kelamin

Secara umum, setiap penyakit dapat menyerang manusia baik laki-


laki maupun perempuan, tetapi pada beberapa penyakit terdapat
perbedaan frekuensi antara laki-laki dan perempuan. Hal ini antara lain
disebabkan perbedaan pekerjaan, kebiasaan hidup, kesadaran berobat,
perbedaan kemampuan atau kriteria diagnostik beberapa penyakit,
genetika atau kondisi fisiologis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak
menyerang perempuan daripada laki-laki antara lain:

1. Tireotoksikosis

2. Diabetes melitus

3. Obesitas

4. Kolesisitis

5. Rematoid artritis

Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang


perempuan, yaitu penyakit yang berkaitan dengan organ tubuh
perempuan seperti karsinoma uterus, karsinoma mamae, karsinoam
serviks, kista ovarii, dan adneksitis. Penyakit-penyakit yang lebih banyak
menyerang laki-laki daripada perempuan antara lain:

1. Penyakit jantung koroner

2. Infark miokard
3. Karsinoma paru

4. Hernia inguinalis

Selain itu, terdapat pula penyakit yang hanya menyerang laki-laki


seperti karsinoma penis, orsitis, hipertrofi prostat, dan karsinoma prostat.

3. Suku Bangsa

Suku bangsa atau golongan etnik adalah sekelompok manusia


dalam suatu populasi yang memiliki kebiasaan atau sifat biologis yang
sama. Walaupun klasifikasi penyakit berdasarkan suku bangsa sulit
dilakukan baik secara praktis maupun secara konseptual, tetapi karena
terdapat perbedaan yang besar dalam frekuensi dan beratnya penyakit
diantara suku bangsa maka dibuat klasifikasi walaupun kontroversi. Pada
umumnya penyakit yang berhubungan dengan suku bangsa berkaitan
dengan faktor genetik atau faktor lingkungan, misalnya:

1. Penyakit sickle cell anemia

2. Hemofilia

3. Kelainan biokimia sperti glukosa 6 fosfatase

4. Karsinoma lambung

Disamping ketiga fakor yang telah diuraikan di atas terdapat pula faktor-
faktor lain yang berkaitan dengan variabel “orang”, yaitu:

1. Sosial ekonomi

2. Budaya/agama

3. Pekerjaan

4. Status marital

5. Golongan darah

6. Infeksi alamiah
7. Kepribadian

4. Sosial ekonomi

Terdapatnya perbedaan penyebaran masalah kesehatan dipengaruhi


oleh dua faktor:

a. Perbedaan kemampuan ekonomi dalam mencegah atau mengobati


penyakit.

b. Perbedaan sikap hidup dan perilaku yang dimiliki.

Keadaan sosial ekonomi merupakan faktor yang mempengaruhi


frekuensi distribusi penyakit tertentu, misalnya TBC, infeksi akut
gastrointestinal, ISPA, anemia, melnutrisi, dan penyakit parasit yang
banyak terdapat pada penduduk golongan sosial ekonomi rendah.
Penyakit jantung koroner, hipertensi, obesitas, kadar kolesterol tinggi,
dan infark miokard yang banyak terdapat pada penduduk golongan
sosial ekonomi yang tinggi.

5. Budaya/agama

Dalam beberapa hal terdapat hubungan antara kebudayaan


masyarakat atau agama dengan frekuensi penyakit tertentu, misalnya:

1. Balanitis, karsnoam penis banyak terdapat pada orang yang tidak


melakukan sirkumsisi disertai dengan higiene perorangan yang jelek.

2. Trisinensis jarang terdapat pada orang Islam dan orang Yahudi karena
mereka tidak memakan babi.

3. Kelainan fungsi hati jarang ditemukan pada pemeluk agama islam


karena ajaran agama islam tidak membenarkan meminum alkohol.

6. Pekerjaan

Berbagai jenis pekerjaan akan berpengaruh pada frekuensi dan


distirbusi penyakit. Hal ini disebabkan sebagian hidupnya dihabiskan di
tempat pekerjaan dengan berbagai suasana dan lingkungan yang
berbeda. Misalnya, pekerjaan yang berhubungan dengan bahan fisika,
panas, bising, dan kimia seperti pekerja pabrik asbes yang banyak
menderita karsinoma paru dan gastrointestinal serta mesotelioma,
sedangkan fibrosis paru banyak terdapat pada pekerja yang terpapar oleh
silikon bebas, atau zat radioaktif seperti petugas di bagian radiologi dan
kedokteran nuklir.

Pekerja di bidang pertambangan, konstruksi bangunan atau


pertanian, dan pengemudi kendaraan bermotor mempunyai risiko yang
lebih beasr untuk mengalami trauma atau kecelakaan dibandingkan
dengan pekerja kantor.

Pada dasarnya hubungan antara pekerjaan dengan masalah


kesehatan disebabkan oleh:

a. Adanya risiko pekerjaan

Setiap pekerjaan mempunyai risiko tertentu dan karena itulah


macam penyakit yang dideritanya akan berbeda pula. Misalnya buruh
berisiko lebih besar terkena penyakit silikosis.

b. Adanya seleksi alamiah dalam memilih pekerjaan

Seseorang yang betrubuh lemah secara naluriah menghindari


macam pekerjaan fisik yang berat, demikian sebaliknya yang bertubuh
kuat.

c. Adanya perbedaan status sosial ekonomi

Perbedaan pekerjaan menyebabkan perbedaan status sosial


ekonomi sehigga menyebabkan perbedaan penyakit yang dideritanya.

7. Status Marital

Adanya hubungan antara status marital dengan frekuensi distribusi


morbiditas telah lama diketahui, tetapi penyebab pastinya belum
diketahui. Ada yang berpendapat bahwa hubungan status marital dengan
morbiditas dikaitkan dengan faktor psikis, emosional, dan hormonal atau
berkaitan dengan kehidupan seksual, kehamilan, melahirkan, dan laktasi.

Lebih banyak ditemukan pada perempuan yang tidak menikah


dibandingkan dengan perempuan yang menikah, sebaliknya karsinom
serviks lebih banyak ditemukan pada perempuan yang menikah daripada
yang tidak menikah atau menikah pada usia yang sangat muda atau
sering berganti pasangan. Kehamilan dan persalinan merupakan
merupakan faktor risiko terjadinya eklamsia dan praeklamsia yang dapat
menyebabkan kematian ibu. Angka kematian ibu di Indonesia masih
cukup tinggi dibandingkan dengan negara lain.

8. Golongan Darah ABO

Golongan darah juga dapat mempengaruhi insidensi suatu penyakit,


misalnya orang-orang dengan golongan darah A meningkatkan risiko
terserang karsinoma lambung, sedangkan golongan darah O lebih banyak
terkena ulkus duodeni.

B. Time (Waktu)

Variabel waktu merupakan faktor kedua yang harus diperhatikan ketika


melakukan analisis morbiditas dalam studi epideiologi karena pencatatan
dan laporan insidensi dan prevalensi penyakit selalu didasarkan waktu,
apakah mingguan, bulanan atau tahunan.

Laporan morbiditas ini menjadi sangat penting artinya dalam


epidemiologi karena didasarkan pada kejadian yang nyata dan bukan
berdasarkan perkiraan atau estimasi. Selain itu dengan pencatatan dan
laporan morbiditas dapat diketahui adanya perubahan-perubahan insidensi
dan prevalensi penyakit hingga hasilnya dapat digunakan untuk menyusun
perencanaan dan penanggulangan masalah kesehatan.

Mempelajari morbiditas berdasarkan waktu juga penting untuk


mengetahui hubungan antara waktu dan insiden penyakit atau fenomena
lain, misalnya penyebaran penyakit saluran pernapasan yang terjadi pada
waktu malam hari karena terjadinya perubahan kelembaban udara atau
kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar terjadi pada waktu malam hari.

Pengetahuan tentang penyebaran masalah kesehatan menurut waktu


akan membantu dalam memahami:

a. Kecepatan perjalanan penyakit

Apabila suatu penyakit dalam waktu yang singkat menyebar dengan


pesat, berarti perjalanan penyakit tersebut berlangsung cepat.

b. Lama terjangkitnya suatu penyakit

Lama terjangkitnya suatu penyakit dapat pula diketahui dari penyebaran


penyakit menurut waktu, yakni dengan memanfaatkan keterangan tentang
waktu terjangkitnya penyakit dan keterangan tentang waktu lenyapnya penyakit
tersebut.

Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu dipengaruhi oleh


beberapa hal yaitu:

a. Sifat penyakit yang ditemukan

Secara umum disebutkan bahwa penyakit infeksi lebih cepat menyebar


daripada penyakit bukan infeksi. Hal yang berperan di sini adalah sifat bibit
penyakit yang ditemukan yang dibedakan atas patogenisiti, virulensi,
antigenisiti, dan infektiviti.

b. Keadaan tempat terjangkitnya penyakit

Untuk penyakit infeksi keadaan yang paling penting adalah yang


menyangkut ada tidaknya reservoir bibit penyakit, yang jika dikaitkan dengan
keadaan tempat terjangkitnya penyakit disebut dengan nama environmental
reservoir yakni lingkungan alam di sekitar manusia.

c. Keadaan penduduk
Penyebaran masalah kesehatan menurut waktu juga dipengaruhi oleh
keadaan penduduk, baik yang menyangkut ciri-ciri manusianya dan ataupun
yang menyangkut jumlah dan penyebaran penduduk tersebut.

d. Keadaan pelayanan kesehatan yang tersedia

Jika keadaan pelayanan kesehatan baik, maka penyebaran suatu masalah


kesehatan dapat dicegah sehingga waktu terjangkitnya penyakit dapat
diperpendek.

Fluktuasi insiden penyakit yang diketahui terdiri dari:

1. Variasi Jangka Pendek

a. Sporadis

Kejadian ini relatif berlangsung singkat, umumnya


berlangsung di beberpa tempat, dan pada waktu pengamatan
masing-masing kejadian tidak saling berhubungan, misalnya dalam
proses penyebarannya. Contoh: penyebaran penyakit DHF

b. Endemis

Penyakit menular yang terus menerus terjadi di suatu tempat


atau prevalensi suatu penyakit yang biasanya terdapat di suau
tempat.

c. Pandemis

Penyakit yang berjangkit/menjalar ke beberapa negara atau


seluruh benua. Misalnya: Flu (1914), Kholera (1940), AIDS (1980),
SARS (2003).

d. Epidemis

Kenaikan kejadian suatu penyakit yang berlangsung secara


cepat dan dalam jumlah yang secara bermakna melebihi insidens
yang diperkirakan.
2. Variasi Berkala

a. Kecendrungan sekuler (secular trend)

Kecendrungan sekuler ialah terjadinya perubahan penyakit


atau KLB dalam waktu yang lama. Lamanya waktu dapat bertahun-
tahun sampai beberapa dasawarsa. Kecendrungan sekuler dapat
terjadi pada penyakit menular maupun penyakit infeksi
nonmenular. Misalnya, terjadinya pergeseran pola penyakit menular
ke penyakit yang tidak menular yang terjadi di negara maju pada
beberapa dasawarsa terakhir.

Pengetahuan tentang perubahan tersebut dapat digunakan


dalam penilaian keberhasilan upaya pemberantasan dan
pencegahan penyakit. Kecendrungan sekuler juga dapat digunakan
unuk mengetahui perubahan yang terjadi pada mortalitas.

Dalam mempelajari kecendrungan sekuler tentang mortalitas,


harus dikaitkan dengan sejauh mana perubahan insiden dan sejauh
mana perubahan tersebut menggambarkan kelangsungan hidup
penderita.

Angka kematian akan sejalan dengan angka insiden (insidence


rate) pada penyakit yang fatal dan bila kematian terjadi tidak lama
setelah diagnosis, misalnya karsinoma paru-paru, karena
memenuhi kriteria di atas.

b. Variasi siklik

Variasi siklik ialah terulangnya kejadian penyakit setelah


beberapa tahun, tergantung dari jenis penyakitnya, misalnya
epidemi campak biasanya berulang setelah 2-3 tahun kemudian.
Variasi siklik biasanya terjadi pada penyakit menular karena
penyakit noninfeksi tidak mempunyai variasi siklik.

c. Variasi musim
Variasi musim ialah terulangnya perubahan frekuensi insidensi
dan prevalensi penyakit yang terjadi dalam 1 tahun. Dalam
mempelajari morbiditas dan mortalitas, variasi musim merupakan
salah satu hal yang sangat penting karena siklus penyakit terjadi
sesuai dengan perubahan musim dan berulang setiap tahun.

Variasi musim sangat penting dalam menganalisis data


epidemiologi tentang kejadian luar biasa untuk menentukan
peningkatan insidensi suatu penyakit yang diakibatkan variasi
musim atau memang terjadinya epidemi. Bila adanya variasi musim
tidak diperhatikan, kita dapat menarik kesimpulan yang salah
tentang timbulnya KLB.

Disamping itu, pengetahuan tentang variasi musim juga


dibutuhkan pada penelitian epidemiologi karena penelitian yang
dilakukan pada musim yang berbeda akan menghasilkan frekuensi
distribusi penyakit yang berbeda pula. Penyakit-penyakit yang
mempunyai variasi musim antara lain: diare, influenza, dan tifus
abdominalis.

Beberapa ahli memasukkan variasi musim ke dalam variasi


siklik karena terjadinya berulang, tetapi di sini dipisahkan karena
pada variasi musim, terulangnya perubahan insidensi penyakit
dalam waktu yang pendek sesuai dengan perubahan musim,
sedangkan pada variasi siklik fluktuasi perubahan insiden penyakit
terjadi lebih lama yaitu suatu penyakit dapat terulang 1 atau 2
tahun sekali.

d. Variasi random

Variasi random diartikan sebagai terjadinya epidemi yang tidak


dapat diramalkan sebelumnya, misalnya epidemi yang terjadi
karena adanya bencana alam seperti banjir dan gempa bumi.

C. Place (Tempat)
Variabel tempat merupakan salah satu variabel penting dalam
epidemiologi deskriptif karena pengetahuan tentang tempat atau lokasi KLB
atau lokasi penyakit- penyakit endemis sangat dibutuhkan ketika melakukan
penelitian dan mengetahui sebaran berbagai penyakit di suatu wilayah
sehingga dari keterangan yang diperoleh akan diketahui:

a. Jumlah dan jenis masalah kesehatan yang ditemukan di suatu daerah.

b. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan di


suatu daerah.

c. Keterangan tentang faktor penyebab timbulnya masalah kesehatan di


suatu daerah.

Batas suatu wilayah dapat ditentukan berdasarkan:

1. Geografis

Ditentukan berdasarkan alamiah, administratif atau fisik, institusi,


dan instansi. Dengan batas alamiah dapat dibedakan negara yang
beriklim tropis, subtropis, dan negara dengan empat musim. Hal ini
penting karena dengan adanya perbedaan tersebut mengakibatkan
perbedaan dalam pola penyakit baik distribusi frekuensi penyakit
maupun jenis penyakit. Dari batas administratif dapat ditentukan
batas propinsi, kabupaten, kecamatan atau desa dengan sungai, jalan
kereta api, jembatan dan lainnya sebagai batas fisik.

2. Batas institusi

Dapat berupa industri, sekolah atau kantor, dan lainnya sesuai


dengan timbulnya masalah kesehatan.

Contoh kejadian penyakit berdasarkan tempat yaitu:

a. TBC, pada daerah penduduk padat dengan sosial ekonomi rendah

b. Cholera, pada daerah penduduk padat dengan linkungan jelek

c. Asbestosis, pada pekerja pabrik asbes.


Penyebaran masalah kesehatan menurut tempat, secara umum terdiri
dari:

1. Penyebaran satu wilayah

Masalah kesehatan hanya ditemukan di satu wilayah saja. Batasan


wilayah yang dimaksudkan tergantung dari sistem kepemerintahan
yang dianut. Misalnya satu kecamatan saja, satu kelurahan saja, dsb.
Pembagian menurut wilayah yang sering dipergunakan adalah desa
dan kota.

2. Penyebaran beberapa wilayah

Penyebaran beberapa wilayah tergantung dari sistem


kepemerintahan yang dianut. Misalnya beberapa kecamatan saja,
beberapa kelurahan saja, dsb.

3. Penyebaran satu negara (nasional)

Masalah kesehatan ditemukan di semua wilayah negara tersebut.

4. Penyebaran beberapa negara (regional)

Masalah kesehatan dapat menyebar ke beberapa negara. Masuk


atau tidaknya suatu penyakit ke suatu negara dipengaruhi oleh faktor:

a. Keadaan geografis negara tersebut dalam arti apakah ditemukan


keadaan-keadaan geografis tertentu yang menyebabkan suatu
penyakit dapat terjangkit atau tidak di negara tersebut.

b. Hubungan komunikasi yang dimiliki, dalam arti apakah letak


negara tersebut berdekatan dengan negara yang terjangkit
penyakit, bagaiman sistem transportasi antar negara, hubungan
antar penduduk, apakah egara tersebut terbuka untuk penduduk
yang berkunjung dan menetap, dsb.

c. Peraturan perundangan yang berlaku, khususnya dalam bidang


kesehatan.
5. Penyebaran banyak negara (internasional)

Masalah kesehatan ditemukan di banyak negara, yang pada saat ini


dengan kemajuan sistem komunikasi dan transportasi amat sering
terjadi.

Kepustakaan:

Azwar, azrul.1999. Pengantar Epidemologi. Jakarta: Binarupa Aksara

Budiarto, eko dkk. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Kasjomo, Subaris Heru dkk. 2008. Intisari Epidemiologi. Jakarta: Mitra Cendikia Press

Timmreck, Thomas C. dkk. 2005. Epidemiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai